Powered By Blogger

Rabu, 01 Juli 2009

Tabrakan, Ketua OSIS SMP Tewas



*) Di TKP lainnya pemudik tewas dilindas mobil

INDRAMAYU—Ketua OSIS SMPN 1 Indramayu, Caca Kusmana (14), meregang nyawa setelah sepeda motor yang dikendarainya mengalami kecelakaan di jalan raya Jatibarang – Indramayu di Desa Jatisawit, Kamis (25/6).

Insiden yang terjadi sekitar pukul 09.10 itu bermula ketika korban membonceng Wawan (17) yang masih satu desa yakni Desa Jatisawit Lor melaju dari arah Jatibarang dengan mengendarai sepeda motor Honda Supra X 125 yang plat nomornya belum keluar alias masih baru.

Ketika memasuki jalan raya Desa Jatisawit yang sering dikeluhkan pengguna jalan karena rusak, berusaha menyalip sebuah kendaraan roda empat. Tapi, entah kenapa motor korban yang diduga disenggol mobil yang didahuluinya itu, langsung oleng dan keduanya mencium hitamnya aspal yang bercampur materialnya.

Dan pada saat jatuh tersebut, dengan jarak yang sangat dekat melaju dari arah berlawanan sepeda motor Honda Fit X nopol E 4943 SA yang dikendarai Irfai (22) warga Blok Makam Desa Singajaya Kecamatan Indramayu.

Tabrakan yang tidak bisa dihindarkan itu, tragis membuat satu korbannya tewas seketika dan dua korban lainnya mengalami luka parah serta patah tulang. “Saya tidak bisa menghindari dua orang dan motornya yang jatuh, jaraknya dekat sekali,” tuturnya saat ditanya Radar, kemarin di ruang UGD RSIZ Jatibarang.

Sementara itu, peristiwa naas yang lokasi berbeda yakni di jalur pantura Desa Legok Kecamatan Lohbener, mengakibatkan Herlyana Agus Suparmin (30) warga Komplek Dewa Kembar B nomor 11 RT 011/001 Kelurahan Semper Timur Jakarta Utara tewas dengan kepala digilas ban mobil sekitar pukul 14.00.

Menurut keterangan di lokasi kejadian, peristiwa itu berawal saat korban yang mengendarai sepeda motor Honda GL 100 K nopol B 3480 NG ditabrak dari arah belakang oleh kendaraan jenis bus dan langsung terlempar sekitar 9 meter di jalur berlawanan.

Korban yang tersungkur tidak berdaya itu, seketika disambut hantaman roda mobil jenis Mitsubishi L300 nopol E 8005 PC yang dikemudikan Didi Rasmadi (39) warga Desa/Kecamatan Jatibarang. Tak ayal, mobil bermuatan bahan bangunan itu seketika salah satu rodanya menginjak kepala korban kelahiran Wonogiri itu.

Korban yang dilarikan ke RSIZ Jatibarang itu, menyulitkan kepolisian dan pihak RS untuk menghubungi keluarganya karena tidak ditemukan satupun nomor telepon yang dibawa korban.

Hingga berita ini ditulis, insiden maut yang merenggut dua nyawa sekligus, kasusnya ditangani Unit Laka Lantas Polres Indramayu. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Punker Ditemukan Tewas Misterius


WIDASARI—Seorang pria tanpa identitas dengan mengenakan pakaian model punk, ditemukan warga tergeletak di pinggir jalan jalur pantura Widasari, Minggu (21/6) sekitar pukul 10.00 WIB.

Dikabarkan, korban yang diduga ditinggalkan teman-temannya itu diketahui oleh warga sekitar lokasi kejadian dan segera dilarikan ke RSIZ Jatibarang menggunakan sepeda motor. Namun, upaya pertolongan yang akan dilakukan tim medis hanya berlanjut pada pemeriksaan saja, karena korban sudah tidak bernyawa lagi.

Dari penuturan beberapa rekan punker korban, mereka hanya kenal sepintas dengan korban yang sesekali bertemu di lokasi konser. “Aslinya dari Cikarang Bekasi, saya cuma kenal saja,” kata seorang punker, Batak (28).

