Powered By Blogger

Kamis, 18 September 2008

Lagi, 2 Warga Tewas Usai Pesta Miras

INDRAMAYU – Disaat Polisi masih melakukan penyelidikan kasus tewasnya 17 orang warga Indramayu yang diduga akibat menenggak minuman keras (miras) beracun, petaka justru kembali terjadi.

Dua orang warga Desa Karanganyar RT 02 RW 06 Kecamatan Kandanghaur, yakni Khadiah (60) dan T Siregar (60), meregang nyawa Kamis (18/9) usai pesta miras dimalam sebelumnya.

Keduanya meninggal dunia pada tempat dan waktu yang berbeda. Khadiah, tewas sekitar pukul 10.00 pagi di rumahnya. Sedangkan T Siregar, menjemput maut pukul 13.30 disaat sedang mendapat perawatan medis di UGD Rumkit Bhayangkara Tingkat IV Indramayu Losarang.

Para korban miras itu diduga mengonsumsi produk yang sama, yakni miras merek Vodka Blending (gemuk) dioplos beberapa jenis minuman suplemen.

Informasi yang dihimpun Radar, pesta berujung kematian tersebut, digelar pada Rabu malam (17/9) kemarin dikediaman T Siregar. Minum-minuman keras bersama itu diikuti empat orang. Dua orang lainnya yaitu Kadirah (48) dan Yus (45).

Kadirah yang tinggal di RT 03 RW kondisinya mengalami kritis. Sedangkan Yus warga Desa Kalijati, Kabupaten Subang, belum diketahui nasibnya. Belakangan diketahui, Yus adalah salah satu anggota Polres Subang yang pernah menetap lama di desa tersebut. Mereka adalah saksi kunci kasus itu.

“Pestanya malam Kamis. Tapi, peristiwa itu memang baru diketahui hari ini (kemarin, Red) setelah ada korban meninggal,” ungkap Roso (45) salah satu kerabat Khadiah.

Dituturkannya, empat orang tersebut memang sering mengadakan pesta miras bareng-bareng. Meski usia mereka sudah uzur, kebiasaan itu sulit dihilangkan meskipun disaat bulan puasa. Selama pesta berlangsung, para peserta tak menunjukkan gelagat mencurigakan. Di antara mereka tak ada yang mengeluh sakit. Bahkan, usai pesta, mereka kembali kerumahnya masing-masing.

Namun esok harinya, efek racun didalam kandungan minuman beralkohol itu mulai bekerja. Khadiah mengalami muntah dan kejang-kejang. Meski kondisinya kritis, bapak 8 orang anak ini tidak dilarikan ke RS. Tak ayal, ketika pagi menjelang siang, korban meninggal dunia dikediamannya.

Sebelum meninggal, Khadiah memang sempat mengeluh kepada salah satu anaknya perihal perutnya yang sakit. “Saat pulang ke rumah, dia memang terlihat mabuk. Dia sempat mengeluh. Tapi, terus tidur,” kata Roso menirukan ucapan salah satu anak korban.

Kondisi serupa juga dialami T Siregar. Pria asal Batak ini, tiba-tiba ambruk ketika baru pulang kerumahnya. Bapak 6 orang anak ini lantas dilarikan ke Rumkit Bhayangkara Losarang sekitar pukul 13.10 siang.

Selang 25 menit kemudian atau sekitar pukul 13.35, nyawa korban tidak tertolong lantaran kondisinya sangat kritis. “Dia sempat ditolong, tapi kemudian, saya diberi tahu dia sudah meninggal,” ujar Suma (44) tetangga korban.

Jenazah Khadiah langsung dimakamkan pihak keluarga sore harinya di TPU Blok Blaklak Desa setempat. Sedangkan jasad T Siregar yang baru tiba sore hari, belum ditentukan kapan dan dimana tempat korban akan dikubur.

Sedangkan satu peserta pesta miras lainnya, yakni Kadirah kondisinya mengalami kritis dan masih mendapatkan pertolongan medis. “Setelah mendengar dua temannya mati, Kadirah ketakutan,” lanjut Suma.

Mendapati dua warganya meninggal dunia, jajaran Polsektif Kandanghaur beserta aparat pemerintah setempat langsung melakukan penyidikan di TKP. Hingga tadi malam, petugas masih mengumpulkan keterangan dari beberapa warga serta korban yang masih hidup.

