Powered By Blogger

Rabu, 03 Desember 2008

3 Kritis Makan Ayam Goreng


JATIBARANG—Sedikitnya 3 warga mengalami masa kritis setelah memakan ayam goreng yang dibelinya dari sebuah kedai makan kaki lima di kawasan Soakan Desa Jayalaksana Kecamatan Kedokanbunder.

Ketiganya merupakan satu keluarga, yakni Muktar (35) dan istrinya Darinih (30) juga adiknya Suparmi (26) warga Desa Jayawinangun RT 02/04 Kecamatan Kedokanbunder.

Dikatakan ketiganya, pada Jum’at (14/11) malam sekitar pukul 22.00 nasi bungkus dengan ayam goreng menu sebuah kedai makan kaki lima Lamongan tersebut di belinya sebanyak 4 bungkus oleh salah satu anggota keluarganya. Keempat bungkus nasi ayam goreng tersebut dimakan oleh keempat anggota keluarga yang tiga diantaranya mengaku keracunan, tapi satu dari keempatnya selamat karena setelah makan langsung minum air hangat.

Karena kondisi ketiganya tidak juga kunjung membaik, maka pihak keluarga memutuskan merujuk ketiganya ke RS tersebut pada dini harinya. Dalam kondisi kritis, ketiganya tiba di RS sekitar pukul 04.50 dan langsung mendapat tindakan pertolongan oleh tim medis.

Menurut ketiganya, ayam goreng yang dikonsumsinya tersebut warnanya sudah berubah dan baunya sudah mulai membusuk. Biasanya, ayam goreng yang dibelinya di tempat tersebut dalam kondisi kering dan aman-aman saja dimakan, dan berbeda sekali dengan kondisi ayam goreng yang saat itu masih menjadi menu utamanya tampak basah berair. “Satu jam setelah makan kami bertiga merasakan hal yang sama, yakni mual-mual dan pusing bahkan sempat muntah darah,” tutur Suparmi kepada Radar, Sabtu (15/11) di ruang perawatan Marwah RSI Zam Zam Jatibarang.

Sementara itu, tim medis RSI Zam Zam Jatibarang Dr H Wawan Ridwan melalui Dr Tanti Darmawanti saat dikonfirmasi mengatakan, sejauh ini mengenai status keracunan masih belum dapat dipastikan karena bahan makanan yang dimakan ketiganya sudah dikirim ke Dinas Kesehatan dan pihaknya belum menerima hasilnya. “Kalau dilihat dari gejala klinisnya memang mengarah ke keracunan, tapi kami tetap menunggu hasil pemeriksaan sample bahan makanan yang sudah dikirim ke dinas kesehatan,” jelas Tanti.

Sedangkan darah yang dikeluarkan korban saat muntah, bisa terjadi karena ada luka yang terdapat dalam pencernaan. Diduga, ayam goreng yang dikonsumsi korban mengandung zat kimia atau daging ayam yang sudah basi.

Selain itu, penangan tim medis bagi korban yang sudah langsung di lakukan yakni dengan memberikan pertolongan melalui pemeriksaan dan obat-obatan. “Pada saat masuk UGD, korban langsung diberi infuse untuk menghindari terjadinya dehidrasi sehubungan dengan muntah-muntah yang mengeluarkan banyak cairan. Dan kami pun terus melakukan upaya pemeriksaan secara berkelanjutan dengan memberikan obat-obatan terhadap para pasien,” tandasnya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Tidak ada komentar:

Pembunuhan Sadis

Tewas Dibacok Mantan Suami

*) Dua Kali Kawin Cerai, Ditolak Minta Rujuk Kembali

SUKAGUMIWANG—Aksi yang dilakukan Romeo dalam kisah film Romeo dan Juliet memang menyita perhatian penontonnya, sedangkan yang dilakukan pelaku terhadap mantan istrinya kemarin apakah meniru adegan film tersebut?

Mukidi (32) warga blok Boros desa Gunungsari kecamatan Sukagumiwang tega menghabisi nyawa wanita yang pernah dinikahinya sebanyak dua kali. Anisah (30), yang masih satu desa tewas mengenaskan dengan luka bacok di bagian kepala, leher, punggung dan kaki.

Keterangan yang dihimpun Radar di Tempat Kejadian Perkara (TKP), kejadiannya Sabtu (30/8) sekitar pukul 19.30, berawal saat Anisah sedang duduk di depan warung milik orang tuanya Kasan (50) yang terletak di desa setempat Rt.01/04. Seketika datang Mukidi secara tiba-tiba dan langsung mengayunkan golok yang sengaja dibawanya dari rumah berulang kali ke tubuh Anisah. Korbanpun langsung terkapar tak berdaya menerima hujaman senjata tajam pelaku hingga dilarikan ke RSUD Arjawinangun Cirebon. “Saat kejadian saya lagi ngobrol sama tamu di dalam, tiba-tiba ada suara teriakan orang minta tolong. Setelah saya lihat keluar ternyata anak saya tergeletak dengan banyak darah, dan Mukidi sedang berusaha menusukkan golok ke arah perutnya”, jelas Kasan kepada Radar, kemarin sambil menunjukkan tempat jatuhnya Anisah.

Setelah dilakukan pertolongan medis di RSUD Arjawinangun, ternyata nyawa korban tidak dapat tertolong karena beberapa luka bacok sangat parah dalam jumlah banyak. Dan Mukidi yang berusaha bunuh diri setelah menghabisi nyawa korbannya dapat dihentikan warga, sehingga Mukidi yang nyawanya urung melayang sia-sia juga harus mendapat pertolongan tim medis. Tapi, berbeda dengan korbannya, Mukidi menjalani perawatan tim medis RS Bhayangkara Indramayu dengan tambahan borgol yang mengikat kedua tangannya.

Sumber di TKP mengatakan, Mukidi dan Anisah pernah melakukan pernikahan sebanyak dua kali dan pernikahan yang kedua dilakukan 2006 silam. Dari perkawinan pertamanya sekitar 12 tahun yang lalu, pasangan tersebut telah dikaruniai seorang anak yang kini duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Mukidi yang dikenal warga sekitar sebagai peminum minuman keras dan kerap melakukan perjudian, pada perceraiannya yang kedua berusaha untuk meminta rujuk kembali dengan mantan istrinya.

Namun karena ketidak senangan mantan istri dan keluarganya dengan sikap serta perilaku mabok dan judi pelaku, usahanya untuk dapat rujuk kembali tetap tidak menunjukkan hasil yang diharapkan. Sehingga pelaku nekad untuk melakukan aksi pembunuhan dan mencoba bunuh diri. Hal tersebut dilihat dari tulisan tangan pada selembar kertas yang bercambur noda darah, yang isinya menyebutkan “Mukidi – Anisah pegat paksa sampe dua kali, daripada pisah karo Anisah bagen mati suka mati loroane” yang artinya Mukidi – Anisah cerai paksa sampai dua kali, dari pada pisah dengan Anisah lebih baik mati harus mati dua-duanya.

Pada saat melakukan aksinya, pelaku menggunakan sebilah golok yang sengaja di bawanya dari rumah dan kedapatan membawa dua buku surat nikah atas nama Mukidi dan Anisah.

Setelah menjalani perawatan di RS Bhayangkara, pelaku digiring ke Mapolsek Kertasemaya guna dilakukan pemeriksaan dan korban tewas sekitar pukul 09.00 Minggu (31/8) pagi dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat. (tar)

Sumber : Radar Indramayu