Powered By Blogger

Selasa, 30 Desember 2008

Tubuh Pria Bugil Ditemukan Mengambang


*) Sumari : Rayakan Pergantian Tahun Secara Sederhana Jangan Melanggar Hukum

JATIBARANG—Warga Desa Lohbener Lor digemparkan dengan ditemukannya sesosok tubuh manusia yang mengambang di sungai Cimanuk, Selasa (30/12) sekitar pukul 07.00 di pintu air Balas desa setempat.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun Radar, sosok tubuh ditemukan warga saat pagi buta bersandar di sisi pintu air. Oleh warga yang melihatnya, tubuh mayat yang sudah mengeluarkan bau tidak sedap dilaporkannya ke kantor polisi. Setelah terangkat, mayat pria yang hanya mengenakan celana dalam warna biru tersebut dibeberapa bagian tubuhnya mengalami kerusakan, dibagian kepala kulitnya sudah mengelupas dan alat kelamin sudah hancur dengan selangkangan yang tidak berwujud.

Menurut keterangan Kepala Puskesmas Lohbener Hadi Ratmansyah, diperkirakan usianya sekitar 40 tahun dan perkiraan tewas antara 2 minggu hingga satu bulan yang lalu. Dan hasil pemeriksaan sementara tidak ditemukan bekas-bekas penganiayaan di tubuh korban.

Sedangkan ciri-ciri khusus di tubuh korban sama sekali belum jelas secara pasti, dan untuk mengetahui identitasnya polisi menemui kesulitan dengan tidak adanya selembarpun kartu identitas yang menempel serta di tubuhnya. “Untuk kepentingan otopsi, mayat Mr X dikirim ke RSUD Indramayu. Dan hingga hari ini kami belum menerima laporan adanya orang hilang,” beber Kapolsektif Jatibarang AKP Sumari SH saat dikonfirmasi Radar, kemarin di kantornya.

Dalam kesempatan itu, Sumari menghimbau kepada masyarakat yang akan merayakan pergantian tahun untuk tidak merayakannya dengan hura-hura. Apalagi dengan melakukan pesta minum minuman keras dan beralkohol, dan untuk tidak membunyikan petasan. “Walaupun dengan alasan apapun, kami berharap kepada masyarakat untuk tidak merayakannya secara berlebihan. Bagi yang melakukan dua hal tersebut, kami dengan tegas akan memberikan sangsi dan tindakan hukum,” tegasnya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Senin, 29 Desember 2008

Buruh Tani Gagal Raih Kado Tahun Baru Kijang Innova


JATIBARANG—Waspada dan hati-hati. Kalimat tersebut terkadang diabaikan seseorang jika dirinya tidak sadar menjadi sasaran aksi penipuan. Modusnya ada yang melalui kemasan deterjen dan ada juga yng mengatasnamakan perusahaan seluler, iming-imingnya mendapatkan hadiah puluhan juta hingga mobil kijang Innova.

Calon korbannya, Daswen (45) warga Blok Como Desa Pilangsari Kecamatan Jatibarang. Kegembiraan yang disembunyikan berusaha ditahan sembari menanyakan kebenarannya kepada tetangganya. Sambil membawa selembar kupon hadiah langsung yang diperolehnya dari kemasan deterjen Attack hemat sachet, dari rumah yang satu ke rumah lain terus berusaha mencari kebenaran dan kejelasan kupon hadiah tersebut. Kupon tersebut didapatnya saat hendak mencuci pakaian pada Jum’at (26/12) pagi.

Oleh salah satu temannya, dijelaskan secara detail agar jangan mudah mempercayai dan yang sudah sering terjadi adalah penipuan yang berkedok hadiah bagi konsumen. “Saya beli deterjen di toko di Jatibarang, pas mau nyuci dibuka ada kuponnya,” tuturnya saat ditanya Radar, kemarin di rumahnya.

Di lembar kupon dengan kop PT KAO Indonesia menyatakan sebagai surat pemberitahuan resmi bahwa konsumen berhak atas hadiah 1 unit mobil Kijang Innova. Beberapa nomor yang dapat dihubungi yakni atas nama penanggung jawab Drs H Budi Hariadi dengan nomor telepon 021-33822299 dan 0813-82662777, dan konsumen harus terlebih dulu menyelesaikan administrasi biaya balik nama (BBN) STNK, BPKB ke perbankan setempat.

Dengan nilai transfer yang harus dikirimkan senilai 3 persen dari harga kendaraan Rp 182 juta, dan biaya administrsi yang harus ditanggung pemenangnya sebesar Rp 5,8 juta. Di kupon tersebut tertulis juga peringatan hati-hati terhadp segala bentuk penipuan, PT KAO Indonesia tidak pernah mengadkan undian berhadiah kecuali didapat dari dalam kemasan Attack.

Empat tanda tangan para pejabat dan 3 stasiun televise swasta turut melengkapi lembar kupon tersebut. Beberapa penandatangannya, General Manager Drs Sugianto Karim SE, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Pol Drs Ketut U Yoga SH Nrp 551003912, Direktorat Jenderal Pajak Depkeu RI Drs Darmin Nasution Nip 60051247, dan disahkan oleh Notaris Binsar Panjaitan tertanggal 3 Januari 2008.

“Harusnya yang nipu-nipu gitu ditangkap polisi saja biar kapok, dari pada dibiarkan nanti korbannya malah tambah banyak,” ucapnya bernada kesal sambil terus mengutuk. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Pelaku Tipu Gelap Nyaris Dibakar Massa


JATIBARANG—Naas bagi tersangka penipuan yang juga menggelapkan sepeda motor Iit Supriyanto alias Carita (26) warga Blok Bojongsuruh Desa/Kecamatan Sukagumiwang, kehendak hati menemui selingkuhannya di Desa Kebulen berbuah malapetaka.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun Radar, tersangka sekitar pukul 09.00 sedang menemui kekasih gelapnya oleh warga langsung disandera dan dibawa ke kantor kuwu desa setempat. Alasannya, tersangka sebelumnya telah meresahkan dengan melakukan aksi penipuan dan penggelapan sepeda motor kepada beberapa korbannya dengan lokasi yang berbeda. Banyaknya korban yang mengalami hal serupa, menjadikan informasi dan identitas korban menyebar luas.

Hingga saat tersangka masuk perangkap, warga tidak segan untuk meluncurkan bogem mentah dan tendangan kilat kearah tersangka hingga babak belur. Emosi dan kekesalan warga dicurahkan tidak sampai disitu, ternyata massa yang sudah mengepung kantor kuwu tanpa rencana akan membakar hidup-hidup tersangka yang sudah menipu banyak korban.

Namun, laporan warga yang diterima petugas Polsektif Jatibarang segera ditanggapi dan secepatnya dilakukan upaya pengamanan lokasi tempat korban yang diamankan aparat desa. Beruntung memang bagi tersangka, berkat kesigapan petugas yang dengan cepat tiba dilokasi mampu mengurungkan niat warga untuk melakukan aksi bakar tersangka.

Sedikit teredam, emosi warga kembali memuncak ketika tersangka digiring petugas dari kantor kuwu yang akan dibawa ke Mapolsektif setempat,. Tinju dan sepakan kerap bersarang ditubuh tersangka maupun tubuh petugas yang terus berusaha memberikan pengamanan terhadap tersangka dari amuk massa yang menggila. Cepat dan sigap tersangkapun akhirnya dapat lolos dari kepungan massa yang tetap menginginkan tersangka menjadi bulan-bulanan terlebih dulu sebelum dibawa petugas.

Salah satu korbannya Indra Irawan bin Toha (19) warga Desa Bulak Blok Roma Kecamatan Jatibarang menuturkan dihadapan petugas, awal kejadian yang menimpanya pada Minggu (14/12) sekitar pukul 12.00 di sebuah tempat billiard di Jatibarang. Saat itu, karena salah satu temannya membutuhkan sepeda motor untuk satu keperluan dengan tersangka langsung meminjamkan kendaraan yang kreditnya tinggal dua bulan lagi.

