Powered By Blogger

Rabu, 28 Januari 2009

Polisi Gulung Calo Angkum



*) Sita Ratusan Botol Miras

JATIBARANG—Sedikitnya delapan calo angkutan umum (angkum) yang biasa mangkal di tempat pemberhentian angkum, Rabu (28/1) sekitar pukul 11.00 digiring jajaran Polsektif Jatibarang.

Dua titik pangkalan angkum yang dijadikan lokasi dalam aksi para preman tersebut, diantaranya simpang tiga Jatibarang (jalan Letnan Joni) dan simpang tiga pasar (jalan Ahmad Yani). Kedelapan preman yang berhasil digelandang, yakni Sur (47), Kas (37), War (33) dan Ant (27) warga Desa/Kecamatan Jatibarang. Lainnya, Suk (35) warga Desa Bulak Lor, War (50) dan Agu (24) warga Desa Jatibarang Baru serta Ery (39) warga Desa Bulak.

Aksi para preman yang kerap dilaporkan warga dengan ketidaknyamanan atas keberadaannya kepada aparat, menjadikan target operasi Polsektif Jatibarang dalam mengkikis habis preman untuk menciptakan situasi yang aman dan tertib. “Kondusifitas wilayah harus tetap terjaga dengan baik, dan setiap laporan warga yang kami terima akan ditindaklanjuti,” jelas Kapolsektif Jatibarang AKP Sumari SH didampingi Kanit Patroli Aiptu Khalil kepada Radar, kemarin.

Sementara itu, para preman yang berhasil digelandang ke Mapolsektif diperiksa satu persatu oleh petugas. Setelah itu, petugas memberikan pembinaan kepada para preman untuk tidak mengulangi lagi perbuatannya, dan jika terulang maka akan ditindak dengan tegas.

Sehingga, menurut Sumari, pemberantasan premanisme secara terus menerus diharapkan terwujud bentuk pelayanan dan pengayoman polisi kepada masyarakat yang lebih baik lagi. “Kami akan menciptakan peningkatan kondusifitas dengan terus melakukan operasi secara rutin,” tegasnya.

Sedangkan para preman mengeluhkan sempitnya lapangan kerja yang semestinya dapat menampung warga yang tidak memiliki pekerjaan. Dan diharapkan ada pihak yang memerhatikan posisi para preman untuk diakomodir sesuai kemampuan yang dimiliki. “Harusnya, kalau ga ingin ada preman pemerintah harus lebih peka untuk dapat menampung pengangguran untuk dapat memiliki pekerjaan,” keluh Suk alias Ego yang disusul dengan keluhan rekan-rekannya.

Selang beberapa saat, petugas berhasil mengamankan sebanyak 276 botol minuman keras berbagai merek. Barang bukti dan pemiliknya Kusmani (30) warga Desa Bulak Lor Jatibarang digelandang ke Mapolsektif guna pemeriksaan lebih lanjut. “Peredaran miras tetap harus dibumi hanguskan,” tandas Sumari. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Pasangan Kumpul Kebo Diringkus Polisi



*) Terlibat Crime Traffiking



KERTASEMAYA—Berniat akan mengantarkan pesanan kepada pemburu kenikmatan birahi, dua pelaku perdagangan perempuan dengan modus sebagai penerima jasa booking berhasil diciduk jajaran Polsek Kertasemaya.



Apes bagi AGU (23) dan pasangan mesumnya NUR, keduanya warga Desa Tulungagung Kecamatan Kertasemaya. Rutinitasnya sebagai penerima pesanan mencarikan perempuan untuk pemuas nafsu birahi pria hidung belang tanpa diketahuinya sudah diintai petugas.



Saat tersangka sedang melakukan transaksi dan akan mengirimkan seorang perempuan bertubuh seksi berparas cantik di Desa Cadangpinggan, polisi dengan sigap mengamankan tersangka dan tidak membuang waktu langsung digelandang ke Mapolsek Kertasemaya. Dan dari tangan tersangka, polisi berhasil mengamankan barang bukti berupa satu buah handpone dan uang sebesar Rp 10 ribu.



Dihadapan petugas, tersangka mengaku akan mengantarkan SIF (14) ke suatu tempat di Blok Gili Desa/Kecamatan Bangodua atas pesanan seseorang untuk memenuhi kebutuhan seksualnya. Korban yang akan diantarkan saat kepergok petugas, merupakan salah satu korban yang masih di bawah umur dengan penampilan dan paras yang memiliki nilai jual tinggi. “Saya cuma nganterin aja kalau ada yang pesan. Upahnya tergantung dikasihnya saja,” kilah tersangka.



Sementara itu, dua korban lainnya yang juga dimanfaatkan dengan jasa booking yakni SIR (16) dan ANT (17). Para korbannya merupakan warga di wilayah Kecamatan Kertasemaya.



Saat dikonfirmasi, Kapolres Indramayu AKBP Drs H Mashudi mengatakan, modus operandi yang dilakukan tersangka yakni dengan menggunakan telepon genggam untuk menghubungi korban sesuai dengan pesanan pria pemburu kenikmatan sesaat. Dan kedua tersangka secara meyakinkan melanggar pasal 2 UU RI nomor 21 tahun 2007 Jo pasal 83 UU RI nomor 23 tahun 2003. “Tersangka diancam hukuman maksimal 15 tahun kurungan penjara,” tegasnya didampingi Kapolsek Kertasemaya AKP Mashudi SH kepada wartawan, Selasa (27/1).



Lebih lanjut dijelaskannya, kedua tersangka beserta BB dan korban akan dilakukan pemeriksaan secara intensif di Mapolres Indramayu guna penyidikan lebih lanjut. “Kami akan terus membongkar sindikat traffiking dan menindaknya secara tegas sesuai dengan peraturan serta hukum yang berlaku,” tandasnya. (tar)



sumber : Radar Indramayu

Jumat, 23 Januari 2009

Baru Seminggu Timang Anak Diciduk Polisi


*)Aksi di Brebes Takluk di Widasari


WIDASARI—Nasib apes dialami Ruswantoro alias Tulus (27) warga Desa Randusari RT 06/02 Kecamatan Pagerbarang Kabupaten Tegal Jateng, Kamis (22/1) sekitar pukul 16.30 diringkus polisi.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh Radar, Ruswantoro merupakan salah satu Daftar Pencarian Orang (DPO) Polda Jawa Tengah terkait kasus pembunuhan pasangan suami istri Sugiantoro (65) dan Yuliyanti (60) warga Desa/Kecamatan Jatibarang Brebes. Keduanya keturunan chinese yang berprofesi sebagai pedagang kelontong. Awalnya, kasus ini terkuak pada Agustus lalu yang keduanya adalah korban perampokan dan pembunuhanDalam aksinya, Ruswantoro tidak sendirian melainkan bersama tiga rekannya. Namun ketiganya sudah berhasil diringkus polisi tidak lama setelh peristiwanya terjadi.

Sejak aksi yang dilakukannya, Ruswantoro memisahkan diri dari kawanannya dan menjadi buronan serta sempat memilih Banten dan Jakarta untuk menghindari kejaran petugas.

Upaya melarikan diri yang dilakukannya untuk dapat bebas dari jeratan hukum ternyata tetap sia-sia. Kabar keluarga istrinya yang berada di Desa Kasmaran Kecamatan Widasari Indramayu, memberitahukan bahwa istrinya yang dinikahi setahun lalu akan melahirkan anak pertamanya. Kontan saja, dengan perasaan senang akan menimang buah hatinya hasil pernikahan dengan Tarkini (19) diputuskannya untuk dapat menyambut kelahiran bayi yang diidam-idamkan.

Malang nian bagi si bayi, baru saja seminggu merasakan pelukan sang bapak, kehangatannya langsung sirna saat polisi datang menjemput Ruswantoro. Tersangka yang buron selama enam bulan tersebut, merupakan pelaku eksekusi pembunuhan kedua korbannya dan berhasil diringkus Satreskrim Polres Indramayu melalui Polsek Widasari yang berkoordinasi dengan Satreskrim Polres Brebes.

Untuk pemeriksaan lebih lanjut, tersangka pelaku curas tersebut beberapa jam kemudian dari Mapolsek Widasari digelandang ke Mapolres Brebes. “Secara kebetulan saja tersangka sedang berada di wilayah hukum Polsek Widasari,” jelas Kapolsek Widasari AKP Bendi Ujianto. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Balita Terjangkit DBD Tewas


*) Sebelumnya berobat ke dukun

JATIBARANG—Virus Dengue secara nyata masih terus mengancam, ketidak waspadaan dapat mengakibatkan malapetaka. Salah satunya yang dialami pasangan suami istri Sayid (47) dan Darimi (41) warga Desa Mekargading RT 1/1 Kecamatan Sliyeg harus merelakan anak gadisnya yang masih balita meninggal dunia.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun Radar, Nurwenci (2) mengalami panas tubuh yang tinggi dan kecurigaan yang timbul setelah dilakukan pengobatan di beberapa tempat dengan belum ada perubahan kondisi tubuh. Kamis (8/1) pihak keluarga memutuskan untuk merujuknya ke RSI Zam Zam Jatibarang, sekitar pukul 14.00 Nurwenci masuk ruang UGD
Menurut keterangan tim medis, pada saat dilakukan pemeriksaan awal nadi pasien sudah tidak teraba dengan tingkat kesadaran yang sudah menurun drastis. Juga frekuensi pernafasan meningkat tajam (sesak) dengan suhu badan panas serta gusi berdarah.

Sementara itu, hasil uji laboratorium menunjukkan terjadinya penurunan jumlah trombosit, dari batas normal 150 ribu keatas menjadi 35 ribu. Karena pasien dalam kondisi gawat darurat, oleh tim medis mendapat observasi ketat serta pengawasan khusus.

Namun, kondisi shok yang dialami pasien menjadikannya komplikasi dengan virus dengue yang diidapnya. Hingga akhirnya upaya tim medis untuk menaikkan jumlah trombosit dan memulihkan kesadarannya dari shock, tetap tidak membuahkan hasil yang diharapkan pasutri Sayid dan Darimi. Memang nasib berkata lain, Nurwenci menghembuskan nafas terakhirnya di ruang UGD sekitar pukul 19.20 dalam upaya pertolongan tim medis.

Salah satu yang mengaku saudara korban mengatakan sambil terus menatap korban dari pintu ruang UGD, sebelum dibawa ke rumah sakit korban pernah menjalani pengobatan pada seorang dukun. Dan kata dukun korban saat itu tidak terkena apa-apa.

Dokter jaga RSIZ Jatibarang dr Rezkha Anazri saat dikonfirmasi Radar membenarkan pasien tidak tertolong karena saat masuk UGD sudah dalam keadaan yang sangat kritis. Dianjurkannya, jika terjadi demam antara 2 hingga 3 hari agar segera melakukan cek darah guna mengetahui sejak dini, DBD atau bukan. “Pasien yang kami berikan pengawasan ketat tadi, kondisinya sudah dalam keadaan gawat dan terus memburuk. Dan mengalami kesulitan dalam melakukan transfuse trombosit, kami sudah berupaya maksimal tapi tetap nyawanya tidak bisa diselamatkan,” jelasnya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Jumat, 09 Januari 2009

Mantan Distributor Bedak Tewas Gandir



*) Diduga Cemburu Dengan Anggota Polisi

JATIBARANG—Mulyadi Raharjo alias Aris (30) warga Gang Kulit RT 4/3 Desa Bulak Kecamatan Jatibarang nekad mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri (gandir). Pria kelahiran Klaten tersebut diketahui tergantung pada seutas tali tambang Jum’at (9/1) sekitar pukul 06.00 oleh anaknya sendiri.

Berdasarkan keterangan di lokasi kejadian, korban yang sudah meregang nyawa merupakan mantan distributor bedak kosmetik. Kematiannya yang kontan menggegerkan desa di pagi buta bermula ketika anaknya bernama Ayu (7) ingin membangunkan bapaknya, dengan memanggil dan mengintai dari kaca jendela dilihatnya sesosok tubuh sudah tergantung tak bernyawa. Jeritan dan teriakan minta tolong membuat warga sekitar segera menghampiri asal sumber suara, ternyata betul memang Mulyadi sudah tewas dan oleh warga dilaporkan ke Mapolsektif Jatibarang.

Petugas yang dengan sigap mendatangi lokasi kejadian, langsung mengamankan dengan memasang garis polisi. Sebelum tubuh korban terlihat jelas, di pintu rumah korban tampak selembar kertas putih yang menempel dengan bertuliskan tangan yang berisi siapapun tidak diijinkan masuk kecuali polisi.

Korban tergantung pada seutas tali tambang warna kuning yang dipasangnya dengan menjebol lubang dudukan lampu pada plafon ruang tamu. Sebujur mayat tersebut masih mengenakan kain sarung dan berbaju koko warna putih.

Ketika ada kesempatan Radar untuk melihat ke dalam rumah korban, di temukan beberapa tulisan tangan diantaranya “Ma’afkan aku bila aku punya salah kepada keluarga Bapak Ridwan, dan minta ma’af kepada masyarakat Bulak dan sekitarnya. Mudah-mudahan terampuni dosa-dosaku kepada kalian semua. Didi Hardiyanto polisi Polsek Koba Bangka Belitung Bangsat. 081273039888 – 081927754381.”

Di kamar tidurnya, tembok dan kaca turut menjadi media mohon diri dengan tulisan tangan yang juga menggunakan spidol warna hitam yang mengecam nama yang sama. Dan yang tertulis di kaca rias bertuliskan, “Istriku ma’afkan aku. Biarlah aku yang mengalah demi kebahagiaan dan kesenanganmu akan aku akhiri semua penderitaanku, Suamimu Mulyadi R.”

Sementara itu, keluarga korban tidak bersedia untuk dikonfirmasi wartawan dengan alasan masih dalam keadaan shok. Sedangkan istri korban, Karyati (25) memilih menyendiri dengan mengunci pintu kamar di rumah sebelah.

Beberapa sumber di lokasi mengatakan bahwa korban sebelum mengakhiri hidupnya tinggal sendiri dan istri serta anaknya tidur di rumah sebelahnya.

Kapolres Indramayu AKBP Drs H Mashudi SH melalui Kapolsektif Jatibarang AKP Sumari SH saat dikonfirmasi Radar membenarkan peristiwa gandir yang menimpa seorang warga di wilayah hukumnya. “Kasusnya masih didalami dan dikembangkan lagi dari keterangan saksi-saksi, dan hasil olah TKP ditemukan beberapa surat yang ditulis tangan. Dan kata istrinya tulisan tersebut tulisan tangan suaminya,” beber Sumari.

Selain itu, barang-barang yang berhasil diamankan petugas antara lain tambang plastic, beberapa surat dan baygon. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Kamis, 08 Januari 2009

Balita Terjangkit DBD Tewas


*) Sebelumnya berobat ke dukun

JATIBARANG—Virus Dengue secara nyata masih terus mengancam, ketidak waspadaan dapat mengakibatkan malapetaka. Salah satunya yang dialami pasangan suami istri Sayid (47) dan Darimi (41) warga Desa Mekargading RT 1/1 Kecamatan Sliyeg harus merelakan anak gadisnya yang masih balita meninggal dunia.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun Radar, Nurwenci (2) mengalami panas tubuh yang tinggi dan kecurigaan yang timbul setelah dilakukan pengobatan di beberapa tempat dengan belum ada perubahan kondisi tubuh. Kamis (8/1) pihak keluarga memutuskan untuk merujuknya ke RSI Zam Zam Jatibarang, sekitar pukul 14.00 Nurwenci masuk ruang UGD.

Menurut keterangan tim medis, pada saat dilakukan pemeriksaan awal nadi pasien sudah tidak teraba dengan tingkat kesadaran yang sudah menurun drastis. Juga frekuensi pernafasan meningkat tajam (sesak) dengan suhu badan panas serta gusi berdarah.

Sementara itu, hasil uji laboratorium menunjukkan terjadinya penurunan jumlah trombosit, dari batas normal 150 ribu keatas menjadi 35 ribu. Karena pasien dalam kondisi gawat darurat, oleh tim medis mendapat observasi ketat serta pengawasan khusus.

Namun, kondisi shok yang dialami pasien menjadikannya komplikasi dengan virus dengue yang diidapnya. Hingga akhirnya upaya tim medis untuk menaikkan jumlah trombosit dan memulihkan kesadarannya dari shock, tetap tidak membuahkan hasil yang diharapkan pasutri Sayid dan Darimi. Memang nasib berkata lain, Nurwenci menghembuskan nafas terakhirnya di ruang UGD sekitar pukul 19.20 dalam upaya pertolongan tim medis.

Salah satu yang mengaku saudara korban mengatakan sambil terus menatap korban dari pintu ruang UGD, sebelum dibawa ke rumah sakit korban pernah menjalani pengobatan pada seorang dukun. Dan kata dukun korban saat itu tidak terkena apa-apa.

Dokter jaga RSIZ Jatibarang dr Rezkha Anazri saat dikonfirmasi Radar membenarkan pasien tidak tertolong karena saat masuk UGD sudah dalam keadaan yang sangat kritis. Dianjurkannya, jika terjadi demam antara 2 hingga 3 hari agar segera melakukan cek darah guna mengetahui sejak dini, DBD atau bukan. “Pasien yang kami berikan pengawasan ketat tadi, kondisinya sudah dalam keadaan gawat dan terus memburuk. Dan mengalami kesulitan dalam melakukan transfuse trombosit, kami sudah berupaya maksimal tapi tetap nyawanya tidak bisa diselamatkan,” jelasnya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

TKW Bojongsari Meninggal Di Jordan

*) Penyebab kematian belum jelas

INDRAMAYU—Suasana duka menyelimuti kediaman Masudin (45) di Blok Bungkul Timur RT 04/04 Desa Bojongsari Kecamatan Indramayu, setelah diterima kabar pada Selasa (6/1) yang memberitahukan istrinya Darinah (37) yang sebagai TKW di Jordan telah meninggal dunia.

Dikatakan Masudin, istrinya bekerja pada majikan yang bernama Faris Ahmad di Jordan Al Jubaidah, yang berangkat melalui penyalur jasa TKI PT Al-Ichwan Arindo Jakarta dengan tanggal penerbangan 2 Pebruari 2008. “Istri saya positif meninggal,” ucapnya menirukan orang yang katanya mengurus kematian istrinya, Kamis (8/1) di rumahnya.

Sementara itu, pihak keluarga belum mengetahui kapan Darinah meninggal, bahkan saat Radar melayangkan pertanyaan penyebab kematiannya tidak ada kejelasan secara pasti. Sebelumnya, upaya komunikasi yang dilakukan keluarga melalui sambungan telepon selalu diterima majikan dan tidak pernah ada kesempatan untuk berbicara dengan Darinah.

Salah satu dari tiga anaknya, Muhadi (21), masih mengingat komunikasi yang dilakukannya terakhir kali dengan ibunya yakni pada Nopember 2008. Dalam percakapan melalui sambungan telepon itu, ibunya sering mengeluh dengan sikap dan perlakuan majikannya. “Waktu itu kabar yang saya terima majikannya galak dan rewel, itupun buat telepon kesini pulsanya beli sendiri tanpa sepengetahuan majikannya,” tuturnya.

Masudin yang berprofesi sebagai tukang jahit kini hanya bisa pasrah, istrinya yang sudah dikabarkan meninggal dunia tersebut direlakannya untuk dimakamkan di Jordan. Dengan kondisi tubuh menderita penyakit mag akut, pria bertubuh kurus ini terus berharap agar jenazah istrinya dimakamkan dengan layak walaupun tanpa sepengetahuan keluarga. “Untuk administrasi asuransi kematiannya sedang diurus oleh orang,” tukasnya yang terlihat tidak ingin melihat jasad istrinya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Pengusaha emas di dor kawanan perampok


*) Dikira emas didalam kotak, perampok bawa kabur rantang makanan.

INDRAMAYU-H Maman Badruzaman(32) warga Desa Lobener RT. 01/03 Kecamatan Jatibarang yang juga pengusaha salah satu toko emas di Jatibarang, Rabu(7/1) pukul 19.00 ditembak dua orang perampok. Kejadian tersebut terjadi sekitar 200 meter sebelum rumah korban. Namun beruntung, timah panas tersebut hanya mengenai betis kanannya, sehingga nyawa korban terselamatkan.

Kejadian tersebut berawal ketika H Maman Badruzaman bersama ke empat orang karyawati nya, Masmudah(18), Dian(18), Afiya(22) dan Soleha(20) pulang kerja dari arah Jatibarang menuju Lobener dengan mengendari mobil Kijang Merah dengan plat Nomor E 1707 AM. Ketika Korban melintas didepan PDAM Lobener dijalur perbatasan Lobener lor dan Lobener Kidul, mobil yang dikendarainya dihadang oleh dua orang kawanan perampok yang mengendarai Mio Biru. Dua orang perampok tersebut langsung menghampiri korban dengan menyuruh korban membuka kaca samping. Seketika itu juga, korban ditodong pistol dengan ancaman agar korban menyerahkan barang bawaannya yang ada di dalam mobil. Namun, korban menolak dan sempat menepis todongan tersebut yang membuat para perampok kesal. Perampok tersebut lalu membuka paksa pintu mobil dan menembakan timah panas tersebut ke arah betis korban.

“Mereka menembakan satu kali ke betis saya, lalu mereka membuka pintu belakang mobil dan mengambil barang bawaan yang ada,” ujar Maman sambil merintih saat ditanyai Radar.

Setelah para pelaku mengambil barang lalu kabur, namun saya sempat keluar mobil dan berterik dan kebetulan banyak warga yang menghampiri. Ketika warga hendak mengejar kawanan perampok tersebut juga sempat melepaskan kembali timah panas kearah warga yang mengejar, beruntung tembakan tersebut tidak mengenai para warga tersebut. Lalu korban ditolong warga untuk dilarikan ke rumah sakit agar menerima perawatan.

“Seketika itu saya tidak sadarkan diri, saat sadar sudah ada di RSUD Indramayu. Terus terang saya masih shok,” ucapnya.

Sementara, Soleha salah satu karyawati yang ada di dalam mobil saat kejadian tersebur berlangsung, mengatakan bahwa semuanya mengira motor yang tiba-tiba berhenti didepan mobil dikira tersenggol dan ingin meminta pertanggungjawaban. Namun salah kira, ketika berhenti ternyata perampok. Barang yang mereka ambil hanya sebuah rantang makanan yang dibungkus yang kemungkinan mereka kira emas. “Kedua perampok tersebut menggunakan kacamata dengan wajah dicadar dan membawa tas besar,” tegasnya.

Kejadian perampokan tersebut kasusnya saat ini langsung ditangani pihak kepolisian Indramayu. Hingga berita ini ditulis, korban masih dimintai keterangan oleh pihak kepolisian. (alw/tar)

Sumber : Radar Indramayu

Minggu, 04 Januari 2009

Dua Kelompok Penjudi Digulung Aparat


*) Penjual Miras Kepergok Petugas

WIDASARI—Banyaknya jumlah pelaku judi yang berhasil ditangkap polisi, ternyata masih belum memberikan pembelajaran bagi pelaku-pelaku lainnya. Terbukti, dua kelompok penjudi yang sedang asik melakukan hobinya tertangkap basah petugas, Sabtu (3/1) malam sekitar pukul 21.00 di Blok Remis Desa Kongsijaya Kecamatan Widasari.

Dua kelompok penjudi tersebut melakukannya di satu tempat di sisi tanggul sungai Cimanuk desa setempat, ketiga pelaku yang berhasil dibekuk petugas yakni Was (34) dan Dar (31) warga setempat termasuk dalam kelompok satu serta Kad (49) warga setempat juga yang termasuk kelompok kedua.

Dijelaskan Kapolsek Widasari AKP Bendi Ujianto, pada saat akan melakukan penggerebekan jumlah petugas hanya sebanyak lima orang, dan ketika tiba di lokasi jumlah petugas sangat tidak memadai karena jumlah penjudi ada dua kelompok. Pengepungan yang dilakukan hanya berhasil menangkap 3 pelaku, dan lainnya berhasil meloloskan diri dengan lari tunggang langgang.

Itupun tidak mudah seperti membalikkan telapak tangan, tiga pelaku yang sudah berada digenggaman tangan petugas hampir saja lepas begitu saja. Namun upaya petugas dalam melumpuhkan pelaku judi sampai batas mengeluarkan jurus kunci yang mematikan dengan menggunakan jurus beladiri Polri yang mematikan gerak pelaku.

Bahkan kemelut yang terjadi saat itu, gumulan dan usaha berontak pelaku memang tidak dapat dihindarkan. Hingga akhirnya ketiga pelaku judi langsung diberikan hadiah langsung berupa gelang dobel (borgol) dari petugas, dan langsung berstatus penghuni baru sel tahanan Mapolsek Widasari untuk bermalam mingguan.

Dari lapak judi polisi berhasil mengamankan barang bukti (BB) berupa dua set kartu remi dan uang tunai sebesar Rp 39 ribu dari kelompok judi pertama, dan dari kelompok lainnya diamankan BB satu set kartu remi dan uang tunai sejumlah Rp 33 ribu.

“Awalnya dari pengaduan warga yang meminta tindakan tegas polisi untuk memberantas judi yang meresahkan, kami langsung menindaklanjutinya dengan langsung mengintai lokasi dan langsung melakukan penangkapan yang mendapat perlawanan dari pelaku judi yang sekarang sudah diamankan,” terang Bendi saat dikonfirmasi Radar, kemarin di kantornya.

Sebelumnya dihari yang sama, dua pemuda diciduk petugas saat kedapatan melakukan tindakan premanisme di simpang tiga Widasari sekitar pukul 15.00. Keduanya, Kar (19) warga Desa Bangkaloa Ilir dengan status pengamen dan Joh (24) warga Desa Kongsijaya berstatus sebagai pedagang asongan.

Selain itu, penjual minuman keras (miras) yang berkedok warung kopi di simpang tiga Taman BRI Jatibarang Day (40) warga Blok Karangbaru Desa Widasari kepergok petugas saat hendak mengambil barang simpanannya berupa miras di rumahnya sekitar pukul 19.30. Ketika itu, polisi yang sudah berada di rumah tersangka guna menyita miras mendapati pemiliknya datang yang bertujuan mengambil miras untuk dijual di warung kopinya. Setelah digeledah, puluhan miras aneka jenis berhasil ditemukan dan diamankan petugas beserta pemiliknya. “Kami tetap konsentrasi untuk memberantas segala bentuk tindakan pelanggaran hukum, dan tindakan yang kami lakukan tidak main-main sesuai hukum dan perundang-undangan,” tegas Bendi. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Sabtu, 03 Januari 2009

Satu Tewas Dihajar Motor


JUNTINYUAT—Nasib malang menimpa penunggang sepeda Rohmat (35) warga Desa Segeran Kecamatan Juntinyuat, beberapa saat tewas dalam pertolongan tim medis.

