Powered By Blogger

Rabu, 10 Desember 2008

Fogging Tidak Efektif Atasi DBD


*) Pemcam Gencarkan Penyuluhan Dan Penanggulangan DBD Dengan PSN
JATIBARANG-Peran aparat dalam pemberantasan demam berdarah dengue (DBD) sangat vital. Karena itu, Pemerintah Kecamatan (pemcam) Jatibarang bersama Dinas Kesehatan Puskesmas Jatisawit, memberikan penyuluhan kepada masyarakat Desa Lobener Lor, Kamis (4/12).
Aktifnya peran pemcam akan secara otomatis menggerakkan pihak yang berada di bawahnya seperti kuwu, kader kesehatan dan masyarakat agar memberantas penyakit yang ditularkan melalui nyamuk ini. Penyuluhan dan penanggulangan DBD yang dilakukan tersebut bertempat di Masjid Jami Baitul Mu’minien desa setempat. Dijelaskan tim kesehatan Puskesmas Jatisawit, musim hujan yang rentan dengan timbulnya penyakit DBD, bagi masyarakat harus secepatnya menyikapi dengan mencegah timbulnya korban melalui pencegahan-pencegahan yang segera dilakukan serta dijadikan kegiatan rutin selama musim hujan berlangsung. Karena dengan mencegah lebih baik dari pada mengobati, tentunya dengan selalu waspada pada kondisi lingkungan dan penyakit yang timbul untuk segera mendapat pertolongan tim medis di puskesmas maupun rumah sakit. Sedangkan fogging yang dinilai warga dapat mencegah penyebaran penyakit, pada kenyataan di lapangan ternyata tidak efektif. Karena dengan fogging tersebut hanya nyamuk-nyamuk dewasa saja yang mati, dan nyamuk kecil yang jumlahnya lebih banyak akan bebas beterbangan dan berkembang biak. Dan langkah efektif yang harus dilakukan yakni dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui tiga M, menguras penampungan air dua kali seminggu, mengubur barang bekas dan menutup tempat penampungan air serta meningkatkan kebersihan lingkungan. Camat Jatibarang Dudung Indra Ariska SH MH dalam kesempatan itu mengajak masyarakat untuk lebih meningkatkan kebersihan lingkungan untuk menghindari timbulnya penyakit yang mengancam jiwa, bukan saja orang dewasa tapi sasarannya termasuk anak-anak. “Dan pada saat penderita dalam perawatan tim medis, jangan buru-buru dibawa pulang tanpa ada ijin serta putusan sembuh dari dokter,” ujar Dudung dihadapan warga Desa Lobener Lor, kemarin. Bahkan dalam penyuluhan penanggulangan DBD tersebut, camat menyampaikan keprihatinannya atas meninggalnya dua warga akibat terserang DBD yang sebelumnya oleh warga dianggap penyakit panas biasa. “Suhu badan panas saat musim hujan harus diwaspadai dan segera periksakan ke puskesmas terdekat, karena bukan tidak mungkin panas yang diderita akibat gigitan nyamuk berbahaya,” himbaunya. Sementara itu, dari penyuluhan yang dilaksanakan itu, untuk penanggulangannya diperoleh kesepakatan bersama untuk saling berbaur dan bahu membahu membersihkan lingkungan. “Kita semua sepakat untuk melakukan operasi bersih rutin selama musim hujan di masing-masing lingkungan RT secara bersama-sama, yakni setiap hari Minggu pagi. Dan masyarakat agar bersama-sama pula untuk dapat berperan aktif tingkatkan gotong royong PSN,” pungkasnya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Tidak ada komentar:

Pembunuhan Sadis

Tewas Dibacok Mantan Suami

*) Dua Kali Kawin Cerai, Ditolak Minta Rujuk Kembali

SUKAGUMIWANG—Aksi yang dilakukan Romeo dalam kisah film Romeo dan Juliet memang menyita perhatian penontonnya, sedangkan yang dilakukan pelaku terhadap mantan istrinya kemarin apakah meniru adegan film tersebut?

Mukidi (32) warga blok Boros desa Gunungsari kecamatan Sukagumiwang tega menghabisi nyawa wanita yang pernah dinikahinya sebanyak dua kali. Anisah (30), yang masih satu desa tewas mengenaskan dengan luka bacok di bagian kepala, leher, punggung dan kaki.

Keterangan yang dihimpun Radar di Tempat Kejadian Perkara (TKP), kejadiannya Sabtu (30/8) sekitar pukul 19.30, berawal saat Anisah sedang duduk di depan warung milik orang tuanya Kasan (50) yang terletak di desa setempat Rt.01/04. Seketika datang Mukidi secara tiba-tiba dan langsung mengayunkan golok yang sengaja dibawanya dari rumah berulang kali ke tubuh Anisah. Korbanpun langsung terkapar tak berdaya menerima hujaman senjata tajam pelaku hingga dilarikan ke RSUD Arjawinangun Cirebon. “Saat kejadian saya lagi ngobrol sama tamu di dalam, tiba-tiba ada suara teriakan orang minta tolong. Setelah saya lihat keluar ternyata anak saya tergeletak dengan banyak darah, dan Mukidi sedang berusaha menusukkan golok ke arah perutnya”, jelas Kasan kepada Radar, kemarin sambil menunjukkan tempat jatuhnya Anisah.

Setelah dilakukan pertolongan medis di RSUD Arjawinangun, ternyata nyawa korban tidak dapat tertolong karena beberapa luka bacok sangat parah dalam jumlah banyak. Dan Mukidi yang berusaha bunuh diri setelah menghabisi nyawa korbannya dapat dihentikan warga, sehingga Mukidi yang nyawanya urung melayang sia-sia juga harus mendapat pertolongan tim medis. Tapi, berbeda dengan korbannya, Mukidi menjalani perawatan tim medis RS Bhayangkara Indramayu dengan tambahan borgol yang mengikat kedua tangannya.

Sumber di TKP mengatakan, Mukidi dan Anisah pernah melakukan pernikahan sebanyak dua kali dan pernikahan yang kedua dilakukan 2006 silam. Dari perkawinan pertamanya sekitar 12 tahun yang lalu, pasangan tersebut telah dikaruniai seorang anak yang kini duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Mukidi yang dikenal warga sekitar sebagai peminum minuman keras dan kerap melakukan perjudian, pada perceraiannya yang kedua berusaha untuk meminta rujuk kembali dengan mantan istrinya.

Namun karena ketidak senangan mantan istri dan keluarganya dengan sikap serta perilaku mabok dan judi pelaku, usahanya untuk dapat rujuk kembali tetap tidak menunjukkan hasil yang diharapkan. Sehingga pelaku nekad untuk melakukan aksi pembunuhan dan mencoba bunuh diri. Hal tersebut dilihat dari tulisan tangan pada selembar kertas yang bercambur noda darah, yang isinya menyebutkan “Mukidi – Anisah pegat paksa sampe dua kali, daripada pisah karo Anisah bagen mati suka mati loroane” yang artinya Mukidi – Anisah cerai paksa sampai dua kali, dari pada pisah dengan Anisah lebih baik mati harus mati dua-duanya.

Pada saat melakukan aksinya, pelaku menggunakan sebilah golok yang sengaja di bawanya dari rumah dan kedapatan membawa dua buku surat nikah atas nama Mukidi dan Anisah.

Setelah menjalani perawatan di RS Bhayangkara, pelaku digiring ke Mapolsek Kertasemaya guna dilakukan pemeriksaan dan korban tewas sekitar pukul 09.00 Minggu (31/8) pagi dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat. (tar)

Sumber : Radar Indramayu