Powered By Blogger

Senin, 18 Mei 2009

Daun Salam Berjalan Gegerkan Warga



*) Warga Terinspirasi Sugesti Ponari Berebut Air Celupan Daun Salam Ajaib

WIDASARI—Warga Blok II Desa/Kecamatan Widasari dan sekitarnya, Kamis (14/5) pagi digegerkan dengan selembar daun salam yang dapat berjalan.

Kunjungan Radar ke lokasi, sebuah rumah bernomor 23 yang terletak di wilayah RT 01/02 yang dipadati rumah penduduk tersebut, tampak dipadati kerumunan warga segala usia yang penasaran dan ingin menyaksikan secara langsung kabar yang tersiar.

Gegernya selembar daun salam tersebut diduga sebagai fenomena alam, pasalnya warga menilai kejadian tersebut sebagai keanehan yang layak dipercaya sebagai kenyataan dengan menimbulkan tanda tanya.

Sementara itu, selembar daun salam tersebut masih berwarna hijau segar dengan bentuk menyerupai seekor belalang (walang kantung). Anehnya daun itu sesekali membuat terkejut warga yang menyaksikannya, karena dengan empat kaki yang dimiliki dari lembar daunnya melangkah pasti layaknya seekor belalang.

Keanehan yang muncul tersebut ternyata menyiratkan sugesti tumbuh di masyarakat dengan memberikan sekedar sedekah pada tempat dari toples berukuran besar yang disediakan. Bahkan, tidak sedikit pula warga yang meminta air yang sudah dicelupi daun ajaib itu dengan alasan mudah-mudahan dapat memberikan kesembuhan pada penyakit dengan berkah daun salam.

Alhasil, dalam sekejap saja toples tembus pandang itu dipenuhi uang sedekah pecahan seribu, lima ribu dan sepuluh ribu rupiah.

Menurut pemilik daun ajaib itu, Jueriyah (64) mengungkapkan, sebendel daun salam yang dibelinya di pasar Jatibarang pada Rabu (13/5) sore itu seharga Rp1500 untuk keperluan pelengkap dagangan sayur mayur keliling. Tapi, peristiwa mengejutkan terjadi ketika sesampainya di rumah, saat itu wanita yang akrab disapa Bi Jueh ini sedang membereskan dagangannya untuk jualan keliling besok paginya.

Mendadak dari atas gerobak sayurnya, selembar daun tiba-tiba jatuh dan menunjukkan keanehan dengan berjalan sendiri. Saat itu juga, dirinya meminta pertolongan kepada anaknya dengan keraguan yang menyelimuti ketakutan pada kejadian yang dilihatnya. Lalu oleh anaknya diambil dan diletakkan di dalam toples, dan daun itu tetap berjalan mengelilingi toples. “Godonge nepluk ning sor grobak, terus mlaku dewek,” tuturnya saat ditemui Radar, kemarin saat sedang berkeliling jualan sayur di jalur pantura Widasari.

Dipaparkannya, kemungkinan daun tersebut merupakan pertanda dan jalan barokah yang diberikan Allah SWT atas do’a-do’a yang selama ini dipanjatkan. Pasalnya, dirinya mengaku sering melakukan ziarah ke makam Abah Anom yang terletak di Suryalaya Tasikmalaya. “Disana ya berdo’a memohon barokah dan petunjuk dari Allah,” katanya sambil meneruskan perjalanannya dan tidak menghiraukan keramaian yang ada di rumahnya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Tidak ada komentar:

Pembunuhan Sadis

Tewas Dibacok Mantan Suami

*) Dua Kali Kawin Cerai, Ditolak Minta Rujuk Kembali

SUKAGUMIWANG—Aksi yang dilakukan Romeo dalam kisah film Romeo dan Juliet memang menyita perhatian penontonnya, sedangkan yang dilakukan pelaku terhadap mantan istrinya kemarin apakah meniru adegan film tersebut?

Mukidi (32) warga blok Boros desa Gunungsari kecamatan Sukagumiwang tega menghabisi nyawa wanita yang pernah dinikahinya sebanyak dua kali. Anisah (30), yang masih satu desa tewas mengenaskan dengan luka bacok di bagian kepala, leher, punggung dan kaki.

Keterangan yang dihimpun Radar di Tempat Kejadian Perkara (TKP), kejadiannya Sabtu (30/8) sekitar pukul 19.30, berawal saat Anisah sedang duduk di depan warung milik orang tuanya Kasan (50) yang terletak di desa setempat Rt.01/04. Seketika datang Mukidi secara tiba-tiba dan langsung mengayunkan golok yang sengaja dibawanya dari rumah berulang kali ke tubuh Anisah. Korbanpun langsung terkapar tak berdaya menerima hujaman senjata tajam pelaku hingga dilarikan ke RSUD Arjawinangun Cirebon. “Saat kejadian saya lagi ngobrol sama tamu di dalam, tiba-tiba ada suara teriakan orang minta tolong. Setelah saya lihat keluar ternyata anak saya tergeletak dengan banyak darah, dan Mukidi sedang berusaha menusukkan golok ke arah perutnya”, jelas Kasan kepada Radar, kemarin sambil menunjukkan tempat jatuhnya Anisah.

Setelah dilakukan pertolongan medis di RSUD Arjawinangun, ternyata nyawa korban tidak dapat tertolong karena beberapa luka bacok sangat parah dalam jumlah banyak. Dan Mukidi yang berusaha bunuh diri setelah menghabisi nyawa korbannya dapat dihentikan warga, sehingga Mukidi yang nyawanya urung melayang sia-sia juga harus mendapat pertolongan tim medis. Tapi, berbeda dengan korbannya, Mukidi menjalani perawatan tim medis RS Bhayangkara Indramayu dengan tambahan borgol yang mengikat kedua tangannya.

Sumber di TKP mengatakan, Mukidi dan Anisah pernah melakukan pernikahan sebanyak dua kali dan pernikahan yang kedua dilakukan 2006 silam. Dari perkawinan pertamanya sekitar 12 tahun yang lalu, pasangan tersebut telah dikaruniai seorang anak yang kini duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Mukidi yang dikenal warga sekitar sebagai peminum minuman keras dan kerap melakukan perjudian, pada perceraiannya yang kedua berusaha untuk meminta rujuk kembali dengan mantan istrinya.

Namun karena ketidak senangan mantan istri dan keluarganya dengan sikap serta perilaku mabok dan judi pelaku, usahanya untuk dapat rujuk kembali tetap tidak menunjukkan hasil yang diharapkan. Sehingga pelaku nekad untuk melakukan aksi pembunuhan dan mencoba bunuh diri. Hal tersebut dilihat dari tulisan tangan pada selembar kertas yang bercambur noda darah, yang isinya menyebutkan “Mukidi – Anisah pegat paksa sampe dua kali, daripada pisah karo Anisah bagen mati suka mati loroane” yang artinya Mukidi – Anisah cerai paksa sampai dua kali, dari pada pisah dengan Anisah lebih baik mati harus mati dua-duanya.

Pada saat melakukan aksinya, pelaku menggunakan sebilah golok yang sengaja di bawanya dari rumah dan kedapatan membawa dua buku surat nikah atas nama Mukidi dan Anisah.

Setelah menjalani perawatan di RS Bhayangkara, pelaku digiring ke Mapolsek Kertasemaya guna dilakukan pemeriksaan dan korban tewas sekitar pukul 09.00 Minggu (31/8) pagi dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat. (tar)

Sumber : Radar Indramayu