Powered By Blogger

Rabu, 01 Juli 2009

TKW Bondan Tewas Misterius di Kuwait



*) Diantarkan Pulang Tanpa Dibekali Dokumen, Pengantar Jenazah Nyaris di Massa

SUKAGUMIWANG—Kisah pilu mengenaskan terus mendera para tenaga kerja wanita (TKW) Indonesia. Ada yang disiksa hingga gaji tak dibayarkan, bahkan sampai meninggal dengan penyebab yang tidak pasti.

Senin (22/6) sekitar pukul 00.22, peti jenazah Yeni Rahman (28) yang diterbangkan menggunakan fasilitas cargo Qatar Airways tiba di rumah duka di Desa Bondan RT 12/06 Kecamatan Sukagumiwang dengan menggunakan ambulan jenis Daihatsu Zebra nopol B 7649 JK, disambut tangis histeris sanak keluarga.

Menurut keterangan, korban diterbangkan untuk bekerja di luar negeri sebagai pembantu rumah tangga (PRT) di negara Kuwait oleh PJTKI PT Wira Kreasi Usaha yang beralamat di jalan raya Jatimakmur 100 Pondok Gede pada 4 April lalu.

Konon, baru dua minggu bekerja korban dikembalikan ke agen di negara setempat oleh majikannya. Dan di agen itulah dirinya berjuang melawan maut, seperti kabar yang diterima keluarga dari salah satu TKW yang saat itu akan pulang ke tanah air dan menjumpai korban dalam kondisi mengenaskan di tempat agen. Bahkan, TKW yang akan pulang itu sempat diancam untuk tidak mengabarkannya kepada pihak keluarga.

Kalau alasannya sakit parah sangatlah tidak masuk di akal, karena pada saat akan diterbangkan kondisi kesehatan calon TKW terlebih dulu menjalani pemeriksaan intensif medical check up sesuai ketentuan.

Sementara itu, pada saat keluarga berduka di rumah bernomor 09 itu, si pengantar jenazah mengelak dan tidak mengaku sebagai orang PJTKI ketika wartawan hendak meminta keterangan dari perwakilan PJTKI. “Saya dari ambulan, bukan dari PT,” cetus pria yang mengaku bernama Yahya.

Desakan pertanyaan wartawan yang menanyakan penyebab kematian, hasil visum, nama dan alamat majikan serta surat pengantar pengiriman jenazah pun tidak dapat dijawab dan ditunjukkan. Bahkan saat itu, dirinya bersama sopir ambulan tidak ada itikad baik terhadap suasana duka dan pertanggungan jawaban PJTKI yang diwakilinya malah berkemas akan pergi begitu saja tanpa berpamitan. Serah terima jenazah dengan keluarga dan pemerintahan desa juga tidak dilakukan sama sekali. “Saya orang lapangan, saya ga pernah ke Kuwait mas,” celetuknya.

Dalam suasana berkabung itu langsung berubah menjadi suasana geram warga kepada si pengantar jenazah yang tidak menghargai keluarga korban dan dianggap seperti orang membuang bangkai binatang. “Jangan dibiarkan pulang, bila perlu ditahan sambil nunggu ada dokumen yang diantarkan,” teriak warga.

Kekesalan warga kian memuncak yang sesekali hampir terjadi tindakan anarki yang mengarah pada tindakan kekerasan kepada yang bersangkutan karena menyepelekan orang yang sudah meninggal.

Sementara itu, warga yang terus mendesak pertanggung jawaban PJTKI itu, menyaksikan salah seorang yang menghubungi Jafar (Direktur PJTKI PT Wira Kreasi Usaha) untuk menanyakan dokumen-dokumen korban. “Hasil visumnya diambil saja ke Jakarta,” dituturkan si penelepon.

Selang beberapa jam, Khaerudin (35), suami korban yang masih shock mulai merespons beberapa pertanyaan. Dikatakannya, dia memperoleh kabar bahwa istrinya sedang sakit dari temannya yang saat itu berada di agen Kuwait melalui SMS, dan kabar kedua yang juga via SMS menanyakan pihak keluarga sudah tahu belum kalau Yeni sudah meninggal.

Mirisnya, setelah Yeni dikabarkan sudah meninggal dua minggu yang lalu oleh temannya, justru pihak PJTKI tidak mengetahuinya. Pihak keluarga yang kecewa terhadap sikap PJTKI yang disusul kemudian dengan pengiriman jenazah yang tidak menggunakan etika, menuntut diurus segala administrasi dan hak-haknya. “PT baru tahu setelah saya menanyakan kebenaran kabar yang saya terima,” jelasnya sambil menitikkan air mata.

