Powered By Blogger

Minggu, 31 Mei 2009

Lagi, Pelajar Sekarat Tenggak Miras Beracun


*) Satu lainnya telan dekstro hingga sekarat

JATIBARANG—Andres (18) asal Gang H Amin RT 01/01 Desa Kerticala Kecamatan Tukdana, kritis setelah diduga mengkonsumsi minuman beralkohol yang dicampur bahan lainnya, Minggu (31/5) dini hari.

Dari keterangan yang dihimpun Radar, korban yang masih duduk sebagai pelajar sebuah SMU di Jatibarang ini ditemukan keluarganya di sebuah pos ronda yang terletak tidak jauh dari rumahnya sekitar pukul 02.00 WIB. Ketika itu, kondisi korban sudah tidak sadarkan diri dan sudah tampak pucat dengan kesulitan bernafas.

Diperoleh informasi oleh keluarganya, korban yang bermalam mingguan bersama teman-temannya dengan bermain musik di sebuah pos ronda itu dibarengi dengan berpesta minuman keras jenis anggur kolesom cap orang tua yang diperkirakan dicampur dengan zat berbahaya lainnya.

Dalam kondisi yang sangat kritis itu, oleh keluarga segera dilarikan ke RSIZ Jatibarang guna pertolongan intensif agar dapat diselamatkan dari maut yang mengancam jiwa bocah yang konon anak tunggal ini. “Waktu ditemukan mulutnya bau anggur, malam mingguannya dengan banyak teman tapi katanya tidak ada yang mengetahui,” tutur kerabat korban yang mengaku bibinya.

Diungkapkan tim medis RSIZ Jatibarang, korban intoxicasi alcohol saat tiba di RS sudah dalam kondisi yang sangat sulit untuk tertolong. “Pasien sempat apneau (henti nafas) dan kami segera melakukan tindakan resusitasi jantung paru (RJP) untuk memompa kerja jantung dan paru,“ jelas dr Tanti Darmawanti saat dikonfirmasi Radar, kemarin.

Sekitar pukul 07.30 menyusul Wanta (18) asal Desa Sukaperna RT 13/05 Kecamatan Tukdana mengisi ruang UGD setelah sekira dua jam korban Andres dirujuk ke RS Mitra Plumbon Cirebon.

Korban kali ini, dikabarkan over dosis setelah mengkonsumsi obat jenis dekstro yang ditelan dengan zat berbahaya lainnya. “Minumnya pasti banyak, dan orang tuanya sudah masa bodoh,” kata pria yang mengaku paman korban. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Pria Tewas di Drainase Gemparkan Warga


JATIBARANG—Warga jalan Ampera Desa Bulak Lor Kecamatan Jatibarang digegerkan dengan ditemukannya sesosok tubuh manusia yang tersungkur di drainase (saluran irigasi) persawahan desa setempat, Jum’at (29/5).

Berdasarkan keterangan di tempat kejadian perkara, sosok tubuh yang sempat menggegerkan tersebut ditemukan dalam posisi tersungkur tidak bernyawa di bawah jembatan kecil yang terbuat dari kayu dan diketahui pertama kali oleh seorang warga yang sedang melintas menuju areal persawahan setempat sekitar pukul 08.00 WIB.

Setelah beberapa saat, tubuh yang masih tertelungkup sudah tidak bernyawa itu oleh Surjan (55), warga setempat, tampaknya sangat dikenali dan atas inisiatifnya lalu diangkat dan dilaporkannya kepada petugas kepolisian setempat.

Polisi yang menerima laporan adanya penemuan mayat, tidak lama tiba di lokasi dan langsung melakukan pengamanan dengan memasang garis polisi.

Diungkapkan Kapolsektif Jatibarang AKP Sumari SH, jasad korban yang sudah dilakukan pemeriksaan tersebut diduga tewas karena penyakit yang dideritanya dan saat penyakitnya kambuh tidak ada yang mengetahuinya. Dan hasil lain dari visum tim medis, di tubuh korban tidak terdapat tanda-tanda kekerasan seperti memar dan luka. “Besar kemungkinan, tewasnya korban tidak ada unsur lain yang mengarah pada tindakan kriminal yang merenggut nyawa seseorang. Pihak keluarga sudah memberikan keterangan bahwa korban memiliki penyakit epilepsy yang diderita sejak lama,” jelas Sumari didampingi Kanit Reskrim Aipda Ahmad Nasori kepada Radar.

Dengan pengawalan petugas, jenazah pria yang diketahui bernama Suwadi (50) warga Blok Desa I RT 06/02 Desa Bulak Lor itu langsung dibawa pulang pihak keluarga untuk segera dilakukan prosesi pemakaman. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Sabtu, 30 Mei 2009

Tengkorak Manusia Ditemukan di Kebun Tebu PG Jatitujuh




*) Diduga Diperkosa Lalu Dibunuh

INDRAMAYU—Sesosok mayat tanpa identitas yang hanya tinggal tengkorak dan sebagian kulit yang masih menempel di beberapa ruas tulang, ditemukan pekerja Pabrik Gula (PG) Jatitujuh sekitar pukul 07.00, Sabtu (30/5).

Berdasarkan keterangan di lokasi yang harus ditempuh melalui gerbang utama PG Jatitujuh, sesosok mayat ditemukan pertama kali oleh seorang pekerja yang hendak memanen pohon tebu yang terletak di wilayah Rawabolang Rayon Kerticala petak 162 areal perkebunan tebu PG Jatitujuh dan melaporkannya kepada petugas keamanan setempat yang selanjutnya dilaporkan ke Mapolsek Bangodua.

Mayat yang terletak sekitar 10 meter dari sisi kebun tersebut, kondisinya sudah tidak dapat dikenali lagi. Struktur tulang badan korban yang saat ditemukan dalam posisi terlentang, di sebagian tubuhnya masih tampak terbungkus sisa kulit yang sudah membusuk serta mengering. Seluruh giginya pun sudah tidak berada di tempatnya semula alias tanggal.

Hasil visum tim medis di TKP tubuh korban diperkirakan memiliki tinggi badan sekitar 160 sentimeter dilihat dari struktur ruas tulang kaki dan badan. Hasil lainnya menunjukkan adanya tanda pada tulang letak alat vital yang mirip dengan yang dimiliki kaum perempuan. Apalagi jika melihat sisa kulit yang menempel di bagian dadanya yang menunjukkan adanya putting payudara perempuan.

Tulang belulang yang tergeletak beraturan itu, diduga korban pemerkosaan dan pembunuhan yang diperkirakan kejadian tewasnya korban dalam rentang waktu 1 sampai 2 bulan yang lalu.

Menurut Kapolres Indramayu AKBP Drs H Mashudi melalui Kapolsek Bangodua AKP M Simangunsong yang tiba di lokasi bersama Unit Olah TKP Polres Indramayu, dari hasil olah TKP dan visum tim medis tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan. Bahkan tidak ada sehelaipun kain yang ada di sekitar lokasi saat ditemukan. “Usianya sulit diketahui karena seluruh giginya sudah terlepas dari tengkorak,” jelasnya.

Diterangkannya, sosok mayat yang tinggal tulang belulang itu selanjutnya dievakuasi dari lokasi dan dilakukan prosesi pemakaman yang layak di TPU Blok Telaga Dua Desa Tunggul Payung Kecamatan Lelea. (tar)

sumber : Radar Cirebon - Indramayu

Senin, 25 Mei 2009

Pasutri Tewas Dihantam Truk





*) Anaknya dalam kondisi kritis dengan luka serius

KERTASEMAYA—Naas bagi pasutri asal Desa Tenajar Kidul RT 16/04 Kecamatan Kertasemaya, Jajang Sutrisna (45) dan Sanati (39) seketika meregang nyawa dengan kondisi mengenaskan di jalur pantura Kertasemaya, Senin (25/5) sekitar pukul 15.15 WIB.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun Radar di lokasi kejadian, peristiwa tersebut bermula ketika Jajang bersama istri dan anaknya Gilang Ramadan (4) dengan mengendarai sepeda motor Yamaha Mio nopol E 6332 SD melaju dari arah kediamannya menuju jalur pantura setempat. Saat memasuki jalur dengan posisi kendaraan menuju arah Cirebon, mendadak dihantam dengan keras oleh sebuah mobil yang melaju kencang dari arah belakang.

Kontan saja, pasutri beserta seorang anak yang masih balita tersebut terlempar dan diperkirakan dilindas roda mobil yang semula menabraknya. Entah karena korban yang sebelumnya tidak melihat situasi di belakangnya atau disebabkan sopir mobil yang ugal-ugalan, tapi dugaan sementara korban saat mengendarai sepeda motornya hendak mengambil lajur kanan yang tujuannya memutar arah dengan jarak kendaraan yang ada dibelakangnya sangat dekat dan tidak memungkinkan sang sopir menginjak pedal remnya.

Namun, di lokasi tampak sebuah mobil box colt diesel Mitsubishi warna kuning nopol B 9418 EI yang terjerembab di sebuah selokan dan menghantam pagar water pump milik Pertamina yang posisinya di sisi jalur arah menuju Jakarta.

Menurut pengakuan pengemudinya, Tohir (40) warga Desa Sindang Laut Kabupaten Cirebon, ketiga korban bersama sepeda motornya yang terkapar di tengah jalan tidak ditabrak maupun dilindas oleh mobil yang dikendarainya. Hanya saja, mobilnya yang ketika itu berada di belakang sebuah truk bermuatan berat, berusaha menghindari tubuh-tubuh korban hingga melewati median jalan dan terhenti setelah menabrak pagar dan tiang besi besar bangunan waterpump tersebut dan lolos dari tabrakan dengan mobil yang melaju dari arah Cirebon. “Yang nabrak bukan saya, bisanya mobil saya sampai banting setir ke kanan karena menghindari para korban yang ditabrak mobil di depan saya,” akunya saat ditanya Radar, kemarin di Mapolsek Kertasemaya.

Sementara itu, ketiga korban kecelakaan maut yang langsung mendapat pertolongan warga segera dilarikan ke Puskesmas Kertasemaya. Sayangnya, Sanati sudah dalam kondisi tewas di lokasi dan menyusul kemudian Jajang beberapa saat setelah berada di puskesmas setempat.

Kondisi sekarat Gilang yang masih terdapat tanda-tanda kehidupan, dari puskesmas dengan segera dirujuk ke RSIZ Jatibarang. Kondisi Gilang saat itu mengalami tidak sadarkan diri dengan luka robek di bagian belakang kepala, pendarahan di telinga dan parahnya lagi bentuk kepalanya sudah tidak simetris.