Sementara itu, korban yang masih berada di ruang jenazah RSIZ Jatibarang memiliki ciri tinggi badan sekitar 168 centimeter, kulit sawo matang, rambut lurus panjang, berjenggot, mengenakan kaos hitam dan batok ikat pinggang bergambar Bob Marley dan celana jeans punk. Dari tubuh korban ditemukan tato di bagian leher berbentuk huruf yang bertuliskan “Pas Cool” dan tato di bagian dada “Punk Not Dead”.

Hingga berita ini ditulis, belum diperoleh informasi penyebab kematian korban dan belum ada keterangan lengkap yang menyebutkan identitas dan domisilinya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Polisi Sisir Apotik dan Toko Obat



*) Terkait jatuhnya korban jiwa akibat OD Dextro dan alkohol

JATIBARANG—Munculnya sejumlah pengakuan korban over dosis akibat penyalahgunaan obat-obatan yang dikonsumsi secara berlebihan, membuat jajaran kepolisian geram dan segera melakukan tindakan antisipasi. Pasalnya, dari beberapa pengakuan dilapangan, korban yang selamat dari maut mengaku membeli obat jenis pil Dextromethorpan (dextro) dan alkohol murni kandungan 75 persen dari apotik dan toko obat di wilayah Jatibarang.

Senin (29/6), jajaran kepolisian Unit Reskrim dan Unit Patroli Polsektif Jatibarang yang dipimpin langsung Kapolsektif AKP Sumari SH melakukan upaya pencegahan timbulnya kembali dampak buruk dari OD yang terus memakan korban di wilayah Kabupaten Indramayu.

Sejumlah apotik dan toko obat menjadi saasaran utama kegiatan patroli dialogis berkaitan dengan peredaran obat-obatan yang kerap disalahgunakan tersebut. Di salah satu apotik yang sedang ramai dikunjungi pembeli, Kapolres Indramayu AKBP Drs H Mashudi melalui Kapolsektif Jatibarang AKP Sumari SH, menghimbau kepada pemilik apotik beserta apoteker dan pembeli agar membantu mencegah terenggutnya nyawa manusia akibat salah mengkonsumsi obat-obatan yang dimaksud melalui pembatasan jumlah pembelian obat yang dinilai akan dikonsumsi oleh pembelinya secara berlebihan. “Siapa pembelinya harus diperhatikan dan dipilah-pilah, layani pembeli dengan tetap waspada,” katanya didampingi Kanit Reskrim Ipda Ahmad Nasori dan Kanit Patroli Aiptu Khalil.

Menurutnya, kegiatan yang sarat dengan himbauan demi menyelamatkan anak bangsa agar terhindar dari kematian yang sia-sia, dan bukan tindakan melarang penjualan obat yang nyata sebagai obat batuk tersebut. Dihimbau pula kepada para pembeli di setiap apotik dan toko obat yang didatangi, bagi para orang tua yang memiliki anak usia remaja untuk lebih mengawasi pergaulan dan kegiatan anak-anaknya di luar rumah. “Pergaulan dan lingkungan akan sangat memberikan pengaruh terhadap masa depan anak,” jelasnya.

Dikatakannya pula, pelaksanaan patroli dialogis tersebut merupakan tindakan untuk berupaya mencegah meluasnya penyalahgunaan obat-obatan yang kerap mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. “Kami sudah memberikan himbauan, dan bilamana nanti terjadi penyalahgunaan obat-obatan yang melibatkan apotik atau toko obat, maka kami akan memberikan tindak tegas,” tandasnya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Perburuan 2 Pedagang Asongan Berakhir


JATIBARANG—Buntut adanya laporan penganiayaan terhadap Sofyan Syuri (35) warga Desa Bulak Jatibarang yang dilakukan ANZ (33) asal Desa Lajer Kecamatan Tukdana bersama DAL (32) asal Desa Jatibarang Baru pada 20 Mei lalu, membuat Sat Reskrim Polsektif Jatibarang direpotkan dengan perburuan atas DPO tersebut.

Berdasarkan keterangan yang diungkapkan Kapolsektif Jatibarang AKP Sumari SH didampingi Kanit Reskrim Ipda Ahmad Nasori, dua tersangka dugaan kasus penganiayaan terhadap korbannya tersebut terkuak setelah si korban melaporkannya ke Mapolsektif beberapa saat setelah kejadian. Berdasarkan laporan tersebut, jajaran Reskrim pun mulai menyebar mencari saksi sekaligus dua tersangka yang menjadi target penangkapan.

