Powered By Blogger

Rabu, 03 Desember 2008

KA Argo Muria Anjlok




*) Melaju Zig Zag Sepanjang Satu Kilometer

LELEA – Kereta api kelas eksekutif KA Argo Muria jurusan Gambir – Semarang yang berangkat dari satasiun Gambir pada pukul 07.30 anjlok di Desa Telagasari Kecamatan Lelea sekira pukul 09.25 Minggu (26/10).

Berdasarkan keterangan, lokomotof yang membawa serta rangkaian 7 gerbong penumpang, 1 gerbong kereta makan dan 1 gerbong kereta pembangkit mengalami musibah anjlok tersebut karena pada salah satu gerbongnya mengalami kerusakan pada bagian roda. Satu gerbong yang anjlok dan terseret sekitar dua kilometer saat akan memasuki stasiun Telagasari oleh lokomotifnya yakni gerbong pembangkit yang berada tepat di belakang lokomotif.

Kronologinya, pada saat KA Argo Muria yang datang dari arah Jakarta sekitar dua kilometer akan memasuki stasiun Telagasari tepatnya di Desa Karangsari, roda gerbong pembangkit mengalami patah as. Dan masinisnya, Sutarjo berusaha melakukan pengendalian dengan mengurangi laju kereta. Tapi ketika satu kilometer yang dilewatinya, KA tiba di satu wesel (pemisah jalur), ternyata as roda yang patah memaksa wesel membuka dengan sendirinya.

Secara otomatis pula, akibat wesel yang terbuka tersebut kereta berjalan zig zag dengan lokomotif tetap melaju pada rel yang digunakan (jalur hulu), dan rangkaian gerbong lainnya melaju pada jalur yang berada disebelahnya (jalur hilir) untuk jalur kearah Jakarta . Dan tragisnya, dengan jarak satu kilometer kereta pembangkit yang terseret tetap mampu menarik rangkaian gerbong lain di belakangnya.

Akibat kejadian itu, sedikitnya 10 jadwal perjalanan kereta api terganggu hingga proses evakuasi, bantalan dan rel mengalami kerusakan sepanjang dua kilometer. “Sementara ini belum ada kepastian penyebab anjloknya KA Argo Muria, karena kami belum menerima laporan dari pihak teknis. Dan dugaan sementara karena gerbong pembangkit mengalami patah as roda, sehingga wesel dipaksa membuka oleh gerbong yang anjlok tersebut,” ungkap Kepala Stasiun Telagasari Agus Salim kepada Radar, kemarin di lokasi.

Peristiwa yang dipastikan menyebabkan kerugian pihak PT KAI tersebut beruntungnya tidak menimbulkan korban jiwa baik penumpang maupun warga sekitar. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Tidak ada komentar:

Pembunuhan Sadis

Tewas Dibacok Mantan Suami

*) Dua Kali Kawin Cerai, Ditolak Minta Rujuk Kembali

SUKAGUMIWANG—Aksi yang dilakukan Romeo dalam kisah film Romeo dan Juliet memang menyita perhatian penontonnya, sedangkan yang dilakukan pelaku terhadap mantan istrinya kemarin apakah meniru adegan film tersebut?

Mukidi (32) warga blok Boros desa Gunungsari kecamatan Sukagumiwang tega menghabisi nyawa wanita yang pernah dinikahinya sebanyak dua kali. Anisah (30), yang masih satu desa tewas mengenaskan dengan luka bacok di bagian kepala, leher, punggung dan kaki.

Keterangan yang dihimpun Radar di Tempat Kejadian Perkara (TKP), kejadiannya Sabtu (30/8) sekitar pukul 19.30, berawal saat Anisah sedang duduk di depan warung milik orang tuanya Kasan (50) yang terletak di desa setempat Rt.01/04. Seketika datang Mukidi secara tiba-tiba dan langsung mengayunkan golok yang sengaja dibawanya dari rumah berulang kali ke tubuh Anisah. Korbanpun langsung terkapar tak berdaya menerima hujaman senjata tajam pelaku hingga dilarikan ke RSUD Arjawinangun Cirebon. “Saat kejadian saya lagi ngobrol sama tamu di dalam, tiba-tiba ada suara teriakan orang minta tolong. Setelah saya lihat keluar ternyata anak saya tergeletak dengan banyak darah, dan Mukidi sedang berusaha menusukkan golok ke arah perutnya”, jelas Kasan kepada Radar, kemarin sambil menunjukkan tempat jatuhnya Anisah.

Setelah dilakukan pertolongan medis di RSUD Arjawinangun, ternyata nyawa korban tidak dapat tertolong karena beberapa luka bacok sangat parah dalam jumlah banyak. Dan Mukidi yang berusaha bunuh diri setelah menghabisi nyawa korbannya dapat dihentikan warga, sehingga Mukidi yang nyawanya urung melayang sia-sia juga harus mendapat pertolongan tim medis. Tapi, berbeda dengan korbannya, Mukidi menjalani perawatan tim medis RS Bhayangkara Indramayu dengan tambahan borgol yang mengikat kedua tangannya.

Sumber di TKP mengatakan, Mukidi dan Anisah pernah melakukan pernikahan sebanyak dua kali dan pernikahan yang kedua dilakukan 2006 silam. Dari perkawinan pertamanya sekitar 12 tahun yang lalu, pasangan tersebut telah dikaruniai seorang anak yang kini duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Mukidi yang dikenal warga sekitar sebagai peminum minuman keras dan kerap melakukan perjudian, pada perceraiannya yang kedua berusaha untuk meminta rujuk kembali dengan mantan istrinya.

Namun karena ketidak senangan mantan istri dan keluarganya dengan sikap serta perilaku mabok dan judi pelaku, usahanya untuk dapat rujuk kembali tetap tidak menunjukkan hasil yang diharapkan. Sehingga pelaku nekad untuk melakukan aksi pembunuhan dan mencoba bunuh diri. Hal tersebut dilihat dari tulisan tangan pada selembar kertas yang bercambur noda darah, yang isinya menyebutkan “Mukidi – Anisah pegat paksa sampe dua kali, daripada pisah karo Anisah bagen mati suka mati loroane” yang artinya Mukidi – Anisah cerai paksa sampai dua kali, dari pada pisah dengan Anisah lebih baik mati harus mati dua-duanya.

Pada saat melakukan aksinya, pelaku menggunakan sebilah golok yang sengaja di bawanya dari rumah dan kedapatan membawa dua buku surat nikah atas nama Mukidi dan Anisah.

Setelah menjalani perawatan di RS Bhayangkara, pelaku digiring ke Mapolsek Kertasemaya guna dilakukan pemeriksaan dan korban tewas sekitar pukul 09.00 Minggu (31/8) pagi dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat. (tar)

Sumber : Radar Indramayu