Kepercayaan Indra meminjamkan sepeda motor Yamaha Vega R nopol E 2313 RN ternyata dimanfaatkan tersangka dengan tidak kembalinya lagi. Dan akhirnya tersangka diketahui sudah dalam keadaan babak belur dihajar massa di Desa Kebulen. “Ngomongnya minjam sebentar, tapi ga balik-balik lagi,” tutur Indra.

Sementara itu, Kapolsektif Jatibarang AKP Sumari SH saat dikonfirmasi Radar, membenarkan telah terjadi amuk massa terhadap tersangka yang langsung menjalani pemeriksaan unit Reskrim. Dan dihadapan petugas, tersangka mengakui perbuatannya sebanyak 5 kali dengan korban dan lokasi yang berbeda, Di Sukagumiwang tiga kali, Wanasari satu kali dan Jatibarang satu kali. “Modusnya pinjam sebentar kepada orang yang kenal, dan hasil pengembangan pemeriksaan tersangka sering melakukan aksi penipuan dengan modus yang sama,” beber Sumari didampingi Kanit Reskrim Ipda Ahmad Nasori, kemarin.

Atas perbuatannya, tersangka terbukti melanggar KHUPidana pasal 378 tentang penipuan dan 372 tentang penggelapan dengan ancaman kurungan penjara lebih dari lima tahun. “Kasusnya dilimpahkan dan ditangani Unit Reskrim Polres Indramayu, dan tersangka langsung dikirim guna kepentingan penyidikan lebih lanjut,” tandasnya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Pelajar Tabrak Mantan Hansip Hingga Sekarat



*) Dua lainnya tewas dan satu kritis

JATIBARANG—Seorang mantan anggota hansip Desa Krasak Kecamatan Jatibarang mengalami masa kritis setelah ditabrak pengendara sepeda motor, Senin (29/12) sekitar pukul 16.30 di jalan raya Indramayu - Jatibarang desa setempat.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh Radar, kejadiannya bermula ketika Warban (65) sedang menyeberangi jalan dengan menuntun sepedanya dari sebuah gang, mendadak dari arah Indramayu melaju kencang sepeda motor Yamaha Jupiter MX nopol E 2304 RP yang dikemudikan Slamet (18) warga Desa Lohbener yang tercatat sebagai pelajar di sekolah kejuruan swasta di Indramayu. Dan dalam sekejap peristiwa sepeda motor menabrak penyeberang jalan tidak dapat dihindarkan keduanya.

Akibatnya, korban Warban mengalami luka parah begitu juga dengan pengendara motor yang oleh warga segera dilarikan ke RSI Zam Zam Jatibarang. Setelah keduanya menjalani pertolongan tim medis di ruang UGD, kondisi Warban semakin kritis dan langsung dirujuk ke RS Mitra Plumbon Cirebon. Sedangkan Slamet menjalani perawatan intensif di ruang Husein RSIZ Jatibarang.

Menurut salah seorang warga setempat Warno (48), saat itu korban dengan menuntun sepedanya sedang menyeberang dan dari arah Indramayu menuju Jatibarang melaju kencang sebuah sepeda motor, dan terjadilah kecelakaan tersebut. “Mang Warban lagi nyebrang, langsung ditabrak motor dari arah Indramayu,” katanya lugu.

Sementara itu, pada Minggu (28/12) juga terjadi peristiwa serupa dengan menewaskan 2 korban dan satu lainnya luka parah. Mastar (65) warga Desa Jengkok Kecamatan Kertasemaya tertabrak sepeda motor di jalan desa setempat, dalam kondisi kritis korban terus menjalani pertolongan medis. Namun, kehendak Tuhan ternyata tidak seperti yang diharapkan pihak keluarganya. Setelah masuk UGD sekitar pukul 15.25, beberapa saat kemudian korban menghembuskan nafas terakhirnya.

Lainnya, dua gadis yang mengendarai sepeda motor di jalan raya Tambi Sliyeg dihantam sebuah mobil kijang, dan oleh warga dilarikan ke RSIZ Jatibarang dan masuk UGD sekitar pukul 16.00 untuk mendapatkan pertolongan medis. Korbannya, Lina Apriyani (16) warga Desa Lemah Ayu Kertasemaya langsung tewas di lokasi kejadian, dan temannya Masnuah (18) warga Desa Jambe Kertasemaya mengalami cidera kepala berat dan luka di beberapa bagian tubuhnya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Sabtu, 27 Desember 2008

Warga Tanam Puluhan Pohon Pisang Sepanjang Jalan Rusak



*) Aksi Massa Desa Sukadana

TUKDANA—Warga Desa Sukadana Kecamatan Tukdana melakukan aksi tanam puluhan pohon pisang di sepanjang jalan desa setempat, Sabtu (27/12) spontanitas menyita perhatian pengguna jalan yang melintas saat itu.

Aksi massa yang dilakukan merupakan bentuk aspirasi lanjutan akibat belum mendapatkan perhatian dari pemerintah atas kondisi jalan desa yang juga menghubungkan dengan wilayah kecamatan lainnya. Dinilai warga, kondisi jalan yang semakin memprihatinkan hingga kini belum ada program untuk pembangunan merata dan berkesinambungan, padahal rakyat berhak untuk menikmati hasil dari program pembangunan.

Pantauan Radar, aksi massa melakukan penanaman puluhan pohon tersebut dilakukan di sepanjang jalan desa yang jarak tempuhnya sepanjang hampir 3 kilometer. Kondisi jalannya semua dalam kondisi rusak parah dengan lubang-lubang besar layaknya kubangan kerbau. Kotor dan licin di permukaan jalan menuntut pengguna jalan harus ekstra hati-hati dan waspada, bahkan menurut warga di sepanjang jalan tersebut sudah sangat sering terjadi kecelakaan yang diakibatkan oleh kondisi jalan rusak berat.

“Jalan ini sering dilewati orang-orang penting yang memiliki jabatan dengan pengaruh besar, tapi kenyataannya sampai jalannya hancur masih belum ada perhatian sama sekali,” celoteh salah satu warga Kato Sukarto (55) yang juga diamini warga lainnya.

Dari kubangan yang satu ke kubangan lainnya, warga serempak melakukan aksi penanaman pohon pisang dengan menggebu-gebu. Tidak hanya kaum pria, kaum perempuan juga tampak antusias turut andil sambil terus berteriak kapan akan dibangun, atau akan dibiarkan dipenuhi pohon pisang.

Sarana infrastruktur yang digunakan sebagai jalur utama dan alternative oleh pengguna jalan, oleh warga sangat diharapkan adanya pembangunan nyata pemerintah untuk kemakmuran rakyatnya. “Kalau jalannya rusak akan menghambat peningkatan perekonomian dan juga aktivitas lainnya, kepada pemerintah harus segera melakukan realisasi pembangunan jalan untuk mendukung peningkatan di semua sector. Itupun kalau pemerintahnya menginginkan rakyatnya berada dalam kehidupan yang makmur dan sejahtera,” tutur warga lainnya, Dadi Caryadi (43).

Untuk mengantisipasi tersendatnya lalu lintas kendaraan, warga melakukan pengurasan kubangan dengan menggunakan peralatan seadanya. Bahkan, sejak lama pula warga memasang rambu darurat yang mengingatkan pengguna jalan akan rawannya jalur yang sudah sering memakan korban pengendara. “Kecelakaan yang sering terjadi selalu kecelakaan tunggal,” katanya.

Aksi massa yang berlangsung sekitar tiga jam, sangat mendapat dukungan penuh dari para pengguna jalan saat berlangsungnya aksi. “Kalau masih tidak dibangun, dijadikan perkebunan pisang saja,” teriak pengemudi motor berteriak sambil tetap dapat mengendalikan motornya dari bahaya kubangan jalan. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Bocah 8 Tahun Sekarat Disambar Cireks


JATIBARANG—Seorang bocah sekarat setelah disambar kereta api di lintasan Blok j bGudang Jatibarang Baru, sekitar pukul 13.30 Rabu (24/12). Korban diketahui bernama Angga bin Kosim (8) warga setempat.

