Senin, 18 Mei 2009
Truk Hajar Minicar, 3 Mobil Tabrakan Beruntun
JATIBARANG—Nyawa seorang pengguna jalan kembali melayang sia-sia, dan 3 lainnya mengalami luka serius, Selasa (12/5) sekitar pukul 10.50 di jalur pantura Desa Pilangsari Jatibarang.
Berdasarkan beberapa sumber di TKP, menyebutkan peristiwa terjadinya kecelakaan lalu lintas tersebut bermula ketika sebuah sepeda motor roda tiga (minicar) Kaisar nopol B 7817 OM yang dikemudikan Warsita (21) warga Blok I Desa/Kecamatan Widasari melaju dari arah Cirebon menuju Widasari. Saat itu, minicar tengah mengangkut 9 ekor kambing dan 2 penumpang, Tafrikin (25) dan Masduki (39) yang masih satu kampung dengan pengendaranya. Ketiganya berprofesi sebagai pelaku usaha jual beli kambing.
Ketika sedang asik melaju di jalur pantura Desa Pilangsari Blok Desa, pengendaranya melihat ada lubang jalan yang jika dilalui dapat membahayakan. Berniat menghindari lubang, mendadak dari arah belakang melaju kencang truk box UD nopol B 9486 XQ yang dikendarai Sape’i (37) warga Kampung Kongsi Palasari Kecamatan Legok Tangerang.
Akibatnya, gerobak minicar bagian kanan tersentuh keras oleh bodi truk hingga terpental dan terguling yang terhenti saat menabrak sebuah tiang rumah warga. Masduki dan Tafrikin yang posisinya berada di atas sejumlah kambing tersebut alhasil jatuh tersungkur menghantam kerasnya aspal hitam jalan, dan Warsita terseret bersama sepeda motornya. Tiga korban yang terkapar dan sejumlah kambing segera diamankan warga setempat, ketiganya oleh warga segera dilarikan ke RSIZ Jatibarang. Warsita dan Tafrikin berhasil selamat dari ajal yang mengancam jiwanya dan mengalami luka serius serta adanya patah tulang, tapi mirisnya yang dialami Masduki yang menderita cidera kepala berat dan nyawanya tidak dapat diselamatkan.
Sementara itu, sang sopir truk tanpa alasan yang jelas tetap melajukan kendaraannya ke arah Jakarta. Laporan cepat warga kepada pihak kepolisian, membuahkan hasil pengejaran yang dilakukan unit patroli PJR Jatibarang sampai persimpangan Celeng Lohbener, dan truk berhasil digagalkan kabur dari masalah tersebut. “Melihat ada lubang, saya berusaha menghindar dan langsung ditabrak dari belakang,” tutur Warsita kepada Radar, kemarin.
Pada saat proses evakuasi tubuh dan kendaraan korban, jalur lalu lintas menuju Jakarta mengalami kemacetan. Dan kemacetan yang terjadi tampaknya tidak diindahkan oleh dua bus Luragung Jaya yang melaju kencang dari arah Cirebon. Luragung Jaya Sahara nopol E 7537 Y yang berada di posisi depan tampaknya enggan didahului sesama rekannya yakni Luragung Jaya Talun nopol E 7581 YB.
Ironisnya, barisan antrian kendaraan sontak membuat kaget pengemudi LJ Sahara yang mendadak melakukan pemberhentian yang tetap menghantam bagian belakang truk kontainer, disusul kemudian LJ Talun yang tidak terkendali dan dengan keras menghantam pantat rekan bus di depannya. “Yang saya lihat pada waktu macet, dua bus itu sedang balap-balapan dan terjebak kemacetan di depannya,” kata seorang warga di lokasi.
