Powered By Blogger

Rabu, 10 Desember 2008

Gara-Gara Ditilang Polisi Truk Hantam Truk 4 Tewas Mengenaskan



*) 20 ekor sapi, 3 mati 2 kabur
JATIBARANG—Peristiwa kecelakaan lalu lintas luar biasa kembali terjadi di jalur pantura Jatibarang, Kamis (27/11) sekitar pukul 05.30 tepatnya di Blok Kempluk Desa Pilangsari. Berdasarkan keterangan di lokasi kejadian, peristiwa yang merenggut 4 nyawa manusia tersebut bermula ketika sebuah truk Mitsubishi Fuso nopol AD 1370 MA bermuatan 20 ekor sapi sedang berhenti di badan jalan sebelah kiri, mendadak dihantam keras dari arah belakang oleh truk Mitsubishi colt disel nopol W 9039 UA bermuatan buah mangga yang diduga melaju dalam kecepatan tinggi. Akibatnya, truk fuso terdorong dengan kuat sekitar 20 meter hingga terperosok ke selokan di sisi bahu jalan. Hantaman keras tersebut menimbulkan korban jiwa Kastaman (35) warga Desa Kedungklinter Cangguh Mojokerto Jawa Timur tewas tergencet dasbor yang merupakan sopir colt disel dan saat kejadian yang mengemudikan adalah keneknya. Namun, keneknya yang menurut informasi bernama Sudiyo (33) warga Mojokerto Jawa Timur selamat dari maut memilih mengamankan diri dan tidak ada di lokasi kejadian. Sedangkan, 3 korban yang tewas mengenaskan lainnya yakni sopir truk pengangkut sapi Maryono (33) warga Joyotakan RT 04/02 Serengan Surakarta merupakan korban yang terakhir dievakuasi, karena untuk mengangkatnya warga dan petugas menemui kesulitan dengan separuh badan korban yang terlindas ban belakang sebelah kanan. Keneknya, Suranto (36) warga Desa Klepu RT 02/02 Donorejo Jawa Timur tewas di kolong mobil, dan pengawalnya Loso Susanto (37) warga Desa Pranan RT 02/03 Polokarto Sukoharjo tewas terlindas ban belakang sebelah kiri. Sementara itu, satu pengawal truk pengangkut sapi lainnya yakni Walidi (22) warga Ngumbaan RT 01/04 Beton Kulon Sukarejo Jawa Timur yang juga adik korban Loso Susanto selamat dari peristiwa naas tersebut. Karena, menurut Walidi, pada saat kejadian tersebut dirinya berada di dalam mobil. Dan ketiga korban yang tewas sangat mengenaskan tersebut sedang berada di luar mobil. Dikatakannya, ketiga korban yang turun tersebut karena salah satunya harus menghadap petugas patroli yang melakukan penilangan, dan dua lainnya memeriksa ban dan ikatan sapi serta memeriksa pintu belakang mobil. Seketika, saat dirinya seorang diri di dalam mobil sontak kaget ketika mobil yang ditumpanginya mendapat hantaman keras dari arah belakang. Dan peristiwa tersebut terjadi beberapa saat setelah petugas patroli melakukan penilangan. “Mobil yang saya naiki diberhentikan petugas patroli, alasannya karena lampu belakang mati sebelah. Dan pada saat sopir, kenek dan kakak saya masih berada di luar mobil yang saya naiki dihantam sangat keras dari arah belakang. Saya ga menyangka kalau hal ini terjadi dan menimpa orang-orang yang semobil dengan saya,” tuturnya kepada Radar, kemarin di lokasi kejadian. Selain itu, beberapa sumber di TKP menyebutkan bahwa kejadian tersebut diduga berawal dari penilangan yang dilakukan petugas patroli pantura saat pagi buta, sehingga memaksakan truk pengangkut sapi berhenti dan dihantam kendaraan lainnya dari arah belakang yang melaju kencang. “Waktu terjadinya kecelakaan, saya sedang berada di dalam rumah dan mendengar suara benturan yang sangat keras. Setelah dilihat ternyata posisi dua kendaraan sudah seperti ini, dan korbannya tergeletak terpisah antara satu dengan lainnya,” kata warga setempat Suhari (27) saat ditanya Radar, kemarin di TKP. Sedangkan 20 ekor sapi yang diangkut dari Solo Jawa Tengah yang rencananya akan dikirim ke Mampang Jakarta Selatan menjadi terhambat, dan akibat peristiwa tersebut 2 ekor sapi kabur yang diduga stress dan 3 mati terinjak-injak sapi lainnya. Dan arus lalu lintas jalur Cirebon – Jakarta ditutup hingga proses evakuasi korban dan kendaraan selesai, dan jalur sebaliknya mengalami kemacetan karena terbagi untuk dua arus. Hingga berita ini ditulis, insiden kecelakaan maut yang merenggut 4 nyawa manusia di jalur panrtura Pilangsari Jatibarang kasusnya ditangani Unit Laka Lantas Polres Indramayu. (tar)

sumber : Radar Cirebon - Radar Indramayu

Tidak ada komentar:

Pembunuhan Sadis

Tewas Dibacok Mantan Suami

*) Dua Kali Kawin Cerai, Ditolak Minta Rujuk Kembali

SUKAGUMIWANG—Aksi yang dilakukan Romeo dalam kisah film Romeo dan Juliet memang menyita perhatian penontonnya, sedangkan yang dilakukan pelaku terhadap mantan istrinya kemarin apakah meniru adegan film tersebut?

Mukidi (32) warga blok Boros desa Gunungsari kecamatan Sukagumiwang tega menghabisi nyawa wanita yang pernah dinikahinya sebanyak dua kali. Anisah (30), yang masih satu desa tewas mengenaskan dengan luka bacok di bagian kepala, leher, punggung dan kaki.

Keterangan yang dihimpun Radar di Tempat Kejadian Perkara (TKP), kejadiannya Sabtu (30/8) sekitar pukul 19.30, berawal saat Anisah sedang duduk di depan warung milik orang tuanya Kasan (50) yang terletak di desa setempat Rt.01/04. Seketika datang Mukidi secara tiba-tiba dan langsung mengayunkan golok yang sengaja dibawanya dari rumah berulang kali ke tubuh Anisah. Korbanpun langsung terkapar tak berdaya menerima hujaman senjata tajam pelaku hingga dilarikan ke RSUD Arjawinangun Cirebon. “Saat kejadian saya lagi ngobrol sama tamu di dalam, tiba-tiba ada suara teriakan orang minta tolong. Setelah saya lihat keluar ternyata anak saya tergeletak dengan banyak darah, dan Mukidi sedang berusaha menusukkan golok ke arah perutnya”, jelas Kasan kepada Radar, kemarin sambil menunjukkan tempat jatuhnya Anisah.

Setelah dilakukan pertolongan medis di RSUD Arjawinangun, ternyata nyawa korban tidak dapat tertolong karena beberapa luka bacok sangat parah dalam jumlah banyak. Dan Mukidi yang berusaha bunuh diri setelah menghabisi nyawa korbannya dapat dihentikan warga, sehingga Mukidi yang nyawanya urung melayang sia-sia juga harus mendapat pertolongan tim medis. Tapi, berbeda dengan korbannya, Mukidi menjalani perawatan tim medis RS Bhayangkara Indramayu dengan tambahan borgol yang mengikat kedua tangannya.

Sumber di TKP mengatakan, Mukidi dan Anisah pernah melakukan pernikahan sebanyak dua kali dan pernikahan yang kedua dilakukan 2006 silam. Dari perkawinan pertamanya sekitar 12 tahun yang lalu, pasangan tersebut telah dikaruniai seorang anak yang kini duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Mukidi yang dikenal warga sekitar sebagai peminum minuman keras dan kerap melakukan perjudian, pada perceraiannya yang kedua berusaha untuk meminta rujuk kembali dengan mantan istrinya.

Namun karena ketidak senangan mantan istri dan keluarganya dengan sikap serta perilaku mabok dan judi pelaku, usahanya untuk dapat rujuk kembali tetap tidak menunjukkan hasil yang diharapkan. Sehingga pelaku nekad untuk melakukan aksi pembunuhan dan mencoba bunuh diri. Hal tersebut dilihat dari tulisan tangan pada selembar kertas yang bercambur noda darah, yang isinya menyebutkan “Mukidi – Anisah pegat paksa sampe dua kali, daripada pisah karo Anisah bagen mati suka mati loroane” yang artinya Mukidi – Anisah cerai paksa sampai dua kali, dari pada pisah dengan Anisah lebih baik mati harus mati dua-duanya.

Pada saat melakukan aksinya, pelaku menggunakan sebilah golok yang sengaja di bawanya dari rumah dan kedapatan membawa dua buku surat nikah atas nama Mukidi dan Anisah.

Setelah menjalani perawatan di RS Bhayangkara, pelaku digiring ke Mapolsek Kertasemaya guna dilakukan pemeriksaan dan korban tewas sekitar pukul 09.00 Minggu (31/8) pagi dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat. (tar)

Sumber : Radar Indramayu