Powered By Blogger

Rabu, 01 Juli 2009

Tabrakan, Ketua OSIS SMP Tewas



*) Di TKP lainnya pemudik tewas dilindas mobil

INDRAMAYU—Ketua OSIS SMPN 1 Indramayu, Caca Kusmana (14), meregang nyawa setelah sepeda motor yang dikendarainya mengalami kecelakaan di jalan raya Jatibarang – Indramayu di Desa Jatisawit, Kamis (25/6).

Insiden yang terjadi sekitar pukul 09.10 itu bermula ketika korban membonceng Wawan (17) yang masih satu desa yakni Desa Jatisawit Lor melaju dari arah Jatibarang dengan mengendarai sepeda motor Honda Supra X 125 yang plat nomornya belum keluar alias masih baru.

Ketika memasuki jalan raya Desa Jatisawit yang sering dikeluhkan pengguna jalan karena rusak, berusaha menyalip sebuah kendaraan roda empat. Tapi, entah kenapa motor korban yang diduga disenggol mobil yang didahuluinya itu, langsung oleng dan keduanya mencium hitamnya aspal yang bercampur materialnya.

Dan pada saat jatuh tersebut, dengan jarak yang sangat dekat melaju dari arah berlawanan sepeda motor Honda Fit X nopol E 4943 SA yang dikendarai Irfai (22) warga Blok Makam Desa Singajaya Kecamatan Indramayu.

Tabrakan yang tidak bisa dihindarkan itu, tragis membuat satu korbannya tewas seketika dan dua korban lainnya mengalami luka parah serta patah tulang. “Saya tidak bisa menghindari dua orang dan motornya yang jatuh, jaraknya dekat sekali,” tuturnya saat ditanya Radar, kemarin di ruang UGD RSIZ Jatibarang.

Sementara itu, peristiwa naas yang lokasi berbeda yakni di jalur pantura Desa Legok Kecamatan Lohbener, mengakibatkan Herlyana Agus Suparmin (30) warga Komplek Dewa Kembar B nomor 11 RT 011/001 Kelurahan Semper Timur Jakarta Utara tewas dengan kepala digilas ban mobil sekitar pukul 14.00.

Menurut keterangan di lokasi kejadian, peristiwa itu berawal saat korban yang mengendarai sepeda motor Honda GL 100 K nopol B 3480 NG ditabrak dari arah belakang oleh kendaraan jenis bus dan langsung terlempar sekitar 9 meter di jalur berlawanan.

Korban yang tersungkur tidak berdaya itu, seketika disambut hantaman roda mobil jenis Mitsubishi L300 nopol E 8005 PC yang dikemudikan Didi Rasmadi (39) warga Desa/Kecamatan Jatibarang. Tak ayal, mobil bermuatan bahan bangunan itu seketika salah satu rodanya menginjak kepala korban kelahiran Wonogiri itu.

Korban yang dilarikan ke RSIZ Jatibarang itu, menyulitkan kepolisian dan pihak RS untuk menghubungi keluarganya karena tidak ditemukan satupun nomor telepon yang dibawa korban.

Hingga berita ini ditulis, insiden maut yang merenggut dua nyawa sekligus, kasusnya ditangani Unit Laka Lantas Polres Indramayu. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Punker Ditemukan Tewas Misterius


WIDASARI—Seorang pria tanpa identitas dengan mengenakan pakaian model punk, ditemukan warga tergeletak di pinggir jalan jalur pantura Widasari, Minggu (21/6) sekitar pukul 10.00 WIB.

Dikabarkan, korban yang diduga ditinggalkan teman-temannya itu diketahui oleh warga sekitar lokasi kejadian dan segera dilarikan ke RSIZ Jatibarang menggunakan sepeda motor. Namun, upaya pertolongan yang akan dilakukan tim medis hanya berlanjut pada pemeriksaan saja, karena korban sudah tidak bernyawa lagi.

Dari penuturan beberapa rekan punker korban, mereka hanya kenal sepintas dengan korban yang sesekali bertemu di lokasi konser. “Aslinya dari Cikarang Bekasi, saya cuma kenal saja,” kata seorang punker, Batak (28).

Sementara itu, korban yang masih berada di ruang jenazah RSIZ Jatibarang memiliki ciri tinggi badan sekitar 168 centimeter, kulit sawo matang, rambut lurus panjang, berjenggot, mengenakan kaos hitam dan batok ikat pinggang bergambar Bob Marley dan celana jeans punk. Dari tubuh korban ditemukan tato di bagian leher berbentuk huruf yang bertuliskan “Pas Cool” dan tato di bagian dada “Punk Not Dead”.

Hingga berita ini ditulis, belum diperoleh informasi penyebab kematian korban dan belum ada keterangan lengkap yang menyebutkan identitas dan domisilinya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Polisi Sisir Apotik dan Toko Obat



*) Terkait jatuhnya korban jiwa akibat OD Dextro dan alkohol

JATIBARANG—Munculnya sejumlah pengakuan korban over dosis akibat penyalahgunaan obat-obatan yang dikonsumsi secara berlebihan, membuat jajaran kepolisian geram dan segera melakukan tindakan antisipasi. Pasalnya, dari beberapa pengakuan dilapangan, korban yang selamat dari maut mengaku membeli obat jenis pil Dextromethorpan (dextro) dan alkohol murni kandungan 75 persen dari apotik dan toko obat di wilayah Jatibarang.

Senin (29/6), jajaran kepolisian Unit Reskrim dan Unit Patroli Polsektif Jatibarang yang dipimpin langsung Kapolsektif AKP Sumari SH melakukan upaya pencegahan timbulnya kembali dampak buruk dari OD yang terus memakan korban di wilayah Kabupaten Indramayu.

Sejumlah apotik dan toko obat menjadi saasaran utama kegiatan patroli dialogis berkaitan dengan peredaran obat-obatan yang kerap disalahgunakan tersebut. Di salah satu apotik yang sedang ramai dikunjungi pembeli, Kapolres Indramayu AKBP Drs H Mashudi melalui Kapolsektif Jatibarang AKP Sumari SH, menghimbau kepada pemilik apotik beserta apoteker dan pembeli agar membantu mencegah terenggutnya nyawa manusia akibat salah mengkonsumsi obat-obatan yang dimaksud melalui pembatasan jumlah pembelian obat yang dinilai akan dikonsumsi oleh pembelinya secara berlebihan. “Siapa pembelinya harus diperhatikan dan dipilah-pilah, layani pembeli dengan tetap waspada,” katanya didampingi Kanit Reskrim Ipda Ahmad Nasori dan Kanit Patroli Aiptu Khalil.

Menurutnya, kegiatan yang sarat dengan himbauan demi menyelamatkan anak bangsa agar terhindar dari kematian yang sia-sia, dan bukan tindakan melarang penjualan obat yang nyata sebagai obat batuk tersebut. Dihimbau pula kepada para pembeli di setiap apotik dan toko obat yang didatangi, bagi para orang tua yang memiliki anak usia remaja untuk lebih mengawasi pergaulan dan kegiatan anak-anaknya di luar rumah. “Pergaulan dan lingkungan akan sangat memberikan pengaruh terhadap masa depan anak,” jelasnya.

Dikatakannya pula, pelaksanaan patroli dialogis tersebut merupakan tindakan untuk berupaya mencegah meluasnya penyalahgunaan obat-obatan yang kerap mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. “Kami sudah memberikan himbauan, dan bilamana nanti terjadi penyalahgunaan obat-obatan yang melibatkan apotik atau toko obat, maka kami akan memberikan tindak tegas,” tandasnya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Perburuan 2 Pedagang Asongan Berakhir


JATIBARANG—Buntut adanya laporan penganiayaan terhadap Sofyan Syuri (35) warga Desa Bulak Jatibarang yang dilakukan ANZ (33) asal Desa Lajer Kecamatan Tukdana bersama DAL (32) asal Desa Jatibarang Baru pada 20 Mei lalu, membuat Sat Reskrim Polsektif Jatibarang direpotkan dengan perburuan atas DPO tersebut.

Berdasarkan keterangan yang diungkapkan Kapolsektif Jatibarang AKP Sumari SH didampingi Kanit Reskrim Ipda Ahmad Nasori, dua tersangka dugaan kasus penganiayaan terhadap korbannya tersebut terkuak setelah si korban melaporkannya ke Mapolsektif beberapa saat setelah kejadian. Berdasarkan laporan tersebut, jajaran Reskrim pun mulai menyebar mencari saksi sekaligus dua tersangka yang menjadi target penangkapan.

Tampaknya, upaya untuk segera mengungkap laporan korban tidak berhasil dengan mulus dengan bungkamnya masyarakat saat dimintai keterangan. Usaha kepolisianpun tidak hanya sampai disitu, mencari saksi dan mengejar buruannya tetap dilakukan.

Dan setelah mendapat kejelasan identitas serta kronologis kejadiannya, petugas langsung melakukan pengejaran dengan informasi yang dikantonginya bahwa kedua targetnya berada di wilayah Kabupaten Subang. Setelah beberapa lokasi disisir hingga berbalik arah lagi wilayah Kabupaten Indramayu, pengintaian yang dilakukan di wilayah Stasiun Haurgeulis tidak sia-sia.

Saat itu, kedua buruannya tengah berlaku layaknya seorang pedagang asongan yang menawarkan minuman ringan, suplemen dan air mineral. Dan upaya penangkapan berhasil dengan mulus, Minggu (14/6) sekitar pukul 17.00 WIB. “Keduanya berhasil kami ringkus di kawasan stasiun,” jelasnya kepada Radar, Senin (15/6).

Hingga berita ini ditulis, kedua DPO yang lari dari masalah perbuatannya itu masih menjalani pemeriksaan petugas Unit Reskrim Polsektif Jatibarang. “Kedua tersangka masih diperiksa lebih intensif,” tukasnya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Pengiriman 1.632 Botol Miras Digagalkan Aparat


*) Dari Majalengka hendak dikirim ke Brondong

WIDASARI—Sebanyak 1.632 botol atau setara dengan 136 dus, barang bukti (BB) berupa minuman keras (miras) berhasil disita jajaran Polsek Widasari, Senin (22/6) di jalan raya Desa Bangkaloa Ilir yang merupakan jalan tembus Indramayu – Majalengka.

Sekitar pukul 11.00, kegiatan rutin patroli yang dipimpin Kapolsek Widasari AKP Bendi Ujianto dalam rangka cipta kondisi sebagai tindakan antisipasi keamanan jelang pemilihan presiden (pilpres), mendapati sebuah kendaraan jenis colt Mitsubishi box pick up nopol D 8993 DA yang melaju dari arah Majalengka menuju jalur pantura Widasari.

