Powered By Blogger

Selasa, 03 Februari 2009

Sekarat Disambar Argo Lawu


*) Selamatkan kambing gembalaan

SLIYEG—Berniat menyelamatkan hewan gembalaannya, Tarjana (40) warga Desa Sleman RT 10/24 Kecamatan Sliyeg langsung sekarat setelah tubuhnya disambar kereta api (KA) Argo Lawu, Minggu (1/2) sekitar pukul 14.10 di perlintasan yang melintang di desanya.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun Radar menyebutkan, siang itu Tarjana sepulang menarik becak seperti biasanya menggembala kambing miliknya ke tempat yang terdapat banyak rumput seperti di sepanjang sisi perlintasan KA dan pematang sawah. Saat itu, sejumlah kambingnya hendak menyeberang rel KA dan diketahuinya dari arah Cirebon ada kereta mau lewat, spontan saja langsung dihalaunya kambing-kambing tersebut agar tidak tertabrak.

Namun, tanpa disadarinya dalam upaya menyelamatkan hewan piaraannya nyawanya terancam. Kambing-kambing yang terus meronta membuatnya kalang kabut, dan ketika KA persis melintas secepat kilat menghantam tubuhnya hingga terlempar beberapa meter.

Untungnya, korban yang sudah tergelatak kritis dan tidak sadarkan diri diketahui rekan sesama penggembala. Upaya meminta pertolongan kepada warga yang jaraknya lumayan jauh tidak disia-siakannya. Dan oleh warga, korban segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan tim medis.

Wartaka (40) yang merupakan rekan penggembala yang saat itu menggembala bebek saat ditanya Radar di lobi RS menuturkan, ketika peristiwanya terjadinya dirinya tidak tahu persis tapi oleh temannya yang bernama Dargi penggembala sapi dimintai tolong secepatnya. “Saya dimintai tolong untuk membawa korban, waktu saya ke tempat kejadian korban tergeletak di sebelah lor (utara, red) rel,” katanya.

Korban yang mendapat pertolongan intensif tim medis RSI Zam Zam Jatibarang di ruang UGD tampak tidak berdaya dan tanpa suara rintihan. Dan hasil diagnosa memberikan keterangan bahwa korban mengalami cidera kepala yang mengakibatkan tidak sadar, patah tulang tangan kiri dan luka serta cidera tulang dibagian kaki.

Sementara itu, pihak PT Kereta Api di Stasiun Jatibarang saat dikonfirmasi menjelaskan, jika waktu kejadiannya sekitar pukul 14.10 dan posisi korban berada di sebelah utara rel KA maka kemungkinan tersambar KA Argo Lawu jurusan Solo – Gambir. Perkiraan jarak dari lokasi kejadian sampai stasiun sekitar 2 KM, ada kemungkinan korban disambar KA tersebut yang dikenal memiliki kecepatan tinggi.

Hingga berita ini ditulis, korban masih terkapar tidak berdaya dan masih belum sadar di ruang UGD RS setempat. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Tidak ada komentar:

Pembunuhan Sadis

Tewas Dibacok Mantan Suami

*) Dua Kali Kawin Cerai, Ditolak Minta Rujuk Kembali

SUKAGUMIWANG—Aksi yang dilakukan Romeo dalam kisah film Romeo dan Juliet memang menyita perhatian penontonnya, sedangkan yang dilakukan pelaku terhadap mantan istrinya kemarin apakah meniru adegan film tersebut?

Mukidi (32) warga blok Boros desa Gunungsari kecamatan Sukagumiwang tega menghabisi nyawa wanita yang pernah dinikahinya sebanyak dua kali. Anisah (30), yang masih satu desa tewas mengenaskan dengan luka bacok di bagian kepala, leher, punggung dan kaki.

Keterangan yang dihimpun Radar di Tempat Kejadian Perkara (TKP), kejadiannya Sabtu (30/8) sekitar pukul 19.30, berawal saat Anisah sedang duduk di depan warung milik orang tuanya Kasan (50) yang terletak di desa setempat Rt.01/04. Seketika datang Mukidi secara tiba-tiba dan langsung mengayunkan golok yang sengaja dibawanya dari rumah berulang kali ke tubuh Anisah. Korbanpun langsung terkapar tak berdaya menerima hujaman senjata tajam pelaku hingga dilarikan ke RSUD Arjawinangun Cirebon. “Saat kejadian saya lagi ngobrol sama tamu di dalam, tiba-tiba ada suara teriakan orang minta tolong. Setelah saya lihat keluar ternyata anak saya tergeletak dengan banyak darah, dan Mukidi sedang berusaha menusukkan golok ke arah perutnya”, jelas Kasan kepada Radar, kemarin sambil menunjukkan tempat jatuhnya Anisah.

Setelah dilakukan pertolongan medis di RSUD Arjawinangun, ternyata nyawa korban tidak dapat tertolong karena beberapa luka bacok sangat parah dalam jumlah banyak. Dan Mukidi yang berusaha bunuh diri setelah menghabisi nyawa korbannya dapat dihentikan warga, sehingga Mukidi yang nyawanya urung melayang sia-sia juga harus mendapat pertolongan tim medis. Tapi, berbeda dengan korbannya, Mukidi menjalani perawatan tim medis RS Bhayangkara Indramayu dengan tambahan borgol yang mengikat kedua tangannya.

Sumber di TKP mengatakan, Mukidi dan Anisah pernah melakukan pernikahan sebanyak dua kali dan pernikahan yang kedua dilakukan 2006 silam. Dari perkawinan pertamanya sekitar 12 tahun yang lalu, pasangan tersebut telah dikaruniai seorang anak yang kini duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Mukidi yang dikenal warga sekitar sebagai peminum minuman keras dan kerap melakukan perjudian, pada perceraiannya yang kedua berusaha untuk meminta rujuk kembali dengan mantan istrinya.

Namun karena ketidak senangan mantan istri dan keluarganya dengan sikap serta perilaku mabok dan judi pelaku, usahanya untuk dapat rujuk kembali tetap tidak menunjukkan hasil yang diharapkan. Sehingga pelaku nekad untuk melakukan aksi pembunuhan dan mencoba bunuh diri. Hal tersebut dilihat dari tulisan tangan pada selembar kertas yang bercambur noda darah, yang isinya menyebutkan “Mukidi – Anisah pegat paksa sampe dua kali, daripada pisah karo Anisah bagen mati suka mati loroane” yang artinya Mukidi – Anisah cerai paksa sampai dua kali, dari pada pisah dengan Anisah lebih baik mati harus mati dua-duanya.

Pada saat melakukan aksinya, pelaku menggunakan sebilah golok yang sengaja di bawanya dari rumah dan kedapatan membawa dua buku surat nikah atas nama Mukidi dan Anisah.

Setelah menjalani perawatan di RS Bhayangkara, pelaku digiring ke Mapolsek Kertasemaya guna dilakukan pemeriksaan dan korban tewas sekitar pukul 09.00 Minggu (31/8) pagi dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat. (tar)

Sumber : Radar Indramayu