Tampaknya, upaya untuk segera mengungkap laporan korban tidak berhasil dengan mulus dengan bungkamnya masyarakat saat dimintai keterangan. Usaha kepolisianpun tidak hanya sampai disitu, mencari saksi dan mengejar buruannya tetap dilakukan.

Dan setelah mendapat kejelasan identitas serta kronologis kejadiannya, petugas langsung melakukan pengejaran dengan informasi yang dikantonginya bahwa kedua targetnya berada di wilayah Kabupaten Subang. Setelah beberapa lokasi disisir hingga berbalik arah lagi wilayah Kabupaten Indramayu, pengintaian yang dilakukan di wilayah Stasiun Haurgeulis tidak sia-sia.

Saat itu, kedua buruannya tengah berlaku layaknya seorang pedagang asongan yang menawarkan minuman ringan, suplemen dan air mineral. Dan upaya penangkapan berhasil dengan mulus, Minggu (14/6) sekitar pukul 17.00 WIB. “Keduanya berhasil kami ringkus di kawasan stasiun,” jelasnya kepada Radar, Senin (15/6).

Hingga berita ini ditulis, kedua DPO yang lari dari masalah perbuatannya itu masih menjalani pemeriksaan petugas Unit Reskrim Polsektif Jatibarang. “Kedua tersangka masih diperiksa lebih intensif,” tukasnya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Pengiriman 1.632 Botol Miras Digagalkan Aparat


*) Dari Majalengka hendak dikirim ke Brondong

WIDASARI—Sebanyak 1.632 botol atau setara dengan 136 dus, barang bukti (BB) berupa minuman keras (miras) berhasil disita jajaran Polsek Widasari, Senin (22/6) di jalan raya Desa Bangkaloa Ilir yang merupakan jalan tembus Indramayu – Majalengka.

Sekitar pukul 11.00, kegiatan rutin patroli yang dipimpin Kapolsek Widasari AKP Bendi Ujianto dalam rangka cipta kondisi sebagai tindakan antisipasi keamanan jelang pemilihan presiden (pilpres), mendapati sebuah kendaraan jenis colt Mitsubishi box pick up nopol D 8993 DA yang melaju dari arah Majalengka menuju jalur pantura Widasari.

Dari gelagat mencurigakan tersebut, petugaspun lantas memberhentikan mobil yang dikemudikan Dakinah (43) asal Blok Desa I Desa Bulak Lor Kecamatan Jatibarang itu. Setelah diperiksa dengan membuka pintu box bagian samping dan belakang, ternyata isi muatan mobil itu berupa miras yang masih dikemas rapih dalam dus.

Tidak membuang waktu, polisi pun menggiring tersangka dan BB ke mapolsek guna pemeriksaan lebih lanjut. BB miras yang berhasil disita tersebut terdiri dari jenis Anggur Cap Orang Tua botol besar 1.344 botol, Anggur Merah (AM) sebanyak 144 botol dan Arak Cap Orang Tua sejumlah 144 botol.

Setelah menjalani pemeriksaan, tersangka beserta barang bukti dikirim ke Mapolres Indramayu dengan pengawalan ketat aparat. Kapolres Indramayu AKBP Drs H Mashudi melalui Kapolsek Widasari AKP Bendi Ujianto menghimbau kepada masyarakat dengan tegas, untuk tidak memperjualbelikan miras. “Kami menghimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kerjasamanya dengan kepolisian dalam memberikan informasi jika mengetahui adanya tindakan melanggar hukum ke nomor 08122396383, dan bagi masyarakat untuk tidak melakukan tindakan-tindakan lain yang melanggar hukum,” tegasnya.

Menurut penuturan pengemudinya, muatan yang diangkutnya berasal dari wilayah Ciborelang Kabupaten Majalengka yang akan dikirim ke wilayah pesisir Brondong Kabupaten Indramayu. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Lagi, OD Dekstro Telan Korban


JATIBARANG—Sejumlah kasus yang mengakibatkan korbannya meninggal dunia karena mengkonsumsi pil batuk jenis Dekstro, tampaknya sudah dijadikan alternatif bagi penyuka mabuk-mabukkan yang sudah kehilangan minuman keras di pasaran.