Berdasarkan keterangan yang berhasil dihimpun Radar, sebelum peristiwa tersebut korban bersama teman-temannya sedang bermain di dekat rel perlintasan KA sambil memancing di sebuah sungai kecil. Ketika itu melaju KA Cirebon Ekspres (Cireks) dari arah utara. Entah karena terhempas angin atau tersambar badan KA tersebut, bocah ingusan itu jatuh tersungkur dengan bersimbah darah.

Oleh warga, korban yang dalam kondisi sekarat dengan darah mengalir deras dari bagian kepalanya segera dilarikan ke RSI Zam Zam Jatibarang, dan setibanya di RS korban mendapat pertolongan medis di ruang UGD. Namun yang sangat dikhawatirkan yakni korban mengalami muntah-muntah, hingga akhirnya pihak keluarga memutuskan untuk segera merujuknya ke RS Bhayangkara Losarang.

Ibu korban, Sunani (45) mengaku tidak tahu sama sekali peristiwa yang menimpa anaknya. “Saya tidak tahu persis kejadiannya, waktu itu saya lagi ada di rumah. Kata teman-temannya yang bareng main, Angga disambar kereta,” tuturnya saat ditanya Radar, kemarin di lobi RS.

Sedangkan hasil diagnosa tim medis mengatakan bahwa korban mengalami cidera kepala berat (CKB) di bagian belakang kepala dengan kondisi yang sangat kritis.

Sementara itu Kepala Stasiun Besar Jatibarang Heru Hertadi melalui Wakil Dian Andaryano saat dikonfirmasi Radar mengatakan bahwa pada pukul 13.27 KA Cireks dengan nomor kereta 96 melakukan pemberangkatan dari stasiun setempat yang akan menuju tujuan akhir stasiun Brebes. “Kami baru menerima laporan warga setelah beberapa jam setelah kejadian,” tukasnya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Sabtu, 20 Desember 2008

Cipanas Meluap, Empat Desa Terendam



*)Warga Mengungsi di Stasiun KA

TERISI - Empat desa di wilayah Kecamatan Terisi, diterjang banjir bandang dari luapan Sungai Cipanas, Kamis (18/12). Akibatnya, sekitar 703 rumah warga terendam air hingga ketinggian 0,5 sampai 2 meter.

Keempat desa tersebut diantaranya Jatimulya (121 rumah), Rajasinga (291), Karangasem (290 rumah) dan Jatimunggul (1 rumah). Selain kediaman penduduk, sekitar 196 hektare tanaman padi berusia 3 minggu yang berada di tepi sungai Cipanas ikut terendam air bercampur lumpur.

Banjir bandang kali ini dinilai paling parah sejak lima tahun terakhir atau terjadi pada tahun 2003 lalu. Namun, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

Hanya saja, seorang warga Desa Karangasem Blok Karanganyar, bernama Puji (17), nyaris meregang nyawa setelah kaki kanannya digigit ular berbisa sewaktu ikut mengevakuasi barang-barang dari kediamannya ke tempat pengungsian.

Beruntung nyawa bocah perempuan yang duduk dibangku kelas XII disebuah SLTA itu, berhasil diselamatkan setelah dilarikan ke RS Bhayangkara Losarang.

Sementara itu, berdasarkan keterangan warga, banjir bandang berlangsung mulai pukul 08.00 pagi. Semula, limpasan air hanya menggenangi daerah tepian sungai Cipanas yang memiliki lebar 50 meter.

Namun, ketika menjelang siang hari, luapan air terus meluber hingga menenggelamkan ruas jalan raya yang jauhnya ratusan meter dari tepi sungai. “Air naik sangat cepat. Warga semuanya panik, lalu ramai-ramai mengangkat barang berharga ketempat yang lebih tinggi,” ujar Suatara (44) warga Desa Jatimulya.

Rumah Suatara terendam air 1,5 meter. Ia terpaksa mengungsi ke rumah saudaranya yang lebih aman.

Sama halnya yang dilakukan warga lainnya. Mereka mengamankan barang berharga ketempat yang lebih tinggi seperti pinggir jalan maupun di sepanjang rel kereta api.

Bahkan, Jembatan Cilogog yang berada diketinggian 20 meter dari dasar sungai, ikut terendam. Karena air permukaan sangat deras, jembatan yang berada di perbatasan antara Desa Rajaiyang dan Desa Pegagan Kecamatan Losarang itu terpaksa ditutup serta ditambak dengan ratusan karung berisi pasir.

Selain mencegah agar tidak ada kendaraan yang melintas, juga untuk membendung luapan air dari atas jembatan supaya tidak meluber kerumah-rumah warga yang berada disekitar jembatan.

“Losarang masih aman. Tanggulnya masih kuat menahan limpasan air sungai. Namun kita tetap berjaga-jaga dan akan langsung evekuasi warga jika ada tanggul yang jebol,” kata Camat Losarang Drs Prawoto kepada Radar saat memimpin penambakan bibir jembatan bersama puluhan warga serta pihak Muspika.

Luapan air itu diakibatkan debit air yang mengalir di Sungai Cipanas sangat tinggi, karena curah hujan yang tinggi di daerah hulu.

Sekretaris Daerah Pemkab Indramayu Dra Hj Srie Indrawawati MM didampingi Kepala Dinas PU Pengairan Ir Kusnomo Tamkani menjelaskan, penyebab banjir bukan karena adanya tanggul sungai yang jebol.

Akan tetapi lebih disebabkan alur air dari bendung Sumur Watu di Desa Jatimunggul Kecamatan Terisi dan Bendung Cibelerang di Desa Loyang Kecamatan Cikedung mengalami kenaikan diatas mercu. Sejak pukul 5 pagi, ketinggian debit air di kedua Bendung itu melebihi kapasitas dan tidak bisa menahan kiriman air dari Kabupaten Sumedang.

“Lalu dari dua bendung itu, airnya masuk sama-sama ke sungai Cipanas. Karena melimpah, air melewati ketinggian tanggul dan kemudian meluber lalu terjadi banjir,” jelas Srie.

Ketinggian air di Sungai Cipanas, tambah Kusnomo sangat bergantung curah hujan di daerah hulu, yaitu di Kabupaten Sumedang. Semakin tinggi curah hujannya, debit air yang mengalir akan semakin besar.

Camat Terisi Drs Welly Kuswaluyo mengatakan, tidak semua rumah di empat desa itu tergenang. Hanya rumah-rumah yang jaraknya dekat dengan bantaran sungai dan letaknya lebih rendah yang kebanjiran.

Dari keempat desa itu, yang kondisinya paling parah adalah di Desa Karangasem karena daerahnya persis dipinggir sungai Cipanas dan dibawah rel kereta api.

Bahkan, ratusan warga yang berada di Blok Karanganyar dan Ludoyong terpaksa mengungsi di stasiun KA Terisi yang lokasinya berdekatan.

Di lokasi ini para pengungsi yang sebagian besar orang tua dan anak anak harus tidur tanpa fasilitas yang memadai. Meski demikian, Pihak terkait telah menyediakan dapur umum guna menunjang kebutuhan pangan dan obat-obatan bagi warga selama dipengungsian.

“Bantuan pangan dan medis dari Pemkab sudah kita salurkan. Termasuk mendirikan posko-posko darurat untuk menampung korban banjir serta menyediakan makanan siap saji,” kata Welly. (kho)

sumber : Radar Indramayu

Kamis, 18 Desember 2008

Aparat Gulung Penjudi Remi Dan Kuclak


JATIBARANG—Tertangkapnya sejumlah pelaku judi oleh pihak kepolisian, belum juga memberikan efek takut bagi para penjudi lainnya. Demikian juga yang terjadi di wilayah hukum Polsektif Jatibarang, Jum’at (12/12) sekitar pukul 16.00 petugas Reskrim berhasil menggulung pelaku judi di Desa Kebulen.

Tertangkapnya para pelaku judi tersebut berdasarkan laporan sejumlah warga yang merasakan timbulnya gangguan kamtibmas serta dinilai sangat meresahkan lingkungan sekitar. Dari laporan warga, aparat langsung melakukan investigasi dan pengintaian atas keberadaan para penjudi yang kerap melakukan aksinya.

