Powered By Blogger

Selasa, 03 Februari 2009

Janda Pedagang Rumbah Tewas Gandir




*) Sakit tak kunjung sembuh “ingin tidur tenang”

JATIBARANG—Kabar menggemparkan sontak menggegerkan warga Desa Bulak Kecamatan Jatibarang dengan ditemukannya jasad manusia yang sudah tidak bernyawa menggantung pada seutas tali, Sabtu (31/1) sekitar pukul 11.30 di dalam rumah.

Keterangan yang diperoleh Radar di lokasi, tubuh tak bernyawa yang menggantung di tengah malam tersebut tidak lain Taspen binti Madrupi (48) warga RT 5/1 Blok Roma Desa Bulak Jatibarang. Diketahuinya korban tewas dalam kondisi tersebut ketika pemilik rumahnya yang merupakan adik korban, Catem (40) terbangun dari tidurnya dan meraba tempat korban yang semula tidur satu ranjang.

Karena tangannya tidak menyentuh tubuh korban dan hanya mendapati selembar kain, maka Catem berniat keluar kamar mencari kakaknya. Namun, baru saja membuka pintu kamar langsung dikagetkan dengan seonggok tubuh manusia yang tergantung pada seutas tali tambang plastik yang disambung kain kerudung.

Terkejut bukan kepalang, teriakan minta tolong yang memecah keheningan tengah malam terdengar oleh banyak warga. Tidak lama kemudian, warga berduyun-duyun mencari tahu mendatangi sumber suara. Tangisan memilukan mengiringi kepergian janda yang dikenal sebagai pedagang rumbah keliling untuk selamanya.

Beberapa saat kemudian, petugas Polsektif Jatibarang yang mendapat laporan warga segera tiba dan mengamankan tempat kejadian perkara (TKP) dengan memasang garis polisi, dan disusul kedatangan tim identifikasi Polres Indramayu.

Dituturkan Catem, sore harinya korban ijin untuk numpang tidur di rumahnya dengan alasan ingin tidur tenang. Dan selama ini yang sering dikeluhkan korban yakni, tidak ada ketenangan saat siang dan malam hari terutama untuk istirahat tidur. Hal tersebut sangat berhubungan dengan penyakit jantung yang dideritanya sejak beberapa tahun silam yang belum juga kunjung sembuh. “Sudah pernah berobat ke 4 dokter spesialis tapi penyakit tidak sembuh-sembuh,” katanya kepada Radar.

Dijelaskannya, sejak selesai berobat kepada sejumlah dokter spesialis jantung tersebut, diputuskannya untuk mengkonsumsi obat-obatan tradisional karena terkendala biaya perobatan yang harus dibayar mahal.

Korban yang melakukan aksi bunuh diri dengan jalan mengakhiri hidupnya menggunakan cara yang tidak wajar tersebut, diduga karena putus asa dalam menghadapi persoalan hidupnya.

Korban berhasil dievakuasi oleh petugas kepolisian dan keluarga sekitar pukul 01.15, dan setelah dilakukan proses identifikasi korban dibawa ke RSIZ Jatibarang guna kepentingan visum.

Saat dikonfirmasi, Kapolsektif Jatibarang AKP Sumari SH menerangkan bahwa korban meninggal dengan cara bunuh diri dengan cara memasang tali tambang plastik dan kain kerudung yang dililitkan pada sebuah batang kayu kerangka rumah. “Jarak anatar kayu yang digunakan untuk menambatkan tambang ke lantai sekitar 3,07 meter. Hasil visum oleh tim medis menerangkan bahwa lidah korban menjulur dan ditemukan kotoran pada dubur, dan pada tali ditemukan simpul hidup,” bebernya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Tidak ada komentar:

Pembunuhan Sadis

Tewas Dibacok Mantan Suami

*) Dua Kali Kawin Cerai, Ditolak Minta Rujuk Kembali

SUKAGUMIWANG—Aksi yang dilakukan Romeo dalam kisah film Romeo dan Juliet memang menyita perhatian penontonnya, sedangkan yang dilakukan pelaku terhadap mantan istrinya kemarin apakah meniru adegan film tersebut?

