Sabtu, 03 Januari 2009
Pemuda Sekarat Hantam Pantat Truk
JATIBARANG - Akibat sebuah truk yang melakukan parkir asal-asalan, seorang pemuda yang dibonceng motor sekarat setelah tubuhnya menghantam pantat mobil yang dikendarai supir tidak mengerti rambu lalu lintas, Sabtu (3/1) sekitar pukul 10.30 di jalur pantura Pilangsari Jatibarang.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh Radar, peristiwa tersebut bermula ketika sebuah sepeda motor Yanaha vega R nopol E 6073 RZ yang dikemudikan Agung (22) dengan membonceng Heriyanto (22) warga Desa Pilangsari Blok Como, melaju dari arah Cirebon menuju Jatibarang. Setelah melewati sebuah tikungan sekitar 100 meter, motor yang melaju berdampingan dengan sebuah kijang disisi kirinya mendadak dikejutkan oleh sebuah truk barang yang langsung melintang di tengah jalan. Informasinya, truk tersebut akan melakukan parkir di sebuah rumah makan yang juga dijadikan kantong parkir truk.
Namun, sebagian besar badan truk yang masih tersisa di jalur arah Jakarta menutup ruang gerak laju motor. Dan akibatnya, upaya maksimal pengemudi motor untuk menghindari badan truk tidak membuahkan hasil yang diinginkan, karena truk yang melintang melakukan pengereman mendadak masih menghantam tubuh pembonceng motor tersebut.
Hantaman keras tubuh korban menghempaskannya dari jok motor, dan pengemudinya kontan tidak bisa mengendalikan keseimbangan dan ikut tersungkur bersama kendaraannya.
Heriyanto yang terlempar ke sisi jalan langsung sekarat dan tidak sadarkan diri dengan darah yang terus mengucur dari lengan dan kepalanya, sedangkan Agung yang juga terpisah dari motornya mengalami luka dibeberapa bagian tubuhnya. Oleh warga, kedua korban segera dilarikan ke RSI Zam Zam Jatibarang. Di ruang UGD, Heriyanto dapat siuman setelah beberapa jam mendapat pertolongan tim medis.
"Mobil truknya warna oranye bawa muatan," kata Agung saat ditanya Radar, kemarin di ruang UGD.
Sementara itu, ciri-ciri truk yang disebutkan korban dikatakan seorang tukang parkir langsung mengambil arah Cirebon melarikan diri, padahal truk-truk yang parkir di tempat tersebut sudah menjadi langganan secara rutin. "Langsung muter dan kabur ke arah sana, ada yang warna oranye juga baru datang tadi," ucap Batak.
Sedangkan, pembuka median jalan yang sering digunakan truk dari arah Cirebon untuk parkir, sangat jelas terpampang rambu lalu lintas yang melarang kendaraan untuk memutar arah kecuali dari arah Jakarta. Sehingga secara otomatis, aturan lalu lintas yang ada menjadi tindak pelanggaran lalu lintas yang tidak terpantau aparat. Bahkan, sejumlah pengendara yang melintasi jalur tersebut kerap sekali terancam keselamatannya oleh hilir mudiknya kendaraan yang parkir asal-asalan. "Kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan sangat sering terganggu, terkadang truk yang sudah menyalahi rambu menjadi prioritas tukang parkir ketimbang kendaraan yang sedang melaju di jalur lurus. Dan parkiran di tempat itu harus segera ditertibkan, keselamatan orang banyak harus diutamakan daripada kepentingan segelintir orang," pinta salah satu warga setempat Naswan. (tar)
sumber : Radar Indramayu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pembunuhan Sadis
Tewas Dibacok Mantan Suami
*) Dua Kali Kawin Cerai, Ditolak Minta Rujuk Kembali
SUKAGUMIWANG—Aksi yang dilakukan Romeo dalam kisah film Romeo dan Juliet memang menyita perhatian penontonnya, sedangkan yang dilakukan pelaku terhadap mantan istrinya kemarin apakah meniru adegan film tersebut?