Minggu (21/6) sekitar pukul 01.30 dinihari ruangan UGD RSIZ Jatibarang kembali kedatangan tamu yang tiba sudah dalam kondisi sekarat. Menurut keterangan yang diperoleh, Kasanudin (23) warga Blok Karang Moncol RT01/01 Desa Wanasari Kecamatan Bangodua dikabarkan sekarat setelah mengkonsumsi obat jenis Dekstro bersama rekan-rekannya. “Jare bature sih nginung pil (Kata temannya sih minum pil),” tutur perempuan yang mengaku bibinya saat ditanya Radar.

Saat mendapat pertolongan tim medis, korban langsung diberi tindakan pemasangan dobel selang infus dan dilakukan observasi lital sign selama 1,5 jam guna membilas lambung. Dalam penanganan itu, korban sempat mengalami apneau (henti nafas) hingga akhirnya sekitar pukul 02.45 meregang nyawa. “Pada saat datang nadinya sudah tidak teraba, dan tensi terakhir menunjukkan 50/40,” jelas dr Tanti Darmawanti.

Selang beberapa saat kemudian, sekitar pukul 04.30, Rahmatullah (17) warga Desa Sukadana RT 05/02 datang diantar keluarganya dalam kondisi tubuh sudah membiru yang diketahui tidak sadarkan diri sejak pukul 21.30 pada Sabtu (20/6) malam.

Dari keterangan keluarganya, korban ditemukan tergeletak tidak sadar di sebuah jembatan di Desa Sukaperna Kecamatan Tukdana oleh salah satu anggota keluarga. Tidak lama kemudian korban yang dalam kondisi kritis dibawa pulang. “Disangkanya mabok biasa dan dapat sadar dengan dibiarkan,” kata wanita yang mengaku ibunya kepada Radar.

Bahkan, diungkapkan keluarganya, korban yang dikenal taat beribadah tersebut diduga dikelabui teman-temannya saat diajak pesta barang haram tersebut. Karena, handpone Nokia 7610 milik korban raib entah kemana.

Pertolongan medis kepada korban berlanjut dari ruang UGD ke ruang perawatan Mina. Sekitar pukul 13.00 korban yang masih dipasangi selang O2 itu, mulai dapat berkomunikasi. Dan dari penuturannya kepada Radar, dirinya diajak pete-pete (patungan) untuk bermabuk-mabukkan oleh kelima temannya.

Dari hasil patungan tersebut, tampaknya dapat membeli sejumlah barang yang dapat digunakan untuk bermalam mingguan bersama. Diakuinya pula, bersama teman-temannya dia meminum 25 butir pil Dekstro yang diselingi dengan meminum minuman keras jenis Newport yang dilakukan dari pukul 21.00 pada malam minggu. “Lagi lewat terus diajak pete-pete, minumnya di rumah pinggir jalan,” jelasnya.

Di ruangan yang sama, Abdulah (25) warga Desa Kebulen Kecamatan Jatibarang juga mengalami hal yang sama. Diduga karena frustasi, korban yang tiba di RS sekitar pukul 10.30 itu awalnya ditemukan keluarga dalam kondisi tidak sadarkan diri sekitar pukul 08.00 di rumah yang dihuninya seorang diri. (tar)

sumber : Radar indramayu

Korban Tabrak Lari Dilindas Hingga Remuk



WIDASARI—Nyawa pengendara sepeda motor kembali melayang sia-sia di jalur pantura wilayah timur Indramayu. Satu korbannya tewas dengan tubuh terlindas truk gandeng, Senin (22/6) malam sekitar pukul 21.30 di jalur lingkar pantura Widasari.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh di lokasi kejadian, insiden maut yang merenggut satu nyawa itu bermula ketika sebuah sepeda motor Yamaha Jupiter nopol E 2867 RB yang dikemudikan Suhendra (25) warga Blok Karangbaru Desa/Kecamatan Widasari yang membonceng Warid (21) warga Blok Kesesih Desa Ujungjaya Widasari, melaju ke arah Jakarta dan menyalip sebuah truk gandengan.