Dari gelagat mencurigakan tersebut, petugaspun lantas memberhentikan mobil yang dikemudikan Dakinah (43) asal Blok Desa I Desa Bulak Lor Kecamatan Jatibarang itu. Setelah diperiksa dengan membuka pintu box bagian samping dan belakang, ternyata isi muatan mobil itu berupa miras yang masih dikemas rapih dalam dus.

Tidak membuang waktu, polisi pun menggiring tersangka dan BB ke mapolsek guna pemeriksaan lebih lanjut. BB miras yang berhasil disita tersebut terdiri dari jenis Anggur Cap Orang Tua botol besar 1.344 botol, Anggur Merah (AM) sebanyak 144 botol dan Arak Cap Orang Tua sejumlah 144 botol.

Setelah menjalani pemeriksaan, tersangka beserta barang bukti dikirim ke Mapolres Indramayu dengan pengawalan ketat aparat. Kapolres Indramayu AKBP Drs H Mashudi melalui Kapolsek Widasari AKP Bendi Ujianto menghimbau kepada masyarakat dengan tegas, untuk tidak memperjualbelikan miras. “Kami menghimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kerjasamanya dengan kepolisian dalam memberikan informasi jika mengetahui adanya tindakan melanggar hukum ke nomor 08122396383, dan bagi masyarakat untuk tidak melakukan tindakan-tindakan lain yang melanggar hukum,” tegasnya.

Menurut penuturan pengemudinya, muatan yang diangkutnya berasal dari wilayah Ciborelang Kabupaten Majalengka yang akan dikirim ke wilayah pesisir Brondong Kabupaten Indramayu. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Lagi, OD Dekstro Telan Korban


JATIBARANG—Sejumlah kasus yang mengakibatkan korbannya meninggal dunia karena mengkonsumsi pil batuk jenis Dekstro, tampaknya sudah dijadikan alternatif bagi penyuka mabuk-mabukkan yang sudah kehilangan minuman keras di pasaran.

Minggu (21/6) sekitar pukul 01.30 dinihari ruangan UGD RSIZ Jatibarang kembali kedatangan tamu yang tiba sudah dalam kondisi sekarat. Menurut keterangan yang diperoleh, Kasanudin (23) warga Blok Karang Moncol RT01/01 Desa Wanasari Kecamatan Bangodua dikabarkan sekarat setelah mengkonsumsi obat jenis Dekstro bersama rekan-rekannya. “Jare bature sih nginung pil (Kata temannya sih minum pil),” tutur perempuan yang mengaku bibinya saat ditanya Radar.

Saat mendapat pertolongan tim medis, korban langsung diberi tindakan pemasangan dobel selang infus dan dilakukan observasi lital sign selama 1,5 jam guna membilas lambung. Dalam penanganan itu, korban sempat mengalami apneau (henti nafas) hingga akhirnya sekitar pukul 02.45 meregang nyawa. “Pada saat datang nadinya sudah tidak teraba, dan tensi terakhir menunjukkan 50/40,” jelas dr Tanti Darmawanti.

Selang beberapa saat kemudian, sekitar pukul 04.30, Rahmatullah (17) warga Desa Sukadana RT 05/02 datang diantar keluarganya dalam kondisi tubuh sudah membiru yang diketahui tidak sadarkan diri sejak pukul 21.30 pada Sabtu (20/6) malam.

Dari keterangan keluarganya, korban ditemukan tergeletak tidak sadar di sebuah jembatan di Desa Sukaperna Kecamatan Tukdana oleh salah satu anggota keluarga. Tidak lama kemudian korban yang dalam kondisi kritis dibawa pulang. “Disangkanya mabok biasa dan dapat sadar dengan dibiarkan,” kata wanita yang mengaku ibunya kepada Radar.

Bahkan, diungkapkan keluarganya, korban yang dikenal taat beribadah tersebut diduga dikelabui teman-temannya saat diajak pesta barang haram tersebut. Karena, handpone Nokia 7610 milik korban raib entah kemana.

Pertolongan medis kepada korban berlanjut dari ruang UGD ke ruang perawatan Mina. Sekitar pukul 13.00 korban yang masih dipasangi selang O2 itu, mulai dapat berkomunikasi. Dan dari penuturannya kepada Radar, dirinya diajak pete-pete (patungan) untuk bermabuk-mabukkan oleh kelima temannya.

Dari hasil patungan tersebut, tampaknya dapat membeli sejumlah barang yang dapat digunakan untuk bermalam mingguan bersama. Diakuinya pula, bersama teman-temannya dia meminum 25 butir pil Dekstro yang diselingi dengan meminum minuman keras jenis Newport yang dilakukan dari pukul 21.00 pada malam minggu. “Lagi lewat terus diajak pete-pete, minumnya di rumah pinggir jalan,” jelasnya.

Di ruangan yang sama, Abdulah (25) warga Desa Kebulen Kecamatan Jatibarang juga mengalami hal yang sama. Diduga karena frustasi, korban yang tiba di RS sekitar pukul 10.30 itu awalnya ditemukan keluarga dalam kondisi tidak sadarkan diri sekitar pukul 08.00 di rumah yang dihuninya seorang diri. (tar)

sumber : Radar indramayu

Korban Tabrak Lari Dilindas Hingga Remuk



WIDASARI—Nyawa pengendara sepeda motor kembali melayang sia-sia di jalur pantura wilayah timur Indramayu. Satu korbannya tewas dengan tubuh terlindas truk gandeng, Senin (22/6) malam sekitar pukul 21.30 di jalur lingkar pantura Widasari.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh di lokasi kejadian, insiden maut yang merenggut satu nyawa itu bermula ketika sebuah sepeda motor Yamaha Jupiter nopol E 2867 RB yang dikemudikan Suhendra (25) warga Blok Karangbaru Desa/Kecamatan Widasari yang membonceng Warid (21) warga Blok Kesesih Desa Ujungjaya Widasari, melaju ke arah Jakarta dan menyalip sebuah truk gandengan.

Naasnya, pada saat menyalip tersebut diduga pengemudi motornya tidak jelas melihat tanda tempat yang ditujunya karena jalur tersebut belum dilengkapi penerangan jalan umum. Setelah berhasil menyalip kemudian mendadak melakukan pemberhentian supaya tidak melewati tempat yang akan ditujunya. Tampaknya pengereman yang dilakukan korban di aspalan hanya berjarak beberapa meter dan sangat mendadak, membuat pengemudi truk gandengnya sulit untuk menghindar.

Akibatnya, truk berhasil dikendalikan pengemudinya dengan membanting kemudi ke arah kanan, tapi gandengannya tepat mengenai pantat sepeda motor yang langsung menghamburkan kedua korban terpisah dari sepeda motornya. Dan dalam hitungan beberapa detik saja ban gandengan bagian belakang menggilas tubuh Suhendra dan melukai Warid.

Warid yang diketahui berprofesi sebagai kernet truk beras di wilayah Widasari itu, dalam kondisi luka berat dilarikan warga ke RSIZ Jatibarang. Dan tubuh Suhendra yang digilas tepat di bagian pinggulnya, butuh waktu untuk mengevakuasinya. Karena luka beratnya menghancurkan tulang belakang dan pinggul, bahkan isi perutnya tidak dapat dibendung lapisan kulitnya hingga terburai.

Peristiwa maut yang terjadi di jalur pantura Blok Kesesih itu beruntungnya diketahui sejumlah warga dan sempat mencatat plat nomor kendaraan yang langsung melarikan diri dari lokasi kejadian. “Motor dan mobil sama-sama dari arah Widasari, tapi motornya habis nyalip langsung ngerem dan ditabrak dari belakang dan truknya kabur,” kata Ernanto (43) saat ditanya Radar, kemarin di TKP.

Dalam suasana panik tersebut, salah satu warga dengan segera melaporkannya ke Mapolsek setempat. Dan upaya kepolisian dilakukan dengan menyisir jalur arah ke Jakarta, dan tidak lama kemudian mendapatkan informasi keberadaan truk gandengan nopol K 1954 AD di sebuah kantong parkir truk di kawasan Lohbener. “Data yang diperoleh dari warga langsung disebarkan ke semua jajaran dan dilakukan penyebaran petugas, dan truknya berhasil ditemukan setelah pengemudinya melakukan upaya menghilangkan jejak mengambil jalur arah ke Cirebon setelah melewati simpang Lohbener,” jelas Kapolsek Widasari AKP Bendi Ujianto kepada Radar. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Aparat Gagalkan Pengiriman 1,1 Juta Petasan


JATIBARANG—Memanfaatkan kelengahan petugas kepolisian usai pengamanan jalur pantura yang dilalui RI 1 pada Jum’at (26/6), seorang tersangka beserta barang bukti (BB) diamanakan jajaran Unit Reskrim Polsektif Jatibarang.

Sial bagi Suwara (53) warga Desa Telukagung Kecamatan/Kabupaten Indramayu, pasalnya upaya pengiriman petasan yang dikemas dalam 14 karung yang diangkut menggunakan kendaraan jenis Suzuki APV nopol B 8750 QU yang dikendarainya tidak bisa mengelabui kejelian aparat.

Sabtu (27/6) sekitar pukul 08.00 mobil tersangka yang melaju dari Desa Telukagung menuju jalur pantura tersebut, ketika akan memasuki jalan Mayor Dasuki Jatibarang gelagatnya memancing kecurigaan petugas. Dan upaya penghadangan kendaraan berhasil dengan mulus tepatnya di bawah terowongan rel kereta api. “Setelah isi muatan diperiksa, kami mendapati barang yang dibawanya berupa petasan,” ungkap Kapolres Indramayu AKBP Drs H Mashudi melalui Kapolsektif Jatibarang AKP Sumari SH kepada Radar, kemarin.

Diduga, jutaan petasan yang diangkut tersangka akan dikirimkan ke daerah Tanah Abang Jakarta Pusat guna memenuhi stok dan permintaan petasan yang biasa menjadi ciri khas saat bulan Ramadan itu. Dari 14 buah karung itu masing-masing karung diisi 112 kemasan menggunakan kantong semen dengan jumlah keseluruhan sebanyak 1.120.000 butir petasan. “Kemasan karung plastiknya mirip dengan kemasan karung pedagang pakaian,” jelasnya didampingi Kanit Reskrim Ipda Ahmad Nasori.

Akibat perbuatannya itu, tersangka bisa dijerat UU Darurat nomor 12 tahun 1951 tentang bahan peledak. “Kasusnya diproses sesuai hukum, dan apapun tindakan kejahatannya kami akan menindak dengan tegas,” tegasnya.

Apalagi, masih menurutnya, kondusifitas wilayah menjelang pelaksanaan pilpres 8 Juli nanti harus bisa dipastikan aman terkendali. Sehingga pihaknya kian meningkatkan upaya mewujudkan situasi aman dan tertib. “Kemanan dan ketertiban harus dapat dirasakan masyarakat, demi suksesnya pesta demokrasi yang akan menentukan orang nomor satu di Indonesia,” tandasnya.

