Powered By Blogger

Rabu, 11 Februari 2009

Mantan Napi Bawa Sajam Dimassa


WIDASARI—Belum genap dua bulan menghirup udara segar dan kebebasan dari himpitan jeruji besi penjara, Sulistiyo (35) warga Desa Karanggetas Blok Bojong Melati RT 2/1 Kecamatan Bangodua kembali berulah dan harus berhadapan dengan kepolisian.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh Radar, kejadian yang sangat sering menimpa warga desa Karanggetas Blok Bojong Melati yakni timbulnya gangguan kamtibmas, membuat warga merasa resah dan berupaya untuk dapat menangkap biang keladi pelakunya.

Penuturan Lurah desa setempat, Durma, peristiwa gangguan kamtibmas yang kerap terjadi menimbulkan dugaan dan prasangka buruk antar kelompok pemuda. Sehingga, dari sikap saling mencurigai tersebut, antar kelompok pemuda saling mengawasi satu sama lainnya. “Waktu memang sempat terjadi bersitegang antar kelompok pemuda,” tuturnya saat ditanya Radar, kemarin di Mapolsek Widasari.

Penjagaan ketatpun dilakukan para pemuda untuk dapat mengungkap pelaku yang sangat meresahkan, bahkan jika dibiarkan akan mengakibatkan bentrok antar pemuda di desa setempat.

Suatu ketika, Jum’at (6/2) sekitar pukul 02.00 ada seorang warga, Darinih (40) berteriak maling dikeheningan dini hari dengan cuaca hujan. Tidak lama kemudian, beberapa kelompok pemuda yang standby di posnya masing-masing mendatangi sumber suara. Dan dari sumber suara tersebut diperoleh keterangan bahwa Darinih berteriak meminta pertolongan karena salah satu jendelanya ada yang mencongkel. Dengan keberanian yang dimiliki pemilik rumah, identitas pencongkel jendela dapat diketahui dengan jelas dan beberapa kelompok pemuda langsung berpencar mengejarnya.

Pengejaran yang tidak membuahkan hasil, dilanjutkan keesokannya dengan menanyai target. Tapi, ketika para pemuda melontarkan pertanyaan berkaitan peristiwa semalam, oleh Sulistiyo disangkalnya dengan berusaha mengelak tidak melakukannya.

Yang lebih mengejutkan, ketika para pemuda mengajaknya untuk dapat memberikan keterangannya di kantor kuwu setempat, para pemuda dikejutkan dengan perlawanan hingga mengeluarkan sebuah celurit. Sontak saja para pemuda menyergapnya dan menahan keluarnya celurit yang disimpan di selangkangan.

Dengan sekuat tenaga, para pemuda segera mengamankan senjata tajam tersebut dan menggiringnya ke kantor kuwu. Karena terus berontak dan mengelak, akhirnya para pemuda kehilangan batas kesabaran dan Sulistiyo mendapat beberapa kali bogem dan tendangan.

Pihak pemdes yang tidak mau timbul korban, segera melaporkannya ke Mapolsek widasari. Dan berkat kesigapan petugas yang segera tiba di lokasi, amukan massa dapat dihentikan dan segera mengamankan Sulistiyo ke Mapolsek.

Dihadapan petugas, Sulistiyo yang sempat empat tahun menjadi penghuni lapas tersebut, mengaku malam itu hanya berniat mengintip pemilik rumah yang sedang tidur. Polisipun terus melakukan pemeriksaan terhadap mantan napi yang pernah terjerat kasus pemerkosaan terhadap anak idiot tersebut. “Kami masih memeriksanya untuk memperoleh keterangan, dan kami akan menindaknya jika ada pelanggaran hukum yang dilakukan,” tegas Kapolsek Widasari AKP Bendi Ujianto didampingi Kanit Reskrim Aiptu I Wayan Swedana. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Tidak ada komentar:

Pembunuhan Sadis

Tewas Dibacok Mantan Suami

*) Dua Kali Kawin Cerai, Ditolak Minta Rujuk Kembali

SUKAGUMIWANG—Aksi yang dilakukan Romeo dalam kisah film Romeo dan Juliet memang menyita perhatian penontonnya, sedangkan yang dilakukan pelaku terhadap mantan istrinya kemarin apakah meniru adegan film tersebut?