Isi peti mati pun turut menjadi pertanyaan, karena pengirimannya tidak disertai dokumen dikhawatirkan isinya bukan jenazah Yeni. “Petinya akan dibuka setelah ada dokumen dan disaksikan orang PT,” tandas salah satu keluarga korban. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Tidak ada komentar:

Pembunuhan Sadis

Tewas Dibacok Mantan Suami

*) Dua Kali Kawin Cerai, Ditolak Minta Rujuk Kembali

SUKAGUMIWANG—Aksi yang dilakukan Romeo dalam kisah film Romeo dan Juliet memang menyita perhatian penontonnya, sedangkan yang dilakukan pelaku terhadap mantan istrinya kemarin apakah meniru adegan film tersebut?

Mukidi (32) warga blok Boros desa Gunungsari kecamatan Sukagumiwang tega menghabisi nyawa wanita yang pernah dinikahinya sebanyak dua kali. Anisah (30), yang masih satu desa tewas mengenaskan dengan luka bacok di bagian kepala, leher, punggung dan kaki.

Keterangan yang dihimpun Radar di Tempat Kejadian Perkara (TKP), kejadiannya Sabtu (30/8) sekitar pukul 19.30, berawal saat Anisah sedang duduk di depan warung milik orang tuanya Kasan (50) yang terletak di desa setempat Rt.01/04. Seketika datang Mukidi secara tiba-tiba dan langsung mengayunkan golok yang sengaja dibawanya dari rumah berulang kali ke tubuh Anisah. Korbanpun langsung terkapar tak berdaya menerima hujaman senjata tajam pelaku hingga dilarikan ke RSUD Arjawinangun Cirebon. “Saat kejadian saya lagi ngobrol sama tamu di dalam, tiba-tiba ada suara teriakan orang minta tolong. Setelah saya lihat keluar ternyata anak saya tergeletak dengan banyak darah, dan Mukidi sedang berusaha menusukkan golok ke arah perutnya”, jelas Kasan kepada Radar, kemarin sambil menunjukkan tempat jatuhnya Anisah.

Setelah dilakukan pertolongan medis di RSUD Arjawinangun, ternyata nyawa korban tidak dapat tertolong karena beberapa luka bacok sangat parah dalam jumlah banyak. Dan Mukidi yang berusaha bunuh diri setelah menghabisi nyawa korbannya dapat dihentikan warga, sehingga Mukidi yang nyawanya urung melayang sia-sia juga harus mendapat pertolongan tim medis. Tapi, berbeda dengan korbannya, Mukidi menjalani perawatan tim medis RS Bhayangkara Indramayu dengan tambahan borgol yang mengikat kedua tangannya.

Sumber di TKP mengatakan, Mukidi dan Anisah pernah melakukan pernikahan sebanyak dua kali dan pernikahan yang kedua dilakukan 2006 silam. Dari perkawinan pertamanya sekitar 12 tahun yang lalu, pasangan tersebut telah dikaruniai seorang anak yang kini duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Mukidi yang dikenal warga sekitar sebagai peminum minuman keras dan kerap melakukan perjudian, pada perceraiannya yang kedua berusaha untuk meminta rujuk kembali dengan mantan istrinya.

Namun karena ketidak senangan mantan istri dan keluarganya dengan sikap serta perilaku mabok dan judi pelaku, usahanya untuk dapat rujuk kembali tetap tidak menunjukkan hasil yang diharapkan. Sehingga pelaku nekad untuk melakukan aksi pembunuhan dan mencoba bunuh diri. Hal tersebut dilihat dari tulisan tangan pada selembar kertas yang bercambur noda darah, yang isinya menyebutkan “Mukidi – Anisah pegat paksa sampe dua kali, daripada pisah karo Anisah bagen mati suka mati loroane” yang artinya Mukidi – Anisah cerai paksa sampai dua kali, dari pada pisah dengan Anisah lebih baik mati harus mati dua-duanya.

Pada saat melakukan aksinya, pelaku menggunakan sebilah golok yang sengaja di bawanya dari rumah dan kedapatan membawa dua buku surat nikah atas nama Mukidi dan Anisah.

Setelah menjalani perawatan di RS Bhayangkara, pelaku digiring ke Mapolsek Kertasemaya guna dilakukan pemeriksaan dan korban tewas sekitar pukul 09.00 Minggu (31/8) pagi dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat. (tar)

Sumber : Radar Indramayu