Powered By Blogger

Rabu, 11 Februari 2009

2 Kritis Keracunan Emping Melinjo


LOHBENER—Ngemil. Merupakan hal yang kerap dilakukan bagi sebagian orang untuk mengisi kekosongan perut ataupun menjadi hobi yang tidak dapat dihilangkan. Tapi jika tidak teliti dan waspada terhadap makanan yang dikonsumsi urusannya bisa berujung musibah.

Dua warga Desa Pamayahan Kecamatan Lohbener, Kastiman (50) warga RT 15/4 dan Udin (60) RT 1/1, keduanya pedagang dan perajin bambu anyam di jalan raya Lohbener – Indramayu. Ketika keduanya menunggu kedatangan pembeli dan pesanan, sambil minum kopi dibawah cuaca mendung dengan tiupan angin yang sedikit menusuk tulang diselingi dengan mengkonsumsi makanan ringan jenis emping melinjo.

Hangat dari kopi panas yang diminumnya, tanpa disadari keduanya, makanan yang dimakan ternyata mengandung sejenis racun. Datangnya racun tersebut, diduga dari hasil pengolahan yang tidak higienis atau memang sudah kadaluwarsa.

Selang beberapa saat, keduanya mulai merasakan mual dan pusing, kepanikan tersebut akhirnya membuat warga sekitar mulai memberikan pertolongan sekedarnya. Namun, karena kondisi keduanya semakin tidak menentu, oleh pihak keluarganya masing-masing segera dilarikan ke RSIZ Jatibarang.

Di dalam ruang UGD, sekitar pukul 13.00 keduanya semakin dalam kondisi yang mengkhawatirkan, karena tidak sadarkan diri dan tidak dapat mengeluarkan zat beracun dari dalam tubuhnya. Tensi darah yang tinggi, denyut jantung dan nadi yang tidak menentu membuat cemas keluarga yang mendampingi saat itu.

Sementara itu, keterangan medis menyebutkan bahwa keduanya terintoxikasi makanan yang mengakibatkan kondisi korban lemah, dan korban harus mendapat perawatan intensif untuk menyelamatkan nyawanya.

Dituturkan beberapa kerabat korban, keduanya memang benar mengalami kondisi tersebut setelah makan emping melinjo. “Kemasan makanannya saya tidak tahu,” kata Susi, putri korban Udin.

Dikatakan saudara kandung Udin juga, seperti biasanya korban membeli makanan untuk bekal di tempat kerja yang disimpan di bagasi sepeda motor. “Kalau lagi nungguin dagangan, biasanya kang Udin dan Kastiman duduk ngobrol sambil ngopi dan makan cemilan,” tutur adik korban yang enggan menyebutkan namanya.

Hingga berita ini ditulis, kedua korban masih berada dalam pengawasan tim medis di rung UGD RSIZ Jatibarang dalam kondisi masih belum sadarkan diri dan sesekali memuntahkan zat yang diduga beracun. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Tidak ada komentar:

Pembunuhan Sadis

Tewas Dibacok Mantan Suami

*) Dua Kali Kawin Cerai, Ditolak Minta Rujuk Kembali

SUKAGUMIWANG—Aksi yang dilakukan Romeo dalam kisah film Romeo dan Juliet memang menyita perhatian penontonnya, sedangkan yang dilakukan pelaku terhadap mantan istrinya kemarin apakah meniru adegan film tersebut?

Mukidi (32) warga blok Boros desa Gunungsari kecamatan Sukagumiwang tega menghabisi nyawa wanita yang pernah dinikahinya sebanyak dua kali. Anisah (30), yang masih satu desa tewas mengenaskan dengan luka bacok di bagian kepala, leher, punggung dan kaki.

Keterangan yang dihimpun Radar di Tempat Kejadian Perkara (TKP), kejadiannya Sabtu (30/8) sekitar pukul 19.30, berawal saat Anisah sedang duduk di depan warung milik orang tuanya Kasan (50) yang terletak di desa setempat Rt.01/04. Seketika datang Mukidi secara tiba-tiba dan langsung mengayunkan golok yang sengaja dibawanya dari rumah berulang kali ke tubuh Anisah. Korbanpun langsung terkapar tak berdaya menerima hujaman senjata tajam pelaku hingga dilarikan ke RSUD Arjawinangun Cirebon. “Saat kejadian saya lagi ngobrol sama tamu di dalam, tiba-tiba ada suara teriakan orang minta tolong. Setelah saya lihat keluar ternyata anak saya tergeletak dengan banyak darah, dan Mukidi sedang berusaha menusukkan golok ke arah perutnya”, jelas Kasan kepada Radar, kemarin sambil menunjukkan tempat jatuhnya Anisah.

Setelah dilakukan pertolongan medis di RSUD Arjawinangun, ternyata nyawa korban tidak dapat tertolong karena beberapa luka bacok sangat parah dalam jumlah banyak. Dan Mukidi yang berusaha bunuh diri setelah menghabisi nyawa korbannya dapat dihentikan warga, sehingga Mukidi yang nyawanya urung melayang sia-sia juga harus mendapat pertolongan tim medis. Tapi, berbeda dengan korbannya, Mukidi menjalani perawatan tim medis RS Bhayangkara Indramayu dengan tambahan borgol yang mengikat kedua tangannya.

Sumber di TKP mengatakan, Mukidi dan Anisah pernah melakukan pernikahan sebanyak dua kali dan pernikahan yang kedua dilakukan 2006 silam. Dari perkawinan pertamanya sekitar 12 tahun yang lalu, pasangan tersebut telah dikaruniai seorang anak yang kini duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Mukidi yang dikenal warga sekitar sebagai peminum minuman keras dan kerap melakukan perjudian, pada perceraiannya yang kedua berusaha untuk meminta rujuk kembali dengan mantan istrinya.

Namun karena ketidak senangan mantan istri dan keluarganya dengan sikap serta perilaku mabok dan judi pelaku, usahanya untuk dapat rujuk kembali tetap tidak menunjukkan hasil yang diharapkan. Sehingga pelaku nekad untuk melakukan aksi pembunuhan dan mencoba bunuh diri. Hal tersebut dilihat dari tulisan tangan pada selembar kertas yang bercambur noda darah, yang isinya menyebutkan “Mukidi – Anisah pegat paksa sampe dua kali, daripada pisah karo Anisah bagen mati suka mati loroane” yang artinya Mukidi – Anisah cerai paksa sampai dua kali, dari pada pisah dengan Anisah lebih baik mati harus mati dua-duanya.

Pada saat melakukan aksinya, pelaku menggunakan sebilah golok yang sengaja di bawanya dari rumah dan kedapatan membawa dua buku surat nikah atas nama Mukidi dan Anisah.

Setelah menjalani perawatan di RS Bhayangkara, pelaku digiring ke Mapolsek Kertasemaya guna dilakukan pemeriksaan dan korban tewas sekitar pukul 09.00 Minggu (31/8) pagi dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat. (tar)

Sumber : Radar Indramayu