Berdasarkan keterangan, sekitar pukul 17.30 di jalan raya Jatibarang – Karangampel tepatnya dipertigaan Ketapang Segeran, Rohmat yang mengayuh sepedanya dari arah Karangampel hendak pulang melalui persimpangan tersebut.

Namun, entah apa penyebabnya Rohmat yang saat sampai dipertigaan langsung menyeberang, tidak disangkanya sebuah sepeda motor Honda Supra XX yang melaju di belakangnya dalam posisi yang sangat dekat. Sehingga motor yang dikemudikan Cariman (40) yang membonceng Darsim (40) warga Desa Malangsari Kecamatan Widasari, tidak dapat dikendalikan dengan mendadaknya korban melakukan penyeberangan.

Akhirnya, peristiwa kecelakaan terjadi sekejap mata memandang dengan korban yang terlempar beberapa meter dan kedua penunggang motor juga berhamburan dari jok motornya. Luka dan darah di tubuh ketiga korban membuat warga melakukan pertolongan seadanya dengan sigap.

Namun, takdir memang tidak bisa dipungkiri, Rohmat yang mengalami cidera kepala berat menghembuskan nafas terakhirnya di ruang UGD RSI Zam Zam Jatibarang sekitar setengah jam setelah masuk ruangan.

Sementara itu, Cariman dan Darsim di beberapa bagian tubuhnya menderita luka dan lecet. “Sepeda ada di depan saya, dan waktu saya sudah beberapa meter di belakangnya langsung nyebrang ga nengok lagi. Buat ngerem aja ga bisa, kalau bisa menghindar saya juga ga mau kecelakaan mas,” tutur Cariman saat ditanya Radar, semalam di RSIZ Jatibarang. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Pemuda Sekarat Hantam Pantat Truk


JATIBARANG - Akibat sebuah truk yang melakukan parkir asal-asalan, seorang pemuda yang dibonceng motor sekarat setelah tubuhnya menghantam pantat mobil yang dikendarai supir tidak mengerti rambu lalu lintas, Sabtu (3/1) sekitar pukul 10.30 di jalur pantura Pilangsari Jatibarang.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh Radar, peristiwa tersebut bermula ketika sebuah sepeda motor Yanaha vega R nopol E 6073 RZ yang dikemudikan Agung (22) dengan membonceng Heriyanto (22) warga Desa Pilangsari Blok Como, melaju dari arah Cirebon menuju Jatibarang. Setelah melewati sebuah tikungan sekitar 100 meter, motor yang melaju berdampingan dengan sebuah kijang disisi kirinya mendadak dikejutkan oleh sebuah truk barang yang langsung melintang di tengah jalan. Informasinya, truk tersebut akan melakukan parkir di sebuah rumah makan yang juga dijadikan kantong parkir truk.

Namun, sebagian besar badan truk yang masih tersisa di jalur arah Jakarta menutup ruang gerak laju motor. Dan akibatnya, upaya maksimal pengemudi motor untuk menghindari badan truk tidak membuahkan hasil yang diinginkan, karena truk yang melintang melakukan pengereman mendadak masih menghantam tubuh pembonceng motor tersebut.

Hantaman keras tubuh korban menghempaskannya dari jok motor, dan pengemudinya kontan tidak bisa mengendalikan keseimbangan dan ikut tersungkur bersama kendaraannya.

Heriyanto yang terlempar ke sisi jalan langsung sekarat dan tidak sadarkan diri dengan darah yang terus mengucur dari lengan dan kepalanya, sedangkan Agung yang juga terpisah dari motornya mengalami luka dibeberapa bagian tubuhnya. Oleh warga, kedua korban segera dilarikan ke RSI Zam Zam Jatibarang. Di ruang UGD, Heriyanto dapat siuman setelah beberapa jam mendapat pertolongan tim medis.

"Mobil truknya warna oranye bawa muatan," kata Agung saat ditanya Radar, kemarin di ruang UGD.

Sementara itu, ciri-ciri truk yang disebutkan korban dikatakan seorang tukang parkir langsung mengambil arah Cirebon melarikan diri, padahal truk-truk yang parkir di tempat tersebut sudah menjadi langganan secara rutin. "Langsung muter dan kabur ke arah sana, ada yang warna oranye juga baru datang tadi," ucap Batak.