Kapolres Indramayu AKBP Drs H Mashudi melalui Kapolsek Kertasemaya AKP Mashudi SH saat dikonfirmasi Radar, membenarkan telah terjadi peristiwa kecelakaan yang merenggut nyawa pasangan suami istri dan satu anak balita yang kondisinya sangat kritis. “Dua korban tewas diketahui pasangan suami istri dan satu korban lainnya merupakan anak korban yang sekarang dalam pertolongan medis di RSIZ Jatibarang,” jelasnya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Minggu, 24 Mei 2009

2 Korban Minuman Racikan Masih Kritis


*) Akui Beli 5 Botol Alkohol Murni di Apotik

JATIBARANG—Dua korban kritis akibat menenggak alcohol murni, Wawan (23) dan Wendi (20), Minggu (24/5) masih dalam pengawasan tim medis RSIZ Jatibarang di ruang perawatan Marwah.

Kondisi keduanya sudah mulai tampak berangsur membaik walupun masih sesekali mengeluhkan pandangan kabur dan sesak nafas atas pengaruh alkohol yang masih mengancam jiwa keduanya.

Dalam penuturan keduanya dengan posisi masih tidak berdaya oleh kuatnya pengaruh minuman racikan yang dibuatnya bersama-sama, mengakui jenis minuman yang merenggut nyawa rekannya yakni Buseri Alfatah (19) adalah jenis alkohol murni yang dibelinya secara bersamaan pula di sebuah apotik di Jatibarang.

Dalam pengakuan keduanya, alkohol yang dibeli sebanyak 5 botol dan saat dikonsumsi diracik dengan serbuk suplemen Kuku Bima yang perbandingannya satu botol alkohol dicampur dengan satu sachet serbuk suplemen tersebut. “Minumnya cuma bertiga saja,” kata Wawan saat ditanya Radar, kemarin di ruang perawatan.

Sebotol alcohol yang dapat diperoleh dengan harga murah meriah senilai Rp2500 perbotolnya itu, tampaknya menjadi alternative para pengonsumsi minuman keras yang sudah mulai kehilangan penjualnya. Padahal akibat yang ditimbulkan adalah malapetaka besar yang bisa merenggut nyawa peminumnya.

Sementara itu, menurut Wendi, bertemu dengan dua teman di sebuah jalan di desanya yang kemudian berbuntut sepakat mengadakan pesta kecilan sambil nongkrong di salah satu jembatan yang tidak jauh dari rumah tiga korban tersebut.

Untuk menambah kenikmatan racikan yang dibuat, maka ditambah beberapa butir es batu dalam setiap racikan yang akan dikonsumsi pada malam Jum’at Kliwon itu. “Pake es batu biar enak, habis minum ya cuma mabok aja kaya minum-minuman beralkohol lainnya,” jawabnya.

Yang mengejutkan pihak keluarga yang saat itu menunggui di sekeliling pelbet tempatnya berbaring, dirinya mengaku sudah kesulitan untuk memperoleh minuman keras. “Belinya uang hasil patungan bertiga,” ungkapnya.

Sementara itu, tim medis RSIZ Jatibarang menerangkan kondisi kedua pasiennya yang terintoxicasi alcohol tersebut sudah dalam kondisi kooperatif. “Keduanya sudah mulai membaik, untuk jenis minuman yang dikonsumsinya kami tidak mengetahui secara pasti. Hanya saja dari keterangan yang kami peroleh, 3 pasien yang satu diantaranya tidak dapat diselamatkan katanya mengkonsumsi alkohol yang diracik dengan suplemen,” jelas dr Nurdin saat dikonfirmasi Radar, kemarin. (tar)

sumber : Radar Cirebon - Indramayu

Sabtu, 23 Mei 2009

1 Tewas 2 Kritis Usai Pesta Minuman Racikan


*) Korban tewas adalah pelajar SMK swasta kelas XII

JATIBARANG—Sulitnya membeli minuman keras untuk dikonsumsi, tampaknya tidak menjadi penghalang bagi penyuka minuman setan dalam mencari kepuasan dengan cara bermabuk-mabukan. Walaupun efeknya dapat berakibat fatal, nyatanya sebanyak tiga pemuda asal Desa Bangkaloa Ilir Kecamatan Widasari nekat mengkonsumsi minuman hasil racikan sendiri yang mengakibatkan satu orang tewas dan dua lainnya masih dalam kondisi kritis.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh Radar, ketiga pemuda belia diantaranya Buseri Alfatah (19), Wawan (23) dan Wendi (20) dikabarkan meminum minuman berjenis alkohol murni yang dicampur minuman suplemen pada Kamis (21/5) malam. Setelah berpesta minuman racikan tersebut ketiganya hanya mengalami mabuk biasa seperti layaknya habis meminum minuman keras jenis lainnya.

Namun pada Jum’at (22/5) pagi, korban pertama yang mengalami efek buruk dari minuman tersebut yakni Fatah, yang oleh keluarganya terlihat berbeda dari biasanya dan sempat mengalami gangguan penglihatan. Diberikan pertolongan pertama dengan memberikannya air dua buah kelapa dugan dan susu dengan harapan dapat memperbaiki kondisinya, tapi usahanya malah semakin memperburuk kondisi tubuh korbannya.

Dengan kondisi tubuh yang terus menurun, Sabtu (23/5) siang akhirnya pihak keluarga memutuskannya untuk melarikan korban ke RSIZ Jatibarang agar segera ditangani tim medis. Korban yang masuk ruang UGD sekitar pukul 14.45 terus berjuang melawan maut, dan sekira pukul 16.00 tim medis mulai kewalahan dengan terus menurunnya kondisi korban yang dengan segera melakukan resusitasi jantung dan paru (RJP).

Ironisnya, pada saat jam menunjukkan pukul 17.00 tim medis menyatakan korban yang tercatat berstatus siswa kelas XII sebuah SMK swasta di Jatibarang yang baru saja melewati ujian akhir nasional beberapa waktu lalu itu, sudah tidak dapat diselamatkan lagi alias meninggal dunia. “Kami berupaya maksimal hingga melakukan RJP sekitar satu jam, tapi Allah SWT berkehendak lain. Dan pada saat masuk ruang UGD kondisinya sudah dalam keadaan kejang dan mengeluarkan muntahan berbusa,” jelas dr Tanti Darmawanti saat dikonfirmasi Radar, kemarin.

Diduga ketakutan karena tersiar kabar Fatah meregang nyawa akibat efek buruk minuman yang dikonsumsi secara bersama-sama itu, kontan saja dua temannya yang dalam kondisi kritis di rumahnya masing-masing langsung dilarikan ke RSIZ Jatibarang. Korban kedua yang tiba di RS saat jenazah Fatah hendak dibawa pulang keluarga sekitar pukul 17.30, yakni Wawan yang datang dalam kondisi kritis dengan pandangan mata sudah mulai kabur dan terus memuntahkan isi perutnya.

Selang 30 menit kemudian, korban ketiga pun tiba juga di RS yang diketahui bernama Wendi yang diantar keluarga dan teman-temannya dengan kondisi kritis pula. Korban ketiga ini mengalami kesulitan untuk bernafas, nyeri di bagian dada, mual-mual dan sesekali muntah.

Hingga berita ini ditulis, kedua korban kritis masih dalam pertolongan intensif tim medis RS setempat di ruang UGD. (tar)

sumber : Radar Indramayu - Cirebon

Senin, 18 Mei 2009

2 Bocah Tewas Tenggelam di Rawa

WIDASARI—Junedi bin Slamet (6) dan Kapindra Riyanto bin Sayana (6), keduanya ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa dengan posisi mengambang di sebuah rawa yang terletak tidak jauh dari rumahnya di Blok Gejleg RT 2/4 Desa Ujungaris Kecamatan Widasari, Minggu (17/5) sekitar pukul 14.00 WIB.

Menurut keterangan pihak kepolisian setempat, kedua bocah tersebut ditemukan oleh salah satu orang tua korban, Sayana (29) bersama rekannya yang menemukan keduanya sudah mengambang di sebuah rawa kalimati dengan kedalaman sekitar 3 meter.

Diduga, keduanya sebelum meregang nyawa di dalam air terlebih dulu melakukan mandi dengan cara berenang. Karena, di sisi rawa ditemukan pakaian keduanya yang tergeletak. “Dugaan kuat, saat korban ingin mandi di rawa tidak mengetahui kedalaman rawa tapi tidak memiliki kemampuan untuk berenang,” jelas Kapolsek Widasari AKP Bendi Ujianto saat dikonfirmasi Radar, kemarin.

Pada saat ditemukan, Sayana dan rekannya yang terkejut dengan kecemasan melarikan keduanya ke RSIZ Jatibarang dengan harapan dapat terselamatkan dari maut. Namun, tampaknya kedua korban sudah terlalu lama berjuang di kedalaman rawa hingga ajal menjemputnya dengan cara yang tentunya tidak diinginkan siapapun. “Sementara dari hasil olah TKP belum ditemukan faktor lain yang indikasinya menjadi penyebab tewasnya 2 anak tersebut,” pungkasnya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Pria Tanpa Identitas Tewas Dibakar



INDRAMAYU—Seorang pria yang belum diketahui identitasnya, tewas mengenaskan dengan sekujur tubuhnya menderita luka bakar dan sejumlah luka akibat sabetan benda tajam.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, menyebutkan peristiwanya terjadi pada Minggu (17/5) dinihari dengan menewaskan seorang korban yang sebelumnya diperkirakan mendapat amukan massa yang menumpahkan emosi dan kekesalannya dengan gangguan keamanan di desanya dalam beberapa minggu terakhir.

Kondisi korban yang sangat mengenaskan yang seluruh tubuhnya melepuh akibat panasnya api yang membakar tubuh yang sebelumnya sudah dilucuti pakaiannya. Bahkan, di bagian kepala korban juga terdapat luka bacok cukup lebar yang masih menganga, nyaris tidak dapat dikenali saat terbujur kaku di ruang instalasi forensik dan pemulasaraan jenazah RS Bhayangkara Indramayu.

Menurut kabar yang diperoleh, tewasnya korban diperkirakan berkaitan dengan seringnya terjadi pencurian sepeda motor warga. Sehingga emosi bercampur kekesalan warga menjadikan korban yang mungkin diketahui sedang melakukan aksinya oleh warga, menjadi sasaran empuk warga untuk mencurahkan semua amarahnya.