Mukidi (32) warga blok Boros desa Gunungsari kecamatan Sukagumiwang tega menghabisi nyawa wanita yang pernah dinikahinya sebanyak dua kali. Anisah (30), yang masih satu desa tewas mengenaskan dengan luka bacok di bagian kepala, leher, punggung dan kaki.
Keterangan yang dihimpun Radar di Tempat Kejadian Perkara (TKP), kejadiannya Sabtu (30/8) sekitar pukul 19.30, berawal saat Anisah sedang duduk di depan warung milik orang tuanya Kasan (50) yang terletak di desa setempat Rt.01/04. Seketika datang Mukidi secara tiba-tiba dan langsung mengayunkan golok yang sengaja dibawanya dari rumah berulang kali ke tubuh Anisah. Korbanpun langsung terkapar tak berdaya menerima hujaman senjata tajam pelaku hingga dilarikan ke RSUD Arjawinangun Cirebon. “Saat kejadian saya lagi ngobrol sama tamu di dalam, tiba-tiba ada suara teriakan orang minta tolong. Setelah saya lihat keluar ternyata anak saya tergeletak dengan banyak darah, dan Mukidi sedang berusaha menusukkan golok ke arah perutnya”, jelas Kasan kepada Radar, kemarin sambil menunjukkan tempat jatuhnya Anisah.
Setelah dilakukan pertolongan medis di RSUD Arjawinangun, ternyata nyawa korban tidak dapat tertolong karena beberapa luka bacok sangat parah dalam jumlah banyak. Dan Mukidi yang berusaha bunuh diri setelah menghabisi nyawa korbannya dapat dihentikan warga, sehingga Mukidi yang nyawanya urung melayang sia-sia juga harus mendapat pertolongan tim medis. Tapi, berbeda dengan korbannya, Mukidi menjalani perawatan tim medis RS Bhayangkara Indramayu dengan tambahan borgol yang mengikat kedua tangannya.
Sumber di TKP mengatakan, Mukidi dan Anisah pernah melakukan pernikahan sebanyak dua kali dan pernikahan yang kedua dilakukan 2006 silam. Dari perkawinan pertamanya sekitar 12 tahun yang lalu, pasangan tersebut telah dikaruniai seorang anak yang kini duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Mukidi yang dikenal warga sekitar sebagai peminum minuman keras dan kerap melakukan perjudian, pada perceraiannya yang kedua berusaha untuk meminta rujuk kembali dengan mantan istrinya.
Namun karena ketidak senangan mantan istri dan keluarganya dengan sikap serta perilaku mabok dan judi pelaku, usahanya untuk dapat rujuk kembali tetap tidak menunjukkan hasil yang diharapkan. Sehingga pelaku nekad untuk melakukan aksi pembunuhan dan mencoba bunuh diri. Hal tersebut dilihat dari tulisan tangan pada selembar kertas yang bercambur noda darah, yang isinya menyebutkan “Mukidi – Anisah pegat paksa sampe dua kali, daripada pisah karo Anisah bagen mati suka mati loroane” yang artinya Mukidi – Anisah cerai paksa sampai dua kali, dari pada pisah dengan Anisah lebih baik mati harus mati dua-duanya.
Pada saat melakukan aksinya, pelaku menggunakan sebilah golok yang sengaja di bawanya dari rumah dan kedapatan membawa dua buku surat nikah atas nama Mukidi dan Anisah.
Setelah menjalani perawatan di RS Bhayangkara, pelaku digiring ke Mapolsek Kertasemaya guna dilakukan pemeriksaan dan korban tewas sekitar pukul 09.00 Minggu (31/8) pagi dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat. (tar)
Sumber : Radar Indramayu
*) Dua Kali Kawin Cerai, Ditolak Minta Rujuk Kembali
SUKAGUMIWANG—Aksi yang dilakukan Romeo dalam kisah film Romeo dan Juliet memang menyita perhatian penontonnya, sedangkan yang dilakukan pelaku terhadap mantan istrinya kemarin apakah meniru adegan film tersebut?