Dalam peristiwa tabrakan beruntun tersebut melukai seorang penumpang LJ Talun, Is Aisyah (55) warga Desa Bugis Kecamatan Anjatan yang menderita patah tulang iga bagian kiri. “Mobilnya kencang dan saya sampai terjatuh,” katanya. (tar)
sumber : Radar Indramayu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pembunuhan Sadis
Tewas Dibacok Mantan Suami
*) Dua Kali Kawin Cerai, Ditolak Minta Rujuk Kembali
SUKAGUMIWANG—Aksi yang dilakukan Romeo dalam kisah film Romeo dan Juliet memang menyita perhatian penontonnya, sedangkan yang dilakukan pelaku terhadap mantan istrinya kemarin apakah meniru adegan film tersebut?
Mukidi (32) warga blok Boros desa Gunungsari kecamatan Sukagumiwang tega menghabisi nyawa wanita yang pernah dinikahinya sebanyak dua kali. Anisah (30), yang masih satu desa tewas mengenaskan dengan luka bacok di bagian kepala, leher, punggung dan kaki.
Keterangan yang dihimpun Radar di Tempat Kejadian Perkara (TKP), kejadiannya Sabtu (30/8) sekitar pukul 19.30, berawal saat Anisah sedang duduk di depan warung milik orang tuanya Kasan (50) yang terletak di desa setempat Rt.01/04. Seketika datang Mukidi secara tiba-tiba dan langsung mengayunkan golok yang sengaja dibawanya dari rumah berulang kali ke tubuh Anisah. Korbanpun langsung terkapar tak berdaya menerima hujaman senjata tajam pelaku hingga dilarikan ke RSUD Arjawinangun Cirebon. “Saat kejadian saya lagi ngobrol sama tamu di dalam, tiba-tiba ada suara teriakan orang minta tolong. Setelah saya lihat keluar ternyata anak saya tergeletak dengan banyak darah, dan Mukidi sedang berusaha menusukkan golok ke arah perutnya”, jelas Kasan kepada Radar, kemarin sambil menunjukkan tempat jatuhnya Anisah.
Setelah dilakukan pertolongan medis di RSUD Arjawinangun, ternyata nyawa korban tidak dapat tertolong karena beberapa luka bacok sangat parah dalam jumlah banyak. Dan Mukidi yang berusaha bunuh diri setelah menghabisi nyawa korbannya dapat dihentikan warga, sehingga Mukidi yang nyawanya urung melayang sia-sia juga harus mendapat pertolongan tim medis. Tapi, berbeda dengan korbannya, Mukidi menjalani perawatan tim medis RS Bhayangkara Indramayu dengan tambahan borgol yang mengikat kedua tangannya.
Sumber di TKP mengatakan, Mukidi dan Anisah pernah melakukan pernikahan sebanyak dua kali dan pernikahan yang kedua dilakukan 2006 silam. Dari perkawinan pertamanya sekitar 12 tahun yang lalu, pasangan tersebut telah dikaruniai seorang anak yang kini duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Mukidi yang dikenal warga sekitar sebagai peminum minuman keras dan kerap melakukan perjudian, pada perceraiannya yang kedua berusaha untuk meminta rujuk kembali dengan mantan istrinya.
Namun karena ketidak senangan mantan istri dan keluarganya dengan sikap serta perilaku mabok dan judi pelaku, usahanya untuk dapat rujuk kembali tetap tidak menunjukkan hasil yang diharapkan. Sehingga pelaku nekad untuk melakukan aksi pembunuhan dan mencoba bunuh diri. Hal tersebut dilihat dari tulisan tangan pada selembar kertas yang bercambur noda darah, yang isinya menyebutkan “Mukidi – Anisah pegat paksa sampe dua kali, daripada pisah karo Anisah bagen mati suka mati loroane” yang artinya Mukidi – Anisah cerai paksa sampai dua kali, dari pada pisah dengan Anisah lebih baik mati harus mati dua-duanya.
Pada saat melakukan aksinya, pelaku menggunakan sebilah golok yang sengaja di bawanya dari rumah dan kedapatan membawa dua buku surat nikah atas nama Mukidi dan Anisah.