Setelah dilakukan pengintaian, lokasi judi yang tampak dipadati penjudi langsung digerebeg aparat satuan Reskrim Polsektif Jatibarang. Saat digerebek, para penjudi kontan berebut celah untuk melarikan diri, namun petugas tetap tidak membiarkan para pelaku lepas dari sergapan. “Walaupun beberapa pelaku dapat kabur, tapi kami berhasil mengamankan sembilan pelakunya,” ungkap Kapolsektif Jatibarang AKP Sumari SH saat dikonfirmasi Radar, kemarin.

Sementara itu, lapak judi tersebut digunakan oleh pelakunya untuk bermain judi remi dan kuclak (dadu). Pelaku judi yang berhasil digiring petugas yakni Mak (60), Dar (37), Mar (29), Lin (20), Irn (20), Wen (38), Mam (35), Kad (33) dan Ron (35) yang semuanya warga desa setempat. Sedangkan pelaku judi lainnya yang berhasil kabur, oleh polisi masih terus dicari keberadaannya. “Sembilan pelaku judi itu ada yang bermain kartu remi dan ada juga yang main judi kuclak,” terangnya.

Dari tangan para pelakunya, polisi berhasil mengamankan barang bukti (BB) berupa dua set kartu remi, satu set alat judi kuclak dan uang tunai hingga ratusan ribu rupiah. “Dari barang bukti yang kami amankan, selanjutnya kami akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut sesuai proses hukum. Dan kami tetap tidak main-main terhadap para pelaku tindak kejahatan, hal itu demi terciptanya situasi aman dan tertib di wilayah hukum Polsektif Jatibarang,” tegasnya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Selasa, 16 Desember 2008

Pria Telanjang Mengambang Di Cimanuk



KERTASEMAYA—Sesosok tubuh ditemukan mengambang terbawa arus di sungai Cimanuk Desa Sukawera Blok Tumaritis Kecamatan Kertasemaya, Selasa (16/12) sekitar pukul 15.00 dengan kondisi yang sangat mengenaskan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Radar, penemuan mayat yang mengambang di derasnya arus pertama kali ditemukan oleh seorang warga setempat yang sedang melakukan rutinitasnya sebagai penarik perahu tambangan. Ketika mayat dengan posisi tertelungkup tersebut melintasi perahu yang saat itu berada di tengah sungai, sontak membuat kaget penarik perahu tersebut.

Namun, derasnya arus sungai yang kemudian membawa tubuh tak bernyawa tersebut semakin ke pinggir dan akhirnya menepi lalu menyangkut di semak-semak. Dengan jarak sekitar 300 meter dari lokasi perahu tambangan, sesosok mayat tersebut membuat penasaran yang oleh penarik perahu lalu didekatinya. Sesampainya di lokasi menepinya mayat, oleh warga dilakukan upaya agar tidak terbawa arus lagi. Dan dengan segera wargapun melaporkannya kepada kepolisian setempat. “Waktu lewat di sini posisinya masih di tengah lalu sampai disana minggir dan nyangkut, pas sudah di kasih patok saya langsung lapor ke lurah supaya segera dilaporkan ke polisi,” kata Sutana (55) saat di tanya Radar, kemarin.

Hujan yang terus mengguyur sejak pukul 13.00 membuat lokasi semakin menyulitkan petugas untuk dapat segera mengevakuasi mayat berjenis kelamin laki-laki itu, dan berkat upaya petugas bersama warga akhirnya mayat yang sudah mengeluarkan bau tidak sedap dapat dievakuasi sekitar pukul 19.30 dengan penerangan seadanya.

Kapolsek Kertasemaya AKP Mashudi SH mengemukakan, mayat pria yang sudah membengkak tanpa identitas tersebut ditemukan dalam keadaan tidak mengenakan selembar kainpun, dan ditemukan luka dibeberapa bagian tubuhnya. Bahkan dibagian kepalanya terdapat luka bekas hantaman benda tajam, dan tampak terlihat seperti ada beberapa paku yang menancap. Diduga tubuh pria naas tersebut dianiaya sebelum dibunuh. “Mayat ini hanyut terbawa arus dan kebetulan menepi dan ditemukan di wilayah hukum Polsek Kertasemaya, dari kondisi dan adanya bekas luka di beberapa bagian tubuhnya diduga akibat pembunuhan. Namun kami tetap berupaya untuk dapat memastikan penyebabnya, dan untuk kepentingan otopsi kami akan membawanya ke rumah sakit,” jelasnya di lokasi. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Senin, 15 Desember 2008

Truk Kecap Terguling, Pantura Macet


JATIBARANG—Jalur utama pantura Indramayu kembali menimbulkan peristiwa kecelakaan lalu lintas, Senin (15/12) sekitar pukul 21.00 di Desa Sukalila yang menimbulkan kemacetan panjang di jalur Jakarta ke Cirebon.

Kejadian yang merupakan kecelakaan tunggal tersebut dialami truk Mitsubishi nopol B 9034 YS yang dikemudikan Mirad (38) warga Kelurahan Kesugengan RT 12/04 Kecamatan Depok Cirebon mendadak terguling di tengah jalan. Truk pengangkut kecap tersebut setelah kejadian dalam posisi menghalangi jalur hingga mengakibatkan terganggunya arus dan macet hingga evakuasi selesai.

Warga di sekitar lokasi dengan sigap melakukan pertolongan dan membuka sebagian jalur yang tertutup tumpahan muatan, tapi dengan adanya peningkatan jumlah kendaraan mengakibatkan kendaraan dari Jakarta sedikit demi sedikit mulai menumpuk. Bahkan beberapa pengemudi yang tidak sabar, memberanikan diri untuk masuk ke jalur arah Jakarta hingga kerap menimbulkan tabrakan adu banteng dengan kendaraan lainnya yang melaju dari arah Cirebon.

Peristiwa yang terjadi dibawah guyuran hujan tersebut diduga akibat pengemudi yang kurang hati-hati dalam mengendalikan kendaraan yang dibawanya, sehingga dengan kondisi jalan licin dapat mengakibatkan musibah. Apalagi dataran aspal yang hingga kini masih belum menggunakan garis putih, saat malam tiba kerap membingungkan pengguna jalan yang melintasinya. “Saya sedang menggunakan lajur kiri, di depan ada tikungan saya tidak tahu dan akhirnya setir tekor lalu menghantam trotoar. Mobil yang langsung oleng ke kiri sangat sulit dikendalikan, jalannya sangat licin,” kata Mirad saat ditanya Radar di ruang UGD RSIZ Jatibarang.

Beruntungnya, dalam kecelakaan tersebut tidak manimbulkan korban jiwa, namun sopirnya dilarikan ke rumah sakit dengan luka robek di bagian kepala dan tangan kanannya. Truk barang yang sedang melakukan perjalanan pulang ke Cirebon tersebut selain sopir masih ada dua penumpang yang juga ikut terluka, yakni Bandi (44) dan Sumadi (32) keduanya warga Kasugengan Kidul Kecamatan Depok Cirebon.

Sementara itu, warga sekitar yang saat kejadian hanya mendengar suara gemuruh seperti pecahan barang berjenis beling, kontan berhamburan keluar rumah untuk melihat yang sebenarnya terjadi. “Waktu kejadian saya lagi nonton TV, tiba-tiba ada suara gemuruh seperti pecahan kaca. Setelah saya lihat keluar rumah, ternyata mobil truk sudah dalam posisi seperti itu,” tutur Pepan (27) warga sekitar lokasi kejadian. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Rabu, 10 Desember 2008

Warga Sepakat Cabut Pengaduan Karena Dibohongi


*) Masalah yang timbul diduga ulah seorang caleg

JATIBARANG—Pembagian paket kompor dan tabung gas konversi minyak tanah bagi para pedagang, belakangan menimbulkan masalah yang diduga pendistribusian yang kurang professional dan pemanfaatan situasi oleh pihak lain yang berkepentingan.