Mukidi (32) warga blok Boros desa Gunungsari kecamatan Sukagumiwang tega menghabisi nyawa wanita yang pernah dinikahinya sebanyak dua kali. Anisah (30), yang masih satu desa tewas mengenaskan dengan luka bacok di bagian kepala, leher, punggung dan kaki.

Keterangan yang dihimpun Radar di Tempat Kejadian Perkara (TKP), kejadiannya Sabtu (30/8) sekitar pukul 19.30, berawal saat Anisah sedang duduk di depan warung milik orang tuanya Kasan (50) yang terletak di desa setempat Rt.01/04. Seketika datang Mukidi secara tiba-tiba dan langsung mengayunkan golok yang sengaja dibawanya dari rumah berulang kali ke tubuh Anisah. Korbanpun langsung terkapar tak berdaya menerima hujaman senjata tajam pelaku hingga dilarikan ke RSUD Arjawinangun Cirebon. “Saat kejadian saya lagi ngobrol sama tamu di dalam, tiba-tiba ada suara teriakan orang minta tolong. Setelah saya lihat keluar ternyata anak saya tergeletak dengan banyak darah, dan Mukidi sedang berusaha menusukkan golok ke arah perutnya”, jelas Kasan kepada Radar, kemarin sambil menunjukkan tempat jatuhnya Anisah.

Setelah dilakukan pertolongan medis di RSUD Arjawinangun, ternyata nyawa korban tidak dapat tertolong karena beberapa luka bacok sangat parah dalam jumlah banyak. Dan Mukidi yang berusaha bunuh diri setelah menghabisi nyawa korbannya dapat dihentikan warga, sehingga Mukidi yang nyawanya urung melayang sia-sia juga harus mendapat pertolongan tim medis. Tapi, berbeda dengan korbannya, Mukidi menjalani perawatan tim medis RS Bhayangkara Indramayu dengan tambahan borgol yang mengikat kedua tangannya.

Sumber di TKP mengatakan, Mukidi dan Anisah pernah melakukan pernikahan sebanyak dua kali dan pernikahan yang kedua dilakukan 2006 silam. Dari perkawinan pertamanya sekitar 12 tahun yang lalu, pasangan tersebut telah dikaruniai seorang anak yang kini duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Mukidi yang dikenal warga sekitar sebagai peminum minuman keras dan kerap melakukan perjudian, pada perceraiannya yang kedua berusaha untuk meminta rujuk kembali dengan mantan istrinya.

Namun karena ketidak senangan mantan istri dan keluarganya dengan sikap serta perilaku mabok dan judi pelaku, usahanya untuk dapat rujuk kembali tetap tidak menunjukkan hasil yang diharapkan. Sehingga pelaku nekad untuk melakukan aksi pembunuhan dan mencoba bunuh diri. Hal tersebut dilihat dari tulisan tangan pada selembar kertas yang bercambur noda darah, yang isinya menyebutkan “Mukidi – Anisah pegat paksa sampe dua kali, daripada pisah karo Anisah bagen mati suka mati loroane” yang artinya Mukidi – Anisah cerai paksa sampai dua kali, dari pada pisah dengan Anisah lebih baik mati harus mati dua-duanya.

Pada saat melakukan aksinya, pelaku menggunakan sebilah golok yang sengaja di bawanya dari rumah dan kedapatan membawa dua buku surat nikah atas nama Mukidi dan Anisah.

Setelah menjalani perawatan di RS Bhayangkara, pelaku digiring ke Mapolsek Kertasemaya guna dilakukan pemeriksaan dan korban tewas sekitar pukul 09.00 Minggu (31/8) pagi dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat. (tar)

Sumber : Radar Indramayu