Powered By Blogger

Jumat, 12 September 2008

Otok-Otok Hanguskan Rumah, Pantura Macet 10 km

WIDASARI—Saat ba’da Ashar yang dimanfaatkan warga muslim untuk ngabuburit menunggu tibanya waktu berbuka, di desa Kongsijaya kecamatan Widasari saat ngabuburit warga diisi dengan peristiwa memilukan dengan terbakarnya sebuah rumah warga tanpa ada sisa sedikitpun, Jum’at (12/9).

Berdasarkan informasi yang dihimpun Radar di lokasi, peristiwa kebakaran yang menghanguskan rumah pasangan suami istri Sayidi (47) dan Yati (35) yang terletak di Rt. 03/02 desa Kongsijaya. Menurut keterangan beberapa sumber, munculnya api berasal dari teras rumah korban persis di depan pintu masuk. Dan di teras rumah korban tersebut terdapat sebuah toko kelontong disebelah kanan dan wartel di sebelah kirinya, yang keduanya merupakan lahan pekerjaan korban.

Munculnya api pertama kali diduga berasal dari percikan api sebuah mainan anak-anak, mainan berupa otok-otok (perahu kecil terbuat dari seng yang pengoperasiannya menggunakan nyala api agar dapat berjalan mengelilingi baskom berisi air, red) yang dimainkan anak korban yakni Dedi (9) dan Nuraeni (6). Namun, entah apa penyebabnya sekitar pukul 16.00 wib mainan yang sedang menjadi hiburan itu tiba-tiba api kecil yang dimanfaatkan anak-anak langsung menyambar seisi ruangan yang konon disekitar tempat anak-anak bermain tersebut terdapat sejenis bahan bakar bensin.

Kobaran apipun semakin membesar dan merembet ke bagian rumah lainnya hingga membesar dan sulit dipadamkan, padahal beberapa warga sekitar yang mengetahui awal kejadian tersebut berupaya untuk dapat memadamkannya dengan alat dan air seadanya. Tapi usaha warga ternyata sia-sia dan api terus mengamuk seakan tanpa ampun kepada yang mempermainkannya.

Hingga akhirnya api dapat segera dijinakkan dengan tibanya 4 unit kendaraan dari dinas pemadam kebakaran kabupaten Indramayu yang dikerahkan untuk menundukkan jilatan api tersebut, bahkan beberapa kendaraan pemadam sempat kehabisan stok air dan segera melakukan pengisian di sumber air terdekat. Tapi, ganasnya api tetap membakar ludes rumah seisinya sampai akhirnya tak ada lagi sumber api hingga hamper tibanya waktu maghrib. “Awalnya kami berusaha memadamkan api hanya menggunakan air dan alat seadanya saja, bahkan kerikil yang ada di bahu jalan menjadi sasaran untuk melakukan pemadaman. Tapi apinya terus membesar, kami kewalahan sekali”, ujar warga setempat Asep (40) saat ditanya Radar, kemarin di lokasi.

Pantauan Radar saat api padam, seisi rumah sudah berubah warna menjadi hitam dan gosong. Korban Sayidi diketahui yakni sebagai pegawai di dinas PU Bina Marga kabupaten Indramayu.

Letak rumah korban yang berada di pinggir jalur Pantura Widasari tersebut, sempat memacetkan arus lalu lintas dari arah Jakarta tujuan Cirebon hingga sepanjang 10 kilometer.

Dalam peristiwa tersebut tidak ada korban jiwa, hanya saja pemilik rumah Sayidi mengalami luka serius di bagian tangan kanan. Luka yang ditimbulkan karena korban berusaha memecahkan kaca untuk segera menyelamatkan sebuah sepeda motor dan surat penting.

