Powered By Blogger

Sabtu, 16 Mei 2009

2 Pengendara Motor Tewas Di Jalur Pantura


WIDASARAI—Abroni (46) warga Desa/Kecamatan Lohbener ditemukan dalam keadaan sekarat tidak jauh dari sepeda motornya, Kamis (23/4) sekitar pukul 14.00 di jalur pantura Desa Leuwi Gede Kecamatan Widasari.

Menurut keterangan, korban yang diketahui sebagai pamong Kaur Kesra Desa/Kecamatan Lohbener tersebut dengan mengendarai sepeda motor Honda Revo nopol E 4832 RZ melaju di jalan raya pantura Widasari. Entah apa penyebabnya, korban ditemukan warga dalam kondisi sekarat berada di sebuah jembatan kecil di sisi jalan raya. Dan sepeda motornya yang mengalami rusak parah berada tidak jauh dari lokasi tergeletaknya korban, yakni berada di aliran sungai setempat.

Diduga, tewasnya korban tersebut berawal dari peristiwa tabrak lari yang tidak diketahui seorangpun dengan luka berat di kepala. “Korban memang warga saya, dan kebetulan menjabat sebagai pembantu Lebe (modin) di desa saya,” terang Kuwu Desa Lohbener Zaenal Abidin kepada Radar, kemarin.

Sementara itu, selang beberapa jam kemudian di jalan raya Desa/Kecamatan Widasari, seorang pengendara sepeda motor kembali menjemput ajal sekitar pukul 17.30 WIB.

Dari beberapa sumber di lokasi, kejadian tersebut bermula ketika sebuah sepeda motor Yamaha Vega tanpa plat nomor yang dikemudikan Haerudin (18), dengan membonceng Jejen Hermawan (18) yang keduanya warga Desa Sukadana Kecamatan Tukdana.

Melaju kencang dari simpang tiga Widasari menuju arah Jatibarang, sepeda motor tersebut berusaha menyalip sebuah truk. Tanpa disadarinya, belum juga melewati kendaraan yang disalipnya, mendadak disebuah tikungan muncul truk bermuatan tabung gas elpiji isi 3 kilogram Toyota Dyna nopol E 8515 VE dari arah berlawanan.

Kontan saja, pengemudi truk pengangkut gas Unita (46) warga Desa Jatisura Kecamatan Jatiwangi Majalengka yang dikejutkan dengan munculnya sepeda motor tidak dapat menghindar karena khawatir akan berakibat fatal dengan muatan yang diangkutnya.

Pengendara motorpun tak bias mengelak dan kepalanya menghantam kaca spion truk dan setang kemudinya beradu dengan bodi kanan mobil. Alhasil, motor yang sulit dikendalikan mengakibatkan kepala pengendara menghantam sisi kanan bak mobil dengan keras.

Dari kejadian itu, pengendara dengan kondisi kepala terbelah dan beberapa bagian tubuhnya mengalami patah tulang kontan tewas seketika di TKP, dan Jejen tampak terluka parah di kaki kanan dan sejumlah luka lainnya. “Tadinya mau jalan-jalan,” ucapnya kepada Radar yang terhenti karena teriak kesakitan, kemarin di RS. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Tidak ada komentar:

Pembunuhan Sadis

Tewas Dibacok Mantan Suami

*) Dua Kali Kawin Cerai, Ditolak Minta Rujuk Kembali

SUKAGUMIWANG—Aksi yang dilakukan Romeo dalam kisah film Romeo dan Juliet memang menyita perhatian penontonnya, sedangkan yang dilakukan pelaku terhadap mantan istrinya kemarin apakah meniru adegan film tersebut?

Mukidi (32) warga blok Boros desa Gunungsari kecamatan Sukagumiwang tega menghabisi nyawa wanita yang pernah dinikahinya sebanyak dua kali. Anisah (30), yang masih satu desa tewas mengenaskan dengan luka bacok di bagian kepala, leher, punggung dan kaki.

Keterangan yang dihimpun Radar di Tempat Kejadian Perkara (TKP), kejadiannya Sabtu (30/8) sekitar pukul 19.30, berawal saat Anisah sedang duduk di depan warung milik orang tuanya Kasan (50) yang terletak di desa setempat Rt.01/04. Seketika datang Mukidi secara tiba-tiba dan langsung mengayunkan golok yang sengaja dibawanya dari rumah berulang kali ke tubuh Anisah. Korbanpun langsung terkapar tak berdaya menerima hujaman senjata tajam pelaku hingga dilarikan ke RSUD Arjawinangun Cirebon. “Saat kejadian saya lagi ngobrol sama tamu di dalam, tiba-tiba ada suara teriakan orang minta tolong. Setelah saya lihat keluar ternyata anak saya tergeletak dengan banyak darah, dan Mukidi sedang berusaha menusukkan golok ke arah perutnya”, jelas Kasan kepada Radar, kemarin sambil menunjukkan tempat jatuhnya Anisah.

Setelah dilakukan pertolongan medis di RSUD Arjawinangun, ternyata nyawa korban tidak dapat tertolong karena beberapa luka bacok sangat parah dalam jumlah banyak. Dan Mukidi yang berusaha bunuh diri setelah menghabisi nyawa korbannya dapat dihentikan warga, sehingga Mukidi yang nyawanya urung melayang sia-sia juga harus mendapat pertolongan tim medis. Tapi, berbeda dengan korbannya, Mukidi menjalani perawatan tim medis RS Bhayangkara Indramayu dengan tambahan borgol yang mengikat kedua tangannya.

Sumber di TKP mengatakan, Mukidi dan Anisah pernah melakukan pernikahan sebanyak dua kali dan pernikahan yang kedua dilakukan 2006 silam. Dari perkawinan pertamanya sekitar 12 tahun yang lalu, pasangan tersebut telah dikaruniai seorang anak yang kini duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Mukidi yang dikenal warga sekitar sebagai peminum minuman keras dan kerap melakukan perjudian, pada perceraiannya yang kedua berusaha untuk meminta rujuk kembali dengan mantan istrinya.

Namun karena ketidak senangan mantan istri dan keluarganya dengan sikap serta perilaku mabok dan judi pelaku, usahanya untuk dapat rujuk kembali tetap tidak menunjukkan hasil yang diharapkan. Sehingga pelaku nekad untuk melakukan aksi pembunuhan dan mencoba bunuh diri. Hal tersebut dilihat dari tulisan tangan pada selembar kertas yang bercambur noda darah, yang isinya menyebutkan “Mukidi – Anisah pegat paksa sampe dua kali, daripada pisah karo Anisah bagen mati suka mati loroane” yang artinya Mukidi – Anisah cerai paksa sampai dua kali, dari pada pisah dengan Anisah lebih baik mati harus mati dua-duanya.

Pada saat melakukan aksinya, pelaku menggunakan sebilah golok yang sengaja di bawanya dari rumah dan kedapatan membawa dua buku surat nikah atas nama Mukidi dan Anisah.

Setelah menjalani perawatan di RS Bhayangkara, pelaku digiring ke Mapolsek Kertasemaya guna dilakukan pemeriksaan dan korban tewas sekitar pukul 09.00 Minggu (31/8) pagi dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat. (tar)

Sumber : Radar Indramayu