Naasnya, pada saat menyalip tersebut diduga pengemudi motornya tidak jelas melihat tanda tempat yang ditujunya karena jalur tersebut belum dilengkapi penerangan jalan umum. Setelah berhasil menyalip kemudian mendadak melakukan pemberhentian supaya tidak melewati tempat yang akan ditujunya. Tampaknya pengereman yang dilakukan korban di aspalan hanya berjarak beberapa meter dan sangat mendadak, membuat pengemudi truk gandengnya sulit untuk menghindar.

Akibatnya, truk berhasil dikendalikan pengemudinya dengan membanting kemudi ke arah kanan, tapi gandengannya tepat mengenai pantat sepeda motor yang langsung menghamburkan kedua korban terpisah dari sepeda motornya. Dan dalam hitungan beberapa detik saja ban gandengan bagian belakang menggilas tubuh Suhendra dan melukai Warid.

Warid yang diketahui berprofesi sebagai kernet truk beras di wilayah Widasari itu, dalam kondisi luka berat dilarikan warga ke RSIZ Jatibarang. Dan tubuh Suhendra yang digilas tepat di bagian pinggulnya, butuh waktu untuk mengevakuasinya. Karena luka beratnya menghancurkan tulang belakang dan pinggul, bahkan isi perutnya tidak dapat dibendung lapisan kulitnya hingga terburai.

Peristiwa maut yang terjadi di jalur pantura Blok Kesesih itu beruntungnya diketahui sejumlah warga dan sempat mencatat plat nomor kendaraan yang langsung melarikan diri dari lokasi kejadian. “Motor dan mobil sama-sama dari arah Widasari, tapi motornya habis nyalip langsung ngerem dan ditabrak dari belakang dan truknya kabur,” kata Ernanto (43) saat ditanya Radar, kemarin di TKP.

Dalam suasana panik tersebut, salah satu warga dengan segera melaporkannya ke Mapolsek setempat. Dan upaya kepolisian dilakukan dengan menyisir jalur arah ke Jakarta, dan tidak lama kemudian mendapatkan informasi keberadaan truk gandengan nopol K 1954 AD di sebuah kantong parkir truk di kawasan Lohbener. “Data yang diperoleh dari warga langsung disebarkan ke semua jajaran dan dilakukan penyebaran petugas, dan truknya berhasil ditemukan setelah pengemudinya melakukan upaya menghilangkan jejak mengambil jalur arah ke Cirebon setelah melewati simpang Lohbener,” jelas Kapolsek Widasari AKP Bendi Ujianto kepada Radar. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Aparat Gagalkan Pengiriman 1,1 Juta Petasan


JATIBARANG—Memanfaatkan kelengahan petugas kepolisian usai pengamanan jalur pantura yang dilalui RI 1 pada Jum’at (26/6), seorang tersangka beserta barang bukti (BB) diamanakan jajaran Unit Reskrim Polsektif Jatibarang.

Sial bagi Suwara (53) warga Desa Telukagung Kecamatan/Kabupaten Indramayu, pasalnya upaya pengiriman petasan yang dikemas dalam 14 karung yang diangkut menggunakan kendaraan jenis Suzuki APV nopol B 8750 QU yang dikendarainya tidak bisa mengelabui kejelian aparat.

Sabtu (27/6) sekitar pukul 08.00 mobil tersangka yang melaju dari Desa Telukagung menuju jalur pantura tersebut, ketika akan memasuki jalan Mayor Dasuki Jatibarang gelagatnya memancing kecurigaan petugas. Dan upaya penghadangan kendaraan berhasil dengan mulus tepatnya di bawah terowongan rel kereta api. “Setelah isi muatan diperiksa, kami mendapati barang yang dibawanya berupa petasan,” ungkap Kapolres Indramayu AKBP Drs H Mashudi melalui Kapolsektif Jatibarang AKP Sumari SH kepada Radar, kemarin.

Diduga, jutaan petasan yang diangkut tersangka akan dikirimkan ke daerah Tanah Abang Jakarta Pusat guna memenuhi stok dan permintaan petasan yang biasa menjadi ciri khas saat bulan Ramadan itu. Dari 14 buah karung itu masing-masing karung diisi 112 kemasan menggunakan kantong semen dengan jumlah keseluruhan sebanyak 1.120.000 butir petasan. “Kemasan karung plastiknya mirip dengan kemasan karung pedagang pakaian,” jelasnya didampingi Kanit Reskrim Ipda Ahmad Nasori.