Setelah menjalani perawatan di RS Bhayangkara, pelaku digiring ke Mapolsek Kertasemaya guna dilakukan pemeriksaan dan korban tewas sekitar pukul 09.00 Minggu (31/8) pagi dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat. (tar)
Sumber : Radar Indramayu
*) Dua Kali Kawin Cerai, Ditolak Minta Rujuk Kembali
SUKAGUMIWANG—Aksi yang dilakukan Romeo dalam kisah film Romeo dan Juliet memang menyita perhatian penontonnya, sedangkan yang dilakukan pelaku terhadap mantan istrinya kemarin apakah meniru adegan film tersebut?
Mukidi (32) warga blok Boros desa Gunungsari kecamatan Sukagumiwang tega menghabisi nyawa wanita yang pernah dinikahinya sebanyak dua kali. Anisah (30), yang masih satu desa tewas mengenaskan dengan luka bacok di bagian kepala, leher, punggung dan kaki.
Keterangan yang dihimpun Radar di Tempat Kejadian Perkara (TKP), kejadiannya Sabtu (30/8) sekitar pukul 19.30, berawal saat Anisah sedang duduk di depan warung milik orang tuanya Kasan (50) yang terletak di desa setempat Rt.01/04. Seketika datang Mukidi secara tiba-tiba dan langsung mengayunkan golok yang sengaja dibawanya dari rumah berulang kali ke tubuh Anisah. Korbanpun langsung terkapar tak berdaya menerima hujaman senjata tajam pelaku hingga dilarikan ke RSUD Arjawinangun Cirebon. “Saat kejadian saya lagi ngobrol sama tamu di dalam, tiba-tiba ada suara teriakan orang minta tolong. Setelah saya lihat keluar ternyata anak saya tergeletak dengan banyak darah, dan Mukidi sedang berusaha menusukkan golok ke arah perutnya”, jelas Kasan kepada Radar, kemarin sambil menunjukkan tempat jatuhnya Anisah.
Setelah dilakukan pertolongan medis di RSUD Arjawinangun, ternyata nyawa korban tidak dapat tertolong karena beberapa luka bacok sangat parah dalam jumlah banyak. Dan Mukidi yang berusaha bunuh diri setelah menghabisi nyawa korbannya dapat dihentikan warga, sehingga Mukidi yang nyawanya urung melayang sia-sia juga harus mendapat pertolongan tim medis. Tapi, berbeda dengan korbannya, Mukidi menjalani perawatan tim medis RS Bhayangkara Indramayu dengan tambahan borgol yang mengikat kedua tangannya.
Sumber di TKP mengatakan, Mukidi dan Anisah pernah melakukan pernikahan sebanyak dua kali dan pernikahan yang kedua dilakukan 2006 silam. Dari perkawinan pertamanya sekitar 12 tahun yang lalu, pasangan tersebut telah dikaruniai seorang anak yang kini duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Mukidi yang dikenal warga sekitar sebagai peminum minuman keras dan kerap melakukan perjudian, pada perceraiannya yang kedua berusaha untuk meminta rujuk kembali dengan mantan istrinya.
Namun karena ketidak senangan mantan istri dan keluarganya dengan sikap serta perilaku mabok dan judi pelaku, usahanya untuk dapat rujuk kembali tetap tidak menunjukkan hasil yang diharapkan. Sehingga pelaku nekad untuk melakukan aksi pembunuhan dan mencoba bunuh diri. Hal tersebut dilihat dari tulisan tangan pada selembar kertas yang bercambur noda darah, yang isinya menyebutkan “Mukidi – Anisah pegat paksa sampe dua kali, daripada pisah karo Anisah bagen mati suka mati loroane” yang artinya Mukidi – Anisah cerai paksa sampai dua kali, dari pada pisah dengan Anisah lebih baik mati harus mati dua-duanya.
Pada saat melakukan aksinya, pelaku menggunakan sebilah golok yang sengaja di bawanya dari rumah dan kedapatan membawa dua buku surat nikah atas nama Mukidi dan Anisah.
Setelah menjalani perawatan di RS Bhayangkara, pelaku digiring ke Mapolsek Kertasemaya guna dilakukan pemeriksaan dan korban tewas sekitar pukul 09.00 Minggu (31/8) pagi dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat. (tar)
Sumber : Radar Indramayu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar