Powered By Blogger

Sabtu, 16 Mei 2009

Traffick Light Matot 3 Mobil 1 Motor Tabrakan



*) Sering Dikeluhkan Warga Tidak Pernah Ditanggapi

JATIBARANG—Prediksi akan terjadi kecelakaan secara terus-menerus yang mengintai pengguna jalur pantura di simpang tiga Pilangsari Jatibarang, tampaknya pihak terkait masih belum menanggapi matinya lampu pengatur lalu lintas yang sudah terjadi sejak beberapa bulan lalu.

Akibatnya, Kamis (30/4) sekitar pukul 08.00 tiga mobil dan satu sepeda motor dari tiga arah berlawanan terlibat tabrakan yang diduga karena dipersimpangan tersebut tidak dilengkapi dengan lampu pengatur lalu lintas hingga pengendara saling berebut jalur.

Berdasarkan keterangan di lokasi, peristiwa tabrakan beruntun tersebut berawal ketika mobil Toyota Kijang kapsul nopol D 1830 EP yang dikendarai H Fuad (58) warga Gang 2 Karangampel melaju dari arah Jatibarang yang akan mengambil jalur arah ke Jakarta. Dengan mengikuti sebuah truk colt diesel di depannya yang juga akan mengambil arah yang sama, ketika sebagian badan mobil sudah masuk jalur mendadak dikejutkan dengan laju truk gandeng Mitsubishi nopol E 9502 A yang dikemudikan Suroso (50) warga Tegal Jawa Tengah dari arah Jakarta. “Posisi saya ada di belakang colt diesel, waktu itu saya sudah mulai masuk jalur yang akan menuju arah Jakarta dan langsung ditabrak,” tutur Fuad saat ditemui Radar, kemarin di lokasi.

Entah karena ngantuk atau tidak dapat dikendalikan, truk gandeng tersebut akhirnya dengan keras menghantam bagian pintu pengemudi kijang dan oleng ke kanan. Saat oleng tersebut, ternyata dari arah Cirebon ada mobil Toyota Kijang Sparta nopol E 1502 PE yang dikemudikan Warto (53) warga Desa Sudikampiran Kecamatan Sliyeg sudah dalam posisi berhenti menunggu antrian dengan tujuan akan masuk ke jalur arah Jatibarang.

Tak ayal, Warto pun terkejut dan tidak mampu menghindari hantaman keras truk tersebut, bahkan mobilnya yang sempat terdorong itu menghantam sebuah sebuah sepeda motor bebek yang semula berada di sampingnya. Truk bermuatan makanan ringan jenis wafer yang akhirnya terguling di jalur arah ke Jakarta mengakibatkan jalur dari Cirebon tertutup. Dan sepeda motor yang juga menjadi korban tabrakan tersebut berada di kolong Toyota Kijang Sparta. Anehnya saat dievakuasi warga dengan cara mengangkat mobil untuk mengeluarkan motor itu, pengendaranya langsung kabur entah kemana tanpa meninggalkan jejak. “Jaraknya memang sudah dekat dan saya sulit untuk mengendalikan mobil,” kata Suroso lirih.

Selain lampu pengatur lalu lintas yang sejak lama mati, kondisi memprihatinkan dan membuat suasana angker yakni pada malam hari dengan adanya tiang-tiang penerangan jalan umum (PJU) yang tidak berfungsi sama sekali untuk penerangan. Lucunya, setelah beberapa saat kejadian dan belum dilakukan evakuasi kendaraan, PJU mendadak menyala dan dianggap aneh oleh warga.

Akibat peristiwa tersebut, tiga mobil rusak parah dengan tidak ada korban jiwa. Namun, jalur kedua arah menjadi terganggu hingga lebih dari lima jam, karena jalur ke Jakarta ditutup dan jalur ke Cirebon digunakan untuk dua arah. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Tidak ada komentar:

Pembunuhan Sadis

Tewas Dibacok Mantan Suami

*) Dua Kali Kawin Cerai, Ditolak Minta Rujuk Kembali

SUKAGUMIWANG—Aksi yang dilakukan Romeo dalam kisah film Romeo dan Juliet memang menyita perhatian penontonnya, sedangkan yang dilakukan pelaku terhadap mantan istrinya kemarin apakah meniru adegan film tersebut?

Mukidi (32) warga blok Boros desa Gunungsari kecamatan Sukagumiwang tega menghabisi nyawa wanita yang pernah dinikahinya sebanyak dua kali. Anisah (30), yang masih satu desa tewas mengenaskan dengan luka bacok di bagian kepala, leher, punggung dan kaki.

Keterangan yang dihimpun Radar di Tempat Kejadian Perkara (TKP), kejadiannya Sabtu (30/8) sekitar pukul 19.30, berawal saat Anisah sedang duduk di depan warung milik orang tuanya Kasan (50) yang terletak di desa setempat Rt.01/04. Seketika datang Mukidi secara tiba-tiba dan langsung mengayunkan golok yang sengaja dibawanya dari rumah berulang kali ke tubuh Anisah. Korbanpun langsung terkapar tak berdaya menerima hujaman senjata tajam pelaku hingga dilarikan ke RSUD Arjawinangun Cirebon. “Saat kejadian saya lagi ngobrol sama tamu di dalam, tiba-tiba ada suara teriakan orang minta tolong. Setelah saya lihat keluar ternyata anak saya tergeletak dengan banyak darah, dan Mukidi sedang berusaha menusukkan golok ke arah perutnya”, jelas Kasan kepada Radar, kemarin sambil menunjukkan tempat jatuhnya Anisah.

Setelah dilakukan pertolongan medis di RSUD Arjawinangun, ternyata nyawa korban tidak dapat tertolong karena beberapa luka bacok sangat parah dalam jumlah banyak. Dan Mukidi yang berusaha bunuh diri setelah menghabisi nyawa korbannya dapat dihentikan warga, sehingga Mukidi yang nyawanya urung melayang sia-sia juga harus mendapat pertolongan tim medis. Tapi, berbeda dengan korbannya, Mukidi menjalani perawatan tim medis RS Bhayangkara Indramayu dengan tambahan borgol yang mengikat kedua tangannya.

Sumber di TKP mengatakan, Mukidi dan Anisah pernah melakukan pernikahan sebanyak dua kali dan pernikahan yang kedua dilakukan 2006 silam. Dari perkawinan pertamanya sekitar 12 tahun yang lalu, pasangan tersebut telah dikaruniai seorang anak yang kini duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Mukidi yang dikenal warga sekitar sebagai peminum minuman keras dan kerap melakukan perjudian, pada perceraiannya yang kedua berusaha untuk meminta rujuk kembali dengan mantan istrinya.

Namun karena ketidak senangan mantan istri dan keluarganya dengan sikap serta perilaku mabok dan judi pelaku, usahanya untuk dapat rujuk kembali tetap tidak menunjukkan hasil yang diharapkan. Sehingga pelaku nekad untuk melakukan aksi pembunuhan dan mencoba bunuh diri. Hal tersebut dilihat dari tulisan tangan pada selembar kertas yang bercambur noda darah, yang isinya menyebutkan “Mukidi – Anisah pegat paksa sampe dua kali, daripada pisah karo Anisah bagen mati suka mati loroane” yang artinya Mukidi – Anisah cerai paksa sampai dua kali, dari pada pisah dengan Anisah lebih baik mati harus mati dua-duanya.

Pada saat melakukan aksinya, pelaku menggunakan sebilah golok yang sengaja di bawanya dari rumah dan kedapatan membawa dua buku surat nikah atas nama Mukidi dan Anisah.

Setelah menjalani perawatan di RS Bhayangkara, pelaku digiring ke Mapolsek Kertasemaya guna dilakukan pemeriksaan dan korban tewas sekitar pukul 09.00 Minggu (31/8) pagi dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat. (tar)

Sumber : Radar Indramayu