Hingga berita ini ditulis, suasana desa masih tertutup dan tidak meninggalkan akses informasi yang lebih jelas lagi. Namun, dari penelusuran diperoleh tempat kejadian perkara yang masih ada tanda bekas benda terbakar yang terletak di Blok Masjid Desa Cempeh Kecamatan Lelea. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Ratusan Botol Miras Jenis OT Disita Polisi


JATIBARANG—Santernya pihak kepolisian dalam menekan peredaran minuman keras, ternyata masih belum memberikan efek jera terhadap pemilik mirasnya.

Pasalnya, pada Sabtu (16/5) jajaran Polsektif Jatibarang berhasil menyita sedikitnya 250 botol miras jenis anggur cap orang tua dari rumah seorang warga, Kastiman (34) warga Desa Lobener Kecamatan Jatibarang sekitar pukul 13.00 WIB.

Dijelaskan Kapolsektif Jatibarang AKP Sumari SH, ratusan botol berisi minuman keras tersebut sengaja disimpan pemiliknya di sebuah rumah yang terletak di pinggir sungai Cimanuk desa setempat. Aksi tersebut diduga sudah dilakukan sejak lama dengan modus menjadikan rumahnya untuk tempat penyimpanan miras sebelum didistribusikan kepada para pedagang.

Lokasi yang sulit untuk dijangkau tersebut, nyatanya dimanfaatkan tersangka untuk menghindari serta mengelabui petugas. Dan berhasilnya penggerebekan yang dilakukan petugas merupakan kerjasama yang solid masyarakat yang dapat memberikan informasi akurat kepada petugas. “Dengan adanya info dari warga atas keberadaan barang haram yang sengaja disimpan pemiliknya jauh dari pemukiman warga, kami berupaya melakukan pengintaian dan dengan segera memberikan tindakan tegas dengan mengepung lokasi,” ungkap Sumari saat dikonfirmasi Radar, kemarin.

Menurutnya, penggerebekan bersama anggota tersebut hampir saja tidak membuahkan hasil dari target operasi, karena sang pemiliknya terus mengelak tidak memiliki barang yang dimaksud petugas. Tapi polisi yang tidak begitu saja mempercayainya langsung menggeledah rumah tersangka dan berhasil menemukan barang bukti yang disimpan secara terpisah-pisah.

“Kami akan terus memberantas miras melalui pelaksanaan giat pekat lodaya, dan kepada masyarakat dihimbau untuk seger melaporkan segala bentuk dan tanda-tanda adanya kemungkinan yang akan timbul mengganggu kamtibmas untuk segera kami tindak,” tandasnya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Misteri Daun Salam Berjalan Terus Diserbu Warga




WIDASARI—Gegernya kabar daun salam yang dapat berjalan tanpa bantuan magnet atau lainnya, tersebar luas dengan menimbulkan suasana yang berbeda dengan sebelumnya di lokasi kediaman pemilik daunnya.

Pasalnya, kabar yang tersiar menyiratkan rasa penasaran warga dari desa bahkan kecamatan lainnya untuk melihat langsung keanehan yang terjadi pada daun ajaib yang dimiliki Jueriyah (64) warga Blok II Desa/Kecamatan Widasari tersebut.

Sejumlah pedagang makanan seperti mi ayam, bakso dan lainnya biasanya berjualan dengan cara berkeliling memanfaatkan tumpahan warga yang datang berkunjung.

Bahkan, beberapa rumah warga yang memiliki pekarangan cukup luas menjadi sasaran pengunjung untuk memarkir kendaraan jenis sepeda motor, becak dan sepeda. Sedangkan untuk pengunjung yang menggunakan mobil harus memarkir kendaraannya di jalan raya Widasari – Jatibarang, dan harus menempuh perjalanan sejauh sekitar 200 meter ke lokasi tersebut.

Tak ayal, suasana desa mendadak ramai dikunjungi warga yang juga ingin meminta air yang sudah dicelupkan daun ajaib dengan alasan sebagai alternative dalam mencari kesembuhan penyakit, jalan rejeki hingga mencari jodoh.

Salah satu pengunjung yakni Unani (37) warga Desa Leuwigede Kecamatan Widasari, sedikitnya membawa pulang lima botol air menggunakan kemasan air mineral. Dengan tingkat kepercayaan pada sugesti air mujarab seperti halnya fenomena air batu petir Ponari asal Jombang, dirinya berusaha untuk mendapatkan air tersebut dengan harapan sekeluarganya diberikan kesembuhan selama-lamanya. “Keluarga sih ga ada yang sakit, tapi mudah-mudahan dengan air ini dapat menjauhkan segala macam penyakit dari keluarga saya,” tuturnya saat ditanya Radar, kemarin usai mendapatka air yang diharapkan.

Hal senada disampaikan Vetri (40) dan Yuli (38) warga Gang Jaya Desa/Kecamatan Jatibarang yang setelah mendapatkan kabar adanya daun ajaib langsung mendatangi lokasi yang tersiar dengan cepat. “Harapannya dengan meminum atau menggunakannya untuk campuran air mandi, dapat memberikan kesehatan tubuh,” kata keduanya.

Sementara itu, beberapa pengunjung yang namanya enggan disebutkan, sangat berharap dapat memberikan manfaat dan berguna dalam mencari jodoh dan rejeki. “Mudah-mudahan cepat dapat jodoh dan banyak rejeki,” tukasnya sambil tersenyum simpul.

Sedangkan pemilik daun salam, Jueriyah (64), dengan terus berdatangannya pengunjung merupakan sebuah berkah dan rejeki. Pasalnya, sangat sulit sekali pengunjung yang datang dan meminta air tidak memberikan sejumlah uang ke dalam toples yang telah disediakan. Alhasil rejeki berlimpah datang dengan sendirinya walaupun nenek penjual sayur keliling itu terus disibukkan dengan melayani para tamunya.

Hingga berita ini ditulis, belum ada informasi yang menyebutkan adanya pengunjung yang sudah memperoleh kesembuhan atas penyakit yang diderita, rejeki nomplok mendadak ataupun dengan cepat mendapatkan jodoh yang diidam-idamkan. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Pengendara Motor Remuk Tertindih Truk Box




SLIYEG—Naas nian nasib akhir hayat Nuroni (31) warga Desa Segeran Kidul RT 03/03 Kecamatan Juntinyuat, dengan seketika menghembuskan nafas terakhirnya setelah tubuhnya tertimpa badan truk box saat melaju dari arah Jatibarang, Kamis (14/5) sekitar pukul 16.45 di jalan raya Desa Tambi Kecamatan Sliyeg.

Sumber di tempat kejadian perkara (TKP) menyebutkan, kejadian yang merenggut nyawa pengguna jalan tersebut bermula ketika sebuah truk box colt diesel Mitsubishi nopol D 8538 BO melaju dari arah Karangampel menuju Jatibarang. Pada saat memasuki jalan raya Desa Tambi tepatnya setelah melewati sebuah tikungan, sang sopir diduga dikejutkan dengan sepeda motor Yamaha Mio dari yang juga sedang melaju di depannya dalam satu arah.

Namun dengan sekejap mata memandang, pengemudi motor yang tidak memberikan tanda-tanda akan berbelok arah seketika mengagetkan pengemudi truk. Sang sopir yang tidak menghendaki tabrakan diperkirakan berusaha menghindari sepeda motor tersebut dengan membanting kemudi ka kanan sekuat tenaga disertai pengereman yang kuat pula.

Alhasil, pengereman dan kemudi yang dikendalikan menghindari motor itu mampu menyelamatkan pengemudi dan motor Mio yang berbelok masuk ke jalan raya Desa Tambi Lor.

Mirisnya, banting setir yang dilakukan pengemudi itu mengakibatkan mobil kehilangan kendali dan berbalik arah lalu terguling di bahu jalan simpang tiga Tambi tersebut, menindih seorang pengemudi motor yang diketahui bernama Nuroni dengan kondisi mengenaskan. Sepeda motor yang dikendarainya yakni Yamaha Vega R nopol E 5190 RN remuk, dan dua buah sepeda yang diangkutnya dalam keadaan rusak.

Hingga berita ini ditulis, korban yang sempat dilarikan ke RSI Zam Zam Jatibarang tanpa nyawa tersebut, sudah dibawa pulang pihak keluarga untuk dilakukan proses pemakaman. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Penyeberang Tewas Mengenaskan Dihajar Innova


WIDASARI—Jalur tengkorak pantura Indramayu bagian timur kembali merenggut nyawa pengguna jalan secara mengenaskan, Jum’at (15/5) sekitar pukul 16.30 di jalur pantura Widasari.

Sumber di lokasi kejadian menyebutkan, saat peristiwa terjadi dalam keadaan cuaca hujan lebat. Ketika itu, korban yang diketahui bernama Sukarta (50) warga Blok Tambangan Desa Kebulen Kecamatan Jatibarang bersama dua rekannya berada di sisi jalan akan melakukan penyeberangan.

Entah tidak sabar atau tidak melihat dengan jelas situasi jalur, korban yang setelah menunaikan kewajibannya sebagai petani tersebut mendadak menyeberang mendahului rekan lainnya. Seketika itu pula, korban dengan menuntun sepeda yang hampir saja mencapai batas aman ruang putar arah median jalan, dikejutkan dengan sebuah mobil Toyota Innova nopol E 1281 AW dari arah Cirebon dikemudikan Tamsir (43) warga Desa Dukuh Jeruk Kecamatan Karangampel yang langsung manghantam sepeda dan tubuhnya hingga terpental beberapa meter menghantam aspal di jalur arah menuju Cirebon.

Walaupun beruntung tidak ada kendaraan lain yang melaju dari arah Jakarta, tapi kondisi luka berat di kepala, kaki dan tangan korban tetap tidak dapat menyelamatkan nyawanya. Korban yang menghembuskan nafas terakhir di lokasi kejadian itu, oleh warga dilarikan ke RSIZ Jatibarang dengan bermandikan darah segar yang terus mengucur bercampur air hujan.

Hingga berita ini ditulis, sepeda korban yang rusak parah diamankan di Mapolsek Widasari dan kendaraan kijang yang merenggut nyawa korban diamankan di Markas PJR Unit Jatibarang. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Daun Salam Berjalan Gegerkan Warga



*) Warga Terinspirasi Sugesti Ponari Berebut Air Celupan Daun Salam Ajaib

WIDASARI—Warga Blok II Desa/Kecamatan Widasari dan sekitarnya, Kamis (14/5) pagi digegerkan dengan selembar daun salam yang dapat berjalan.

Kunjungan Radar ke lokasi, sebuah rumah bernomor 23 yang terletak di wilayah RT 01/02 yang dipadati rumah penduduk tersebut, tampak dipadati kerumunan warga segala usia yang penasaran dan ingin menyaksikan secara langsung kabar yang tersiar.