Dalam pemeriksaan petugas, tersangka mengakui barang yang diangkutnya akan dikirim ke Tanah Abang Jakarta Pusat pada sebuah jasa pengiriman barang. “Saya cuma disuruh mengantarkan ke Jakarta, dan kali ini pengiriman yang kedua,” tutur tersangka. (tar)

sumber : Radar Indramayu

6 Pelajar Rayakan Kelulusan Diciduk Aparat


WIDASARI—Momentum tahunan pada saat berakhirnya tahun pelajaran, bagi pelajarnya yang telah menyelesaikan pendidikan merayakannya dengan cara yang berbeda-beda.

Salah satunya yang dilakukan 6 pelajar pria, Rabu (18/6) malam merayakannya dengan cara yang menyalahi moralitas sebagai seorang pelajar. Pasalnya, mereka melakukan pesta minuman keras sambil nongkrong yang lokasinya di Desa Wanasari Kecamatan Bangodua.

Sial bagi mereka, karena pada saat petugas Polsektif Widasari melaksanakan kegiatan patroli yang melintas di lokasi tersebut mendapatinya dengan diamankannya barang bukti berupa sisa miras yang menggunakan wadah dari plastic. Mereka adalah WA (19), SO (19) dan WS (19) warga Desa Sukamulya Kecamatan Tukdana, JO (18) warga Desa Desa Cangko Tukdana, GU (18) warga Desa Sukaperna Tukdana dan JA (19) asal Desa/Kecamatan Tukdana.

Saat dipergoki petugas sekitar pukul 23.00, mereka langsung digelandang ke Mapolsek Widasari. Dari pengakuan tersangkanya, aksi minum-minuman cairan setan itu hanya sebagai pesta kecil dari hasil patungan untuk merayakan kelulusan.

Ditegaskan Kapolres Indramayu AKBP Drs H Mashudi melalui AKP Bendi Ujianto, keenamnya tertangkap basah dan melanggar Perda nomor 15 tahun 2009 tentang Mihol. Setelah menjalani pemeriksaan, para tersangka diberikan tindakan pembinaan dan membuat sekaligus menandatangi pernyataan untuk tidak mengulangi di kemudian hari. Bahkan, tersangka juga menyatakan tidak akan melakukan tindakan-tindakan lain yang sfatnya melanggar hukum dan mengganggu kamtibmas. “Para tersangka ini masih harus mendapat bimbingan dan pengawasan orang tuanya,” terangnya saat dikonfirmasi Radar, kemarin.

Tindakan lain yang dilakukan aparat yakni mengundang orang tua para tersangka untuk menyaksikan anaknya membacakan pernyataan dan dihimbau untuk memberikan perhatian lebih kepada anaknya mengingat usianya masih sangat labil dan dihindarkan dari pergaulan yang menyesatkan. “Orang tuanya sengaja kami undang supaya tahu anaknya melakukan suatu pelanggaran yang melawan hukum, dan sekaligus menjadi saksi saat anaknya membacakan pernyataan,” tandasnya didampingi Kanit Patroli Aiptu Endin Rohaedi. (tar)

sumber : Radar Indramayu

TKW Bondan Tewas Misterius di Kuwait



*) Diantarkan Pulang Tanpa Dibekali Dokumen, Pengantar Jenazah Nyaris di Massa

SUKAGUMIWANG—Kisah pilu mengenaskan terus mendera para tenaga kerja wanita (TKW) Indonesia. Ada yang disiksa hingga gaji tak dibayarkan, bahkan sampai meninggal dengan penyebab yang tidak pasti.

Senin (22/6) sekitar pukul 00.22, peti jenazah Yeni Rahman (28) yang diterbangkan menggunakan fasilitas cargo Qatar Airways tiba di rumah duka di Desa Bondan RT 12/06 Kecamatan Sukagumiwang dengan menggunakan ambulan jenis Daihatsu Zebra nopol B 7649 JK, disambut tangis histeris sanak keluarga.

Menurut keterangan, korban diterbangkan untuk bekerja di luar negeri sebagai pembantu rumah tangga (PRT) di negara Kuwait oleh PJTKI PT Wira Kreasi Usaha yang beralamat di jalan raya Jatimakmur 100 Pondok Gede pada 4 April lalu.

Konon, baru dua minggu bekerja korban dikembalikan ke agen di negara setempat oleh majikannya. Dan di agen itulah dirinya berjuang melawan maut, seperti kabar yang diterima keluarga dari salah satu TKW yang saat itu akan pulang ke tanah air dan menjumpai korban dalam kondisi mengenaskan di tempat agen. Bahkan, TKW yang akan pulang itu sempat diancam untuk tidak mengabarkannya kepada pihak keluarga.

Kalau alasannya sakit parah sangatlah tidak masuk di akal, karena pada saat akan diterbangkan kondisi kesehatan calon TKW terlebih dulu menjalani pemeriksaan intensif medical check up sesuai ketentuan.

Sementara itu, pada saat keluarga berduka di rumah bernomor 09 itu, si pengantar jenazah mengelak dan tidak mengaku sebagai orang PJTKI ketika wartawan hendak meminta keterangan dari perwakilan PJTKI. “Saya dari ambulan, bukan dari PT,” cetus pria yang mengaku bernama Yahya.

Desakan pertanyaan wartawan yang menanyakan penyebab kematian, hasil visum, nama dan alamat majikan serta surat pengantar pengiriman jenazah pun tidak dapat dijawab dan ditunjukkan. Bahkan saat itu, dirinya bersama sopir ambulan tidak ada itikad baik terhadap suasana duka dan pertanggungan jawaban PJTKI yang diwakilinya malah berkemas akan pergi begitu saja tanpa berpamitan. Serah terima jenazah dengan keluarga dan pemerintahan desa juga tidak dilakukan sama sekali. “Saya orang lapangan, saya ga pernah ke Kuwait mas,” celetuknya.

Dalam suasana berkabung itu langsung berubah menjadi suasana geram warga kepada si pengantar jenazah yang tidak menghargai keluarga korban dan dianggap seperti orang membuang bangkai binatang. “Jangan dibiarkan pulang, bila perlu ditahan sambil nunggu ada dokumen yang diantarkan,” teriak warga.

Kekesalan warga kian memuncak yang sesekali hampir terjadi tindakan anarki yang mengarah pada tindakan kekerasan kepada yang bersangkutan karena menyepelekan orang yang sudah meninggal.

Sementara itu, warga yang terus mendesak pertanggung jawaban PJTKI itu, menyaksikan salah seorang yang menghubungi Jafar (Direktur PJTKI PT Wira Kreasi Usaha) untuk menanyakan dokumen-dokumen korban. “Hasil visumnya diambil saja ke Jakarta,” dituturkan si penelepon.

Selang beberapa jam, Khaerudin (35), suami korban yang masih shock mulai merespons beberapa pertanyaan. Dikatakannya, dia memperoleh kabar bahwa istrinya sedang sakit dari temannya yang saat itu berada di agen Kuwait melalui SMS, dan kabar kedua yang juga via SMS menanyakan pihak keluarga sudah tahu belum kalau Yeni sudah meninggal.

Mirisnya, setelah Yeni dikabarkan sudah meninggal dua minggu yang lalu oleh temannya, justru pihak PJTKI tidak mengetahuinya. Pihak keluarga yang kecewa terhadap sikap PJTKI yang disusul kemudian dengan pengiriman jenazah yang tidak menggunakan etika, menuntut diurus segala administrasi dan hak-haknya. “PT baru tahu setelah saya menanyakan kebenaran kabar yang saya terima,” jelasnya sambil menitikkan air mata.

Isi peti mati pun turut menjadi pertanyaan, karena pengirimannya tidak disertai dokumen dikhawatirkan isinya bukan jenazah Yeni. “Petinya akan dibuka setelah ada dokumen dan disaksikan orang PT,” tandas salah satu keluarga korban. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Senin, 08 Juni 2009

Lagi, TKW Disiksa dan Gaji Tidak Dibayarkan


BANGODUA—Derita yang mendera TKW asal Kabupaten Indramayu tampaknya sulit dihindarkan dan belum ada tindakan konkret pihak terkait dalam menyelesaikan kasus yang dinilai sangat krusial ini.

Baru-baru ini, TKW asal Kecamatan Bangodua nyaris stress setelah tiba dirumahnya dan sulit untuk dimintai keterangan oleh siapapun dengan selalu menunjukkan sikap trauma yang mendalam.

Tantini (19) warga Blok Bojongmelati Desa Karanggetas Kecamatan Bangodua, pulang ke rumah dalam kondisi yang memprihatinkan pada April lalu setelah dipulangkan paksa oleh majikannya.

Gadis belia buah hati pasangan Kasim (41) dan Sari (38) ini saat diberangkatkan belum genap 17 tahun melalui PJTI PT Bumen Jaya Duta Putra Jakarta, dan mulai dipekerjakan 21 Juli 2007 pada majikannya yang bernama Mustafa Said Ali Said Ahamed yang beralamat di Qurtuba-BLK-I-STR-I-Jadda-4-H nomor 6 Kuwait.

Kepada Radar, Minggu (7/6), diungkapkannya walaupun sesekali masih merasa ketakutan, di awal hari-harinya melaksanakan perintah majikannya, tepatnya selama kurun waktu enam bulan lamanya sama sekali tidak ada tekanan dan perintah yang mengarah pada bentuk-bentuk kekerasan fisik.

Namun, harapan untuk mendapatkan majikan yang baik agaknya mulai pupus. Hal itu ditandai dengan munculnya sikap dan tindakan diluar batas kemanusiaan sang istri majikan yang mulai seenaknya main perintah dengan disertai tindakan kekerasan. Peristiwa yang sangat menakutkan bagi korban tersebut berlangsung hingga bulan ke-20 dirinya bekerja.

Diakuinya, siksaan yang dengan pasrah diterimanya dari mulai dijambak, dipukul menggunakan benda keras sambil diikat, dicekik, disekap di kamar mandi tanpa diberi makan hingga panasnya setrika yang beberapa kali ditempelkan ke beberapa bagian tubuhnya.

Sulitnya meminta perlindungan dan pertolongan, membuat korban yang notabene mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya itu dilalui hanya dengan isak tangis dan jerit keras yang sulit didengar orang lain. “Saya takut dan tidak tahu harus minta tolong sama siapa,” tuturnya sambil menundukkan kepala.

Hingga akhirnya, pada 8 April 2009, dia dibujuk sang istri majikan untuk ikut ke rumah salah satu saudaranya yang sedang mendapat masalah. Terlintas dibenaknya sang majikan sudah mulai bersahabat, maka dia menuruti ajakan sang penyiksa yang perbuatannya sudah melebihi seekor binatang buas itu.