Sehingga tidak heran jika beberapa waktu yang lalu tersebar surat pernyataan sebagai bentuk pengaduan yang disampaikan warga kepada pihak-pihak terkait. Begitu juga yang terjadi di desa Lobener Lor, masyarakat penerimanya melayangkan surat pengaduan ke sejumlah pihak termasuk camat setempat.

Surat pengaduan yang berisi pengaduan atas tindakan petugas pendistribusian melakukan pungutan di tingkat paling bawah dengan melibatkan petugasnya yakni para ketua RT, yang ditandatangani masyarakat penerima paket kompor gas dengan menyatakan adanya tindakan pungutan liar sebesar Rp 25 ribu bagi setiap penerimanya.

Dengan adanya masalah yang timbul, pemerintah kecamatan dan desa setempat mengambil inisiatif untuk segera melakukan klarifikasi yang bertujuan menetralisir masalah yang terus berkembang. Dikatakan Camat Jatibarang Dudung Indra Ariska SH MH dalam musyawarah klarifikasi di kantor kuwu Desa Lobener Lor, bahwa pungutan sekecil apapun dengan tidak sesuai ketentuan tidak dibenarkan. “ Surat pengaduan atas adanya pungli seharusnya tidak ada, apapun bentuknya tidak dibenarkan dan menyalahi aturan,” tegas Dudung.

Sementara itu, klarifikasi atas surat pengaduan tersebut dihadiri para ketua RT sebanyak 21 orang, 14 warga yang menandatangani surat pengaduan, kuwu beserta pamongnya, Selasa (9/12) malam. Sedangkan seorang yang dianggap sebagai coordinator penandatanganan tidak hadir dalam musyawarah klarifikasi.

Bahkan surat pengaduan juga digunakan sebagai upaya tuntutan hukum terhadap para ketua RT kepada pihak kepolisian.

Namun dalam musyawarah tersebut, sebanyak 14 warga yang menandatangani SP satu persatu menjelaskan dalam forum bahwa tidak mengetahui maksud dan tujuan dari lembar yang ditandanganinya. “Saya waktu itu cuma ditanya dapat bagian kompor diminta bayar berapa, terus disuruh tanda tangan,” kata Tarim warga RT 19/05.

Dikatakan warga lainnya, musim kampanye pada saat ini membawa pemikiran masyarakat ke arah kampanye, sehingga warga menyangka ada pendataan untuk mendapatkan pembagian sembako atau bantuan jenis lainnya. “Sekarang kan lagi musimnya caleg, saya pikir untuk pendataan partai,” tutur Wasnita dan Ropatah yang juga diiyakan warga lainnya.

Sedangkan diperoleh keterangan bahwa cara kerja penyalur yang merupakan rekanan PT Pertamina dinilai sembarangan, karena tidak sesuai dengan sosialisasi yang dilaksanakan dengan akan menyalurkannya paket kompor gas tersebut langsung kepada Rumah Tangga Sasaran (RTS), dan jika tidak maka pemerintah desa ataupun para ketua RT akan diberikan dana operasional untuk menyalurkannya. Tapi dalam pelaksanaan pendistribusiannya, yang dalam hal ini pihak distributor Max Plus tidak melaksanakan pendistribusian seperti yang disosialisasikan sebelumnya.

Sehingga warga penerimanya harus mengeluarkan dana tambahan untuk biaya transportasi, bahkan tidak sedikit pula warga yang mengambilnya di kantor kuwu desa lainnya. Dan yang terjadi adalah adanya pungutan biaya pengambilan kompor oleh para ketua RT, dan tindakan tersebut diakui para ketua RT untuk mengganti biaya transportasi dan pembuatan surat keterangan usaha (SKU).

Diutarakan Ketua LSM Peduli Rakyat Kecil (Perak) Supandi SPdI, dengan pernyataan yang disampaikan para penerima paket kompor gas khusus pedagang, dengan menyatakan tidak keberatan atas biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan paket kompor tersebut. Hal tersebut tertuang dalam Surat Pernyataan bersama yang ditanda tangani 14 warga yang sebelumnya menandatangani surat pengaduan, dan menyatakan ketidak tahuan dan ketidak mengertinya warga terhadap lembar yang ditanda tanganinya.

Dengan demikian, masalah yang timbul yakni akibat dari hasutan dan telah dibohonginya warga oleh seorang oknum calon legislative yang berada di wilayah lingkungannya. “Masyarakat telah menyadari tentang penanda tanganan surat pengaduan yang pada akhirnya perbuatan tersebut merugikan dan meresahkan masyarakat desa setempat, dan masyarakat serempak untuk mencabut pengaduan atau laporan tersebut dinyatakan gugur dan batal demi hukum,” ungkap Supandi.

Surat pernyataan bersama secara serempak di tanda tangani oleh 14 warga dengan dibuat sebenar-benarnya dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun. “Daru pernyataan tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa sebenarnya di masyarakat tidak terjadi dan timbulnya masalah dari program penyaluran konversi minyak tanah ke gas. Tapi masalah yang timbul ini merupakan pemanfaatan situasi oleh seorang caleg yang menginginkan popularitas di tengah persaingan pencalegan,” pungkasnya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Pemilik Warung Dianiaya Pembeli


JATIBARANG—Menjadikan tanda tanya besar bagi korban dan warga sekitarnya, kedua pembeli di sebuah warung tega menghajar pemilik warung dengan sebuah botol beling sambal tomat. Akibatnya, si pemilik warung sekarat bermandikan darah segar yang mengucur dari bekas hantaman pelakunya.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh Radar, kejadiannya menimpa pemilik sebuah warung pinggir jalan pantura di Desa Pilangsari Tarsih (48) yang juga warga desa setempat. Bermula ketika gerimis yang mulai turun pada Senin (8/12) malam sekitar pukul 22.00, sebuah sepeda motor Yamaha RX King berhenti tepat di depan warung korban yang berada di seberang SPBU setempat. Disangka mau numpang meneduh oleh pemilik warung, kedua pria tersebut menjadikan dirinya sebagai pembeli.

Dengan memesan dua porsi mi rebus, pemilik warung langsung membuatkannya dan menyuguhkannya beserta minuman 2 tehbotol. Sehabis makan, keduanya masih asik menghisap batang rokok sembari menghilangkan rasa dingin yang menusuk.

Pada saat bayar, jumlah seluruhnya sebesar Rp 12.500, dengan uang yang dibayarkan pembeli menggunakan pecahan Rp 20 ribuan pemilik warung langsung memberikan kembalian.

Tanpa disadari oleh pemilik warung, pada saat memberikan kembalian tersebut tanpa disadari pemilik warung, salah seorang yang berdiri di belakang temannya langsung menghantamkan sebuah botol sambal tomat ke bagian kepala berulang-ulang. Setelah puas keduanya kabur menggunakan sepeda motor Yamaha RX King ke arah Kertasemaya.

Dengan darah yang mengalir deras membasahi sekujur tubuhnya, Tarsih berusaha untuk terus bertahan sambil berteriak meminta pertolongan. Setelah beberapa saat kemudian korban mendapat pertolongan warga sekitar dan segera dilarikan ke RSI Zam Zam Jatibarang. Korban menderita luka robek cukup lebar di pelipis kiri, pipi kiri dan telinga kiri. “Yang satu orangnya kurus tinggi berambut gondrong dan bertato,” kata Tarsih kepada Radar, Selasa (9/12) di ruang perawatan Marwah RSIZ Jatibarang. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Penjudi Kartu Remi Bok Digulung Aparat


WIDASARI—Ditengah kondisi ekonomi yang sedang tidak menentu, bagi pelaku judi nampaknya tidak memberikan peranguh pada kondisi keuangannya. Terbukti, petugas masih mendapati para pelakunya asik bermain judi, dan tanpa membuang sedikitpun waktu polisi langsung meringkusnya tanpa syarat.

Para pelakunya, Cas (30), Juw (26) dan Wan (24) ketiganya warga Blok Pande Desa Bangkaloa Ilir Kecamatan Widasari harus berhadapan dengan hukum karena tindak pelanggaran yang dilakukan.