Gegernya selembar daun salam tersebut diduga sebagai fenomena alam, pasalnya warga menilai kejadian tersebut sebagai keanehan yang layak dipercaya sebagai kenyataan dengan menimbulkan tanda tanya.

Sementara itu, selembar daun salam tersebut masih berwarna hijau segar dengan bentuk menyerupai seekor belalang (walang kantung). Anehnya daun itu sesekali membuat terkejut warga yang menyaksikannya, karena dengan empat kaki yang dimiliki dari lembar daunnya melangkah pasti layaknya seekor belalang.

Keanehan yang muncul tersebut ternyata menyiratkan sugesti tumbuh di masyarakat dengan memberikan sekedar sedekah pada tempat dari toples berukuran besar yang disediakan. Bahkan, tidak sedikit pula warga yang meminta air yang sudah dicelupi daun ajaib itu dengan alasan mudah-mudahan dapat memberikan kesembuhan pada penyakit dengan berkah daun salam.

Alhasil, dalam sekejap saja toples tembus pandang itu dipenuhi uang sedekah pecahan seribu, lima ribu dan sepuluh ribu rupiah.

Menurut pemilik daun ajaib itu, Jueriyah (64) mengungkapkan, sebendel daun salam yang dibelinya di pasar Jatibarang pada Rabu (13/5) sore itu seharga Rp1500 untuk keperluan pelengkap dagangan sayur mayur keliling. Tapi, peristiwa mengejutkan terjadi ketika sesampainya di rumah, saat itu wanita yang akrab disapa Bi Jueh ini sedang membereskan dagangannya untuk jualan keliling besok paginya.

Mendadak dari atas gerobak sayurnya, selembar daun tiba-tiba jatuh dan menunjukkan keanehan dengan berjalan sendiri. Saat itu juga, dirinya meminta pertolongan kepada anaknya dengan keraguan yang menyelimuti ketakutan pada kejadian yang dilihatnya. Lalu oleh anaknya diambil dan diletakkan di dalam toples, dan daun itu tetap berjalan mengelilingi toples. “Godonge nepluk ning sor grobak, terus mlaku dewek,” tuturnya saat ditemui Radar, kemarin saat sedang berkeliling jualan sayur di jalur pantura Widasari.

Dipaparkannya, kemungkinan daun tersebut merupakan pertanda dan jalan barokah yang diberikan Allah SWT atas do’a-do’a yang selama ini dipanjatkan. Pasalnya, dirinya mengaku sering melakukan ziarah ke makam Abah Anom yang terletak di Suryalaya Tasikmalaya. “Disana ya berdo’a memohon barokah dan petunjuk dari Allah,” katanya sambil meneruskan perjalanannya dan tidak menghiraukan keramaian yang ada di rumahnya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Jalur Jatibarang – Karangampel Rawan Begal

INDRAMAYU—Pelaku pencurian dengan kekerasan kembali terjadi di jalan raya Mundu Karangampel, Rabu (13/5) dinihari sekitar pukul 03.00.

Peristiwa tersebut dialami Dulkapi (35) warga Blok Cilengkong Desa Pilangsari Kecamatan Jatibarang ketika mengantarkan saudaranya untuk berjualan di pasar Karangampel.

Dituturkannya, peristiwanya bermula ketika korban sedang melaju di jalan raya Jatibarang – Karangampel dengan mengendarai sepeda motor Honda Supra X125 nopol E 4770 KK, tanpa disadarinya setelah melintas di simpang tiga Ketapang Segeran Kecamatan Juntinyuat ada dua sepeda motor dibelakangnya yang terus membuntuti.

Memasuki sebuah tikungan di Desa Mundu Kecamatan Karangampel, dua sepeda motor yang salah satunya tidak menyalakan lampunya itu langsung memepet korban dan tanpa basa-basi langsung membacokkan senjata tajam ke tangan kanan korban yang terlihat berbentuk sebilah golok.

Dengan rasa sakit dan darah deras yang mengucur, korban dipaksa dengan ancaman pelaku yang diketahuinya sebanyak empat orang untuk memberhentikan dengan segera. Korban pun dibawah ancaman dan acungan golok kontan tidak berdaya dan mulai melangkah mundur menghindari sabetan golok berikutnya.

Oleh pelaku, barang dagangan yang menggunakan tas barang yang berada di sisi kiri dan kanan jok langsung dipreteli dan bergegas kabur ke arah Karangampel. Dan saat itu juga korban bersama saudaranya mencari tumpangan untuk menuju mapolsek Karangampel guna melaporkan kejadian yang dialami. “Saya tidak mampu melawan empat pelaku, dan saya khawatir juga pada bibi saya,” katanya yang menyayangkan sepeda motor yang baru pertama kali dimilikinya raib digondol begal.

Sementara itu, tokoh masyarakat Ali Kambali menuturkan keprihatinannya atas kejadian serupa yang terus berulang kali menimpa masyarakat. Bahkan, menurutnya, di jalur tersebut dengan ketenarannya sarat dengan rawan pembegalan, sepatutnya mendapat prioritas kepolisian dalam melaksanakan patroli dan pengamanan intensif untuk dapat menangkap pelaku kejahatan yang selama ini meresahkan masyarakat. “Kalau masyarakatnya resah berarti rasa aman belum dapat dirasakan apalagi dimiliki masyarakat, dan bagi kepolisian sudah menjadi tugas dan kewajibannya untuk menjadi pengayom serta pelindung masyarakat sesuai koridor hukum kepolisian dalam menciptakan kamtibmas,” tukasnya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Truk Hajar Minicar, 3 Mobil Tabrakan Beruntun




JATIBARANG—Nyawa seorang pengguna jalan kembali melayang sia-sia, dan 3 lainnya mengalami luka serius, Selasa (12/5) sekitar pukul 10.50 di jalur pantura Desa Pilangsari Jatibarang.

Berdasarkan beberapa sumber di TKP, menyebutkan peristiwa terjadinya kecelakaan lalu lintas tersebut bermula ketika sebuah sepeda motor roda tiga (minicar) Kaisar nopol B 7817 OM yang dikemudikan Warsita (21) warga Blok I Desa/Kecamatan Widasari melaju dari arah Cirebon menuju Widasari. Saat itu, minicar tengah mengangkut 9 ekor kambing dan 2 penumpang, Tafrikin (25) dan Masduki (39) yang masih satu kampung dengan pengendaranya. Ketiganya berprofesi sebagai pelaku usaha jual beli kambing.

Ketika sedang asik melaju di jalur pantura Desa Pilangsari Blok Desa, pengendaranya melihat ada lubang jalan yang jika dilalui dapat membahayakan. Berniat menghindari lubang, mendadak dari arah belakang melaju kencang truk box UD nopol B 9486 XQ yang dikendarai Sape’i (37) warga Kampung Kongsi Palasari Kecamatan Legok Tangerang.

Akibatnya, gerobak minicar bagian kanan tersentuh keras oleh bodi truk hingga terpental dan terguling yang terhenti saat menabrak sebuah tiang rumah warga. Masduki dan Tafrikin yang posisinya berada di atas sejumlah kambing tersebut alhasil jatuh tersungkur menghantam kerasnya aspal hitam jalan, dan Warsita terseret bersama sepeda motornya. Tiga korban yang terkapar dan sejumlah kambing segera diamankan warga setempat, ketiganya oleh warga segera dilarikan ke RSIZ Jatibarang. Warsita dan Tafrikin berhasil selamat dari ajal yang mengancam jiwanya dan mengalami luka serius serta adanya patah tulang, tapi mirisnya yang dialami Masduki yang menderita cidera kepala berat dan nyawanya tidak dapat diselamatkan.

Sementara itu, sang sopir truk tanpa alasan yang jelas tetap melajukan kendaraannya ke arah Jakarta. Laporan cepat warga kepada pihak kepolisian, membuahkan hasil pengejaran yang dilakukan unit patroli PJR Jatibarang sampai persimpangan Celeng Lohbener, dan truk berhasil digagalkan kabur dari masalah tersebut. “Melihat ada lubang, saya berusaha menghindar dan langsung ditabrak dari belakang,” tutur Warsita kepada Radar, kemarin.

Pada saat proses evakuasi tubuh dan kendaraan korban, jalur lalu lintas menuju Jakarta mengalami kemacetan. Dan kemacetan yang terjadi tampaknya tidak diindahkan oleh dua bus Luragung Jaya yang melaju kencang dari arah Cirebon. Luragung Jaya Sahara nopol E 7537 Y yang berada di posisi depan tampaknya enggan didahului sesama rekannya yakni Luragung Jaya Talun nopol E 7581 YB.

Ironisnya, barisan antrian kendaraan sontak membuat kaget pengemudi LJ Sahara yang mendadak melakukan pemberhentian yang tetap menghantam bagian belakang truk kontainer, disusul kemudian LJ Talun yang tidak terkendali dan dengan keras menghantam pantat rekan bus di depannya. “Yang saya lihat pada waktu macet, dua bus itu sedang balap-balapan dan terjebak kemacetan di depannya,” kata seorang warga di lokasi.

Dalam peristiwa tabrakan beruntun tersebut melukai seorang penumpang LJ Talun, Is Aisyah (55) warga Desa Bugis Kecamatan Anjatan yang menderita patah tulang iga bagian kiri. “Mobilnya kencang dan saya sampai terjatuh,” katanya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

8 Penjudi Nekat Terjun Ke Sungai

JATIBARANG--Sebanyak 8 orang pelaku perjudian kartu remi yang melancarkan aksinya di sebuah kebun milik warga di bantaran sungai Cimanuk Desa/Kecamatan Jatibarang, Selasa (12/5) sekitar pukul 17.00 berhasil kabur dari sergapan petugas Polsektif Jatibarang.

Dijelaskan Kapolsektif Jatibarang AKP Sumari SH, pada awalnya menindaklanjuti sebuah laporan yang disampaikan warga atas keresahannya dengan aksi perjudian yang dilakukan para pelakunya. "Dengan laporan akurat warga, saat itu kami langsung melakukan pengintaian di lokasi yang dilaporkan warga," terangnya kepada Radar, kemarin.

Pengintaian maksimal yang dilakukan petugas, dengan segera dilakukan penggerebekan di lokasi yang terdapat dua lapak perjudian tersebut. Diduga, dipilihnya lokasi tersebut oleh para penjudi karena dianggap sulit dijangkau dan terhindar dari pantauan petugas, serta dianggap lokasi strategis yang memudahkan untuk kabur melarikan diri saat kepergok petugas.

Sehingga, ketika jajaran polsek setempat hendak melakukan penyergapan, para penjudi yang lebih dulu mengetahui keberadaan petugas di dekatnya nekat kabur dengan cara menceburkan diri ke sungai Cimanuk. Sebagian penjudi berhasil menyeberangi sungai dengan sekuat tenaga, dan sebagian lagi hanya mampu mengikuti arus sungai hingga belum diketahui keberadaannya. "Para penjudinya pada nekat tidak memikirkan bahaya yang mengintai jiwanya saat berjuang melawan derasnya aliran sungai," katanya miris.

Dari lokasi, petugas berhasil mengamankan 3 unit sepeda motor dan beberapa set kartu remi yang diperkirakan digunakan untuk bermain jenis bok. "Kami berhasil mengantongi identitas para pelaku judi, dan upaya kami dalam menciptakan kondusifitas serta rasa aman di masyarakat akan lebih ditingkatkan lagi. Kami juga berharap kepada masyarakat untuk dapat memberikan informasi di lingkungannya masing-masing," himbaunya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Bayi Mungil Ditemukan Santri di Dalam Musala


KERTASEMAYA—Sungguh teganya orang tua yang dengan sengaja menelantarkan buah hatinya, apalagi usianya masih dalam hitungan hari. Sepertinya halnya penemuan bayi mungil yang malang ditemukan tergeletak tidak berdaya di dalam sebuah musala, Senin (11/5).

Awalnya, sekitar pukul 08.30 seorang santri Pondok Pesanten Mambaul Ulum Desa Lemah Ayu Kecamatan Kertasemaya, Carsono (19) melihat dua orang yakni laki-laki dan perempuan yang dikiranya keluarga salah satu rekan santrinya. Dan beberapa saat kemudian terdengar tangis bayi yang menyayat, dirinya pun berusaha mencari asal sumber suara tersebut.

Setelah suara tangis mulai terdengar sangat dekat yang didengarnya berasal dari dalam musala pesantrennya, bergegas dengan rasa penasaran yang akhirnya dilihatnya sesosok bayi mungil yang terbungkus kain dan sarung gendong dan segera berlari memberitahukannya kepada rekan-rekannya. “Waktu saya lihat perempuannya sambil nangis, terus pergi dibonceng laki-laki pake motor Supra,” tuturnya saat ditanya Radar, kemarin.

Bayi yang menggemparkan penghuni pesantren dan masyarakat sekitar itu, kondisinya tampak sehat dan menggemaskan. Diperkirakan, usia bayi baru dilahirkan sekitar tujuh hari yang lalu dari rahim ibunya, karena terdapat tanda tali pusar yang sudah lepas.

Anehnya, orang tua yang tampaknya tidak menghendaki kelahiran seorang anak tersebut, masih sempat memikirkan masa depan anaknya untuk memperoleh pendidikan di pesantren walaupun tidak berpamitan dahulu kepada pengasuh ponpesnya.

Pengasuh ponpes, Fatkullah, mengungkapkan keterkejutannya ketika menerima laporan santrinya atas penemuan bayi di dalam musala pesantren. “Saya juga bingung kenapa ada bayi tanpa ada orang tuanya di dalam kompleks pesantren. Tapi kalau memang bayi ini sebagai amanah yang diberikan Allah SWT, InsyaAllah saya akan menjaga dan mengasuhnya dengan baik agar kelak menjadi anak saleh,” paparnya.

Sementara itu, Kapolsek Kertasemaya AKP Mashudi SH saat dikonfirmasi Radar, membenarkan adanya penemuan sesosok bayi mungil di kompleks ponpes di wilayah hukumnya. “Sementara di rawat pengasuh ponpes,” ungkapnya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Preman, VCD Bajakan dan Miras Disikat Aparat


JATIBARANG—Tidak lelahnya aparat kepolisian dalam menjalankan kegiatan operasi dan razia pekat lodaya sebagai upaya cipta kondisi, yang merupakan peningkatan pelayanan dan pengayoman kepada masyarakat.

Seperti halnya yang dilaksanakan jajaran Polsektif Jatibarang, dalam dua hari pelaksanaan kegiatan tersebut berhasil mengamankan muka-muka baru sebanyak 17 orang preman diantaranya calo angkum dan pengamen yang keberadaannya kerap dilaporkan karena meresahkan dan mengancam keamanan dan ketertiban masyarakat.

Tidak hanya itu, ratusan VCD bajakan juga berhasil disita dari tangan pemiliknya yang keberadaannya dianggap menjadi factor yang merugikan pemilik hak cipta lagu maupun para pelaku entertainment. Memang tidak bisa dipungkiri, dengan adanya VCD bajakan juga menjadi alternative masyarakat dalam memperoleh produk dengan harga murah.

Sementara itu, minuman keras (miras) yang masih menduduki urutan tinggi dalam nominasi pekat tidak luput dari pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan. Sekitar 250 botol miras beragam merek disita petugas dari tangan IS (35) warga Desa Legok Kecamatan Lohbener dan 4 orang lainnya dengan alamat berbeda.

Menurut Kapolsektif Jatibarang AKP Sumari SH, hasil tersebut merupakan hasil razia yang harus dijadikan pemacu jajarannya dalam meningkatkan cipta kondisi dengan berupaya menciptakan situasi aman dan tertib yang tentunya rasa aman dapat dirasakan oleh setiap individu masyarakat di wilayahnya. “Kami akan terus mengantisipasi timbulnya kerawanan gangguan kamtibmas dan menghimbau kepada semua lapisan masyarakat untuk dapat memberikan informasi untuk segera ditindaklanjuti kepolisian,” tegasnya kepada Radar, Sabtu (9/5). (tar)

sumber : Radar Indramayu

Penjual Cireng di Lokasi Judi Terluka Parah


INDRAMAYU—Gara-gara jualan cireng (gorengan) dan lontong, Raskim (60) warga Blok Karangasem Desa Sukadana Kecamatan Tukdana menderita luka serius di bagian kepala hingga mendapat penanganan tim medis dengan beberapa jahitan pada lukanya.

Diceritakannya, Kamis (7/5) malam dibawanya dagangan tersebut untuk dijual di lokasi perjudian yang bertempat disuatu pekarangan warga tidak jauh dari rumahnya. Di lokasi, belasan penjudi tengah asik menebak dan memutar uang taruhan dengan harapan gambar yang dipasanginya akan sama dengan gambar yang ada pada dadu sang bandar kuclak.

Sekitar pukul 22.00, tanpa diketahui para penjudinya mendadak lokasi perjudian tersebut digerebek sejumlah petugas kepolisian. Entah tertabrak penjudi yang sekarat hendak melarikan diri dari sergapan petugas atau terjatuh dan menghantam sebuah benda keras, pria yang sudah uzur itu seketika bermandikan darah segar yang mengucur deras dari kepalanya.

Tanpa memikirkan keberadaan dagangannya, kondisi tubuh yang sudah renta tak kuasa menahan turunnya stamina akibat pendarahaan hebat dikepalanya. Berhasil dilarikan warga menggunakan sepeda motor, korban akhirnya terbaring di ruang UGD RSIZ Jatibarang.

Diakuinya, pada saat itu terjadi penggerebekan aparat kepolisian terhadap para penjudi kuclak yang keberadaannya meresahkan dan mengganggu kamtibmas tersebut, dirinya memang sedang berada di lokasi perjudian hingga terjadi musibah yang dideritanya. “Saya ga tau kenapa sampai terluka, yang saya ingat waktu ada penggerebekan pemain judinya berebut lari dan saya jatuh. Petugasnya banyak mas,” tuturnya saat ditanya Radar, kemarin.

Korban menderita luka di bagian kepala dengan jahitan luka sebanyak 2 jahitan di dalam dan 6 jahitan di luar. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Kantor Camat Jatibarang Diluruk Massa Tolak Kuwu Satri



*) BPD Ancam Mundur

JATIBARANG—Ratusan warga Desa Krasak Kecamatan Jatibarang mendatangi kantor camat setempat untuk menolak kuwu di desanya yang akan duduk kembali di kursi pemerintahan, Rabu (6/5).

Pada awalnya, sesuai dengan surat yang diajukan Kuwu definitif Desa Krasak Satri Siswara kepada camat Jatibarang yang meminta dilakukan musyawarah dengan melibatkan BPD, LPM, tokoh pemuda dan masyarakat memutuskan tampuk kepemimpinan yang ditinggalkannya beberapa bulan untuk menjalani proses peradilan.

Namun, ketika sejumlah masyarakat yang diundang tersebut mendatangi kantor camat, ratusan warga lainnya dengan menggunakan tiga unit mobil bak terbuka dan puluhan sepeda motor turut mendatangi forum yang akan melaksanakan musyawarah tersebut.

Kedatangan massa yang hampir saja menggelar unjuk rasa dengan orasi yang sudah disiapkan, mampu diredam dan diadakan perundingan yang membolehkan warga menyaksikan musyawarah itu. Dengan dihadiri Camat Jatibarang Dudung Indra Ariska SH MH, Kapolsektif AKP Sumari SH dan Danramil Kapten (Inf) Wahnun, musyawarah yang dilaksanaan di aula kantor kecamatan tersebut berlangsung memanas.

Desa Krasak yang kuwunya dijabat Sutri, ternyata tidak berjalan sesuai dengan yang diharapan karena yang berangkutan harus menjalani pemeriksaan kepolisian dan menjalani proses peradilan. Karena dalam sidang terbukti bersalah, kuwu yang baru menjabat 10 bulan tersebut dinyatakan non aktif dan diisi oleh PJ Kuwu Sutarno pada Nopember 2008 divonis hukuman penjara selama 4 bulan masa tahanan.

Setelah divonis dalam pengadilan dengan hukuman penjara selama 4 bulan, kuwu yang kini sudah bisa menghirup udara segar setelah menjalani kurungan di LP Indramayu menginginkan untuk dapat memimpin kembali desa yang sempat ditinggalkannya.

Tapi, dengan adanya keinginan tersebut, tampaknya masyarakat tidak begitu saja mudahnya untuk menerima kehadiran pemimpin desa yang berniat akan melanjutkan kinerjanya sesuai dengan masa jabatan yang masih dimiliki. Karena dianggapnya Kuwu Satri sudah cacat hukum, cacat moral dan tidak bisa memberikan bukti berkas putusan pengadilan atas kasus yang membelitnya.

Oleh karenanya, masyarakat menuntut untuk menolak kembalinya Satri sebagai kuwu Krasak, segera memecatnya dari jabatan kuwu karena cacat hukum dan moral serta perpanjangan masa jabatan PJ Kuwu untuk menyiapkan pemilihan kuwu yang demokratis.