Akibat perbuatannya itu, tersangka bisa dijerat UU Darurat nomor 12 tahun 1951 tentang bahan peledak. “Kasusnya diproses sesuai hukum, dan apapun tindakan kejahatannya kami akan menindak dengan tegas,” tegasnya.

Apalagi, masih menurutnya, kondusifitas wilayah menjelang pelaksanaan pilpres 8 Juli nanti harus bisa dipastikan aman terkendali. Sehingga pihaknya kian meningkatkan upaya mewujudkan situasi aman dan tertib. “Kemanan dan ketertiban harus dapat dirasakan masyarakat, demi suksesnya pesta demokrasi yang akan menentukan orang nomor satu di Indonesia,” tandasnya.

Dalam pemeriksaan petugas, tersangka mengakui barang yang diangkutnya akan dikirim ke Tanah Abang Jakarta Pusat pada sebuah jasa pengiriman barang. “Saya cuma disuruh mengantarkan ke Jakarta, dan kali ini pengiriman yang kedua,” tutur tersangka. (tar)

sumber : Radar Indramayu

6 Pelajar Rayakan Kelulusan Diciduk Aparat


WIDASARI—Momentum tahunan pada saat berakhirnya tahun pelajaran, bagi pelajarnya yang telah menyelesaikan pendidikan merayakannya dengan cara yang berbeda-beda.

Salah satunya yang dilakukan 6 pelajar pria, Rabu (18/6) malam merayakannya dengan cara yang menyalahi moralitas sebagai seorang pelajar. Pasalnya, mereka melakukan pesta minuman keras sambil nongkrong yang lokasinya di Desa Wanasari Kecamatan Bangodua.

Sial bagi mereka, karena pada saat petugas Polsektif Widasari melaksanakan kegiatan patroli yang melintas di lokasi tersebut mendapatinya dengan diamankannya barang bukti berupa sisa miras yang menggunakan wadah dari plastic. Mereka adalah WA (19), SO (19) dan WS (19) warga Desa Sukamulya Kecamatan Tukdana, JO (18) warga Desa Desa Cangko Tukdana, GU (18) warga Desa Sukaperna Tukdana dan JA (19) asal Desa/Kecamatan Tukdana.

Saat dipergoki petugas sekitar pukul 23.00, mereka langsung digelandang ke Mapolsek Widasari. Dari pengakuan tersangkanya, aksi minum-minuman cairan setan itu hanya sebagai pesta kecil dari hasil patungan untuk merayakan kelulusan.

Ditegaskan Kapolres Indramayu AKBP Drs H Mashudi melalui AKP Bendi Ujianto, keenamnya tertangkap basah dan melanggar Perda nomor 15 tahun 2009 tentang Mihol. Setelah menjalani pemeriksaan, para tersangka diberikan tindakan pembinaan dan membuat sekaligus menandatangi pernyataan untuk tidak mengulangi di kemudian hari. Bahkan, tersangka juga menyatakan tidak akan melakukan tindakan-tindakan lain yang sfatnya melanggar hukum dan mengganggu kamtibmas. “Para tersangka ini masih harus mendapat bimbingan dan pengawasan orang tuanya,” terangnya saat dikonfirmasi Radar, kemarin.

Tindakan lain yang dilakukan aparat yakni mengundang orang tua para tersangka untuk menyaksikan anaknya membacakan pernyataan dan dihimbau untuk memberikan perhatian lebih kepada anaknya mengingat usianya masih sangat labil dan dihindarkan dari pergaulan yang menyesatkan. “Orang tuanya sengaja kami undang supaya tahu anaknya melakukan suatu pelanggaran yang melawan hukum, dan sekaligus menjadi saksi saat anaknya membacakan pernyataan,” tandasnya didampingi Kanit Patroli Aiptu Endin Rohaedi. (tar)

sumber : Radar Indramayu

TKW Bondan Tewas Misterius di Kuwait



*) Diantarkan Pulang Tanpa Dibekali Dokumen, Pengantar Jenazah Nyaris di Massa

SUKAGUMIWANG—Kisah pilu mengenaskan terus mendera para tenaga kerja wanita (TKW) Indonesia. Ada yang disiksa hingga gaji tak dibayarkan, bahkan sampai meninggal dengan penyebab yang tidak pasti.