Mukidi (32) warga blok Boros desa Gunungsari kecamatan Sukagumiwang tega menghabisi nyawa wanita yang pernah dinikahinya sebanyak dua kali. Anisah (30), yang masih satu desa tewas mengenaskan dengan luka bacok di bagian kepala, leher, punggung dan kaki.
Keterangan yang dihimpun Radar di Tempat Kejadian Perkara (TKP), kejadiannya Sabtu (30/8) sekitar pukul 19.30, berawal saat Anisah sedang duduk di depan warung milik orang tuanya Kasan (50) yang terletak di desa setempat Rt.01/04. Seketika datang Mukidi secara tiba-tiba dan langsung mengayunkan golok yang sengaja dibawanya dari rumah berulang kali ke tubuh Anisah. Korbanpun langsung terkapar tak berdaya menerima hujaman senjata tajam pelaku hingga dilarikan ke RSUD Arjawinangun Cirebon. “Saat kejadian saya lagi ngobrol sama tamu di dalam, tiba-tiba ada suara teriakan orang minta tolong. Setelah saya lihat keluar ternyata anak saya tergeletak dengan banyak darah, dan Mukidi sedang berusaha menusukkan golok ke arah perutnya”, jelas Kasan kepada Radar, kemarin sambil menunjukkan tempat jatuhnya Anisah.
Setelah dilakukan pertolongan medis di RSUD Arjawinangun, ternyata nyawa korban tidak dapat tertolong karena beberapa luka bacok sangat parah dalam jumlah banyak. Dan Mukidi yang berusaha bunuh diri setelah menghabisi nyawa korbannya dapat dihentikan warga, sehingga Mukidi yang nyawanya urung melayang sia-sia juga harus mendapat pertolongan tim medis. Tapi, berbeda dengan korbannya, Mukidi menjalani perawatan tim medis RS Bhayangkara Indramayu dengan tambahan borgol yang mengikat kedua tangannya.
Sumber di TKP mengatakan, Mukidi dan Anisah pernah melakukan pernikahan sebanyak dua kali dan pernikahan yang kedua dilakukan 2006 silam. Dari perkawinan pertamanya sekitar 12 tahun yang lalu, pasangan tersebut telah dikaruniai seorang anak yang kini duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Mukidi yang dikenal warga sekitar sebagai peminum minuman keras dan kerap melakukan perjudian, pada perceraiannya yang kedua berusaha untuk meminta rujuk kembali dengan mantan istrinya.
Namun karena ketidak senangan mantan istri dan keluarganya dengan sikap serta perilaku mabok dan judi pelaku, usahanya untuk dapat rujuk kembali tetap tidak menunjukkan hasil yang diharapkan. Sehingga pelaku nekad untuk melakukan aksi pembunuhan dan mencoba bunuh diri. Hal tersebut dilihat dari tulisan tangan pada selembar kertas yang bercambur noda darah, yang isinya menyebutkan “Mukidi – Anisah pegat paksa sampe dua kali, daripada pisah karo Anisah bagen mati suka mati loroane” yang artinya Mukidi – Anisah cerai paksa sampai dua kali, dari pada pisah dengan Anisah lebih baik mati harus mati dua-duanya.
Pada saat melakukan aksinya, pelaku menggunakan sebilah golok yang sengaja di bawanya dari rumah dan kedapatan membawa dua buku surat nikah atas nama Mukidi dan Anisah.
Setelah menjalani perawatan di RS Bhayangkara, pelaku digiring ke Mapolsek Kertasemaya guna dilakukan pemeriksaan dan korban tewas sekitar pukul 09.00 Minggu (31/8) pagi dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat. (tar)
Sumber : Radar Indramayu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar