Powered By Blogger

Rabu, 03 Desember 2008

Pilwu Bulak Dijaga Ketat Aparat


*) Terjunkan Dalmas, Brimob, 2 Unit Kendaraan Water Canon dan 1 Unit Jihandak, Penghitungan Hingga Malam Hari

JATIBARANG—Suasana yang sangat memanas pada pilwu 2008 terasa di wilayah Kecamatan Jatibarang yakni di Desa Bulak, sehingga pengamanan berlapis terfokus di lokasi pilwu desa tersebut. Sementara di dua desa lainnya, sejak dibukanya pemilihan kuwu hingga perhitungan hasil suara berjalan lancar dan tidak ada ekses.

Pantauan Radar di lokasi, penjagaan ekstra ketat oleh aparat kemanan baik Polri, TNI serta Sat Pol PP di lokasi pemungutan suara Desa Bulak sangat berbeda dengan pengamanan di desa lainnya. Unsur muspika yang juga siaga di lokasi yakni Camat Jatibarang Dudung Indra Ariska SH MH, Kapolsektif AKP Sumari serta Danramil Kapt (Inf) Wahnun.

Hal tersebut diduga karena desa setempat dinilai rawan konflik dan gangguan kamtibmas yang dapat mengganggu proses pilwu. Sehingga tidak aneh jika system pengamanannya difokuskan di desa yang tinggi resiko kerawanannya.

Pilwu yang diikuti dua kandidat yang sama-sama memiliki banyak massa pendukung tersebut, sejak beberapa hari sebelum hari H berada pada situasi yang sangat mengkhawatirkan. Apalagi, suasana pada saat pelaksanaan pemungutan suara bisa dikatakan sangat mencekam bersamaan munculnya dugaan-dugaan negative yang dapat mengganggu jalannya pilwu.

Untuk itu, system pengamanan yang sangat berbeda yakni dengan dikerahkannya 2 peleton Dalmas dan 2 Peleton Brimob, bahkan untuk mengantisipasi aksi massa polisi turut menyiagakan 2 unit kendaraan water canon dan 1 unit kendaraan pejinak bahan peledak. Dalam pemantauan serta pengamanan tersebut turut langsung terjun ke lokasi para petinggi Mapolwil Cirebon, Kaplres Indramayu AKBP Mashudi serta para perwira Mapolres Indramayu.

Sementara itu, hingga berita ini ditulis proses penghitungan surat suara masih berjalan dengan disaksikan ribuan masyarakat pendukung dari masing-masing calwu.

Sedangkan di dua desa lainnya, yakni Desa Pilangsari yang diikuti dua kandidat, calwu nomor urut 1 H Darno Atno Wijatno mendapatkan 1434 suara dan rivalnya dengan nomor urut 2 Muhamad Darman SPd hanya mendapat 862 suara. Dan surat suara tidak sah sebanyak 87.


Di Desa Sukalila yang juga diikuti dua calwu, dengan hasil penghitungan akhir yakni calwu nomor urut 1 Sanusi mendapat 211 suara dan Tawarudi (2) meraih suara terbanyak sejumlah 523 suara yang memastikan dirinya menduduki kursi kuwu desa setempat. Dan surat suara tidak sah sebanyak 65 buah. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Tidak ada komentar:

Pembunuhan Sadis

Tewas Dibacok Mantan Suami

*) Dua Kali Kawin Cerai, Ditolak Minta Rujuk Kembali

SUKAGUMIWANG—Aksi yang dilakukan Romeo dalam kisah film Romeo dan Juliet memang menyita perhatian penontonnya, sedangkan yang dilakukan pelaku terhadap mantan istrinya kemarin apakah meniru adegan film tersebut?

Mukidi (32) warga blok Boros desa Gunungsari kecamatan Sukagumiwang tega menghabisi nyawa wanita yang pernah dinikahinya sebanyak dua kali. Anisah (30), yang masih satu desa tewas mengenaskan dengan luka bacok di bagian kepala, leher, punggung dan kaki.

Keterangan yang dihimpun Radar di Tempat Kejadian Perkara (TKP), kejadiannya Sabtu (30/8) sekitar pukul 19.30, berawal saat Anisah sedang duduk di depan warung milik orang tuanya Kasan (50) yang terletak di desa setempat Rt.01/04. Seketika datang Mukidi secara tiba-tiba dan langsung mengayunkan golok yang sengaja dibawanya dari rumah berulang kali ke tubuh Anisah. Korbanpun langsung terkapar tak berdaya menerima hujaman senjata tajam pelaku hingga dilarikan ke RSUD Arjawinangun Cirebon. “Saat kejadian saya lagi ngobrol sama tamu di dalam, tiba-tiba ada suara teriakan orang minta tolong. Setelah saya lihat keluar ternyata anak saya tergeletak dengan banyak darah, dan Mukidi sedang berusaha menusukkan golok ke arah perutnya”, jelas Kasan kepada Radar, kemarin sambil menunjukkan tempat jatuhnya Anisah.

Setelah dilakukan pertolongan medis di RSUD Arjawinangun, ternyata nyawa korban tidak dapat tertolong karena beberapa luka bacok sangat parah dalam jumlah banyak. Dan Mukidi yang berusaha bunuh diri setelah menghabisi nyawa korbannya dapat dihentikan warga, sehingga Mukidi yang nyawanya urung melayang sia-sia juga harus mendapat pertolongan tim medis. Tapi, berbeda dengan korbannya, Mukidi menjalani perawatan tim medis RS Bhayangkara Indramayu dengan tambahan borgol yang mengikat kedua tangannya.

Sumber di TKP mengatakan, Mukidi dan Anisah pernah melakukan pernikahan sebanyak dua kali dan pernikahan yang kedua dilakukan 2006 silam. Dari perkawinan pertamanya sekitar 12 tahun yang lalu, pasangan tersebut telah dikaruniai seorang anak yang kini duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Mukidi yang dikenal warga sekitar sebagai peminum minuman keras dan kerap melakukan perjudian, pada perceraiannya yang kedua berusaha untuk meminta rujuk kembali dengan mantan istrinya.

Namun karena ketidak senangan mantan istri dan keluarganya dengan sikap serta perilaku mabok dan judi pelaku, usahanya untuk dapat rujuk kembali tetap tidak menunjukkan hasil yang diharapkan. Sehingga pelaku nekad untuk melakukan aksi pembunuhan dan mencoba bunuh diri. Hal tersebut dilihat dari tulisan tangan pada selembar kertas yang bercambur noda darah, yang isinya menyebutkan “Mukidi – Anisah pegat paksa sampe dua kali, daripada pisah karo Anisah bagen mati suka mati loroane” yang artinya Mukidi – Anisah cerai paksa sampai dua kali, dari pada pisah dengan Anisah lebih baik mati harus mati dua-duanya.

Pada saat melakukan aksinya, pelaku menggunakan sebilah golok yang sengaja di bawanya dari rumah dan kedapatan membawa dua buku surat nikah atas nama Mukidi dan Anisah.

Setelah menjalani perawatan di RS Bhayangkara, pelaku digiring ke Mapolsek Kertasemaya guna dilakukan pemeriksaan dan korban tewas sekitar pukul 09.00 Minggu (31/8) pagi dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat. (tar)

Sumber : Radar Indramayu