Powered By Blogger

Minggu, 24 Mei 2009

2 Korban Minuman Racikan Masih Kritis


*) Akui Beli 5 Botol Alkohol Murni di Apotik

JATIBARANG—Dua korban kritis akibat menenggak alcohol murni, Wawan (23) dan Wendi (20), Minggu (24/5) masih dalam pengawasan tim medis RSIZ Jatibarang di ruang perawatan Marwah.

Kondisi keduanya sudah mulai tampak berangsur membaik walupun masih sesekali mengeluhkan pandangan kabur dan sesak nafas atas pengaruh alkohol yang masih mengancam jiwa keduanya.

Dalam penuturan keduanya dengan posisi masih tidak berdaya oleh kuatnya pengaruh minuman racikan yang dibuatnya bersama-sama, mengakui jenis minuman yang merenggut nyawa rekannya yakni Buseri Alfatah (19) adalah jenis alkohol murni yang dibelinya secara bersamaan pula di sebuah apotik di Jatibarang.

Dalam pengakuan keduanya, alkohol yang dibeli sebanyak 5 botol dan saat dikonsumsi diracik dengan serbuk suplemen Kuku Bima yang perbandingannya satu botol alkohol dicampur dengan satu sachet serbuk suplemen tersebut. “Minumnya cuma bertiga saja,” kata Wawan saat ditanya Radar, kemarin di ruang perawatan.

Sebotol alcohol yang dapat diperoleh dengan harga murah meriah senilai Rp2500 perbotolnya itu, tampaknya menjadi alternative para pengonsumsi minuman keras yang sudah mulai kehilangan penjualnya. Padahal akibat yang ditimbulkan adalah malapetaka besar yang bisa merenggut nyawa peminumnya.

Sementara itu, menurut Wendi, bertemu dengan dua teman di sebuah jalan di desanya yang kemudian berbuntut sepakat mengadakan pesta kecilan sambil nongkrong di salah satu jembatan yang tidak jauh dari rumah tiga korban tersebut.

Untuk menambah kenikmatan racikan yang dibuat, maka ditambah beberapa butir es batu dalam setiap racikan yang akan dikonsumsi pada malam Jum’at Kliwon itu. “Pake es batu biar enak, habis minum ya cuma mabok aja kaya minum-minuman beralkohol lainnya,” jawabnya.

Yang mengejutkan pihak keluarga yang saat itu menunggui di sekeliling pelbet tempatnya berbaring, dirinya mengaku sudah kesulitan untuk memperoleh minuman keras. “Belinya uang hasil patungan bertiga,” ungkapnya.

Sementara itu, tim medis RSIZ Jatibarang menerangkan kondisi kedua pasiennya yang terintoxicasi alcohol tersebut sudah dalam kondisi kooperatif. “Keduanya sudah mulai membaik, untuk jenis minuman yang dikonsumsinya kami tidak mengetahui secara pasti. Hanya saja dari keterangan yang kami peroleh, 3 pasien yang satu diantaranya tidak dapat diselamatkan katanya mengkonsumsi alkohol yang diracik dengan suplemen,” jelas dr Nurdin saat dikonfirmasi Radar, kemarin. (tar)

sumber : Radar Cirebon - Indramayu

Tidak ada komentar:

Pembunuhan Sadis

Tewas Dibacok Mantan Suami

*) Dua Kali Kawin Cerai, Ditolak Minta Rujuk Kembali

SUKAGUMIWANG—Aksi yang dilakukan Romeo dalam kisah film Romeo dan Juliet memang menyita perhatian penontonnya, sedangkan yang dilakukan pelaku terhadap mantan istrinya kemarin apakah meniru adegan film tersebut?

Mukidi (32) warga blok Boros desa Gunungsari kecamatan Sukagumiwang tega menghabisi nyawa wanita yang pernah dinikahinya sebanyak dua kali. Anisah (30), yang masih satu desa tewas mengenaskan dengan luka bacok di bagian kepala, leher, punggung dan kaki.

Keterangan yang dihimpun Radar di Tempat Kejadian Perkara (TKP), kejadiannya Sabtu (30/8) sekitar pukul 19.30, berawal saat Anisah sedang duduk di depan warung milik orang tuanya Kasan (50) yang terletak di desa setempat Rt.01/04. Seketika datang Mukidi secara tiba-tiba dan langsung mengayunkan golok yang sengaja dibawanya dari rumah berulang kali ke tubuh Anisah. Korbanpun langsung terkapar tak berdaya menerima hujaman senjata tajam pelaku hingga dilarikan ke RSUD Arjawinangun Cirebon. “Saat kejadian saya lagi ngobrol sama tamu di dalam, tiba-tiba ada suara teriakan orang minta tolong. Setelah saya lihat keluar ternyata anak saya tergeletak dengan banyak darah, dan Mukidi sedang berusaha menusukkan golok ke arah perutnya”, jelas Kasan kepada Radar, kemarin sambil menunjukkan tempat jatuhnya Anisah.

Setelah dilakukan pertolongan medis di RSUD Arjawinangun, ternyata nyawa korban tidak dapat tertolong karena beberapa luka bacok sangat parah dalam jumlah banyak. Dan Mukidi yang berusaha bunuh diri setelah menghabisi nyawa korbannya dapat dihentikan warga, sehingga Mukidi yang nyawanya urung melayang sia-sia juga harus mendapat pertolongan tim medis. Tapi, berbeda dengan korbannya, Mukidi menjalani perawatan tim medis RS Bhayangkara Indramayu dengan tambahan borgol yang mengikat kedua tangannya.

Sumber di TKP mengatakan, Mukidi dan Anisah pernah melakukan pernikahan sebanyak dua kali dan pernikahan yang kedua dilakukan 2006 silam. Dari perkawinan pertamanya sekitar 12 tahun yang lalu, pasangan tersebut telah dikaruniai seorang anak yang kini duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Mukidi yang dikenal warga sekitar sebagai peminum minuman keras dan kerap melakukan perjudian, pada perceraiannya yang kedua berusaha untuk meminta rujuk kembali dengan mantan istrinya.

Namun karena ketidak senangan mantan istri dan keluarganya dengan sikap serta perilaku mabok dan judi pelaku, usahanya untuk dapat rujuk kembali tetap tidak menunjukkan hasil yang diharapkan. Sehingga pelaku nekad untuk melakukan aksi pembunuhan dan mencoba bunuh diri. Hal tersebut dilihat dari tulisan tangan pada selembar kertas yang bercambur noda darah, yang isinya menyebutkan “Mukidi – Anisah pegat paksa sampe dua kali, daripada pisah karo Anisah bagen mati suka mati loroane” yang artinya Mukidi – Anisah cerai paksa sampai dua kali, dari pada pisah dengan Anisah lebih baik mati harus mati dua-duanya.

Pada saat melakukan aksinya, pelaku menggunakan sebilah golok yang sengaja di bawanya dari rumah dan kedapatan membawa dua buku surat nikah atas nama Mukidi dan Anisah.

Setelah menjalani perawatan di RS Bhayangkara, pelaku digiring ke Mapolsek Kertasemaya guna dilakukan pemeriksaan dan korban tewas sekitar pukul 09.00 Minggu (31/8) pagi dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat. (tar)

Sumber : Radar Indramayu