Powered By Blogger

Kamis, 08 Januari 2009

Pengusaha emas di dor kawanan perampok


*) Dikira emas didalam kotak, perampok bawa kabur rantang makanan.

INDRAMAYU-H Maman Badruzaman(32) warga Desa Lobener RT. 01/03 Kecamatan Jatibarang yang juga pengusaha salah satu toko emas di Jatibarang, Rabu(7/1) pukul 19.00 ditembak dua orang perampok. Kejadian tersebut terjadi sekitar 200 meter sebelum rumah korban. Namun beruntung, timah panas tersebut hanya mengenai betis kanannya, sehingga nyawa korban terselamatkan.

Kejadian tersebut berawal ketika H Maman Badruzaman bersama ke empat orang karyawati nya, Masmudah(18), Dian(18), Afiya(22) dan Soleha(20) pulang kerja dari arah Jatibarang menuju Lobener dengan mengendari mobil Kijang Merah dengan plat Nomor E 1707 AM. Ketika Korban melintas didepan PDAM Lobener dijalur perbatasan Lobener lor dan Lobener Kidul, mobil yang dikendarainya dihadang oleh dua orang kawanan perampok yang mengendarai Mio Biru. Dua orang perampok tersebut langsung menghampiri korban dengan menyuruh korban membuka kaca samping. Seketika itu juga, korban ditodong pistol dengan ancaman agar korban menyerahkan barang bawaannya yang ada di dalam mobil. Namun, korban menolak dan sempat menepis todongan tersebut yang membuat para perampok kesal. Perampok tersebut lalu membuka paksa pintu mobil dan menembakan timah panas tersebut ke arah betis korban.

“Mereka menembakan satu kali ke betis saya, lalu mereka membuka pintu belakang mobil dan mengambil barang bawaan yang ada,” ujar Maman sambil merintih saat ditanyai Radar.

Setelah para pelaku mengambil barang lalu kabur, namun saya sempat keluar mobil dan berterik dan kebetulan banyak warga yang menghampiri. Ketika warga hendak mengejar kawanan perampok tersebut juga sempat melepaskan kembali timah panas kearah warga yang mengejar, beruntung tembakan tersebut tidak mengenai para warga tersebut. Lalu korban ditolong warga untuk dilarikan ke rumah sakit agar menerima perawatan.

“Seketika itu saya tidak sadarkan diri, saat sadar sudah ada di RSUD Indramayu. Terus terang saya masih shok,” ucapnya.

Sementara, Soleha salah satu karyawati yang ada di dalam mobil saat kejadian tersebur berlangsung, mengatakan bahwa semuanya mengira motor yang tiba-tiba berhenti didepan mobil dikira tersenggol dan ingin meminta pertanggungjawaban. Namun salah kira, ketika berhenti ternyata perampok. Barang yang mereka ambil hanya sebuah rantang makanan yang dibungkus yang kemungkinan mereka kira emas. “Kedua perampok tersebut menggunakan kacamata dengan wajah dicadar dan membawa tas besar,” tegasnya.

Kejadian perampokan tersebut kasusnya saat ini langsung ditangani pihak kepolisian Indramayu. Hingga berita ini ditulis, korban masih dimintai keterangan oleh pihak kepolisian. (alw/tar)

Sumber : Radar Indramayu

Tidak ada komentar:

Pembunuhan Sadis

Tewas Dibacok Mantan Suami

*) Dua Kali Kawin Cerai, Ditolak Minta Rujuk Kembali

SUKAGUMIWANG—Aksi yang dilakukan Romeo dalam kisah film Romeo dan Juliet memang menyita perhatian penontonnya, sedangkan yang dilakukan pelaku terhadap mantan istrinya kemarin apakah meniru adegan film tersebut?

Mukidi (32) warga blok Boros desa Gunungsari kecamatan Sukagumiwang tega menghabisi nyawa wanita yang pernah dinikahinya sebanyak dua kali. Anisah (30), yang masih satu desa tewas mengenaskan dengan luka bacok di bagian kepala, leher, punggung dan kaki.

Keterangan yang dihimpun Radar di Tempat Kejadian Perkara (TKP), kejadiannya Sabtu (30/8) sekitar pukul 19.30, berawal saat Anisah sedang duduk di depan warung milik orang tuanya Kasan (50) yang terletak di desa setempat Rt.01/04. Seketika datang Mukidi secara tiba-tiba dan langsung mengayunkan golok yang sengaja dibawanya dari rumah berulang kali ke tubuh Anisah. Korbanpun langsung terkapar tak berdaya menerima hujaman senjata tajam pelaku hingga dilarikan ke RSUD Arjawinangun Cirebon. “Saat kejadian saya lagi ngobrol sama tamu di dalam, tiba-tiba ada suara teriakan orang minta tolong. Setelah saya lihat keluar ternyata anak saya tergeletak dengan banyak darah, dan Mukidi sedang berusaha menusukkan golok ke arah perutnya”, jelas Kasan kepada Radar, kemarin sambil menunjukkan tempat jatuhnya Anisah.

Setelah dilakukan pertolongan medis di RSUD Arjawinangun, ternyata nyawa korban tidak dapat tertolong karena beberapa luka bacok sangat parah dalam jumlah banyak. Dan Mukidi yang berusaha bunuh diri setelah menghabisi nyawa korbannya dapat dihentikan warga, sehingga Mukidi yang nyawanya urung melayang sia-sia juga harus mendapat pertolongan tim medis. Tapi, berbeda dengan korbannya, Mukidi menjalani perawatan tim medis RS Bhayangkara Indramayu dengan tambahan borgol yang mengikat kedua tangannya.

Sumber di TKP mengatakan, Mukidi dan Anisah pernah melakukan pernikahan sebanyak dua kali dan pernikahan yang kedua dilakukan 2006 silam. Dari perkawinan pertamanya sekitar 12 tahun yang lalu, pasangan tersebut telah dikaruniai seorang anak yang kini duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Mukidi yang dikenal warga sekitar sebagai peminum minuman keras dan kerap melakukan perjudian, pada perceraiannya yang kedua berusaha untuk meminta rujuk kembali dengan mantan istrinya.

Namun karena ketidak senangan mantan istri dan keluarganya dengan sikap serta perilaku mabok dan judi pelaku, usahanya untuk dapat rujuk kembali tetap tidak menunjukkan hasil yang diharapkan. Sehingga pelaku nekad untuk melakukan aksi pembunuhan dan mencoba bunuh diri. Hal tersebut dilihat dari tulisan tangan pada selembar kertas yang bercambur noda darah, yang isinya menyebutkan “Mukidi – Anisah pegat paksa sampe dua kali, daripada pisah karo Anisah bagen mati suka mati loroane” yang artinya Mukidi – Anisah cerai paksa sampai dua kali, dari pada pisah dengan Anisah lebih baik mati harus mati dua-duanya.

Pada saat melakukan aksinya, pelaku menggunakan sebilah golok yang sengaja di bawanya dari rumah dan kedapatan membawa dua buku surat nikah atas nama Mukidi dan Anisah.

Setelah menjalani perawatan di RS Bhayangkara, pelaku digiring ke Mapolsek Kertasemaya guna dilakukan pemeriksaan dan korban tewas sekitar pukul 09.00 Minggu (31/8) pagi dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat. (tar)

Sumber : Radar Indramayu