Powered By Blogger

Jumat, 23 Januari 2009

Balita Terjangkit DBD Tewas


*) Sebelumnya berobat ke dukun

JATIBARANG—Virus Dengue secara nyata masih terus mengancam, ketidak waspadaan dapat mengakibatkan malapetaka. Salah satunya yang dialami pasangan suami istri Sayid (47) dan Darimi (41) warga Desa Mekargading RT 1/1 Kecamatan Sliyeg harus merelakan anak gadisnya yang masih balita meninggal dunia.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun Radar, Nurwenci (2) mengalami panas tubuh yang tinggi dan kecurigaan yang timbul setelah dilakukan pengobatan di beberapa tempat dengan belum ada perubahan kondisi tubuh. Kamis (8/1) pihak keluarga memutuskan untuk merujuknya ke RSI Zam Zam Jatibarang, sekitar pukul 14.00 Nurwenci masuk ruang UGD
Menurut keterangan tim medis, pada saat dilakukan pemeriksaan awal nadi pasien sudah tidak teraba dengan tingkat kesadaran yang sudah menurun drastis. Juga frekuensi pernafasan meningkat tajam (sesak) dengan suhu badan panas serta gusi berdarah.

Sementara itu, hasil uji laboratorium menunjukkan terjadinya penurunan jumlah trombosit, dari batas normal 150 ribu keatas menjadi 35 ribu. Karena pasien dalam kondisi gawat darurat, oleh tim medis mendapat observasi ketat serta pengawasan khusus.

Namun, kondisi shok yang dialami pasien menjadikannya komplikasi dengan virus dengue yang diidapnya. Hingga akhirnya upaya tim medis untuk menaikkan jumlah trombosit dan memulihkan kesadarannya dari shock, tetap tidak membuahkan hasil yang diharapkan pasutri Sayid dan Darimi. Memang nasib berkata lain, Nurwenci menghembuskan nafas terakhirnya di ruang UGD sekitar pukul 19.20 dalam upaya pertolongan tim medis.

Salah satu yang mengaku saudara korban mengatakan sambil terus menatap korban dari pintu ruang UGD, sebelum dibawa ke rumah sakit korban pernah menjalani pengobatan pada seorang dukun. Dan kata dukun korban saat itu tidak terkena apa-apa.

Dokter jaga RSIZ Jatibarang dr Rezkha Anazri saat dikonfirmasi Radar membenarkan pasien tidak tertolong karena saat masuk UGD sudah dalam keadaan yang sangat kritis. Dianjurkannya, jika terjadi demam antara 2 hingga 3 hari agar segera melakukan cek darah guna mengetahui sejak dini, DBD atau bukan. “Pasien yang kami berikan pengawasan ketat tadi, kondisinya sudah dalam keadaan gawat dan terus memburuk. Dan mengalami kesulitan dalam melakukan transfuse trombosit, kami sudah berupaya maksimal tapi tetap nyawanya tidak bisa diselamatkan,” jelasnya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Tidak ada komentar:

Pembunuhan Sadis

Tewas Dibacok Mantan Suami

*) Dua Kali Kawin Cerai, Ditolak Minta Rujuk Kembali

SUKAGUMIWANG—Aksi yang dilakukan Romeo dalam kisah film Romeo dan Juliet memang menyita perhatian penontonnya, sedangkan yang dilakukan pelaku terhadap mantan istrinya kemarin apakah meniru adegan film tersebut?

Mukidi (32) warga blok Boros desa Gunungsari kecamatan Sukagumiwang tega menghabisi nyawa wanita yang pernah dinikahinya sebanyak dua kali. Anisah (30), yang masih satu desa tewas mengenaskan dengan luka bacok di bagian kepala, leher, punggung dan kaki.

Keterangan yang dihimpun Radar di Tempat Kejadian Perkara (TKP), kejadiannya Sabtu (30/8) sekitar pukul 19.30, berawal saat Anisah sedang duduk di depan warung milik orang tuanya Kasan (50) yang terletak di desa setempat Rt.01/04. Seketika datang Mukidi secara tiba-tiba dan langsung mengayunkan golok yang sengaja dibawanya dari rumah berulang kali ke tubuh Anisah. Korbanpun langsung terkapar tak berdaya menerima hujaman senjata tajam pelaku hingga dilarikan ke RSUD Arjawinangun Cirebon. “Saat kejadian saya lagi ngobrol sama tamu di dalam, tiba-tiba ada suara teriakan orang minta tolong. Setelah saya lihat keluar ternyata anak saya tergeletak dengan banyak darah, dan Mukidi sedang berusaha menusukkan golok ke arah perutnya”, jelas Kasan kepada Radar, kemarin sambil menunjukkan tempat jatuhnya Anisah.

Setelah dilakukan pertolongan medis di RSUD Arjawinangun, ternyata nyawa korban tidak dapat tertolong karena beberapa luka bacok sangat parah dalam jumlah banyak. Dan Mukidi yang berusaha bunuh diri setelah menghabisi nyawa korbannya dapat dihentikan warga, sehingga Mukidi yang nyawanya urung melayang sia-sia juga harus mendapat pertolongan tim medis. Tapi, berbeda dengan korbannya, Mukidi menjalani perawatan tim medis RS Bhayangkara Indramayu dengan tambahan borgol yang mengikat kedua tangannya.

Sumber di TKP mengatakan, Mukidi dan Anisah pernah melakukan pernikahan sebanyak dua kali dan pernikahan yang kedua dilakukan 2006 silam. Dari perkawinan pertamanya sekitar 12 tahun yang lalu, pasangan tersebut telah dikaruniai seorang anak yang kini duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Mukidi yang dikenal warga sekitar sebagai peminum minuman keras dan kerap melakukan perjudian, pada perceraiannya yang kedua berusaha untuk meminta rujuk kembali dengan mantan istrinya.

Namun karena ketidak senangan mantan istri dan keluarganya dengan sikap serta perilaku mabok dan judi pelaku, usahanya untuk dapat rujuk kembali tetap tidak menunjukkan hasil yang diharapkan. Sehingga pelaku nekad untuk melakukan aksi pembunuhan dan mencoba bunuh diri. Hal tersebut dilihat dari tulisan tangan pada selembar kertas yang bercambur noda darah, yang isinya menyebutkan “Mukidi – Anisah pegat paksa sampe dua kali, daripada pisah karo Anisah bagen mati suka mati loroane” yang artinya Mukidi – Anisah cerai paksa sampai dua kali, dari pada pisah dengan Anisah lebih baik mati harus mati dua-duanya.

Pada saat melakukan aksinya, pelaku menggunakan sebilah golok yang sengaja di bawanya dari rumah dan kedapatan membawa dua buku surat nikah atas nama Mukidi dan Anisah.

Setelah menjalani perawatan di RS Bhayangkara, pelaku digiring ke Mapolsek Kertasemaya guna dilakukan pemeriksaan dan korban tewas sekitar pukul 09.00 Minggu (31/8) pagi dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat. (tar)

Sumber : Radar Indramayu