Sedangkan, pembuka median jalan yang sering digunakan truk dari arah Cirebon untuk parkir, sangat jelas terpampang rambu lalu lintas yang melarang kendaraan untuk memutar arah kecuali dari arah Jakarta. Sehingga secara otomatis, aturan lalu lintas yang ada menjadi tindak pelanggaran lalu lintas yang tidak terpantau aparat. Bahkan, sejumlah pengendara yang melintasi jalur tersebut kerap sekali terancam keselamatannya oleh hilir mudiknya kendaraan yang parkir asal-asalan. "Kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan sangat sering terganggu, terkadang truk yang sudah menyalahi rambu menjadi prioritas tukang parkir ketimbang kendaraan yang sedang melaju di jalur lurus. Dan parkiran di tempat itu harus segera ditertibkan, keselamatan orang banyak harus diutamakan daripada kepentingan segelintir orang," pinta salah satu warga setempat Naswan. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Pembunuhan Sadis

Tewas Dibacok Mantan Suami

*) Dua Kali Kawin Cerai, Ditolak Minta Rujuk Kembali

SUKAGUMIWANG—Aksi yang dilakukan Romeo dalam kisah film Romeo dan Juliet memang menyita perhatian penontonnya, sedangkan yang dilakukan pelaku terhadap mantan istrinya kemarin apakah meniru adegan film tersebut?

Mukidi (32) warga blok Boros desa Gunungsari kecamatan Sukagumiwang tega menghabisi nyawa wanita yang pernah dinikahinya sebanyak dua kali. Anisah (30), yang masih satu desa tewas mengenaskan dengan luka bacok di bagian kepala, leher, punggung dan kaki.

Keterangan yang dihimpun Radar di Tempat Kejadian Perkara (TKP), kejadiannya Sabtu (30/8) sekitar pukul 19.30, berawal saat Anisah sedang duduk di depan warung milik orang tuanya Kasan (50) yang terletak di desa setempat Rt.01/04. Seketika datang Mukidi secara tiba-tiba dan langsung mengayunkan golok yang sengaja dibawanya dari rumah berulang kali ke tubuh Anisah. Korbanpun langsung terkapar tak berdaya menerima hujaman senjata tajam pelaku hingga dilarikan ke RSUD Arjawinangun Cirebon. “Saat kejadian saya lagi ngobrol sama tamu di dalam, tiba-tiba ada suara teriakan orang minta tolong. Setelah saya lihat keluar ternyata anak saya tergeletak dengan banyak darah, dan Mukidi sedang berusaha menusukkan golok ke arah perutnya”, jelas Kasan kepada Radar, kemarin sambil menunjukkan tempat jatuhnya Anisah.

Setelah dilakukan pertolongan medis di RSUD Arjawinangun, ternyata nyawa korban tidak dapat tertolong karena beberapa luka bacok sangat parah dalam jumlah banyak. Dan Mukidi yang berusaha bunuh diri setelah menghabisi nyawa korbannya dapat dihentikan warga, sehingga Mukidi yang nyawanya urung melayang sia-sia juga harus mendapat pertolongan tim medis. Tapi, berbeda dengan korbannya, Mukidi menjalani perawatan tim medis RS Bhayangkara Indramayu dengan tambahan borgol yang mengikat kedua tangannya.

Sumber di TKP mengatakan, Mukidi dan Anisah pernah melakukan pernikahan sebanyak dua kali dan pernikahan yang kedua dilakukan 2006 silam. Dari perkawinan pertamanya sekitar 12 tahun yang lalu, pasangan tersebut telah dikaruniai seorang anak yang kini duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Mukidi yang dikenal warga sekitar sebagai peminum minuman keras dan kerap melakukan perjudian, pada perceraiannya yang kedua berusaha untuk meminta rujuk kembali dengan mantan istrinya.

Namun karena ketidak senangan mantan istri dan keluarganya dengan sikap serta perilaku mabok dan judi pelaku, usahanya untuk dapat rujuk kembali tetap tidak menunjukkan hasil yang diharapkan. Sehingga pelaku nekad untuk melakukan aksi pembunuhan dan mencoba bunuh diri. Hal tersebut dilihat dari tulisan tangan pada selembar kertas yang bercambur noda darah, yang isinya menyebutkan “Mukidi – Anisah pegat paksa sampe dua kali, daripada pisah karo Anisah bagen mati suka mati loroane” yang artinya Mukidi – Anisah cerai paksa sampai dua kali, dari pada pisah dengan Anisah lebih baik mati harus mati dua-duanya.

Pada saat melakukan aksinya, pelaku menggunakan sebilah golok yang sengaja di bawanya dari rumah dan kedapatan membawa dua buku surat nikah atas nama Mukidi dan Anisah.

Setelah menjalani perawatan di RS Bhayangkara, pelaku digiring ke Mapolsek Kertasemaya guna dilakukan pemeriksaan dan korban tewas sekitar pukul 09.00 Minggu (31/8) pagi dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat. (tar)

Sumber : Radar Indramayu