Senin (22/6) sekitar pukul 00.22, peti jenazah Yeni Rahman (28) yang diterbangkan menggunakan fasilitas cargo Qatar Airways tiba di rumah duka di Desa Bondan RT 12/06 Kecamatan Sukagumiwang dengan menggunakan ambulan jenis Daihatsu Zebra nopol B 7649 JK, disambut tangis histeris sanak keluarga.

Menurut keterangan, korban diterbangkan untuk bekerja di luar negeri sebagai pembantu rumah tangga (PRT) di negara Kuwait oleh PJTKI PT Wira Kreasi Usaha yang beralamat di jalan raya Jatimakmur 100 Pondok Gede pada 4 April lalu.

Konon, baru dua minggu bekerja korban dikembalikan ke agen di negara setempat oleh majikannya. Dan di agen itulah dirinya berjuang melawan maut, seperti kabar yang diterima keluarga dari salah satu TKW yang saat itu akan pulang ke tanah air dan menjumpai korban dalam kondisi mengenaskan di tempat agen. Bahkan, TKW yang akan pulang itu sempat diancam untuk tidak mengabarkannya kepada pihak keluarga.

Kalau alasannya sakit parah sangatlah tidak masuk di akal, karena pada saat akan diterbangkan kondisi kesehatan calon TKW terlebih dulu menjalani pemeriksaan intensif medical check up sesuai ketentuan.

Sementara itu, pada saat keluarga berduka di rumah bernomor 09 itu, si pengantar jenazah mengelak dan tidak mengaku sebagai orang PJTKI ketika wartawan hendak meminta keterangan dari perwakilan PJTKI. “Saya dari ambulan, bukan dari PT,” cetus pria yang mengaku bernama Yahya.

Desakan pertanyaan wartawan yang menanyakan penyebab kematian, hasil visum, nama dan alamat majikan serta surat pengantar pengiriman jenazah pun tidak dapat dijawab dan ditunjukkan. Bahkan saat itu, dirinya bersama sopir ambulan tidak ada itikad baik terhadap suasana duka dan pertanggungan jawaban PJTKI yang diwakilinya malah berkemas akan pergi begitu saja tanpa berpamitan. Serah terima jenazah dengan keluarga dan pemerintahan desa juga tidak dilakukan sama sekali. “Saya orang lapangan, saya ga pernah ke Kuwait mas,” celetuknya.

Dalam suasana berkabung itu langsung berubah menjadi suasana geram warga kepada si pengantar jenazah yang tidak menghargai keluarga korban dan dianggap seperti orang membuang bangkai binatang. “Jangan dibiarkan pulang, bila perlu ditahan sambil nunggu ada dokumen yang diantarkan,” teriak warga.

Kekesalan warga kian memuncak yang sesekali hampir terjadi tindakan anarki yang mengarah pada tindakan kekerasan kepada yang bersangkutan karena menyepelekan orang yang sudah meninggal.

Sementara itu, warga yang terus mendesak pertanggung jawaban PJTKI itu, menyaksikan salah seorang yang menghubungi Jafar (Direktur PJTKI PT Wira Kreasi Usaha) untuk menanyakan dokumen-dokumen korban. “Hasil visumnya diambil saja ke Jakarta,” dituturkan si penelepon.

Selang beberapa jam, Khaerudin (35), suami korban yang masih shock mulai merespons beberapa pertanyaan. Dikatakannya, dia memperoleh kabar bahwa istrinya sedang sakit dari temannya yang saat itu berada di agen Kuwait melalui SMS, dan kabar kedua yang juga via SMS menanyakan pihak keluarga sudah tahu belum kalau Yeni sudah meninggal.

Mirisnya, setelah Yeni dikabarkan sudah meninggal dua minggu yang lalu oleh temannya, justru pihak PJTKI tidak mengetahuinya. Pihak keluarga yang kecewa terhadap sikap PJTKI yang disusul kemudian dengan pengiriman jenazah yang tidak menggunakan etika, menuntut diurus segala administrasi dan hak-haknya. “PT baru tahu setelah saya menanyakan kebenaran kabar yang saya terima,” jelasnya sambil menitikkan air mata.