Untuk membekuk pelakunya, polisi terlebih dulu melakukan pengintaian berdasarkan informasi yang disampaikan warga. Dan pada saat polisi akan menggerebek tempat yang diduga digunakan untuk bermain judi, setelah berhasil mengepung ternyata pelaku judi yang berada didalam rumah seorang tua renta mengetahui gerak polisi.

Tak ayal, saling berebut pintu antara polisi dan pelaku berlangsung cukup lama dengan saling dorong. Namun kekuatan yang dimiliki petugas mampu menandingi kekuatan para pelaku, hingga akhirnya ketiga pelaku harus bertekuk lutut dihadapan petugas. Dari jumlah penjudi sebanyak empat pelaku, tiga berhasil diamankan dan satu pelaku berhasil melarikan diri dengan cara melompati sebuah jendela yang dengan keras memecahkan kaca jendela rumah tersebut.

Dengan suara pecahan kaca yang sangat keras, polisi langsung mengamankan sumber suara namun pelakunya mampu mengecoh petugas dan terus berlari menghindari kejaran petugas. “Satu pelaku judi yang berhasil kabur identitasnya sudah kami kantongi dengan inisial BOG, dan ternyata rumah yang dijadikan arena perjudian itu merupakan rumah ibu BOG yang sudah renta,” jelas Kapolsek Widasari AKP Bendi Ujianto didampingi Kanit Reskrim Aiptu I Wayan Swedana kepada Radar, Selasa (9/12) di kantornya.

Sementara itu, aksi perjudian yang dilakukan para pelakunya dan mendapat tindakan penggerebekan oleh aparat terjadi pada Minggu (7/12) malam sekitar pukul 01.00, dengan barang bukti yang berhasil diamankan petugas berupa 2 set kartu remi yang digunakan sebagai alat judi bok dan uang tunai senilai Rp 37 ribu.

Komitmen kepolisian untuk dapat menciptakan kamtibmas, terus diupayakan juga dalam memberantas penyakit masyarakat lainnya. “Bagi pelaku judi yang masih coba-coba melakukan tindakan melanggar hukum, kami tidak akan memberikan ampun dan berlaku proses hukum sesuai ketentuan,” tegas Bendi. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Belum Rampung Dibangun, Swadaya Jadi Andalan


JATIBARANG—Momentum Idul Adha sebagai hari raya kurban dimanfaatkan banyak orang dengan berlomba-lomba meraih rahmat dan rido Allah. Begitupun bagi masyarakat Blok Como Desa Pilangsari yang sejak lama sangat mendambakan memiliki sebuah bangunan masjid dengan konstruksi bangunan yang sangat baik. Masjid Jami Nurul Amin dengan kondisi struktur bangunan yang sangat memprihatinkan, pada akhir September 2007 oleh pengurus beserta masyarakat dipugar secara total. Dan sejak saat itu, keinginan masyarakat yang sangat kuat untuk memiliki tempat ibadah yang nyaman atas swadaya murni diperoleh dana masukan awal sebesar Rp 33 juta. “Konstruksi bangunannya memang sudah memprihatinkan, material yang sudah mulai rapuh menjadikan masyarakat sangat khawatir akan menimbulkan hal yang tidak diinginkan,” papar Ketua DKM Nurul Amin Mohamad Rasta kepada Radar, Senin (8/12) usai shalat Ied. Lebih lanjut dikatakannya, proses pembangunan kembali masjid tersebut kerap sekali menemui kendala pendanaan. “Sehingga dengan keinginan kuat masyarakat dan atas kehendak Allah, maka sejak melaksanakan rempug yang pertama diperoleh kesepakatan untuk membangun dari hasil swadaya masyarakat,” terangnya. Proses pembangnanpun terus berjalan secara berkelanjutan dengan terus meningkatkan amalan infak dan sodakoh, yang hasilnya diperoleh dana masukan sebesar Rp 53 juta dan sudah digunakan dalam lanjutan pembangunan. Namun, dari total biaya yang sudah dikeluarkan sebesar Rp 86 juta tersebut, kondisi bangunan masjid belum sepenuhnya rampung. “Diperkirakan bangunan masjid akan berdiri secara lengkap prosentasenya masih 45 persen lagi,” jelasnya. Sementara itu, niat beribadah umat Islam di sebuah wilayah bagian Desa Pilangsari tersebut dinilai sangat bagus. Hal tersebut terlihat dari jumlah hewan kurban yang diterima panitia sebanyak 12 ekor kambing kurban, padahal jumlah penduduknya tidak lebih dari 1000 jiwa yang semuanya tidak menetap di desa tersebut. “Selain sebagai TKI, warga banyak juga yang numpang usaha di Jakarta dan sekitarnya,” katanya. Namun demikian, walaupun selama ini hanya mengandalkan swadaya murni masyarakat untuk membangun kembali masjid, perhatian dari donatur dari luar desa terus berdatangan untuk turut andil dalam pelaksanaan syiar Islam. “Kami bersukur dan berterima kasih kepada para donatur yang memberikan sebagian rejekinya untuk dibelanjakan dijalan Allah, semoga amal baiknya dapat diterima Allah dan menjadi tauladan bagi umat Islam lainnya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Polres Gelar Binluh FKPM Dan Narkoba


*) Terganggu Pemadaman Listrik Hampir Satu Jam, Binluh Tetap Berjalan Dengan Penerangan Lilin

WIDASARI—Dalam meningkatkan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtimbas), kemitraan masyarakat dengan kepolisian menjadi hal yang mendukung penah dalam menciptakannya. Untuk itu Polres Indramayu dan Polsek Widasari menyelenggarakan pembinaan dan penyuluhan (binluh) Forum Kemitraan Perpolisian Masyarakat (FKPM) dan Narkoba, kemarin (5/12) malam bertempat di kantor kuwu Desa Ujungaris Kecamatan Widasari. Dihadiri unsur muspika setempat, turut sebagai peserta binluh yakni semua lapisan masyarakat yang diantaranya BPD, LPM, karang taruna hingga ketua RT beserta masyarakatnya. Hadir sebagai pemateri Kabag Bina Mitra Polres Indramayu Kompol Suhiro, Kasat Narkoba AKP Ansari Fuad dan Kapolsek AKP Bendi Ujianto. Dalam kesempatan tersebut Suhiro memaparkan tentang perubahan sikap masyarakat yang tadinya sebagai obyek berubah menjadi subyek. Hal itu mengingat sangat pentingnya peran serta masyarakat dalam menangkal gangguan kamtibmas. “Tanpa ada peran aktif masyarakat dalam menciptakan kamtibmas, Polri tidak berarti apa-apa. Karena informasi dari masyarakat dinilai akurat, yang pada akhirnya informasi dari masyarakat sangat diharapkan,” jelas Suhiro. Masih menurutnya, tujuan dibentuknya polisi masyarakat yakni guna membangun kemitraan polisi dan masyarakat serta menyelesaikan berbagai masalah social yang terjadi di dalam masyarakat secara bersama-sama. Binluh yang baru berjalan sekitar 45 menit, terganggu pemadaman listrik yang tanpa pemberitahuan terlebih dulu hingga selama 35 menit. Namun, binluh tetap berjalan dengan penerangan seadanya menggunakan lilin-lilin kecil yang terkadang padam tertiup angin. Sementara itu, Kasat Narkoba AKP Ansari Fuad menguraikan berbagai jenis dan macam psikotropika termasuk narkoba yang sangat membahayakan serta merugikan pribadi juga orang lain. “Ancaman pidananya sangat berat, bahkan bisa sampai hukuman mati. Dan sangsi pidana atas penyalahgunaan dan peredarannya, bukan saja pemakai saja tapi sangsinya diberlakukan bagi setiap orang yang termasuk dalam jaringan peredarannya. Perlu adanya peningkatan kewaspadaan terhadap lingkungan dan bagi para orang tua harus lebih memberikan perhatian terhadap anak-anaknya agar terbebas dari sentuhan narkoba,” tegasnya. Sedangkan Kapolsek Widasari AKP Bendi Ujianto berharap FKPM harus proaktif bersama pemerintah desa yang difasilitasi Polri. “Hasil dari binluh ini senantiasa dapat terealisasi dan diaplikasikan di dalam lingkungan masyarakat, dan FKPM yang aktif akan sangat membantu pemerintah desa dan masyarakat dalam menangani masalah social yang sifatnya bukan tindak pidana kecuali tindak pidana ringan. Semoga binluh ini dapat memberikan manfaat untuk ketentraman semua masyarakat,” harapnya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Jelang Idul Adha, Pantura Macet 10 Kilometer


