Powered By Blogger

Senin, 18 Mei 2009

Jalur Jatibarang – Karangampel Rawan Begal

INDRAMAYU—Pelaku pencurian dengan kekerasan kembali terjadi di jalan raya Mundu Karangampel, Rabu (13/5) dinihari sekitar pukul 03.00.

Peristiwa tersebut dialami Dulkapi (35) warga Blok Cilengkong Desa Pilangsari Kecamatan Jatibarang ketika mengantarkan saudaranya untuk berjualan di pasar Karangampel.

Dituturkannya, peristiwanya bermula ketika korban sedang melaju di jalan raya Jatibarang – Karangampel dengan mengendarai sepeda motor Honda Supra X125 nopol E 4770 KK, tanpa disadarinya setelah melintas di simpang tiga Ketapang Segeran Kecamatan Juntinyuat ada dua sepeda motor dibelakangnya yang terus membuntuti.

Memasuki sebuah tikungan di Desa Mundu Kecamatan Karangampel, dua sepeda motor yang salah satunya tidak menyalakan lampunya itu langsung memepet korban dan tanpa basa-basi langsung membacokkan senjata tajam ke tangan kanan korban yang terlihat berbentuk sebilah golok.

Dengan rasa sakit dan darah deras yang mengucur, korban dipaksa dengan ancaman pelaku yang diketahuinya sebanyak empat orang untuk memberhentikan dengan segera. Korban pun dibawah ancaman dan acungan golok kontan tidak berdaya dan mulai melangkah mundur menghindari sabetan golok berikutnya.

Oleh pelaku, barang dagangan yang menggunakan tas barang yang berada di sisi kiri dan kanan jok langsung dipreteli dan bergegas kabur ke arah Karangampel. Dan saat itu juga korban bersama saudaranya mencari tumpangan untuk menuju mapolsek Karangampel guna melaporkan kejadian yang dialami. “Saya tidak mampu melawan empat pelaku, dan saya khawatir juga pada bibi saya,” katanya yang menyayangkan sepeda motor yang baru pertama kali dimilikinya raib digondol begal.

Sementara itu, tokoh masyarakat Ali Kambali menuturkan keprihatinannya atas kejadian serupa yang terus berulang kali menimpa masyarakat. Bahkan, menurutnya, di jalur tersebut dengan ketenarannya sarat dengan rawan pembegalan, sepatutnya mendapat prioritas kepolisian dalam melaksanakan patroli dan pengamanan intensif untuk dapat menangkap pelaku kejahatan yang selama ini meresahkan masyarakat. “Kalau masyarakatnya resah berarti rasa aman belum dapat dirasakan apalagi dimiliki masyarakat, dan bagi kepolisian sudah menjadi tugas dan kewajibannya untuk menjadi pengayom serta pelindung masyarakat sesuai koridor hukum kepolisian dalam menciptakan kamtibmas,” tukasnya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Tidak ada komentar:

Pembunuhan Sadis

Tewas Dibacok Mantan Suami

*) Dua Kali Kawin Cerai, Ditolak Minta Rujuk Kembali

SUKAGUMIWANG—Aksi yang dilakukan Romeo dalam kisah film Romeo dan Juliet memang menyita perhatian penontonnya, sedangkan yang dilakukan pelaku terhadap mantan istrinya kemarin apakah meniru adegan film tersebut?

Mukidi (32) warga blok Boros desa Gunungsari kecamatan Sukagumiwang tega menghabisi nyawa wanita yang pernah dinikahinya sebanyak dua kali. Anisah (30), yang masih satu desa tewas mengenaskan dengan luka bacok di bagian kepala, leher, punggung dan kaki.

Keterangan yang dihimpun Radar di Tempat Kejadian Perkara (TKP), kejadiannya Sabtu (30/8) sekitar pukul 19.30, berawal saat Anisah sedang duduk di depan warung milik orang tuanya Kasan (50) yang terletak di desa setempat Rt.01/04. Seketika datang Mukidi secara tiba-tiba dan langsung mengayunkan golok yang sengaja dibawanya dari rumah berulang kali ke tubuh Anisah. Korbanpun langsung terkapar tak berdaya menerima hujaman senjata tajam pelaku hingga dilarikan ke RSUD Arjawinangun Cirebon. “Saat kejadian saya lagi ngobrol sama tamu di dalam, tiba-tiba ada suara teriakan orang minta tolong. Setelah saya lihat keluar ternyata anak saya tergeletak dengan banyak darah, dan Mukidi sedang berusaha menusukkan golok ke arah perutnya”, jelas Kasan kepada Radar, kemarin sambil menunjukkan tempat jatuhnya Anisah.

Setelah dilakukan pertolongan medis di RSUD Arjawinangun, ternyata nyawa korban tidak dapat tertolong karena beberapa luka bacok sangat parah dalam jumlah banyak. Dan Mukidi yang berusaha bunuh diri setelah menghabisi nyawa korbannya dapat dihentikan warga, sehingga Mukidi yang nyawanya urung melayang sia-sia juga harus mendapat pertolongan tim medis. Tapi, berbeda dengan korbannya, Mukidi menjalani perawatan tim medis RS Bhayangkara Indramayu dengan tambahan borgol yang mengikat kedua tangannya.

Sumber di TKP mengatakan, Mukidi dan Anisah pernah melakukan pernikahan sebanyak dua kali dan pernikahan yang kedua dilakukan 2006 silam. Dari perkawinan pertamanya sekitar 12 tahun yang lalu, pasangan tersebut telah dikaruniai seorang anak yang kini duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Mukidi yang dikenal warga sekitar sebagai peminum minuman keras dan kerap melakukan perjudian, pada perceraiannya yang kedua berusaha untuk meminta rujuk kembali dengan mantan istrinya.

Namun karena ketidak senangan mantan istri dan keluarganya dengan sikap serta perilaku mabok dan judi pelaku, usahanya untuk dapat rujuk kembali tetap tidak menunjukkan hasil yang diharapkan. Sehingga pelaku nekad untuk melakukan aksi pembunuhan dan mencoba bunuh diri. Hal tersebut dilihat dari tulisan tangan pada selembar kertas yang bercambur noda darah, yang isinya menyebutkan “Mukidi – Anisah pegat paksa sampe dua kali, daripada pisah karo Anisah bagen mati suka mati loroane” yang artinya Mukidi – Anisah cerai paksa sampai dua kali, dari pada pisah dengan Anisah lebih baik mati harus mati dua-duanya.

Pada saat melakukan aksinya, pelaku menggunakan sebilah golok yang sengaja di bawanya dari rumah dan kedapatan membawa dua buku surat nikah atas nama Mukidi dan Anisah.

Setelah menjalani perawatan di RS Bhayangkara, pelaku digiring ke Mapolsek Kertasemaya guna dilakukan pemeriksaan dan korban tewas sekitar pukul 09.00 Minggu (31/8) pagi dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat. (tar)

Sumber : Radar Indramayu