Isi peti mati pun turut menjadi pertanyaan, karena pengirimannya tidak disertai dokumen dikhawatirkan isinya bukan jenazah Yeni. “Petinya akan dibuka setelah ada dokumen dan disaksikan orang PT,” tandas salah satu keluarga korban. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Pembunuhan Sadis

Tewas Dibacok Mantan Suami

*) Dua Kali Kawin Cerai, Ditolak Minta Rujuk Kembali

SUKAGUMIWANG—Aksi yang dilakukan Romeo dalam kisah film Romeo dan Juliet memang menyita perhatian penontonnya, sedangkan yang dilakukan pelaku terhadap mantan istrinya kemarin apakah meniru adegan film tersebut?

Mukidi (32) warga blok Boros desa Gunungsari kecamatan Sukagumiwang tega menghabisi nyawa wanita yang pernah dinikahinya sebanyak dua kali. Anisah (30), yang masih satu desa tewas mengenaskan dengan luka bacok di bagian kepala, leher, punggung dan kaki.

Keterangan yang dihimpun Radar di Tempat Kejadian Perkara (TKP), kejadiannya Sabtu (30/8) sekitar pukul 19.30, berawal saat Anisah sedang duduk di depan warung milik orang tuanya Kasan (50) yang terletak di desa setempat Rt.01/04. Seketika datang Mukidi secara tiba-tiba dan langsung mengayunkan golok yang sengaja dibawanya dari rumah berulang kali ke tubuh Anisah. Korbanpun langsung terkapar tak berdaya menerima hujaman senjata tajam pelaku hingga dilarikan ke RSUD Arjawinangun Cirebon. “Saat kejadian saya lagi ngobrol sama tamu di dalam, tiba-tiba ada suara teriakan orang minta tolong. Setelah saya lihat keluar ternyata anak saya tergeletak dengan banyak darah, dan Mukidi sedang berusaha menusukkan golok ke arah perutnya”, jelas Kasan kepada Radar, kemarin sambil menunjukkan tempat jatuhnya Anisah.

Setelah dilakukan pertolongan medis di RSUD Arjawinangun, ternyata nyawa korban tidak dapat tertolong karena beberapa luka bacok sangat parah dalam jumlah banyak. Dan Mukidi yang berusaha bunuh diri setelah menghabisi nyawa korbannya dapat dihentikan warga, sehingga Mukidi yang nyawanya urung melayang sia-sia juga harus mendapat pertolongan tim medis. Tapi, berbeda dengan korbannya, Mukidi menjalani perawatan tim medis RS Bhayangkara Indramayu dengan tambahan borgol yang mengikat kedua tangannya.

Sumber di TKP mengatakan, Mukidi dan Anisah pernah melakukan pernikahan sebanyak dua kali dan pernikahan yang kedua dilakukan 2006 silam. Dari perkawinan pertamanya sekitar 12 tahun yang lalu, pasangan tersebut telah dikaruniai seorang anak yang kini duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Mukidi yang dikenal warga sekitar sebagai peminum minuman keras dan kerap melakukan perjudian, pada perceraiannya yang kedua berusaha untuk meminta rujuk kembali dengan mantan istrinya.

Namun karena ketidak senangan mantan istri dan keluarganya dengan sikap serta perilaku mabok dan judi pelaku, usahanya untuk dapat rujuk kembali tetap tidak menunjukkan hasil yang diharapkan. Sehingga pelaku nekad untuk melakukan aksi pembunuhan dan mencoba bunuh diri. Hal tersebut dilihat dari tulisan tangan pada selembar kertas yang bercambur noda darah, yang isinya menyebutkan “Mukidi – Anisah pegat paksa sampe dua kali, daripada pisah karo Anisah bagen mati suka mati loroane” yang artinya Mukidi – Anisah cerai paksa sampai dua kali, dari pada pisah dengan Anisah lebih baik mati harus mati dua-duanya.

Pada saat melakukan aksinya, pelaku menggunakan sebilah golok yang sengaja di bawanya dari rumah dan kedapatan membawa dua buku surat nikah atas nama Mukidi dan Anisah.

Setelah menjalani perawatan di RS Bhayangkara, pelaku digiring ke Mapolsek Kertasemaya guna dilakukan pemeriksaan dan korban tewas sekitar pukul 09.00 Minggu (31/8) pagi dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat. (tar)

Sumber : Radar Indramayu