Powered By Blogger

Rabu, 10 Desember 2008

Simpang Tiga Pilangsari Gelap Dan Tanpa Lamer Rawan Kecelakaan

JATIBARANG—Jalur pantura yang merupakan jalur cepat kendaran, kondisi semakin memprihatinkan dengan minimnya sarana pulik yang seharusnya mendapat perhatian serius pihak terkait. Berdasarkan pantauan Radar, salah satunya yakni simpang tiga Pilangsari Kecamatan Jatibarang, persimpangan yang berada di jalur pantura tersebut kondisinya kian mendapat keluhan semua lapisan masyarakat. Karena dipersimpangan tersebut sudah sejak lama oleh pihak terkait tidak dioperasikannya lampu pengatur lalu lintas, dan yang terlihat setiap saatnya sebagai pengatur kendaraan adalah tukang parkir. Sehingga tidak heran jika kendaraan yang melintasinya saling serobot, dan kerap sekali menimbulkan kerawanan yang mengancam pengguna jalan.Selain itu, sudah lebih dari dua bulan, jika malam tiba situasi persimpangan tampak gelap gulita tanpa ada penerangan jalan umum (PJU). Padahal di sepanjang persimpangan tersebut sebelumnya tampak terang dengan adanya PJU di sepanjang median jalan.Namun, sejak tidak beroperasinya PJU hingga sekarang nampaknya belum ada penanganan dari pihak terkait, yang sudah sepatutnya dapat memberikan kenyamanan dan keselamatan bagi pengguna jalan.Hal tersebut sangat dikeluhkan oleh semua lapisan masyarakat terutama pengguna jalan, karena sangat khawatir, merekapun hanya bisa berharap ada penanganan serius dari pihak terkait. “Saya sering menggunakan jalur tersebut pada malam hari, dan situasinya sangat mencekam yang seakan-akan mengancam pengguna jalan yang melintasinya. Lampu merah sudah lama belum berfungsi dan sekarang ditambah lagi dengan matinya lampu PJU,” keluh Tarma (55) warga Desa Pilangsari Jatibarang.Dikatakan warga lainnya, kondisi seperti itu harus secepatnya mendapat perhatian yang langsung ditangani oleh pihak terkait. “Kondisi seperti itu kan sudah lama, pastinya pihak-pihak yang terkait sudah mengetahuinya. Tapi sampai sekarang tetap dibiarkan, kalau bisa jangan sampai ada korban dulu baru ada penanganan,” harap Didin (28) warga Desa/Kecamatan Jatibarang. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Tidak ada komentar:

Pembunuhan Sadis

Tewas Dibacok Mantan Suami

*) Dua Kali Kawin Cerai, Ditolak Minta Rujuk Kembali

SUKAGUMIWANG—Aksi yang dilakukan Romeo dalam kisah film Romeo dan Juliet memang menyita perhatian penontonnya, sedangkan yang dilakukan pelaku terhadap mantan istrinya kemarin apakah meniru adegan film tersebut?

Mukidi (32) warga blok Boros desa Gunungsari kecamatan Sukagumiwang tega menghabisi nyawa wanita yang pernah dinikahinya sebanyak dua kali. Anisah (30), yang masih satu desa tewas mengenaskan dengan luka bacok di bagian kepala, leher, punggung dan kaki.

Keterangan yang dihimpun Radar di Tempat Kejadian Perkara (TKP), kejadiannya Sabtu (30/8) sekitar pukul 19.30, berawal saat Anisah sedang duduk di depan warung milik orang tuanya Kasan (50) yang terletak di desa setempat Rt.01/04. Seketika datang Mukidi secara tiba-tiba dan langsung mengayunkan golok yang sengaja dibawanya dari rumah berulang kali ke tubuh Anisah. Korbanpun langsung terkapar tak berdaya menerima hujaman senjata tajam pelaku hingga dilarikan ke RSUD Arjawinangun Cirebon. “Saat kejadian saya lagi ngobrol sama tamu di dalam, tiba-tiba ada suara teriakan orang minta tolong. Setelah saya lihat keluar ternyata anak saya tergeletak dengan banyak darah, dan Mukidi sedang berusaha menusukkan golok ke arah perutnya”, jelas Kasan kepada Radar, kemarin sambil menunjukkan tempat jatuhnya Anisah.

Setelah dilakukan pertolongan medis di RSUD Arjawinangun, ternyata nyawa korban tidak dapat tertolong karena beberapa luka bacok sangat parah dalam jumlah banyak. Dan Mukidi yang berusaha bunuh diri setelah menghabisi nyawa korbannya dapat dihentikan warga, sehingga Mukidi yang nyawanya urung melayang sia-sia juga harus mendapat pertolongan tim medis. Tapi, berbeda dengan korbannya, Mukidi menjalani perawatan tim medis RS Bhayangkara Indramayu dengan tambahan borgol yang mengikat kedua tangannya.

Sumber di TKP mengatakan, Mukidi dan Anisah pernah melakukan pernikahan sebanyak dua kali dan pernikahan yang kedua dilakukan 2006 silam. Dari perkawinan pertamanya sekitar 12 tahun yang lalu, pasangan tersebut telah dikaruniai seorang anak yang kini duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Mukidi yang dikenal warga sekitar sebagai peminum minuman keras dan kerap melakukan perjudian, pada perceraiannya yang kedua berusaha untuk meminta rujuk kembali dengan mantan istrinya.

Namun karena ketidak senangan mantan istri dan keluarganya dengan sikap serta perilaku mabok dan judi pelaku, usahanya untuk dapat rujuk kembali tetap tidak menunjukkan hasil yang diharapkan. Sehingga pelaku nekad untuk melakukan aksi pembunuhan dan mencoba bunuh diri. Hal tersebut dilihat dari tulisan tangan pada selembar kertas yang bercambur noda darah, yang isinya menyebutkan “Mukidi – Anisah pegat paksa sampe dua kali, daripada pisah karo Anisah bagen mati suka mati loroane” yang artinya Mukidi – Anisah cerai paksa sampai dua kali, dari pada pisah dengan Anisah lebih baik mati harus mati dua-duanya.

Pada saat melakukan aksinya, pelaku menggunakan sebilah golok yang sengaja di bawanya dari rumah dan kedapatan membawa dua buku surat nikah atas nama Mukidi dan Anisah.

Setelah menjalani perawatan di RS Bhayangkara, pelaku digiring ke Mapolsek Kertasemaya guna dilakukan pemeriksaan dan korban tewas sekitar pukul 09.00 Minggu (31/8) pagi dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat. (tar)

Sumber : Radar Indramayu