Dalam musyawarah yang dilakukan, Ketua BPD Krasak Taryono, meminta Satri untuk dapat memenuhi kehendak masyarakat untuk dapat membuktikan secara lisan maupun tertulis laporan pertanggung jawaban selama menjabat sebagai kuwu pada 2008, menyerahkan berkas putusan pengadilan dan berkas pembebasan status tahanan dari pihak LP.

Karena dianggap bertele-tele, seorang warga Yamin, menyesalkan kinerja BPD yang dinilai tidak berpihak terhadap warga. “Iya atau tidak duduknya kembali sebagai kuwu tergantung pada demokratisasi agar pemerintahan yang benar dapat dimiliki oleh masyarakat, dan kami merasa malu memiliki pemimpin yang sudah cacat hukum dan BPD harus bertindak dengan tegas,” ungkapnya.

Sedangkan, BPD yang merasa sudah melakukan kinerja sesuai dengan aturan dan ketentuan pun tersinggung dengan yang diucapkan seorang warga yang juga diamini warga lainnya. “Jika masyarakat sudah tidak percaya dengan kerja keras dan kinerja yang sistematis BPD, maka mulai sekarang BPD akan mengundurkan diri dan menyerahkan semuanya kepada masyarakat untuk menyelesaikan masalah,” tindasnya.

Beruntungnya, perseteruan yang dapat menimbulkan konflik berkepanjangan dan dipastikan akan berkembang tersebut, dapat di cegah camat yang mengatakan tidak menghendaki adanya tindakan dengan melakukan gerakan-gerakan yang meresahkan masyarakat. “Pro dan kontra serta perbedaan pendapat sah-sah saja sebagai wujud partisipasi politik rakyat, tapi dalam menyampaikan pendapat jangan hanya dilandasi dan dibangun oleh asumsi-asumsi semata dan bersifat hipotesis. Karena negara yang kita cintai ini memiliki landasan hukum,” papar Camat Jatibarang Dudung Indra Ariska SH MH.

Sementara itu, musyawarah yang berjalan sangat alot dan sesekali muncul situasi memanas, menyimpulkan bahwa dalam dua hari terhitung mulai 7 Mei 2009 saudara Satri harus dapat menunjukkan laporan pertanggung jawaban dan menyerahkan berkas putusan pengadilan serta berkas putusan bebas dari LP tempatnya menjalani proses hukuman.

Dengan pengawalan ketat aparat kepolisian, masyarakat menerima hasil musyawarah dan membubarkan diri dengan tertib tanpa tindakan anarkis. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Aparat Intensif Ops Pekat Lodaya 2009


JATIBARANG—Alat permainan yang kerap dijadikan ajang bermain usia anak-anak, dengan mengharapkan bonus hadiah uang berlipat berupa mesin judi jackpot atau yang lebih dikenal barbar diamanakan petugas, Selasa (5/5).

Keberadaan alat permainan di tengah masyarakat yang dikelola oleh seorang warga tersebut, awalnya dinilai meresahkan dan bermotif perjudian dalam permainannya. Dari laporan warga, polisi pun sesuai dengan konsekuensi dalam optimalisasi pelayanan prima Quick Wins Polri berhasil menyita satu set mesin barbar dari tangan pemiliknya, Sopan (29) warga Desa Jatisawit Jatibarang. Pada saat dilakukan penggerebakan, mesin permainan tersebut sedang dipadati pengunjung yang semuanya anak-anak yang semestinya dijauhkan dari segala jenis media bermain yang dapat mengganggu belajarnya.

Selain itu, petugas juga berhasil mengamankan barang bukti berupa satu set playstation lengkap dengan media TV 21 inchi dari pemiliknya Udin (28) di Desa Bulak Jatibarang. Keduanya diberkan sangsi tipiring atas pelanggaran yang dilakukan.

Sementara itu, di lokasi terpisah, puluhan botol minuman keras jenis Asoka yang disimpan Warsini (32) warga Desa Lobener Lor Jatibarang turut diamankan petugas.

Ditegaskan Kapolsektif Jatibarang AKP Sumari SH, pihaknya tetap memegang teguh komitmen untuk mewujudkan situasi wilayah yang kondusif dengan tidak adanya gangguan keamanan dan ketertiban terlebih lagi yang akan mengancam kondusifitas wilayah. “Agar kondusifitas wilayah tetap terjaga, dihimbau kepada masyarakat untuk dapat memberikan informasi akurat jika mengetahui adanya pelanggaran yang meresahkan dan dapat mengganggu kamtibmas,” tandasnya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Sekarat Kesetrum Tenda Panggung


INDRAMAYU—Naas nian nasib yang dialami Casmita (27) warga Desa Tenajar Kidul Kecamatan Kertasemaya, gara-gara batang besi yang dipegangnya menyentuh kawat listrik bertegangan tinggi sekujur tubuhnya menderita luka bakar, Senin (4/5) sekitar pukul 06.00 WIB.

Menurut penuturan rekan kerjanya, kala itu korban bersama 5 rekannya sedang memasang panggung organ tunggal di pesta hajatan seorang warga Blok Kemujing Desa Segeran Kecamatan Juntinyuat.

Ironisnya, ketika korban sedang berada diatas yakni di bagian susunan batang besi tenda panggung yang didirikannya, mendadak ujung besi yang dipegangnya menyentuh kawat listrik beraliran tinggi (kabel sentral) yang melintang di atas tempatnya bekerja. Kontan saja kilatan dan percikan api yang mengalirkan arus listrik tidak dapat menghindarkan tubuh korban dari sengatan yang hampir saja merenggut nyawanya.

Akibatnya, dengan kondisi mengenaskan korban berhasil terjatuh dari tempat yang didudukinya semula dan memadamkan aliran listrik di desa setempat.

Dengan pertolongan seadanya, korban segera dilarikan ke RSIZ jatibarang guna mendapatkan pertolongan medis dengan harapan terhindar dari petaka kehilangan nyawa.

Mirisnya, ketika korban mendapat penanganan tim medis di ruang UGD, di sekujur tubuhnya didapati luka bakar yang parah dari bagian dada hingga genetalia (kemaluan) yang terlihat seperti habis dipanggang di bara api. “Waktu kejadian saya sedang ada di bawah, pas korban kesetrum saya melihat api di ujung besi yang bersentuhan dengan kabel listrik sentral,” tutur rekan korban Burhan (22) saat ditanya Radar, kemarin. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Sabtu, 16 Mei 2009

Pelaku Judi Kuclak Digulung Di Eks Gedung SD


*) Digerebek Ciderai Kapolsek

WIDASARI—Ras (36) warga Desa Pawidean Kecamatan Jatibarang dan Car (38) warga Blok Bonjot Desa Ujung Pendok Kecamatan Widasari berhasil diamankan petugas, keduanya termasuk dalam kelompok perjudian kuclak yang digerebek pada Minggu (3/5) sekitar pukul 00.30 WIB.

Aksi perjudian tersebut berlangsung di sebuah bekas gedung sekolah dasar (SD) yang terletak di Blok Bonjot Pulo Desa Ujung Pendok Kecamatan Widasari. Penagkapan pelaku yang diprediksi akan berhasil mulus tersebut, ternyata hanya mampu mengamankan beberapa pelakunya saja. Pasalnya, informasi yang diterima petugas di tempat tersebut sedang berlangsung perjudian remi yang diperkirakan jumlah pelakunya tidak banyak.

Namun, ketika pengintaian yang dilakukan sesaat sebelum penggerebekan oleh jajaran Unit Reskrim Polsek Widasari yang dipimpin langsung kapolseknya dengan menyertakan empat anggotanya, tampaknya tidak memungkinkan untuk dapat menangkap semua pelaku perjudian tersebut. Karena, saat digerebek yang juga mengejutkan petugas, aksi perjudian yang dilakukan berupa judi kuclak yang tentunya pelakunya melebihi pelaku judi remi yang maksimal dilakukan oleh empat orang.

Mengetahui petugas mengepung lokasi, sontak saja para pelakunya berhamburan hendak melarikan diri, dank kala petugas pun kebingungan dengan jumlah personil yang sangat tidak memadai. “Laporan yang kami terima dari masyarakat ada perjudian remi di dalam bekas gedung sekolah, dan kami pun kebingungan setelah tiba di lokasi yang di dapati adalah perjudian kuclak yang melibatkan banyak orang,” jelas Kapolsek Widasari AKP Bendi Ujianto didampingi Kanit Reskrim Aiptu I Wayan Swedana kepada Radar, kemarin.

Sehingga, dari penyergapan yang dilakukan hanya berhasil mengamankan dua pelaku, dan sejumlah pelaku lainnya yang berhasil kabur masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Fatalnya dalam penggerebekan tersebut, sempat terjadi perlawanan sengit dari para pelaku hingga menciderai kapolsek. Akibat dari pergumulan antara pelaku dengan petugas tersebut mengakibatkan tulang kecil di bahu kanan kapolsek mengalami patah tulang. Dari tangan pelakunya, barang bukti yang turut diamankan petugas berupa satu set alat judi kuclak, dua pak lilin dan uang tunai sebesar Rp159 ribu.

Keduanya yang terbukti melakukan tindak pidana perjudian tersebut melanggar pasal 303 KUHP harus menjalani pemeriksaan petugas dan berhak menerima sangsi yang akan diputuskan pengadilan dalam sidang nanti. “Pelaku yang lain identitasnya sudah ada dan kami akan menindak sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan,” tegasnya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Ganggu Tibum Aparat Kikis Preman


WIDASARI—Laporan warga yang merasa resah dengan keberadaan preman jalanan, terus diterima pihak kepolisian untuk dilakukan upaya penindakan dan dapat menciptakan situasi aman dan tertib.

Tidak terkecuali di wilayah hukum Polsek Widasari, sejumlah preman jalanan yang kerap mengganggu ketertiban umum dengan cara meminta-minta secara paksa digulung dan menjalani pemeriksaan. Tidak hanya calo angkutan umum, beberapa pengamen jalanan berpenampilan punker pun turut digiring.

Selain sebagai pelayanan publik dalam meningkatkan keamanan dan ketertiban masyarakat, kepolisian juga berupaya meminimalisir bahkan menekan tingkat kriminalitas. “Dengan adanya laporan warga yang memberitahukan adanya tindakan yang mengganggu kamtibmas, maka polisi akan segera melayani guna menciptakan kondusifitas dan mencegah kemungkinan terjadinya akibat yang lebih buruk lagi,” jelas Kapolres Indramayu AKBP Drs H Mashudi melalui Kapolsek Widasari AKP Bendi Ujianto kepada Radar, Jum’at (1/5).

Menurutnya, kegiatan tersebut merupakan rangkaian dalam upaya cipta kondisi yang dilakukan dengan meningkatkan layanan kepolisian terhadap masyarakat dalam bentuk quick respon secara cepat dan tanggap terhadap permasalahan masyarakat. Rangkaian selanjutnya yakni zero complain yang melaksanakan upaya meminimalisir keluhan masyarakat terhadap kinerja Polri.

“Dan dengan tersebarnya nomor-nomor telepon petugas, masyarakat bisa langsung menghubungi petugas polisi terdekat apabila ada kejahatan berkeliaran di jalanan dan lingkungan masyarakat. Tinggal SMS atau telepon, petugas akan segera melakukan langkah-langkah dan memaksimalkan untuk melibas pelaku tindak kriminal,” tegasnya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Preman dan Miras Dirazia Aparat


*) Tingkatkan kondusifitas pasca pileg jelang pilpres

JATIBARANG—Dalam memberikan pelayanan dan perlindungan keamanan, pihak kepolisian terus meningkatkan kinerjanya guna menciptakan situasi keamanan dan ketertiban di masyarakat. Intensifitas tersebut dilakukan guna menjaga kondusifitas pasca pileg April lalu dan menjelang Pilpres mendatang.

Salah satunya yang dilakukan jajaran Polsektif Jatibarang, Rabu (29/4) menggelar razia premanisme dalam rangka operasi pekat lodaya 2009. Dalam kegiatan tersebut sebanyak 14 preman dengan kategori calo dan pengamen angkutan umum, terjaring razia dan digelandang ke mapolsektif. Beberapa yang terjaring tersebut, kebanyakan sedang melakukan aksinya di dalam angkutan umum. Kegiatan aparat yang sempat mengundang perhatian warga tersebut, karena dilakukan dengan cara memberhentikan satu persatu angkutan umum yang melintas di jalan Mayor Dasuki yang disinyalir sebagai lintas mobilisasi para preman yang kerap dilaporkan warga karena dianggap meresahkan.

Setelah beberapa saat berhasil menggulung preman jalanan, petugas kembali berhasil mengamankan puluhan botol miras aneka merek dari pemiliknya. “Operasi pekat dalam rangka cipta kondisi ini akan rutin dilaksanakan, yang tujuannya menjaga kondusifitas wilayah pasca pemilu legislatif sekaligus keamanan menjelang pilpres. Kepolisian akan terus menekan angka kriminalitas dan kejahatan yang akan mengancam stabilitas wilayah, dan memberikan sanksi hukum sesuai dengan tindakan yang dilakukan,” terang Kapolres Indramayu AKBP Drs Mashudi melalui Kapolsektif Jatibarang AKP Sumari SH kepada Radar, Rabu (29/4).

Sementara itu, para preman yang terjaring oleh petugas didata dan diberikan pengarahan untuk tidak melakukan perbuatan yang melanggar hukum. Setelah diberikan pembinaan, para preman diperbolehkan pulang ke rumahnya masing-masing. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Pengendara Motor Remuk Digilas Mobil


SUKAGUMIWANG—Nyawa pengendara sepeda motor kembali melayang sia-sia di jalur pantura Sukagumiwang, Kamis (30/4) malam dengan kondisi hampir tak berwujud.

Kejadian yang masih belum dapat dipastikan penyebabnya tersebut, menimpa Ata Eka Setia (25) warga Desa Sukalila Kecamatan Jatibarang yang tewas mengenaskan. Menurut beberapa sumber, saat itu korban sedang dalam perjalanan pulang sehabis bekerja di Cirebon. Saat memasuki jalur pantura Desa Cadangpinggan Kecamatan Sukagumiwang sekitar pukul 21.15 WIB, korban terus melaju dalam kondisi jalan yang licin disertai hujan deras.

Diduga, korban yang sedang melaju mengendarai sepeda motor Honda Supra X 125 R nopol E 4083 RW terjebak lubang jalan dan jatuh menghantam aspal. Kemungkinan besar saat korban yang terjatuh persis di tengah jalur tersebut, berada di depan kendaraan lain dengan jarak yang sangat dekat. Sehingga tubuh korban tidak dapat dihindari pengemudi lain karena dekatnya jarak yang menyulitkan untuk mengendalikan kendaraannya, ditambah lagi guyuran hujan deras yang mengganggu pandangan pengemudi menyulitkan untuk melihat situasi di depannya.

Ironisnya, tubuh korban yang diperkirakan dilindas lebih dari satu mobil itu, baru diketahui warga setelah hujan mulai reda. Sehingga, penyebab pasti dan identitas kendaraan yang merenggut nyawa korban tidak ada yang mengetahui. Korban yang langsung tewas di lokasi tersebut terpisah dengan kendaraannya sekitar 10 meter. Tidak dapat dibayangkan sewaktu kejadiannya berlangsung, kondisi korban yang mengenaskan tersebut mengalami kepala hancur, dada remuk, tangan dan kaki patah, bahkan hampir tidak dapat dikenali.

Kapolsek Kertasemaya AKP Mashudi SH saat dikonfirmasi membenarkan telah terjadi kecelakaan lalu lintas yang menewaskan satu korban berstatus tabrak lari. “Penyebab dan identitas yang menabrak tidak jelas karena melarikan diri, dan tidak ada saksi yang mengetahui kejadiannya serta pada saat itu cuacanya sedang turun hujan sangat deras,” ungkapnya via sambungan telepon kepada Radar, kemarin.

Sementara itu, korban yang sudah dikremasi oleh tim medis langsung dibawa pihak keluarga untuk dimakamkan di Mandirancan Kuningan. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Traffick Light Matot 3 Mobil 1 Motor Tabrakan



*) Sering Dikeluhkan Warga Tidak Pernah Ditanggapi

JATIBARANG—Prediksi akan terjadi kecelakaan secara terus-menerus yang mengintai pengguna jalur pantura di simpang tiga Pilangsari Jatibarang, tampaknya pihak terkait masih belum menanggapi matinya lampu pengatur lalu lintas yang sudah terjadi sejak beberapa bulan lalu.

Akibatnya, Kamis (30/4) sekitar pukul 08.00 tiga mobil dan satu sepeda motor dari tiga arah berlawanan terlibat tabrakan yang diduga karena dipersimpangan tersebut tidak dilengkapi dengan lampu pengatur lalu lintas hingga pengendara saling berebut jalur.

Berdasarkan keterangan di lokasi, peristiwa tabrakan beruntun tersebut berawal ketika mobil Toyota Kijang kapsul nopol D 1830 EP yang dikendarai H Fuad (58) warga Gang 2 Karangampel melaju dari arah Jatibarang yang akan mengambil jalur arah ke Jakarta. Dengan mengikuti sebuah truk colt diesel di depannya yang juga akan mengambil arah yang sama, ketika sebagian badan mobil sudah masuk jalur mendadak dikejutkan dengan laju truk gandeng Mitsubishi nopol E 9502 A yang dikemudikan Suroso (50) warga Tegal Jawa Tengah dari arah Jakarta. “Posisi saya ada di belakang colt diesel, waktu itu saya sudah mulai masuk jalur yang akan menuju arah Jakarta dan langsung ditabrak,” tutur Fuad saat ditemui Radar, kemarin di lokasi.

Entah karena ngantuk atau tidak dapat dikendalikan, truk gandeng tersebut akhirnya dengan keras menghantam bagian pintu pengemudi kijang dan oleng ke kanan. Saat oleng tersebut, ternyata dari arah Cirebon ada mobil Toyota Kijang Sparta nopol E 1502 PE yang dikemudikan Warto (53) warga Desa Sudikampiran Kecamatan Sliyeg sudah dalam posisi berhenti menunggu antrian dengan tujuan akan masuk ke jalur arah Jatibarang.

Tak ayal, Warto pun terkejut dan tidak mampu menghindari hantaman keras truk tersebut, bahkan mobilnya yang sempat terdorong itu menghantam sebuah sebuah sepeda motor bebek yang semula berada di sampingnya. Truk bermuatan makanan ringan jenis wafer yang akhirnya terguling di jalur arah ke Jakarta mengakibatkan jalur dari Cirebon tertutup. Dan sepeda motor yang juga menjadi korban tabrakan tersebut berada di kolong Toyota Kijang Sparta. Anehnya saat dievakuasi warga dengan cara mengangkat mobil untuk mengeluarkan motor itu, pengendaranya langsung kabur entah kemana tanpa meninggalkan jejak. “Jaraknya memang sudah dekat dan saya sulit untuk mengendalikan mobil,” kata Suroso lirih.

Selain lampu pengatur lalu lintas yang sejak lama mati, kondisi memprihatinkan dan membuat suasana angker yakni pada malam hari dengan adanya tiang-tiang penerangan jalan umum (PJU) yang tidak berfungsi sama sekali untuk penerangan. Lucunya, setelah beberapa saat kejadian dan belum dilakukan evakuasi kendaraan, PJU mendadak menyala dan dianggap aneh oleh warga.

Akibat peristiwa tersebut, tiga mobil rusak parah dengan tidak ada korban jiwa. Namun, jalur kedua arah menjadi terganggu hingga lebih dari lima jam, karena jalur ke Jakarta ditutup dan jalur ke Cirebon digunakan untuk dua arah. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Pasar Desa Sliyeg Dilalap Api



SLIYEG—Sebuah rumah warga yang dijadikan gudang penyimpanan barang dagangan di kompleks pasar Desa/Kecamatan Sliyeg ludes terbakar, Kamis (30/4) sekitar pukul 09.00 WIB.

Berdasarkan keterangan sumber di TKP, kebakaran yang belum jelas penyebabnya itu diketahui warga setelah api sudah membesar dan membumbung tinggi. Kepanikan warga sontak berupaya untuk dapat memadamkan api dan menghindari kebakaran merembet ke rumah warga di sekitarnya.

Sebuah rumah tinggal yang juga dijadikan gudang penyimpanan barang-barang kelontong itu terletak di komplek pasar desa diketahui milik Durakim (68) yang saat kebakaran sedang berada di sawah. Upaya warga untuk dapat memadamkan api ternyata sia-sia, karena api terus membesar. Api yang hampir saja membakar toko Durakim yang letaknya berdempetan dengan rumahnya tersebut, dapat dijinakkan beberapa jam kemudian setelah datang bantuan 2 unit pemadam kebakaran. “Waktu kejadian saya sama keluarga laki-laki lainnya lagi ada di sawah, di toko cuma ada Yati anak saya,” tutur Durakim dengan mata berkaca-kaca saat ditanya Radar, kemarin.