Padahal sang istri majikan sudah memasang strategi jitu, yang semula akan menuju ke rumah saudaranya tapi malah bandara setempat yang disinggahi. Tantini pun hanya menurut saja tanpa ada pikiran buruk atas ajakan sang sitri majikannya itu.

Tanpa disadarinya, ternyata sang majikan itu sudah memesan tiket untuk memulangkan paksa dia tanpa sepengetahuan suaminya. Dengan dalih pembantunya kabur melarikan diri, pakaian korbannya sengaja tidak dibawa sertakan.

Ketika akan menaiki pesat, Tantini tetap mendapat ancaman dan hanya diberikan lembar cek yang tertulis Al Muzaini Exchange tertanggal 8 April 2009 draft nomor : M/0020024310 dengan The Sum of : Nine Million Six Hundred Fifty Thousand Five Hundred Indonesian Rupiahs.

Kepulangan TKW yang diharapkan keluarga berhasil dengan sukses, disambut dengan isak tangis dan tanda tanya orang tuanya. Karena, kondisi tubuh Tantini sangat mencurigakan dan sulit untuk menjawab pertanyaan. “Kagetnya kok belum waktunya pulang sudah pulang, dan waktu masih di sana (Kuwait, red) cuma telepon sekali dan kirim surat sekali waktu baru dua bulan,” jelas Kasim.

Setelah sedikit demi sedikit keluarga memperoleh keterangan dari curahan hati Tantini, keluarga korban lantas menanyakan peristiwa yang menimpa anaknya dan hak (gaji, red) atas pekerjaannya selama 20 bulan yang baru diterima melalui lembar cek dari istri majikan hanya senilai Rp 9.600.500 saja.

Beberapa kali pengaduan yang dilakukan keluarga korban kepada pihak PJTKI, sama sekali belum ditanggapi dan terkesan diacuhkan. “Orang PT cuma nyuruh berdo’a saja, dan itu setiap kali saya ke sana,” ungkap Kasim lagi.

Diharapkannya, kasus yang menimpa anaknya itu dapat segera mendapat tanggapan pemerintah pusat dan daerah serta pihak terkait untuk menindak PJTKI yang hanya mementingkan untung semata dengan mengorbankan banyak orang. (tar)

sumber : Radar Indramayu

2 Tewas Kecelakaan Diduga Mabok Miras




INDRAMAYU—Dua kecelakaan dalam beberapa jam di dua lokasi berbeda, merenggut nyawa dua pengendara sepeda motor dengan kondisi kepala tidak dapat dikenali, Sabtu (6/6).

Peristiwa pertama terjadi di jalur pantura Widasari, sekitar pukul 14.15 jalur dari arah Jakarta menuju Cirebon mendadak mengalami kemacetan. Usut punya usut, berjarak sekitar 200 meter dari simpang tiga Widasari terdapat kerumunan warga di tengah jalan.

Di lokasi tersebut, ternyata ada dua tubuh korban bersimbah darah dengan sebuah sepeda motor Yamaha Jupiter Z nopol E 5217 RD dalam keadaan rusak berat. Satu korban yang kondisinya hampir tidak dapat dikenali dengan tidak ditemukannya identitas, mengalami luka parah dan bagian kepala tampak gepeng yang belakangan diketahui bernama Ade Purwanto (17) warga Desa Lajer RT 5/3 Kecamatan Tukdana. Kedua korban yang segera dievakuasi guna menghindari kemacetan jalur, oleh warga segera dilarikan ke RSIZ Jatibarang.

Namun, upaya penyelamatan warga ternyata sia-sia belaka, karena Ade Purwanto sudah dalam keadaan meninggal di lokasi kejadian dan korban kritis yang dikabarkan pengemudi sepeda motor, Sanudin (19) warga Gang Mawar Desa Wanasari Kecamatan Bangodua dalam kondisi kritis terluka parah.

Menurut keterangan di lokasi kejadian, sepeda motor naas yang ditunggangi kedua korban diduga terlebih dulu ditabrak sebuah kendaraan jenis sedan. Dan kerasnya hantaman mengakibatkan kedua korban beserta kendaraannya terlempar puluhan meter yang berakhir di kolong truk gandengan Nissan nopol B 9296 SU yang dikemudikan Boyong (31) warga Desa Ringinanom RT 1/1 Kota Kediri. “Pas saya keluar dari rumah, tiba-tiba ada sepeda motor dan dua orang seperti terlempar di aspal yang posisinya saling terpisah,” kata seorang warga.

Sementara itu, pengemudi truk gandengnya saat terjadinya peristiwa tersebut sama sekali tidak melihat ada sepeda motor di depannya, hanya saja sebuah kendaraan lain yang melaju di sisi kirinya. “Waduh mas, saya kagetnya waktu ada suara benturan keras. Saya kira sedan yang nyalip saya nyenggol pantat gandengan, tapi kenek saya bilang bukan sedan yang nyenggol tapi ada motor dan orang yang terlindas,” tuturnya Boyong kepada Radar, kemarin di TKP.

Kecelakaan maut yang merenggut nyawa pengendara motor itu, kasusnya dalam penanganan Unit Laka Lantas Polres Indramayu.

Belum lebih dari tiga jam, sekitar pukul 16.30 dua pemuda pengendara motor dikabarkan mengalami kecelakaan maut tanpa lawan di jalan raya Krangkeng. Diperoleh informasi, entah karena tidak mampu mengendalikan sepeda motor atau karena sebab lain, sepeda motor yang dikendarai dua korban menabrak sebuah jembatan di Desa Srengseng Kecamatan Krangkeng. Abdul Basit (24) dengan luka parah bagian isi kepala terburai sekejap tewas di TKP, dan Nurul Alam (19) masih belum sadarkan diri dengan status kritis di ruang UGD RSIZ Jatibarang. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Truk Pengangkut Telor Terguling


WIDASARI—Manuver dalam akselerasi tinggi yang dilakukan Lasmin (41) warga Desa Kalangan RT 3/5 Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, saat mengemudikan kendaraannya tampaknya luput dari perhitungan pasti.

Pasalnya, truk Mitsubishi nopol B 9841 QV yang mengangkut ribuan butir telor dari daerahnya yang akan dikirim ke Jakarta, mengalami kecelakaan di jalur pantura Widasari Indramayu, Kamis (4/6) sekitar pukul 13.00 WIB.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh di lokasi kejadian, truk naan tersebut mendadak keluar jalur dan melaju di bahu jalan yang kondisinya berlubang lebar dan dalam. Seketika dengan sangat keras menghantam bagian belakang sebuah truk colt diesel yang sedang parkir.

Karuan saja, akibat hantaman keras dan kedalaman lubang bahu jalan, truk pengangkut telor dengan kerusakan parah di bagian depan terguling dan menumpahkan seluruh isi muatan yang diangkutnya.

Lasmin dan keneknya yang masih satu kampung, Sudarman (35), tak kuasa menahan sakit karena tergencet dasbor. Oleh warga setempat, dua korban yang sama sekali tidak dapat menggerakkan tubuhnya, dengan peralatan seadanya bisa dievakuasi dan dilarikan ke RSIZ Jatibarang.

Pengakuan sang sopir, ketika memasuki pantura Desa Bangkaloa mobil yang dikendarainya akan menyalip truk tronton dari lajur kiri. Saat pedal gas sudah diinjak setelah memasukkan gigi perseneling itulah mendadak dikejutkan oleh kendaraan jenis APV yang memutar arah ke jalur Cirebon menuju Jakarta di depan SPBU Bangkaloa.

Karena tidak menghendaki adanya peristiwa tabrakan yang lebih parah, spontanitas diambilnya inisiatif untuk membanting setang kemudi ke arah kiri hingga melaju di bahu jalan. Tapi, laju kendarannya yang diperhitungkan sebelumnya dapat menghindar dengan selamat, dirinya mengaku terperanjat saat roda mobilnya terjebak lubang bahu jalan yang akhirnya mobilnya tidak dapat dikendalikan dan langsung menabrak bagian belakang kendaran yang sedang parkir hingga terguling.

Dalam sekejap itu pula, mobil yang ditabraknya dari belakang langsung lenyap entah kemana, begitupun dengan kendaraan yang membuatnya celaka. “Situasi jalan tidak begitu ramai, waktu saya mau nyalip dari sebelah kiri pandangan saya tertutup mobil berukuran besar. Tiba-tiba nongol APV yang memutar arah dari jalur Jakarta ke Cirebon. Pengennya sih menghindari adanya korban, tapi saya dan kenek tetap kena musibah,” tuturnya kepada Radar, kemarin di ruang UGD RSIZ Jatibarang.

Hasil pemeriksaan tim medis, akibat kejadian itu Lasmin menderita luka di bagian muka dan kaki kiri. Sedangkan Sudarman mengalami patah tulang di betis kaki kanan dan luka di betis kiri. (tar)

Minggu, 31 Mei 2009

Lagi, Pelajar Sekarat Tenggak Miras Beracun


*) Satu lainnya telan dekstro hingga sekarat

JATIBARANG—Andres (18) asal Gang H Amin RT 01/01 Desa Kerticala Kecamatan Tukdana, kritis setelah diduga mengkonsumsi minuman beralkohol yang dicampur bahan lainnya, Minggu (31/5) dini hari.

Dari keterangan yang dihimpun Radar, korban yang masih duduk sebagai pelajar sebuah SMU di Jatibarang ini ditemukan keluarganya di sebuah pos ronda yang terletak tidak jauh dari rumahnya sekitar pukul 02.00 WIB. Ketika itu, kondisi korban sudah tidak sadarkan diri dan sudah tampak pucat dengan kesulitan bernafas.

Diperoleh informasi oleh keluarganya, korban yang bermalam mingguan bersama teman-temannya dengan bermain musik di sebuah pos ronda itu dibarengi dengan berpesta minuman keras jenis anggur kolesom cap orang tua yang diperkirakan dicampur dengan zat berbahaya lainnya.

Dalam kondisi yang sangat kritis itu, oleh keluarga segera dilarikan ke RSIZ Jatibarang guna pertolongan intensif agar dapat diselamatkan dari maut yang mengancam jiwa bocah yang konon anak tunggal ini. “Waktu ditemukan mulutnya bau anggur, malam mingguannya dengan banyak teman tapi katanya tidak ada yang mengetahui,” tutur kerabat korban yang mengaku bibinya.

Diungkapkan tim medis RSIZ Jatibarang, korban intoxicasi alcohol saat tiba di RS sudah dalam kondisi yang sangat sulit untuk tertolong. “Pasien sempat apneau (henti nafas) dan kami segera melakukan tindakan resusitasi jantung paru (RJP) untuk memompa kerja jantung dan paru,“ jelas dr Tanti Darmawanti saat dikonfirmasi Radar, kemarin.

Sekitar pukul 07.30 menyusul Wanta (18) asal Desa Sukaperna RT 13/05 Kecamatan Tukdana mengisi ruang UGD setelah sekira dua jam korban Andres dirujuk ke RS Mitra Plumbon Cirebon.

Korban kali ini, dikabarkan over dosis setelah mengkonsumsi obat jenis dekstro yang ditelan dengan zat berbahaya lainnya. “Minumnya pasti banyak, dan orang tuanya sudah masa bodoh,” kata pria yang mengaku paman korban. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Pria Tewas di Drainase Gemparkan Warga


JATIBARANG—Warga jalan Ampera Desa Bulak Lor Kecamatan Jatibarang digegerkan dengan ditemukannya sesosok tubuh manusia yang tersungkur di drainase (saluran irigasi) persawahan desa setempat, Jum’at (29/5).

Berdasarkan keterangan di tempat kejadian perkara, sosok tubuh yang sempat menggegerkan tersebut ditemukan dalam posisi tersungkur tidak bernyawa di bawah jembatan kecil yang terbuat dari kayu dan diketahui pertama kali oleh seorang warga yang sedang melintas menuju areal persawahan setempat sekitar pukul 08.00 WIB.

Setelah beberapa saat, tubuh yang masih tertelungkup sudah tidak bernyawa itu oleh Surjan (55), warga setempat, tampaknya sangat dikenali dan atas inisiatifnya lalu diangkat dan dilaporkannya kepada petugas kepolisian setempat.

Polisi yang menerima laporan adanya penemuan mayat, tidak lama tiba di lokasi dan langsung melakukan pengamanan dengan memasang garis polisi.

Diungkapkan Kapolsektif Jatibarang AKP Sumari SH, jasad korban yang sudah dilakukan pemeriksaan tersebut diduga tewas karena penyakit yang dideritanya dan saat penyakitnya kambuh tidak ada yang mengetahuinya. Dan hasil lain dari visum tim medis, di tubuh korban tidak terdapat tanda-tanda kekerasan seperti memar dan luka. “Besar kemungkinan, tewasnya korban tidak ada unsur lain yang mengarah pada tindakan kriminal yang merenggut nyawa seseorang. Pihak keluarga sudah memberikan keterangan bahwa korban memiliki penyakit epilepsy yang diderita sejak lama,” jelas Sumari didampingi Kanit Reskrim Aipda Ahmad Nasori kepada Radar.

Dengan pengawalan petugas, jenazah pria yang diketahui bernama Suwadi (50) warga Blok Desa I RT 06/02 Desa Bulak Lor itu langsung dibawa pulang pihak keluarga untuk segera dilakukan prosesi pemakaman. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Sabtu, 30 Mei 2009

Tengkorak Manusia Ditemukan di Kebun Tebu PG Jatitujuh




*) Diduga Diperkosa Lalu Dibunuh

INDRAMAYU—Sesosok mayat tanpa identitas yang hanya tinggal tengkorak dan sebagian kulit yang masih menempel di beberapa ruas tulang, ditemukan pekerja Pabrik Gula (PG) Jatitujuh sekitar pukul 07.00, Sabtu (30/5).

Berdasarkan keterangan di lokasi yang harus ditempuh melalui gerbang utama PG Jatitujuh, sesosok mayat ditemukan pertama kali oleh seorang pekerja yang hendak memanen pohon tebu yang terletak di wilayah Rawabolang Rayon Kerticala petak 162 areal perkebunan tebu PG Jatitujuh dan melaporkannya kepada petugas keamanan setempat yang selanjutnya dilaporkan ke Mapolsek Bangodua.

Mayat yang terletak sekitar 10 meter dari sisi kebun tersebut, kondisinya sudah tidak dapat dikenali lagi. Struktur tulang badan korban yang saat ditemukan dalam posisi terlentang, di sebagian tubuhnya masih tampak terbungkus sisa kulit yang sudah membusuk serta mengering. Seluruh giginya pun sudah tidak berada di tempatnya semula alias tanggal.

Hasil visum tim medis di TKP tubuh korban diperkirakan memiliki tinggi badan sekitar 160 sentimeter dilihat dari struktur ruas tulang kaki dan badan. Hasil lainnya menunjukkan adanya tanda pada tulang letak alat vital yang mirip dengan yang dimiliki kaum perempuan. Apalagi jika melihat sisa kulit yang menempel di bagian dadanya yang menunjukkan adanya putting payudara perempuan.

Tulang belulang yang tergeletak beraturan itu, diduga korban pemerkosaan dan pembunuhan yang diperkirakan kejadian tewasnya korban dalam rentang waktu 1 sampai 2 bulan yang lalu.

Menurut Kapolres Indramayu AKBP Drs H Mashudi melalui Kapolsek Bangodua AKP M Simangunsong yang tiba di lokasi bersama Unit Olah TKP Polres Indramayu, dari hasil olah TKP dan visum tim medis tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan. Bahkan tidak ada sehelaipun kain yang ada di sekitar lokasi saat ditemukan. “Usianya sulit diketahui karena seluruh giginya sudah terlepas dari tengkorak,” jelasnya.

Diterangkannya, sosok mayat yang tinggal tulang belulang itu selanjutnya dievakuasi dari lokasi dan dilakukan prosesi pemakaman yang layak di TPU Blok Telaga Dua Desa Tunggul Payung Kecamatan Lelea. (tar)

sumber : Radar Cirebon - Indramayu

Senin, 25 Mei 2009

Pasutri Tewas Dihantam Truk





*) Anaknya dalam kondisi kritis dengan luka serius

KERTASEMAYA—Naas bagi pasutri asal Desa Tenajar Kidul RT 16/04 Kecamatan Kertasemaya, Jajang Sutrisna (45) dan Sanati (39) seketika meregang nyawa dengan kondisi mengenaskan di jalur pantura Kertasemaya, Senin (25/5) sekitar pukul 15.15 WIB.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun Radar di lokasi kejadian, peristiwa tersebut bermula ketika Jajang bersama istri dan anaknya Gilang Ramadan (4) dengan mengendarai sepeda motor Yamaha Mio nopol E 6332 SD melaju dari arah kediamannya menuju jalur pantura setempat. Saat memasuki jalur dengan posisi kendaraan menuju arah Cirebon, mendadak dihantam dengan keras oleh sebuah mobil yang melaju kencang dari arah belakang.

Kontan saja, pasutri beserta seorang anak yang masih balita tersebut terlempar dan diperkirakan dilindas roda mobil yang semula menabraknya. Entah karena korban yang sebelumnya tidak melihat situasi di belakangnya atau disebabkan sopir mobil yang ugal-ugalan, tapi dugaan sementara korban saat mengendarai sepeda motornya hendak mengambil lajur kanan yang tujuannya memutar arah dengan jarak kendaraan yang ada dibelakangnya sangat dekat dan tidak memungkinkan sang sopir menginjak pedal remnya.

Namun, di lokasi tampak sebuah mobil box colt diesel Mitsubishi warna kuning nopol B 9418 EI yang terjerembab di sebuah selokan dan menghantam pagar water pump milik Pertamina yang posisinya di sisi jalur arah menuju Jakarta.

Menurut pengakuan pengemudinya, Tohir (40) warga Desa Sindang Laut Kabupaten Cirebon, ketiga korban bersama sepeda motornya yang terkapar di tengah jalan tidak ditabrak maupun dilindas oleh mobil yang dikendarainya. Hanya saja, mobilnya yang ketika itu berada di belakang sebuah truk bermuatan berat, berusaha menghindari tubuh-tubuh korban hingga melewati median jalan dan terhenti setelah menabrak pagar dan tiang besi besar bangunan waterpump tersebut dan lolos dari tabrakan dengan mobil yang melaju dari arah Cirebon. “Yang nabrak bukan saya, bisanya mobil saya sampai banting setir ke kanan karena menghindari para korban yang ditabrak mobil di depan saya,” akunya saat ditanya Radar, kemarin di Mapolsek Kertasemaya.

Sementara itu, ketiga korban kecelakaan maut yang langsung mendapat pertolongan warga segera dilarikan ke Puskesmas Kertasemaya. Sayangnya, Sanati sudah dalam kondisi tewas di lokasi dan menyusul kemudian Jajang beberapa saat setelah berada di puskesmas setempat.

Kondisi sekarat Gilang yang masih terdapat tanda-tanda kehidupan, dari puskesmas dengan segera dirujuk ke RSIZ Jatibarang. Kondisi Gilang saat itu mengalami tidak sadarkan diri dengan luka robek di bagian belakang kepala, pendarahan di telinga dan parahnya lagi bentuk kepalanya sudah tidak simetris.

Kapolres Indramayu AKBP Drs H Mashudi melalui Kapolsek Kertasemaya AKP Mashudi SH saat dikonfirmasi Radar, membenarkan telah terjadi peristiwa kecelakaan yang merenggut nyawa pasangan suami istri dan satu anak balita yang kondisinya sangat kritis. “Dua korban tewas diketahui pasangan suami istri dan satu korban lainnya merupakan anak korban yang sekarang dalam pertolongan medis di RSIZ Jatibarang,” jelasnya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Minggu, 24 Mei 2009

2 Korban Minuman Racikan Masih Kritis


*) Akui Beli 5 Botol Alkohol Murni di Apotik

JATIBARANG—Dua korban kritis akibat menenggak alcohol murni, Wawan (23) dan Wendi (20), Minggu (24/5) masih dalam pengawasan tim medis RSIZ Jatibarang di ruang perawatan Marwah.

Kondisi keduanya sudah mulai tampak berangsur membaik walupun masih sesekali mengeluhkan pandangan kabur dan sesak nafas atas pengaruh alkohol yang masih mengancam jiwa keduanya.

Dalam penuturan keduanya dengan posisi masih tidak berdaya oleh kuatnya pengaruh minuman racikan yang dibuatnya bersama-sama, mengakui jenis minuman yang merenggut nyawa rekannya yakni Buseri Alfatah (19) adalah jenis alkohol murni yang dibelinya secara bersamaan pula di sebuah apotik di Jatibarang.

Dalam pengakuan keduanya, alkohol yang dibeli sebanyak 5 botol dan saat dikonsumsi diracik dengan serbuk suplemen Kuku Bima yang perbandingannya satu botol alkohol dicampur dengan satu sachet serbuk suplemen tersebut. “Minumnya cuma bertiga saja,” kata Wawan saat ditanya Radar, kemarin di ruang perawatan.

Sebotol alcohol yang dapat diperoleh dengan harga murah meriah senilai Rp2500 perbotolnya itu, tampaknya menjadi alternative para pengonsumsi minuman keras yang sudah mulai kehilangan penjualnya. Padahal akibat yang ditimbulkan adalah malapetaka besar yang bisa merenggut nyawa peminumnya.

Sementara itu, menurut Wendi, bertemu dengan dua teman di sebuah jalan di desanya yang kemudian berbuntut sepakat mengadakan pesta kecilan sambil nongkrong di salah satu jembatan yang tidak jauh dari rumah tiga korban tersebut.

Untuk menambah kenikmatan racikan yang dibuat, maka ditambah beberapa butir es batu dalam setiap racikan yang akan dikonsumsi pada malam Jum’at Kliwon itu. “Pake es batu biar enak, habis minum ya cuma mabok aja kaya minum-minuman beralkohol lainnya,” jawabnya.

Yang mengejutkan pihak keluarga yang saat itu menunggui di sekeliling pelbet tempatnya berbaring, dirinya mengaku sudah kesulitan untuk memperoleh minuman keras. “Belinya uang hasil patungan bertiga,” ungkapnya.

Sementara itu, tim medis RSIZ Jatibarang menerangkan kondisi kedua pasiennya yang terintoxicasi alcohol tersebut sudah dalam kondisi kooperatif. “Keduanya sudah mulai membaik, untuk jenis minuman yang dikonsumsinya kami tidak mengetahui secara pasti. Hanya saja dari keterangan yang kami peroleh, 3 pasien yang satu diantaranya tidak dapat diselamatkan katanya mengkonsumsi alkohol yang diracik dengan suplemen,” jelas dr Nurdin saat dikonfirmasi Radar, kemarin. (tar)

sumber : Radar Cirebon - Indramayu

Sabtu, 23 Mei 2009

1 Tewas 2 Kritis Usai Pesta Minuman Racikan


*) Korban tewas adalah pelajar SMK swasta kelas XII

JATIBARANG—Sulitnya membeli minuman keras untuk dikonsumsi, tampaknya tidak menjadi penghalang bagi penyuka minuman setan dalam mencari kepuasan dengan cara bermabuk-mabukan. Walaupun efeknya dapat berakibat fatal, nyatanya sebanyak tiga pemuda asal Desa Bangkaloa Ilir Kecamatan Widasari nekat mengkonsumsi minuman hasil racikan sendiri yang mengakibatkan satu orang tewas dan dua lainnya masih dalam kondisi kritis.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh Radar, ketiga pemuda belia diantaranya Buseri Alfatah (19), Wawan (23) dan Wendi (20) dikabarkan meminum minuman berjenis alkohol murni yang dicampur minuman suplemen pada Kamis (21/5) malam. Setelah berpesta minuman racikan tersebut ketiganya hanya mengalami mabuk biasa seperti layaknya habis meminum minuman keras jenis lainnya.

Namun pada Jum’at (22/5) pagi, korban pertama yang mengalami efek buruk dari minuman tersebut yakni Fatah, yang oleh keluarganya terlihat berbeda dari biasanya dan sempat mengalami gangguan penglihatan. Diberikan pertolongan pertama dengan memberikannya air dua buah kelapa dugan dan susu dengan harapan dapat memperbaiki kondisinya, tapi usahanya malah semakin memperburuk kondisi tubuh korbannya.

Dengan kondisi tubuh yang terus menurun, Sabtu (23/5) siang akhirnya pihak keluarga memutuskannya untuk melarikan korban ke RSIZ Jatibarang agar segera ditangani tim medis. Korban yang masuk ruang UGD sekitar pukul 14.45 terus berjuang melawan maut, dan sekira pukul 16.00 tim medis mulai kewalahan dengan terus menurunnya kondisi korban yang dengan segera melakukan resusitasi jantung dan paru (RJP).

Ironisnya, pada saat jam menunjukkan pukul 17.00 tim medis menyatakan korban yang tercatat berstatus siswa kelas XII sebuah SMK swasta di Jatibarang yang baru saja melewati ujian akhir nasional beberapa waktu lalu itu, sudah tidak dapat diselamatkan lagi alias meninggal dunia. “Kami berupaya maksimal hingga melakukan RJP sekitar satu jam, tapi Allah SWT berkehendak lain. Dan pada saat masuk ruang UGD kondisinya sudah dalam keadaan kejang dan mengeluarkan muntahan berbusa,” jelas dr Tanti Darmawanti saat dikonfirmasi Radar, kemarin.

Diduga ketakutan karena tersiar kabar Fatah meregang nyawa akibat efek buruk minuman yang dikonsumsi secara bersama-sama itu, kontan saja dua temannya yang dalam kondisi kritis di rumahnya masing-masing langsung dilarikan ke RSIZ Jatibarang. Korban kedua yang tiba di RS saat jenazah Fatah hendak dibawa pulang keluarga sekitar pukul 17.30, yakni Wawan yang datang dalam kondisi kritis dengan pandangan mata sudah mulai kabur dan terus memuntahkan isi perutnya.

Selang 30 menit kemudian, korban ketiga pun tiba juga di RS yang diketahui bernama Wendi yang diantar keluarga dan teman-temannya dengan kondisi kritis pula. Korban ketiga ini mengalami kesulitan untuk bernafas, nyeri di bagian dada, mual-mual dan sesekali muntah.

Hingga berita ini ditulis, kedua korban kritis masih dalam pertolongan intensif tim medis RS setempat di ruang UGD. (tar)

sumber : Radar Indramayu - Cirebon

Senin, 18 Mei 2009

2 Bocah Tewas Tenggelam di Rawa

WIDASARI—Junedi bin Slamet (6) dan Kapindra Riyanto bin Sayana (6), keduanya ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa dengan posisi mengambang di sebuah rawa yang terletak tidak jauh dari rumahnya di Blok Gejleg RT 2/4 Desa Ujungaris Kecamatan Widasari, Minggu (17/5) sekitar pukul 14.00 WIB.

Menurut keterangan pihak kepolisian setempat, kedua bocah tersebut ditemukan oleh salah satu orang tua korban, Sayana (29) bersama rekannya yang menemukan keduanya sudah mengambang di sebuah rawa kalimati dengan kedalaman sekitar 3 meter.

Diduga, keduanya sebelum meregang nyawa di dalam air terlebih dulu melakukan mandi dengan cara berenang. Karena, di sisi rawa ditemukan pakaian keduanya yang tergeletak. “Dugaan kuat, saat korban ingin mandi di rawa tidak mengetahui kedalaman rawa tapi tidak memiliki kemampuan untuk berenang,” jelas Kapolsek Widasari AKP Bendi Ujianto saat dikonfirmasi Radar, kemarin.

Pada saat ditemukan, Sayana dan rekannya yang terkejut dengan kecemasan melarikan keduanya ke RSIZ Jatibarang dengan harapan dapat terselamatkan dari maut. Namun, tampaknya kedua korban sudah terlalu lama berjuang di kedalaman rawa hingga ajal menjemputnya dengan cara yang tentunya tidak diinginkan siapapun. “Sementara dari hasil olah TKP belum ditemukan faktor lain yang indikasinya menjadi penyebab tewasnya 2 anak tersebut,” pungkasnya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Pria Tanpa Identitas Tewas Dibakar



INDRAMAYU—Seorang pria yang belum diketahui identitasnya, tewas mengenaskan dengan sekujur tubuhnya menderita luka bakar dan sejumlah luka akibat sabetan benda tajam.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, menyebutkan peristiwanya terjadi pada Minggu (17/5) dinihari dengan menewaskan seorang korban yang sebelumnya diperkirakan mendapat amukan massa yang menumpahkan emosi dan kekesalannya dengan gangguan keamanan di desanya dalam beberapa minggu terakhir.

Kondisi korban yang sangat mengenaskan yang seluruh tubuhnya melepuh akibat panasnya api yang membakar tubuh yang sebelumnya sudah dilucuti pakaiannya. Bahkan, di bagian kepala korban juga terdapat luka bacok cukup lebar yang masih menganga, nyaris tidak dapat dikenali saat terbujur kaku di ruang instalasi forensik dan pemulasaraan jenazah RS Bhayangkara Indramayu.

Menurut kabar yang diperoleh, tewasnya korban diperkirakan berkaitan dengan seringnya terjadi pencurian sepeda motor warga. Sehingga emosi bercampur kekesalan warga menjadikan korban yang mungkin diketahui sedang melakukan aksinya oleh warga, menjadi sasaran empuk warga untuk mencurahkan semua amarahnya.

Hingga berita ini ditulis, suasana desa masih tertutup dan tidak meninggalkan akses informasi yang lebih jelas lagi. Namun, dari penelusuran diperoleh tempat kejadian perkara yang masih ada tanda bekas benda terbakar yang terletak di Blok Masjid Desa Cempeh Kecamatan Lelea. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Ratusan Botol Miras Jenis OT Disita Polisi


JATIBARANG—Santernya pihak kepolisian dalam menekan peredaran minuman keras, ternyata masih belum memberikan efek jera terhadap pemilik mirasnya.

Pasalnya, pada Sabtu (16/5) jajaran Polsektif Jatibarang berhasil menyita sedikitnya 250 botol miras jenis anggur cap orang tua dari rumah seorang warga, Kastiman (34) warga Desa Lobener Kecamatan Jatibarang sekitar pukul 13.00 WIB.

Dijelaskan Kapolsektif Jatibarang AKP Sumari SH, ratusan botol berisi minuman keras tersebut sengaja disimpan pemiliknya di sebuah rumah yang terletak di pinggir sungai Cimanuk desa setempat. Aksi tersebut diduga sudah dilakukan sejak lama dengan modus menjadikan rumahnya untuk tempat penyimpanan miras sebelum didistribusikan kepada para pedagang.

Lokasi yang sulit untuk dijangkau tersebut, nyatanya dimanfaatkan tersangka untuk menghindari serta mengelabui petugas. Dan berhasilnya penggerebekan yang dilakukan petugas merupakan kerjasama yang solid masyarakat yang dapat memberikan informasi akurat kepada petugas. “Dengan adanya info dari warga atas keberadaan barang haram yang sengaja disimpan pemiliknya jauh dari pemukiman warga, kami berupaya melakukan pengintaian dan dengan segera memberikan tindakan tegas dengan mengepung lokasi,” ungkap Sumari saat dikonfirmasi Radar, kemarin.

Menurutnya, penggerebekan bersama anggota tersebut hampir saja tidak membuahkan hasil dari target operasi, karena sang pemiliknya terus mengelak tidak memiliki barang yang dimaksud petugas. Tapi polisi yang tidak begitu saja mempercayainya langsung menggeledah rumah tersangka dan berhasil menemukan barang bukti yang disimpan secara terpisah-pisah.

“Kami akan terus memberantas miras melalui pelaksanaan giat pekat lodaya, dan kepada masyarakat dihimbau untuk seger melaporkan segala bentuk dan tanda-tanda adanya kemungkinan yang akan timbul mengganggu kamtibmas untuk segera kami tindak,” tandasnya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Misteri Daun Salam Berjalan Terus Diserbu Warga




WIDASARI—Gegernya kabar daun salam yang dapat berjalan tanpa bantuan magnet atau lainnya, tersebar luas dengan menimbulkan suasana yang berbeda dengan sebelumnya di lokasi kediaman pemilik daunnya.

Pasalnya, kabar yang tersiar menyiratkan rasa penasaran warga dari desa bahkan kecamatan lainnya untuk melihat langsung keanehan yang terjadi pada daun ajaib yang dimiliki Jueriyah (64) warga Blok II Desa/Kecamatan Widasari tersebut.

Sejumlah pedagang makanan seperti mi ayam, bakso dan lainnya biasanya berjualan dengan cara berkeliling memanfaatkan tumpahan warga yang datang berkunjung.

Bahkan, beberapa rumah warga yang memiliki pekarangan cukup luas menjadi sasaran pengunjung untuk memarkir kendaraan jenis sepeda motor, becak dan sepeda. Sedangkan untuk pengunjung yang menggunakan mobil harus memarkir kendaraannya di jalan raya Widasari – Jatibarang, dan harus menempuh perjalanan sejauh sekitar 200 meter ke lokasi tersebut.

Tak ayal, suasana desa mendadak ramai dikunjungi warga yang juga ingin meminta air yang sudah dicelupkan daun ajaib dengan alasan sebagai alternative dalam mencari kesembuhan penyakit, jalan rejeki hingga mencari jodoh.

Salah satu pengunjung yakni Unani (37) warga Desa Leuwigede Kecamatan Widasari, sedikitnya membawa pulang lima botol air menggunakan kemasan air mineral. Dengan tingkat kepercayaan pada sugesti air mujarab seperti halnya fenomena air batu petir Ponari asal Jombang, dirinya berusaha untuk mendapatkan air tersebut dengan harapan sekeluarganya diberikan kesembuhan selama-lamanya. “Keluarga sih ga ada yang sakit, tapi mudah-mudahan dengan air ini dapat menjauhkan segala macam penyakit dari keluarga saya,” tuturnya saat ditanya Radar, kemarin usai mendapatka air yang diharapkan.

Hal senada disampaikan Vetri (40) dan Yuli (38) warga Gang Jaya Desa/Kecamatan Jatibarang yang setelah mendapatkan kabar adanya daun ajaib langsung mendatangi lokasi yang tersiar dengan cepat. “Harapannya dengan meminum atau menggunakannya untuk campuran air mandi, dapat memberikan kesehatan tubuh,” kata keduanya.

Sementara itu, beberapa pengunjung yang namanya enggan disebutkan, sangat berharap dapat memberikan manfaat dan berguna dalam mencari jodoh dan rejeki. “Mudah-mudahan cepat dapat jodoh dan banyak rejeki,” tukasnya sambil tersenyum simpul.

Sedangkan pemilik daun salam, Jueriyah (64), dengan terus berdatangannya pengunjung merupakan sebuah berkah dan rejeki. Pasalnya, sangat sulit sekali pengunjung yang datang dan meminta air tidak memberikan sejumlah uang ke dalam toples yang telah disediakan. Alhasil rejeki berlimpah datang dengan sendirinya walaupun nenek penjual sayur keliling itu terus disibukkan dengan melayani para tamunya.

Hingga berita ini ditulis, belum ada informasi yang menyebutkan adanya pengunjung yang sudah memperoleh kesembuhan atas penyakit yang diderita, rejeki nomplok mendadak ataupun dengan cepat mendapatkan jodoh yang diidam-idamkan. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Pengendara Motor Remuk Tertindih Truk Box




SLIYEG—Naas nian nasib akhir hayat Nuroni (31) warga Desa Segeran Kidul RT 03/03 Kecamatan Juntinyuat, dengan seketika menghembuskan nafas terakhirnya setelah tubuhnya tertimpa badan truk box saat melaju dari arah Jatibarang, Kamis (14/5) sekitar pukul 16.45 di jalan raya Desa Tambi Kecamatan Sliyeg.

Sumber di tempat kejadian perkara (TKP) menyebutkan, kejadian yang merenggut nyawa pengguna jalan tersebut bermula ketika sebuah truk box colt diesel Mitsubishi nopol D 8538 BO melaju dari arah Karangampel menuju Jatibarang. Pada saat memasuki jalan raya Desa Tambi tepatnya setelah melewati sebuah tikungan, sang sopir diduga dikejutkan dengan sepeda motor Yamaha Mio dari yang juga sedang melaju di depannya dalam satu arah.

Namun dengan sekejap mata memandang, pengemudi motor yang tidak memberikan tanda-tanda akan berbelok arah seketika mengagetkan pengemudi truk. Sang sopir yang tidak menghendaki tabrakan diperkirakan berusaha menghindari sepeda motor tersebut dengan membanting kemudi ka kanan sekuat tenaga disertai pengereman yang kuat pula.

Alhasil, pengereman dan kemudi yang dikendalikan menghindari motor itu mampu menyelamatkan pengemudi dan motor Mio yang berbelok masuk ke jalan raya Desa Tambi Lor.

Mirisnya, banting setir yang dilakukan pengemudi itu mengakibatkan mobil kehilangan kendali dan berbalik arah lalu terguling di bahu jalan simpang tiga Tambi tersebut, menindih seorang pengemudi motor yang diketahui bernama Nuroni dengan kondisi mengenaskan. Sepeda motor yang dikendarainya yakni Yamaha Vega R nopol E 5190 RN remuk, dan dua buah sepeda yang diangkutnya dalam keadaan rusak.

Hingga berita ini ditulis, korban yang sempat dilarikan ke RSI Zam Zam Jatibarang tanpa nyawa tersebut, sudah dibawa pulang pihak keluarga untuk dilakukan proses pemakaman. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Penyeberang Tewas Mengenaskan Dihajar Innova


WIDASARI—Jalur tengkorak pantura Indramayu bagian timur kembali merenggut nyawa pengguna jalan secara mengenaskan, Jum’at (15/5) sekitar pukul 16.30 di jalur pantura Widasari.

Sumber di lokasi kejadian menyebutkan, saat peristiwa terjadi dalam keadaan cuaca hujan lebat. Ketika itu, korban yang diketahui bernama Sukarta (50) warga Blok Tambangan Desa Kebulen Kecamatan Jatibarang bersama dua rekannya berada di sisi jalan akan melakukan penyeberangan.

Entah tidak sabar atau tidak melihat dengan jelas situasi jalur, korban yang setelah menunaikan kewajibannya sebagai petani tersebut mendadak menyeberang mendahului rekan lainnya. Seketika itu pula, korban dengan menuntun sepeda yang hampir saja mencapai batas aman ruang putar arah median jalan, dikejutkan dengan sebuah mobil Toyota Innova nopol E 1281 AW dari arah Cirebon dikemudikan Tamsir (43) warga Desa Dukuh Jeruk Kecamatan Karangampel yang langsung manghantam sepeda dan tubuhnya hingga terpental beberapa meter menghantam aspal di jalur arah menuju Cirebon.

Walaupun beruntung tidak ada kendaraan lain yang melaju dari arah Jakarta, tapi kondisi luka berat di kepala, kaki dan tangan korban tetap tidak dapat menyelamatkan nyawanya. Korban yang menghembuskan nafas terakhir di lokasi kejadian itu, oleh warga dilarikan ke RSIZ Jatibarang dengan bermandikan darah segar yang terus mengucur bercampur air hujan.

Hingga berita ini ditulis, sepeda korban yang rusak parah diamankan di Mapolsek Widasari dan kendaraan kijang yang merenggut nyawa korban diamankan di Markas PJR Unit Jatibarang. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Daun Salam Berjalan Gegerkan Warga



*) Warga Terinspirasi Sugesti Ponari Berebut Air Celupan Daun Salam Ajaib

WIDASARI—Warga Blok II Desa/Kecamatan Widasari dan sekitarnya, Kamis (14/5) pagi digegerkan dengan selembar daun salam yang dapat berjalan.

Kunjungan Radar ke lokasi, sebuah rumah bernomor 23 yang terletak di wilayah RT 01/02 yang dipadati rumah penduduk tersebut, tampak dipadati kerumunan warga segala usia yang penasaran dan ingin menyaksikan secara langsung kabar yang tersiar.

Gegernya selembar daun salam tersebut diduga sebagai fenomena alam, pasalnya warga menilai kejadian tersebut sebagai keanehan yang layak dipercaya sebagai kenyataan dengan menimbulkan tanda tanya.

Sementara itu, selembar daun salam tersebut masih berwarna hijau segar dengan bentuk menyerupai seekor belalang (walang kantung). Anehnya daun itu sesekali membuat terkejut warga yang menyaksikannya, karena dengan empat kaki yang dimiliki dari lembar daunnya melangkah pasti layaknya seekor belalang.

Keanehan yang muncul tersebut ternyata menyiratkan sugesti tumbuh di masyarakat dengan memberikan sekedar sedekah pada tempat dari toples berukuran besar yang disediakan. Bahkan, tidak sedikit pula warga yang meminta air yang sudah dicelupi daun ajaib itu dengan alasan mudah-mudahan dapat memberikan kesembuhan pada penyakit dengan berkah daun salam.

Alhasil, dalam sekejap saja toples tembus pandang itu dipenuhi uang sedekah pecahan seribu, lima ribu dan sepuluh ribu rupiah.

Menurut pemilik daun ajaib itu, Jueriyah (64) mengungkapkan, sebendel daun salam yang dibelinya di pasar Jatibarang pada Rabu (13/5) sore itu seharga Rp1500 untuk keperluan pelengkap dagangan sayur mayur keliling. Tapi, peristiwa mengejutkan terjadi ketika sesampainya di rumah, saat itu wanita yang akrab disapa Bi Jueh ini sedang membereskan dagangannya untuk jualan keliling besok paginya.

Mendadak dari atas gerobak sayurnya, selembar daun tiba-tiba jatuh dan menunjukkan keanehan dengan berjalan sendiri. Saat itu juga, dirinya meminta pertolongan kepada anaknya dengan keraguan yang menyelimuti ketakutan pada kejadian yang dilihatnya. Lalu oleh anaknya diambil dan diletakkan di dalam toples, dan daun itu tetap berjalan mengelilingi toples. “Godonge nepluk ning sor grobak, terus mlaku dewek,” tuturnya saat ditemui Radar, kemarin saat sedang berkeliling jualan sayur di jalur pantura Widasari.

Dipaparkannya, kemungkinan daun tersebut merupakan pertanda dan jalan barokah yang diberikan Allah SWT atas do’a-do’a yang selama ini dipanjatkan. Pasalnya, dirinya mengaku sering melakukan ziarah ke makam Abah Anom yang terletak di Suryalaya Tasikmalaya. “Disana ya berdo’a memohon barokah dan petunjuk dari Allah,” katanya sambil meneruskan perjalanannya dan tidak menghiraukan keramaian yang ada di rumahnya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Jalur Jatibarang – Karangampel Rawan Begal

INDRAMAYU—Pelaku pencurian dengan kekerasan kembali terjadi di jalan raya Mundu Karangampel, Rabu (13/5) dinihari sekitar pukul 03.00.

Peristiwa tersebut dialami Dulkapi (35) warga Blok Cilengkong Desa Pilangsari Kecamatan Jatibarang ketika mengantarkan saudaranya untuk berjualan di pasar Karangampel.

Dituturkannya, peristiwanya bermula ketika korban sedang melaju di jalan raya Jatibarang – Karangampel dengan mengendarai sepeda motor Honda Supra X125 nopol E 4770 KK, tanpa disadarinya setelah melintas di simpang tiga Ketapang Segeran Kecamatan Juntinyuat ada dua sepeda motor dibelakangnya yang terus membuntuti.

Memasuki sebuah tikungan di Desa Mundu Kecamatan Karangampel, dua sepeda motor yang salah satunya tidak menyalakan lampunya itu langsung memepet korban dan tanpa basa-basi langsung membacokkan senjata tajam ke tangan kanan korban yang terlihat berbentuk sebilah golok.

Dengan rasa sakit dan darah deras yang mengucur, korban dipaksa dengan ancaman pelaku yang diketahuinya sebanyak empat orang untuk memberhentikan dengan segera. Korban pun dibawah ancaman dan acungan golok kontan tidak berdaya dan mulai melangkah mundur menghindari sabetan golok berikutnya.

Oleh pelaku, barang dagangan yang menggunakan tas barang yang berada di sisi kiri dan kanan jok langsung dipreteli dan bergegas kabur ke arah Karangampel. Dan saat itu juga korban bersama saudaranya mencari tumpangan untuk menuju mapolsek Karangampel guna melaporkan kejadian yang dialami. “Saya tidak mampu melawan empat pelaku, dan saya khawatir juga pada bibi saya,” katanya yang menyayangkan sepeda motor yang baru pertama kali dimilikinya raib digondol begal.

Sementara itu, tokoh masyarakat Ali Kambali menuturkan keprihatinannya atas kejadian serupa yang terus berulang kali menimpa masyarakat. Bahkan, menurutnya, di jalur tersebut dengan ketenarannya sarat dengan rawan pembegalan, sepatutnya mendapat prioritas kepolisian dalam melaksanakan patroli dan pengamanan intensif untuk dapat menangkap pelaku kejahatan yang selama ini meresahkan masyarakat. “Kalau masyarakatnya resah berarti rasa aman belum dapat dirasakan apalagi dimiliki masyarakat, dan bagi kepolisian sudah menjadi tugas dan kewajibannya untuk menjadi pengayom serta pelindung masyarakat sesuai koridor hukum kepolisian dalam menciptakan kamtibmas,” tukasnya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Truk Hajar Minicar, 3 Mobil Tabrakan Beruntun




JATIBARANG—Nyawa seorang pengguna jalan kembali melayang sia-sia, dan 3 lainnya mengalami luka serius, Selasa (12/5) sekitar pukul 10.50 di jalur pantura Desa Pilangsari Jatibarang.

Berdasarkan beberapa sumber di TKP, menyebutkan peristiwa terjadinya kecelakaan lalu lintas tersebut bermula ketika sebuah sepeda motor roda tiga (minicar) Kaisar nopol B 7817 OM yang dikemudikan Warsita (21) warga Blok I Desa/Kecamatan Widasari melaju dari arah Cirebon menuju Widasari. Saat itu, minicar tengah mengangkut 9 ekor kambing dan 2 penumpang, Tafrikin (25) dan Masduki (39) yang masih satu kampung dengan pengendaranya. Ketiganya berprofesi sebagai pelaku usaha jual beli kambing.

Ketika sedang asik melaju di jalur pantura Desa Pilangsari Blok Desa, pengendaranya melihat ada lubang jalan yang jika dilalui dapat membahayakan. Berniat menghindari lubang, mendadak dari arah belakang melaju kencang truk box UD nopol B 9486 XQ yang dikendarai Sape’i (37) warga Kampung Kongsi Palasari Kecamatan Legok Tangerang.

Akibatnya, gerobak minicar bagian kanan tersentuh keras oleh bodi truk hingga terpental dan terguling yang terhenti saat menabrak sebuah tiang rumah warga. Masduki dan Tafrikin yang posisinya berada di atas sejumlah kambing tersebut alhasil jatuh tersungkur menghantam kerasnya aspal hitam jalan, dan Warsita terseret bersama sepeda motornya. Tiga korban yang terkapar dan sejumlah kambing segera diamankan warga setempat, ketiganya oleh warga segera dilarikan ke RSIZ Jatibarang. Warsita dan Tafrikin berhasil selamat dari ajal yang mengancam jiwanya dan mengalami luka serius serta adanya patah tulang, tapi mirisnya yang dialami Masduki yang menderita cidera kepala berat dan nyawanya tidak dapat diselamatkan.

Sementara itu, sang sopir truk tanpa alasan yang jelas tetap melajukan kendaraannya ke arah Jakarta. Laporan cepat warga kepada pihak kepolisian, membuahkan hasil pengejaran yang dilakukan unit patroli PJR Jatibarang sampai persimpangan Celeng Lohbener, dan truk berhasil digagalkan kabur dari masalah tersebut. “Melihat ada lubang, saya berusaha menghindar dan langsung ditabrak dari belakang,” tutur Warsita kepada Radar, kemarin.

Pada saat proses evakuasi tubuh dan kendaraan korban, jalur lalu lintas menuju Jakarta mengalami kemacetan. Dan kemacetan yang terjadi tampaknya tidak diindahkan oleh dua bus Luragung Jaya yang melaju kencang dari arah Cirebon. Luragung Jaya Sahara nopol E 7537 Y yang berada di posisi depan tampaknya enggan didahului sesama rekannya yakni Luragung Jaya Talun nopol E 7581 YB.

Ironisnya, barisan antrian kendaraan sontak membuat kaget pengemudi LJ Sahara yang mendadak melakukan pemberhentian yang tetap menghantam bagian belakang truk kontainer, disusul kemudian LJ Talun yang tidak terkendali dan dengan keras menghantam pantat rekan bus di depannya. “Yang saya lihat pada waktu macet, dua bus itu sedang balap-balapan dan terjebak kemacetan di depannya,” kata seorang warga di lokasi.

Dalam peristiwa tabrakan beruntun tersebut melukai seorang penumpang LJ Talun, Is Aisyah (55) warga Desa Bugis Kecamatan Anjatan yang menderita patah tulang iga bagian kiri. “Mobilnya kencang dan saya sampai terjatuh,” katanya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Pembunuhan Sadis

Tewas Dibacok Mantan Suami

*) Dua Kali Kawin Cerai, Ditolak Minta Rujuk Kembali

SUKAGUMIWANG—Aksi yang dilakukan Romeo dalam kisah film Romeo dan Juliet memang menyita perhatian penontonnya, sedangkan yang dilakukan pelaku terhadap mantan istrinya kemarin apakah meniru adegan film tersebut?

Mukidi (32) warga blok Boros desa Gunungsari kecamatan Sukagumiwang tega menghabisi nyawa wanita yang pernah dinikahinya sebanyak dua kali. Anisah (30), yang masih satu desa tewas mengenaskan dengan luka bacok di bagian kepala, leher, punggung dan kaki.

Keterangan yang dihimpun Radar di Tempat Kejadian Perkara (TKP), kejadiannya Sabtu (30/8) sekitar pukul 19.30, berawal saat Anisah sedang duduk di depan warung milik orang tuanya Kasan (50) yang terletak di desa setempat Rt.01/04. Seketika datang Mukidi secara tiba-tiba dan langsung mengayunkan golok yang sengaja dibawanya dari rumah berulang kali ke tubuh Anisah. Korbanpun langsung terkapar tak berdaya menerima hujaman senjata tajam pelaku hingga dilarikan ke RSUD Arjawinangun Cirebon. “Saat kejadian saya lagi ngobrol sama tamu di dalam, tiba-tiba ada suara teriakan orang minta tolong. Setelah saya lihat keluar ternyata anak saya tergeletak dengan banyak darah, dan Mukidi sedang berusaha menusukkan golok ke arah perutnya”, jelas Kasan kepada Radar, kemarin sambil menunjukkan tempat jatuhnya Anisah.

Setelah dilakukan pertolongan medis di RSUD Arjawinangun, ternyata nyawa korban tidak dapat tertolong karena beberapa luka bacok sangat parah dalam jumlah banyak. Dan Mukidi yang berusaha bunuh diri setelah menghabisi nyawa korbannya dapat dihentikan warga, sehingga Mukidi yang nyawanya urung melayang sia-sia juga harus mendapat pertolongan tim medis. Tapi, berbeda dengan korbannya, Mukidi menjalani perawatan tim medis RS Bhayangkara Indramayu dengan tambahan borgol yang mengikat kedua tangannya.

Sumber di TKP mengatakan, Mukidi dan Anisah pernah melakukan pernikahan sebanyak dua kali dan pernikahan yang kedua dilakukan 2006 silam. Dari perkawinan pertamanya sekitar 12 tahun yang lalu, pasangan tersebut telah dikaruniai seorang anak yang kini duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Mukidi yang dikenal warga sekitar sebagai peminum minuman keras dan kerap melakukan perjudian, pada perceraiannya yang kedua berusaha untuk meminta rujuk kembali dengan mantan istrinya.

Namun karena ketidak senangan mantan istri dan keluarganya dengan sikap serta perilaku mabok dan judi pelaku, usahanya untuk dapat rujuk kembali tetap tidak menunjukkan hasil yang diharapkan. Sehingga pelaku nekad untuk melakukan aksi pembunuhan dan mencoba bunuh diri. Hal tersebut dilihat dari tulisan tangan pada selembar kertas yang bercambur noda darah, yang isinya menyebutkan “Mukidi – Anisah pegat paksa sampe dua kali, daripada pisah karo Anisah bagen mati suka mati loroane” yang artinya Mukidi – Anisah cerai paksa sampai dua kali, dari pada pisah dengan Anisah lebih baik mati harus mati dua-duanya.

Pada saat melakukan aksinya, pelaku menggunakan sebilah golok yang sengaja di bawanya dari rumah dan kedapatan membawa dua buku surat nikah atas nama Mukidi dan Anisah.

Setelah menjalani perawatan di RS Bhayangkara, pelaku digiring ke Mapolsek Kertasemaya guna dilakukan pemeriksaan dan korban tewas sekitar pukul 09.00 Minggu (31/8) pagi dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat. (tar)

Sumber : Radar Indramayu