Dengan meninggalnya dua korban terakhir, berarti wabah maut miras beracun sudah merenggut 19 nyawa warga Indramayu. (kho)

sumber : Radar Cirebon - Radar Indramayu

Tidak ada komentar:

Pembunuhan Sadis

Tewas Dibacok Mantan Suami

*) Dua Kali Kawin Cerai, Ditolak Minta Rujuk Kembali

SUKAGUMIWANG—Aksi yang dilakukan Romeo dalam kisah film Romeo dan Juliet memang menyita perhatian penontonnya, sedangkan yang dilakukan pelaku terhadap mantan istrinya kemarin apakah meniru adegan film tersebut?

Mukidi (32) warga blok Boros desa Gunungsari kecamatan Sukagumiwang tega menghabisi nyawa wanita yang pernah dinikahinya sebanyak dua kali. Anisah (30), yang masih satu desa tewas mengenaskan dengan luka bacok di bagian kepala, leher, punggung dan kaki.

Keterangan yang dihimpun Radar di Tempat Kejadian Perkara (TKP), kejadiannya Sabtu (30/8) sekitar pukul 19.30, berawal saat Anisah sedang duduk di depan warung milik orang tuanya Kasan (50) yang terletak di desa setempat Rt.01/04. Seketika datang Mukidi secara tiba-tiba dan langsung mengayunkan golok yang sengaja dibawanya dari rumah berulang kali ke tubuh Anisah. Korbanpun langsung terkapar tak berdaya menerima hujaman senjata tajam pelaku hingga dilarikan ke RSUD Arjawinangun Cirebon. “Saat kejadian saya lagi ngobrol sama tamu di dalam, tiba-tiba ada suara teriakan orang minta tolong. Setelah saya lihat keluar ternyata anak saya tergeletak dengan banyak darah, dan Mukidi sedang berusaha menusukkan golok ke arah perutnya”, jelas Kasan kepada Radar, kemarin sambil menunjukkan tempat jatuhnya Anisah.

Setelah dilakukan pertolongan medis di RSUD Arjawinangun, ternyata nyawa korban tidak dapat tertolong karena beberapa luka bacok sangat parah dalam jumlah banyak. Dan Mukidi yang berusaha bunuh diri setelah menghabisi nyawa korbannya dapat dihentikan warga, sehingga Mukidi yang nyawanya urung melayang sia-sia juga harus mendapat pertolongan tim medis. Tapi, berbeda dengan korbannya, Mukidi menjalani perawatan tim medis RS Bhayangkara Indramayu dengan tambahan borgol yang mengikat kedua tangannya.

Sumber di TKP mengatakan, Mukidi dan Anisah pernah melakukan pernikahan sebanyak dua kali dan pernikahan yang kedua dilakukan 2006 silam. Dari perkawinan pertamanya sekitar 12 tahun yang lalu, pasangan tersebut telah dikaruniai seorang anak yang kini duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Mukidi yang dikenal warga sekitar sebagai peminum minuman keras dan kerap melakukan perjudian, pada perceraiannya yang kedua berusaha untuk meminta rujuk kembali dengan mantan istrinya.

Namun karena ketidak senangan mantan istri dan keluarganya dengan sikap serta perilaku mabok dan judi pelaku, usahanya untuk dapat rujuk kembali tetap tidak menunjukkan hasil yang diharapkan. Sehingga pelaku nekad untuk melakukan aksi pembunuhan dan mencoba bunuh diri. Hal tersebut dilihat dari tulisan tangan pada selembar kertas yang bercambur noda darah, yang isinya menyebutkan “Mukidi – Anisah pegat paksa sampe dua kali, daripada pisah karo Anisah bagen mati suka mati loroane” yang artinya Mukidi – Anisah cerai paksa sampai dua kali, dari pada pisah dengan Anisah lebih baik mati harus mati dua-duanya.

Pada saat melakukan aksinya, pelaku menggunakan sebilah golok yang sengaja di bawanya dari rumah dan kedapatan membawa dua buku surat nikah atas nama Mukidi dan Anisah.

Setelah menjalani perawatan di RS Bhayangkara, pelaku digiring ke Mapolsek Kertasemaya guna dilakukan pemeriksaan dan korban tewas sekitar pukul 09.00 Minggu (31/8) pagi dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat. (tar)

Sumber : Radar Indramayu