Diperoleh informasi, selain barang kelontong yang habis dilalap api juga simpanan padi dan barang berharga lainnya. Diduga, kebakaran yang terjadi diakibatkan dari hubungan arus pendek listrik, dan diperkirakan kerugian yang diderita mencapai lebih dari Rp400 juta. “Hasil olah TKP sementara diperkirakan kebakaran diakibatkan adanya konsleting kabel listrik yang kondisinya tidak beraturan, dan menurut saksi mata apinya diketahui saat sudah membakar bagian atas rumah,” jelas Kapolres Indramayu AKBP Drs H Mashudi melalui Kapolsek Sliyeg AKP I Wayan Suarjana SH saat dikonfirmasi Radar, kemarin di lokasi. (tar)

sumber : Radar Indramayu

2 Pengendara Motor Tewas Di Jalur Pantura


WIDASARAI—Abroni (46) warga Desa/Kecamatan Lohbener ditemukan dalam keadaan sekarat tidak jauh dari sepeda motornya, Kamis (23/4) sekitar pukul 14.00 di jalur pantura Desa Leuwi Gede Kecamatan Widasari.

Menurut keterangan, korban yang diketahui sebagai pamong Kaur Kesra Desa/Kecamatan Lohbener tersebut dengan mengendarai sepeda motor Honda Revo nopol E 4832 RZ melaju di jalan raya pantura Widasari. Entah apa penyebabnya, korban ditemukan warga dalam kondisi sekarat berada di sebuah jembatan kecil di sisi jalan raya. Dan sepeda motornya yang mengalami rusak parah berada tidak jauh dari lokasi tergeletaknya korban, yakni berada di aliran sungai setempat.

Diduga, tewasnya korban tersebut berawal dari peristiwa tabrak lari yang tidak diketahui seorangpun dengan luka berat di kepala. “Korban memang warga saya, dan kebetulan menjabat sebagai pembantu Lebe (modin) di desa saya,” terang Kuwu Desa Lohbener Zaenal Abidin kepada Radar, kemarin.

Sementara itu, selang beberapa jam kemudian di jalan raya Desa/Kecamatan Widasari, seorang pengendara sepeda motor kembali menjemput ajal sekitar pukul 17.30 WIB.

Dari beberapa sumber di lokasi, kejadian tersebut bermula ketika sebuah sepeda motor Yamaha Vega tanpa plat nomor yang dikemudikan Haerudin (18), dengan membonceng Jejen Hermawan (18) yang keduanya warga Desa Sukadana Kecamatan Tukdana.

Melaju kencang dari simpang tiga Widasari menuju arah Jatibarang, sepeda motor tersebut berusaha menyalip sebuah truk. Tanpa disadarinya, belum juga melewati kendaraan yang disalipnya, mendadak disebuah tikungan muncul truk bermuatan tabung gas elpiji isi 3 kilogram Toyota Dyna nopol E 8515 VE dari arah berlawanan.

Kontan saja, pengemudi truk pengangkut gas Unita (46) warga Desa Jatisura Kecamatan Jatiwangi Majalengka yang dikejutkan dengan munculnya sepeda motor tidak dapat menghindar karena khawatir akan berakibat fatal dengan muatan yang diangkutnya.

Pengendara motorpun tak bias mengelak dan kepalanya menghantam kaca spion truk dan setang kemudinya beradu dengan bodi kanan mobil. Alhasil, motor yang sulit dikendalikan mengakibatkan kepala pengendara menghantam sisi kanan bak mobil dengan keras.

Dari kejadian itu, pengendara dengan kondisi kepala terbelah dan beberapa bagian tubuhnya mengalami patah tulang kontan tewas seketika di TKP, dan Jejen tampak terluka parah di kaki kanan dan sejumlah luka lainnya. “Tadinya mau jalan-jalan,” ucapnya kepada Radar yang terhenti karena teriak kesakitan, kemarin di RS. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Minggu, 10 Mei 2009

Wanita Muda Ditemukan Tewas di Saluran Irigasi



*) Diduga diperkosa sebelum tewas dianiaya

WIDASARI—Warga Blok Pintu Air R6 Desa Ujungaris Kecamatan Widasari dikejutkan dengan penemuan sesosok tubuh manusia yang mengambang di saluran irigasi, Kamis (23/4) sekitar pukul 08.00 WIB.

Menurut warga, di lokasi di temukannya mayat tersebut sejak pagi tidak terlihat ada benda yang mengambang dan mencurigakan. Diperkirakan banyak orang, saat itu kondisi tubuh tersebut dipastikan masih berada di dalam air. “Waktu jam tujuh saya lewat ga ada apa-apa,” kata seorang warga berkomentar.

Ketika ditemukan, yang tampak dipermukaan air oleh warga yakni pantat korban yang terlihat memakai celana berwarna hitam. Penasaran sejumlah warga yang memberitahukannya kepada petugas mantri air setempat, dan diangkatnya tubuh korban dengan segera melaporkannya ke petugas kepolisian.

Petugas Polsek Widasari yang dengan cepat tiba di lokasi disusul beberapa saat kemudian tim olah TKP dan Identifikasi Polres Indramayu. Dari tubuh korban ditemukan beberapa kejanggalan yang diduga akibat perlakuan kasar sebelum tewas, salah satu gigi bagian atas tampak patah, mata kiri memar, telinga kiri ada bekas gigitan dan dari mata serta mulut terus mengalir darah segar.

Tidak ditemukannya identitas, membuat petugas kesulitan untuk dapat mengidentifikasi korban. Hanya saja dapat diketahui ciri-ciri korban tinggi badan sekitar 150 sentimeter, bertubuh kurus, berambut lurus pendek, celana ketat hitam, kaos putih dibalut warna hitam di luarnya, celana dalam warna hitam motif bunga, gelang tasbih kecil di tangan kiri, kalung warna silver dan dilehernya terbalut syal warna hitam.

Dugaan kuat, korban sebelumnya diperkosa pelaku dan dianiaya pelakunya lalu dibuang ke saluran irigasi untuk menghilangkan jejaknya. Dan di sekitar lokasi, ditemukan bercak darah dengan bekas tertindih kepala di atas rumput bahu jalan, dan rumput di badan jalan tersebut membuat garis lurus ke arah saluran irigasi di bawahnya yang diperkirakan korban diseret untuk ditenggelamkan. Bahkan dua pasang sandal jepit pun turut diamankan petugas dari lokasi.

“Sejauh ini kami masih mengumpulkan bukti dan keterangan, dan bagi warga yang mengenali dapat menghubungi kami,” ujar Kapolsek Widasari AKP Bendi Ujianto, kemarin. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Pembunuhan Sadis

Tewas Dibacok Mantan Suami

*) Dua Kali Kawin Cerai, Ditolak Minta Rujuk Kembali

SUKAGUMIWANG—Aksi yang dilakukan Romeo dalam kisah film Romeo dan Juliet memang menyita perhatian penontonnya, sedangkan yang dilakukan pelaku terhadap mantan istrinya kemarin apakah meniru adegan film tersebut?

Mukidi (32) warga blok Boros desa Gunungsari kecamatan Sukagumiwang tega menghabisi nyawa wanita yang pernah dinikahinya sebanyak dua kali. Anisah (30), yang masih satu desa tewas mengenaskan dengan luka bacok di bagian kepala, leher, punggung dan kaki.

Keterangan yang dihimpun Radar di Tempat Kejadian Perkara (TKP), kejadiannya Sabtu (30/8) sekitar pukul 19.30, berawal saat Anisah sedang duduk di depan warung milik orang tuanya Kasan (50) yang terletak di desa setempat Rt.01/04. Seketika datang Mukidi secara tiba-tiba dan langsung mengayunkan golok yang sengaja dibawanya dari rumah berulang kali ke tubuh Anisah. Korbanpun langsung terkapar tak berdaya menerima hujaman senjata tajam pelaku hingga dilarikan ke RSUD Arjawinangun Cirebon. “Saat kejadian saya lagi ngobrol sama tamu di dalam, tiba-tiba ada suara teriakan orang minta tolong. Setelah saya lihat keluar ternyata anak saya tergeletak dengan banyak darah, dan Mukidi sedang berusaha menusukkan golok ke arah perutnya”, jelas Kasan kepada Radar, kemarin sambil menunjukkan tempat jatuhnya Anisah.

Setelah dilakukan pertolongan medis di RSUD Arjawinangun, ternyata nyawa korban tidak dapat tertolong karena beberapa luka bacok sangat parah dalam jumlah banyak. Dan Mukidi yang berusaha bunuh diri setelah menghabisi nyawa korbannya dapat dihentikan warga, sehingga Mukidi yang nyawanya urung melayang sia-sia juga harus mendapat pertolongan tim medis. Tapi, berbeda dengan korbannya, Mukidi menjalani perawatan tim medis RS Bhayangkara Indramayu dengan tambahan borgol yang mengikat kedua tangannya.

Sumber di TKP mengatakan, Mukidi dan Anisah pernah melakukan pernikahan sebanyak dua kali dan pernikahan yang kedua dilakukan 2006 silam. Dari perkawinan pertamanya sekitar 12 tahun yang lalu, pasangan tersebut telah dikaruniai seorang anak yang kini duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Mukidi yang dikenal warga sekitar sebagai peminum minuman keras dan kerap melakukan perjudian, pada perceraiannya yang kedua berusaha untuk meminta rujuk kembali dengan mantan istrinya.

Namun karena ketidak senangan mantan istri dan keluarganya dengan sikap serta perilaku mabok dan judi pelaku, usahanya untuk dapat rujuk kembali tetap tidak menunjukkan hasil yang diharapkan. Sehingga pelaku nekad untuk melakukan aksi pembunuhan dan mencoba bunuh diri. Hal tersebut dilihat dari tulisan tangan pada selembar kertas yang bercambur noda darah, yang isinya menyebutkan “Mukidi – Anisah pegat paksa sampe dua kali, daripada pisah karo Anisah bagen mati suka mati loroane” yang artinya Mukidi – Anisah cerai paksa sampai dua kali, dari pada pisah dengan Anisah lebih baik mati harus mati dua-duanya.

Pada saat melakukan aksinya, pelaku menggunakan sebilah golok yang sengaja di bawanya dari rumah dan kedapatan membawa dua buku surat nikah atas nama Mukidi dan Anisah.

Setelah menjalani perawatan di RS Bhayangkara, pelaku digiring ke Mapolsek Kertasemaya guna dilakukan pemeriksaan dan korban tewas sekitar pukul 09.00 Minggu (31/8) pagi dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat. (tar)

Sumber : Radar Indramayu