JATIBARANG—Menjelang tibanya hari raya Idul Adha 1429 H yang jatuh pada 8 Desember 2008, jalur pantura Indramayu sudah diwarnai dengan kemacetan yang terjadi Jum’at (5/12) malam. Kemacetan yang terjadi yakni dijalur menuju Cirebon dan Jawa Tengah, sekitar pukul 22.00 tumpukan kendaraan beragam jenis terus memanjang sampai di Desa Sukalila dan satu jam kemudian merambah ke jalur yang berada di desa lainnya. Penelusuran Radar di jalur kemacetan, dari ujung antrian kendaraan pemantauan jalur cukup memberikan kesulitan untuk dapat melewatinya, karena para pengemudi saling serobot jalur hingga tidak menyisakan sedikitpun celah untuk ruang lewat sepeda motor. Disepanjang perjalanan menuju titik penyebab kemacetan, warga yang berusia remaja tampak memanfaatkan kemacetan yang terjadi dengan menjadi tukang parkir dadakan dan ada juga mengekspresikan kemampuan oleh vocal dan permainan alat musik dengan mengamen. Setelah sekitar 10 kilometer perjalanan yang ditempuh, diperoleh titik sumber kemacetan yakni di wilayah Kecamatan Sukagumiwang, karena jalur arah ke Cirebon terputus oleh proyek perbaikan jalan. Sehingga kendaraan dialihkan sementara ke jalur arah Jakarta , dan jalur dari Cirebon tidak terlalu terganggu dengan diberlakukannya satu jalur dua arah. Justru yang menumpuk yakni kendaraan dari arah Jakarta yang diduga adanya peningkatan jumlah kendaraan menjelang Idul Adha. Antrian kendaraan juga menyebabkan beberapa kendaraan mengalami mogok yang juga menjadi salah satu penambah factor terjadinya kemacetan. “Macet sampai sini sekitar jam sembilan tadi, dan sekarang ga tau sudah sampai mana. Dan penyebabnya juga saya tidak tahu, coba saja lihat di binaria barangkali ada kecelakaan. Soalnya tadi ada mobil polisi lewat,” kata Iwan (32) warga Desa Kliwed saat menyarankan Radar, kemarin saat ditanya di depan rumahnya. Sementara itu, dilokasi titik kemacetan terjadi pengalihan arus di jalur arah Jakarta di pantura Kertasemaya, tampak petugas lalu lintas Polres Indramayu sibuk mengatur kendaraan untuk antri dan tertib demi keselamatan. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Polisi Sikat Calo Angkum


JATIBARANG—Langkah dan tindakan kepolisian Sektortif Jatibarang dalam upaya memberantas premanisme, dilakukan secara terus menerus dan obyektif. Terbukti dengan razia yang dilakukan selama dua jam saja, Jum’at (5/12) dari pukul 14.00 hingga 16.00 polisi berhasil menggiring para calo angkutan umum (angkum). Keberadaan calo angkum di simpang tiga Jatibarang dan jalan Ahmad Yani tersebut dinilai mengganggu keamanan dan ketertiban umum, karena ganggguan yang timbul kerap meresahkan masyarakat. Untuk itu, jajaran sektortif Jatibarang tidak pernah berhenti untuk membasmi premanisme di wilayah hukumnya. “Adanya laporan masyarakat yang resah dengan adanya preman yang dalam hal ini calo angkum, kami langsung melakukan penyisiran di tiap titik yang ditengarai sebagai sarang preman,” kata Kapolsektif Jatibarang AKP Sumari SH didampingi Kanit Reskrim Ipda Ahmad Nasori kepada Radar, kemarin. Beberapa calo angkum yang berhasil digiring petugas yakni Agu (24), War (49) dan Wan (25) warga Desa Jatibarang Baru, Suk (35) warga Desa Bulak Lor, Nas (29) warga Desa Kebulen dan San (32) warga Desa Bulak. Keenam calo angkum tersebut berhasil diciduk petugas saat berada di dua lokasi yang dijadikan tempat mangkal angkum. Selanjutnya para calo menjalani pemeriksaaan oleh Unit Reskrim polsek setempat, dan oleh aparat dilakukan pembinaan yang sifatnya dapat memberikan efek jera dengan disertai penandatanganan surat pernyataan yang isinya berjanji tidak akan mengulangi perbuatan yang sama dikemudian hari, dan apabila mengulanginya siap dituntut sesuai hukum yang berlaku. “Kami tidak akan berhenti sampai disini dalam melaksanakan pemberantaasan premanisme, karena keberadaannya yang meresahkan masyarakat. Dan kami dengan tegas akan memberikan sangsi hukum sesuai dengan tindakan yang dilakukan secara tegas tanpa syarat,” bebernya. Menurutnya, memberikan pelayanan dan perlindungan terhadap masyarakat merupakan komitmen kepolisian dalam setiap melaksanakan tugas dan kewajibannya, sehingga yang salah tidak dapat dibenarkan begitupun sebaliknya. “Upaya optimal dan maksimal yang dilakukan kepolisian dalam menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat, juga tidak lepas dari peran aktif masyarakat dalam memberikan informasi situasi dan kondisi di lingkungannya,” pungkasnya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

2 Tewas Tabrak Ban Mobil


JATIBARANG—Peristiwa kecelakaan lalu lintas yang merenggut nyawa pengguna jalan sepeda motor kembali terjadi di jalur pantura Pilangsari Jatibarang, Kamis (4/12). Berdasarkan keterangan yang dihimpun Radar di lokasi kejadian menyebutkan, kejadiannya sekitar pukul 18.00 bermula ketika sebuah sepeda motor Honda Karisma X 125 nopol E 2257KE yang melaju kencang menuju arah Cirebon. Pada saat memasuki bundaran di Desa Pilangsari, motor yang pengemudi dan pemboncengnya tewas yakni Tohir Zelani (33) warga Desa Cempaka RT 03/02 Kecamatan Talun Cirebon dan Kadnewi (36) asal Desa Kedungdara RT 01/03 Cirebon tiba-tiba menabrak sebuah ban mobil yang dipasang sebagai tanda darurat oleh pengemudi truk. Hantaman keras pada ban yang diletakkan di badan jalan oleh pengemudi truk pengangkut barang nopol K 1504 JB Masudi (42) asal Desa Singocandi Kudus tersebut mengakibatkan sepeda motor dan kedua korban terpelanting dan jatuh hingga sepuluh meter di tengah badan jalan. Beruntung dari arah belakang tidak ada satupun kendaraan, sehingga keduanya selamat dari gilasan roda kendaraan lainnya. “Mobil saya mengalami kerusakan pada roda belakang dan tidak bisa dipinggirkan, lalu saya pasang ban serep dan ranting pohon untuk tanda darurat,” tutur Masudi yang mobilnya terparkir di badan jalan dihadapan petugas. Namun tetap saja, kejadian tersebut sangat fatal karena tubuh kedua korban harus beradu dengan dataran jalan berbentuk cor, dan keduanya langsung tewas seketika di lokasi kejadian. Oleh warga dan petugas, kedua korban dilarikan ke RSIZ Jatibarang guna dilakukan visum oleh paramedic. Dan hasil pemeriksaan menyebutkan, korban Tohir menderita remuk pada tulang dada (fraktur dada) dan fraktur kaki kiri. Korban Kadnewi menderita fraktur kaki kanan dan kepala dalam kondisi pecah. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Fogging Tidak Efektif Atasi DBD