Hingga berita ini ditulis, kerugian dalam peristiwa kebakaran yang secepat kilat menghanguskan rumah seisinya belum dapat dipastikan nominalnya. Sedangkan dari hasil olah TKP Satreskrim Polres Indramayu, di titik awal terjadinya kebakaran ditemukan sebuah baskom air, lampu cempor, korek api kayu dan perahu mainan otok-otok dan selanjutnya diamankan untuk dilakukan penyidikan lebih lanjut. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Tidak ada komentar:

Pembunuhan Sadis

Tewas Dibacok Mantan Suami

*) Dua Kali Kawin Cerai, Ditolak Minta Rujuk Kembali

SUKAGUMIWANG—Aksi yang dilakukan Romeo dalam kisah film Romeo dan Juliet memang menyita perhatian penontonnya, sedangkan yang dilakukan pelaku terhadap mantan istrinya kemarin apakah meniru adegan film tersebut?

Mukidi (32) warga blok Boros desa Gunungsari kecamatan Sukagumiwang tega menghabisi nyawa wanita yang pernah dinikahinya sebanyak dua kali. Anisah (30), yang masih satu desa tewas mengenaskan dengan luka bacok di bagian kepala, leher, punggung dan kaki.

Keterangan yang dihimpun Radar di Tempat Kejadian Perkara (TKP), kejadiannya Sabtu (30/8) sekitar pukul 19.30, berawal saat Anisah sedang duduk di depan warung milik orang tuanya Kasan (50) yang terletak di desa setempat Rt.01/04. Seketika datang Mukidi secara tiba-tiba dan langsung mengayunkan golok yang sengaja dibawanya dari rumah berulang kali ke tubuh Anisah. Korbanpun langsung terkapar tak berdaya menerima hujaman senjata tajam pelaku hingga dilarikan ke RSUD Arjawinangun Cirebon. “Saat kejadian saya lagi ngobrol sama tamu di dalam, tiba-tiba ada suara teriakan orang minta tolong. Setelah saya lihat keluar ternyata anak saya tergeletak dengan banyak darah, dan Mukidi sedang berusaha menusukkan golok ke arah perutnya”, jelas Kasan kepada Radar, kemarin sambil menunjukkan tempat jatuhnya Anisah.

Setelah dilakukan pertolongan medis di RSUD Arjawinangun, ternyata nyawa korban tidak dapat tertolong karena beberapa luka bacok sangat parah dalam jumlah banyak. Dan Mukidi yang berusaha bunuh diri setelah menghabisi nyawa korbannya dapat dihentikan warga, sehingga Mukidi yang nyawanya urung melayang sia-sia juga harus mendapat pertolongan tim medis. Tapi, berbeda dengan korbannya, Mukidi menjalani perawatan tim medis RS Bhayangkara Indramayu dengan tambahan borgol yang mengikat kedua tangannya.

Sumber di TKP mengatakan, Mukidi dan Anisah pernah melakukan pernikahan sebanyak dua kali dan pernikahan yang kedua dilakukan 2006 silam. Dari perkawinan pertamanya sekitar 12 tahun yang lalu, pasangan tersebut telah dikaruniai seorang anak yang kini duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Mukidi yang dikenal warga sekitar sebagai peminum minuman keras dan kerap melakukan perjudian, pada perceraiannya yang kedua berusaha untuk meminta rujuk kembali dengan mantan istrinya.

Namun karena ketidak senangan mantan istri dan keluarganya dengan sikap serta perilaku mabok dan judi pelaku, usahanya untuk dapat rujuk kembali tetap tidak menunjukkan hasil yang diharapkan. Sehingga pelaku nekad untuk melakukan aksi pembunuhan dan mencoba bunuh diri. Hal tersebut dilihat dari tulisan tangan pada selembar kertas yang bercambur noda darah, yang isinya menyebutkan “Mukidi – Anisah pegat paksa sampe dua kali, daripada pisah karo Anisah bagen mati suka mati loroane” yang artinya Mukidi – Anisah cerai paksa sampai dua kali, dari pada pisah dengan Anisah lebih baik mati harus mati dua-duanya.

Pada saat melakukan aksinya, pelaku menggunakan sebilah golok yang sengaja di bawanya dari rumah dan kedapatan membawa dua buku surat nikah atas nama Mukidi dan Anisah.

Setelah menjalani perawatan di RS Bhayangkara, pelaku digiring ke Mapolsek Kertasemaya guna dilakukan pemeriksaan dan korban tewas sekitar pukul 09.00 Minggu (31/8) pagi dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat. (tar)

Sumber : Radar Indramayu