Powered By Blogger

Rabu, 03 Desember 2008

Jalan Widasari - Lelea Rusak Parah


WIDASARI—Ruas jalan yang merupakan jalur lintas masyarakat dalam memperpendek jarak tempuh, dari Desa/Kecamatan Widasari hingga Desa Nunuk Kecamatan Lelea kondisinya rusak parah.

Jalan yang diperkirakan sepanjang 10 kilometer tersebut menjadi prioritas warga untuk digunakan sebagai jalur sibuk dalam melaksanakan rutinitasnya, namun dengan kondisi rusak berlubang, retak dan bergelombang sangat menjadi penghambat. Apalagi bagi pekerja dan pelajar yang dituntut untuk dapat tepat waktu.

Dari kerusakan jalan tersebut, warga sangat merasa dirugikan dengan menurunnya harga jual hasil pertanian dan kesulitan dalam melalui jalan penuh hambatan tersebut. Maka tidak heran jika pelajar yang menggunakan jalan tersebut dalam melaksanakan kewajibannya bersekolah sering terlambat, dan tidak jarang pula pengendara yang terdapat memperbaiki ataupun mendorong kendaraannya. Rusaknya jalan tersebut diduga diakibatkan truk yang masukmelintas melebihi tonase, dan pada saat hujan turun air tetap menggenangi ruas jalan sehingga membuat jalan semakin cepat hancur.

Masyarakat yang berada di sepanjang jalan dan pengendara yang melewatinya sangat mengeluhkan keberadaan kondisi jalan, yang seharusnya menjadi perhatian pemerintah kabupaten dalam melaksanakan pembangunan merata disegala bidang. “Jalan ini jadi pusat lalu lalangnya kendaraan yang digunakan oleh warga Indramayu, harusnya mendapat prioritas dalam perbaikan jalan agar rutinitas warga tidak terhambat,” tutur Tolib (45) warga Desa Bunder Widasari kepada Radar, Sabtu (25/10) sambil kembali mendorong motornya.

Parahnya lagi, kondisi jalan akan semakin hancur dan mengganggu kenyamanan pengendara pada saat turun hujan, karena kondisi jalan akan langsung berubah menjadi kubangan yang menjijikkan dan berlumpur. Terkadang, ada sedikit ruang yang menjadi pengendara berebut jalan yang sedikit bagus walaupun setapak, sehingga sangat riskan sekali terjadi kecelakaan akibat perebutan itu.

Dan yang timbul kemudian adalah rasa sakit pada badan pengendara oleh lubang-lubang dan kubangan di sepanjang ruas jalan tersebut, belum lagi debu yang ditimbulkan dari tanah yang mengotori jalan dan dapat mengganggu pernafasan. “Kalau kena hujan jalannya pasti licin, dan kami sebagai warga hanya bisa berharap agar pemerintah dapat segera memberikan perhatian dengan merelisasikan pembangunan jalan yang baik dan benar,” pinta Mahmudin (38) warga Desa Nunuk Kecamatan Lelea yang sering menggunakan jalan tersebut. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Tidak ada komentar:

Pembunuhan Sadis

Tewas Dibacok Mantan Suami

*) Dua Kali Kawin Cerai, Ditolak Minta Rujuk Kembali

SUKAGUMIWANG—Aksi yang dilakukan Romeo dalam kisah film Romeo dan Juliet memang menyita perhatian penontonnya, sedangkan yang dilakukan pelaku terhadap mantan istrinya kemarin apakah meniru adegan film tersebut?

Mukidi (32) warga blok Boros desa Gunungsari kecamatan Sukagumiwang tega menghabisi nyawa wanita yang pernah dinikahinya sebanyak dua kali. Anisah (30), yang masih satu desa tewas mengenaskan dengan luka bacok di bagian kepala, leher, punggung dan kaki.

Keterangan yang dihimpun Radar di Tempat Kejadian Perkara (TKP), kejadiannya Sabtu (30/8) sekitar pukul 19.30, berawal saat Anisah sedang duduk di depan warung milik orang tuanya Kasan (50) yang terletak di desa setempat Rt.01/04. Seketika datang Mukidi secara tiba-tiba dan langsung mengayunkan golok yang sengaja dibawanya dari rumah berulang kali ke tubuh Anisah. Korbanpun langsung terkapar tak berdaya menerima hujaman senjata tajam pelaku hingga dilarikan ke RSUD Arjawinangun Cirebon. “Saat kejadian saya lagi ngobrol sama tamu di dalam, tiba-tiba ada suara teriakan orang minta tolong. Setelah saya lihat keluar ternyata anak saya tergeletak dengan banyak darah, dan Mukidi sedang berusaha menusukkan golok ke arah perutnya”, jelas Kasan kepada Radar, kemarin sambil menunjukkan tempat jatuhnya Anisah.

Setelah dilakukan pertolongan medis di RSUD Arjawinangun, ternyata nyawa korban tidak dapat tertolong karena beberapa luka bacok sangat parah dalam jumlah banyak. Dan Mukidi yang berusaha bunuh diri setelah menghabisi nyawa korbannya dapat dihentikan warga, sehingga Mukidi yang nyawanya urung melayang sia-sia juga harus mendapat pertolongan tim medis. Tapi, berbeda dengan korbannya, Mukidi menjalani perawatan tim medis RS Bhayangkara Indramayu dengan tambahan borgol yang mengikat kedua tangannya.

Sumber di TKP mengatakan, Mukidi dan Anisah pernah melakukan pernikahan sebanyak dua kali dan pernikahan yang kedua dilakukan 2006 silam. Dari perkawinan pertamanya sekitar 12 tahun yang lalu, pasangan tersebut telah dikaruniai seorang anak yang kini duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Mukidi yang dikenal warga sekitar sebagai peminum minuman keras dan kerap melakukan perjudian, pada perceraiannya yang kedua berusaha untuk meminta rujuk kembali dengan mantan istrinya.

Namun karena ketidak senangan mantan istri dan keluarganya dengan sikap serta perilaku mabok dan judi pelaku, usahanya untuk dapat rujuk kembali tetap tidak menunjukkan hasil yang diharapkan. Sehingga pelaku nekad untuk melakukan aksi pembunuhan dan mencoba bunuh diri. Hal tersebut dilihat dari tulisan tangan pada selembar kertas yang bercambur noda darah, yang isinya menyebutkan “Mukidi – Anisah pegat paksa sampe dua kali, daripada pisah karo Anisah bagen mati suka mati loroane” yang artinya Mukidi – Anisah cerai paksa sampai dua kali, dari pada pisah dengan Anisah lebih baik mati harus mati dua-duanya.

Pada saat melakukan aksinya, pelaku menggunakan sebilah golok yang sengaja di bawanya dari rumah dan kedapatan membawa dua buku surat nikah atas nama Mukidi dan Anisah.

Setelah menjalani perawatan di RS Bhayangkara, pelaku digiring ke Mapolsek Kertasemaya guna dilakukan pemeriksaan dan korban tewas sekitar pukul 09.00 Minggu (31/8) pagi dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat. (tar)

Sumber : Radar Indramayu