Mukidi (32) warga blok Boros desa Gunungsari kecamatan Sukagumiwang tega menghabisi nyawa wanita yang pernah dinikahinya sebanyak dua kali. Anisah (30), yang masih satu desa tewas mengenaskan dengan luka bacok di bagian kepala, leher, punggung dan kaki.

Keterangan yang dihimpun Radar di Tempat Kejadian Perkara (TKP), kejadiannya Sabtu (30/8) sekitar pukul 19.30, berawal saat Anisah sedang duduk di depan warung milik orang tuanya Kasan (50) yang terletak di desa setempat Rt.01/04. Seketika datang Mukidi secara tiba-tiba dan langsung mengayunkan golok yang sengaja dibawanya dari rumah berulang kali ke tubuh Anisah. Korbanpun langsung terkapar tak berdaya menerima hujaman senjata tajam pelaku hingga dilarikan ke RSUD Arjawinangun Cirebon. “Saat kejadian saya lagi ngobrol sama tamu di dalam, tiba-tiba ada suara teriakan orang minta tolong. Setelah saya lihat keluar ternyata anak saya tergeletak dengan banyak darah, dan Mukidi sedang berusaha menusukkan golok ke arah perutnya”, jelas Kasan kepada Radar, kemarin sambil menunjukkan tempat jatuhnya Anisah.

Setelah dilakukan pertolongan medis di RSUD Arjawinangun, ternyata nyawa korban tidak dapat tertolong karena beberapa luka bacok sangat parah dalam jumlah banyak. Dan Mukidi yang berusaha bunuh diri setelah menghabisi nyawa korbannya dapat dihentikan warga, sehingga Mukidi yang nyawanya urung melayang sia-sia juga harus mendapat pertolongan tim medis. Tapi, berbeda dengan korbannya, Mukidi menjalani perawatan tim medis RS Bhayangkara Indramayu dengan tambahan borgol yang mengikat kedua tangannya.

Sumber di TKP mengatakan, Mukidi dan Anisah pernah melakukan pernikahan sebanyak dua kali dan pernikahan yang kedua dilakukan 2006 silam. Dari perkawinan pertamanya sekitar 12 tahun yang lalu, pasangan tersebut telah dikaruniai seorang anak yang kini duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Mukidi yang dikenal warga sekitar sebagai peminum minuman keras dan kerap melakukan perjudian, pada perceraiannya yang kedua berusaha untuk meminta rujuk kembali dengan mantan istrinya.

Namun karena ketidak senangan mantan istri dan keluarganya dengan sikap serta perilaku mabok dan judi pelaku, usahanya untuk dapat rujuk kembali tetap tidak menunjukkan hasil yang diharapkan. Sehingga pelaku nekad untuk melakukan aksi pembunuhan dan mencoba bunuh diri. Hal tersebut dilihat dari tulisan tangan pada selembar kertas yang bercambur noda darah, yang isinya menyebutkan “Mukidi – Anisah pegat paksa sampe dua kali, daripada pisah karo Anisah bagen mati suka mati loroane” yang artinya Mukidi – Anisah cerai paksa sampai dua kali, dari pada pisah dengan Anisah lebih baik mati harus mati dua-duanya.

Pada saat melakukan aksinya, pelaku menggunakan sebilah golok yang sengaja di bawanya dari rumah dan kedapatan membawa dua buku surat nikah atas nama Mukidi dan Anisah.

Setelah menjalani perawatan di RS Bhayangkara, pelaku digiring ke Mapolsek Kertasemaya guna dilakukan pemeriksaan dan korban tewas sekitar pukul 09.00 Minggu (31/8) pagi dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat. (tar)

Sumber : Radar Indramayu