*) Pemcam Gencarkan Penyuluhan Dan Penanggulangan DBD Dengan PSN
JATIBARANG-Peran aparat dalam pemberantasan demam berdarah dengue (DBD) sangat vital. Karena itu, Pemerintah Kecamatan (pemcam) Jatibarang bersama Dinas Kesehatan Puskesmas Jatisawit, memberikan penyuluhan kepada masyarakat Desa Lobener Lor, Kamis (4/12).
Aktifnya peran pemcam akan secara otomatis menggerakkan pihak yang berada di bawahnya seperti kuwu, kader kesehatan dan masyarakat agar memberantas penyakit yang ditularkan melalui nyamuk ini. Penyuluhan dan penanggulangan DBD yang dilakukan tersebut bertempat di Masjid Jami Baitul Mu’minien desa setempat. Dijelaskan tim kesehatan Puskesmas Jatisawit, musim hujan yang rentan dengan timbulnya penyakit DBD, bagi masyarakat harus secepatnya menyikapi dengan mencegah timbulnya korban melalui pencegahan-pencegahan yang segera dilakukan serta dijadikan kegiatan rutin selama musim hujan berlangsung. Karena dengan mencegah lebih baik dari pada mengobati, tentunya dengan selalu waspada pada kondisi lingkungan dan penyakit yang timbul untuk segera mendapat pertolongan tim medis di puskesmas maupun rumah sakit. Sedangkan fogging yang dinilai warga dapat mencegah penyebaran penyakit, pada kenyataan di lapangan ternyata tidak efektif. Karena dengan fogging tersebut hanya nyamuk-nyamuk dewasa saja yang mati, dan nyamuk kecil yang jumlahnya lebih banyak akan bebas beterbangan dan berkembang biak. Dan langkah efektif yang harus dilakukan yakni dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui tiga M, menguras penampungan air dua kali seminggu, mengubur barang bekas dan menutup tempat penampungan air serta meningkatkan kebersihan lingkungan. Camat Jatibarang Dudung Indra Ariska SH MH dalam kesempatan itu mengajak masyarakat untuk lebih meningkatkan kebersihan lingkungan untuk menghindari timbulnya penyakit yang mengancam jiwa, bukan saja orang dewasa tapi sasarannya termasuk anak-anak. “Dan pada saat penderita dalam perawatan tim medis, jangan buru-buru dibawa pulang tanpa ada ijin serta putusan sembuh dari dokter,” ujar Dudung dihadapan warga Desa Lobener Lor, kemarin. Bahkan dalam penyuluhan penanggulangan DBD tersebut, camat menyampaikan keprihatinannya atas meninggalnya dua warga akibat terserang DBD yang sebelumnya oleh warga dianggap penyakit panas biasa. “Suhu badan panas saat musim hujan harus diwaspadai dan segera periksakan ke puskesmas terdekat, karena bukan tidak mungkin panas yang diderita akibat gigitan nyamuk berbahaya,” himbaunya. Sementara itu, dari penyuluhan yang dilaksanakan itu, untuk penanggulangannya diperoleh kesepakatan bersama untuk saling berbaur dan bahu membahu membersihkan lingkungan. “Kita semua sepakat untuk melakukan operasi bersih rutin selama musim hujan di masing-masing lingkungan RT secara bersama-sama, yakni setiap hari Minggu pagi. Dan masyarakat agar bersama-sama pula untuk dapat berperan aktif tingkatkan gotong royong PSN,” pungkasnya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Simpang Tiga Pilangsari Gelap Dan Tanpa Lamer Rawan Kecelakaan

JATIBARANG—Jalur pantura yang merupakan jalur cepat kendaran, kondisi semakin memprihatinkan dengan minimnya sarana pulik yang seharusnya mendapat perhatian serius pihak terkait. Berdasarkan pantauan Radar, salah satunya yakni simpang tiga Pilangsari Kecamatan Jatibarang, persimpangan yang berada di jalur pantura tersebut kondisinya kian mendapat keluhan semua lapisan masyarakat. Karena dipersimpangan tersebut sudah sejak lama oleh pihak terkait tidak dioperasikannya lampu pengatur lalu lintas, dan yang terlihat setiap saatnya sebagai pengatur kendaraan adalah tukang parkir. Sehingga tidak heran jika kendaraan yang melintasinya saling serobot, dan kerap sekali menimbulkan kerawanan yang mengancam pengguna jalan.Selain itu, sudah lebih dari dua bulan, jika malam tiba situasi persimpangan tampak gelap gulita tanpa ada penerangan jalan umum (PJU). Padahal di sepanjang persimpangan tersebut sebelumnya tampak terang dengan adanya PJU di sepanjang median jalan.Namun, sejak tidak beroperasinya PJU hingga sekarang nampaknya belum ada penanganan dari pihak terkait, yang sudah sepatutnya dapat memberikan kenyamanan dan keselamatan bagi pengguna jalan.Hal tersebut sangat dikeluhkan oleh semua lapisan masyarakat terutama pengguna jalan, karena sangat khawatir, merekapun hanya bisa berharap ada penanganan serius dari pihak terkait. “Saya sering menggunakan jalur tersebut pada malam hari, dan situasinya sangat mencekam yang seakan-akan mengancam pengguna jalan yang melintasinya. Lampu merah sudah lama belum berfungsi dan sekarang ditambah lagi dengan matinya lampu PJU,” keluh Tarma (55) warga Desa Pilangsari Jatibarang.Dikatakan warga lainnya, kondisi seperti itu harus secepatnya mendapat perhatian yang langsung ditangani oleh pihak terkait. “Kondisi seperti itu kan sudah lama, pastinya pihak-pihak yang terkait sudah mengetahuinya. Tapi sampai sekarang tetap dibiarkan, kalau bisa jangan sampai ada korban dulu baru ada penanganan,” harap Didin (28) warga Desa/Kecamatan Jatibarang. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Tabrak Pohon, 2 Pelajar Sekarat


JATIBARANG—Dian Sopyan (14) dan Imam Saripudin kedunya asal Desa Ujungpendok Jaya Kecamatan Widasari terpaksa dilarikan warga karena mengalami kecelakaan lalu lintas di jalan raya Jatibarang – Indramayu di Desa Kebulen Jatibarang, Selasa (2/12). Menurut sumber di lokasi menyebutkan, peristiwa yang terjadi sekitar pukul 14.15 tersebut berawal ketika sebuah sepeda motor Honda Supra X nopol E 2985 PZ melaju kencang dari arah utara menuju Jatibarang. Dikemudikan Dian, sepeda motor tersebut berjalan zig zag dan beberapa saat setelah melewati gang Gadis di desa setempat, mendadak motor yang ditungangi dua remaja belia langsung oleng ke kiri dan menabrak sebuah pohon asem berukuran besar. Oleh warga setempat, kedua korban dalam keadaan kritis langsung dilarikan ke RSIZ Jatibarang dengan menggunakan sebuah angkot. “Saat kejadian saya lagi ngopi di warung, melihat motor itu lewat dengan kecepatan tinggi sambil goyang-goyang. Belum jauh dari tempat saya ngopi, saya melihat motor itu langsung nabrak pohon asem dan saya langsung lari mau nolongin. Terus saya setop angkot dan langsung di bawa ke sini,” kata Surya (60) warga Desa Kebulen saat ditanya Radar, kemarin di lobi RS. Kedua korban yang menurut informasi merupakan siswa SMPN 2 Jatibarang, langsung mendapat penanganan tim medis di ruang UGD. Imam yang saat itu dibonceng mengalami patah tulang paha kiri dan luka lecet dibeberapa bagian tubuh, dan pengemudinya Dian terpaksa dirujuk ke RS Mitra Plumbon Cirebon . Karena menurut pemeriksaan tim medis mengalami luka serius terutama dibagian kepala hingga mengeluarkan darah dari telinga yang juga mengalami penurunan kesadaran dan terus meronta gelisah. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Polisi Bekuk Pencuri Solar


WIDASARI—Tar (39) warga Desa Ujungaris dan Kar (28) warga Desa Ujungjaya yang konon dipercaya sebagai penjaga alat berat proyek jalan baru lingkar Widasari – Lohbener harus berurusan dengan kepolisian. Pasalnya, keduanya tertangkap basah petugas Polsek Widasari melakukan pencurian bahan bakar jenis solar yang diambil dari sebuah alat berat becho yang dijaganya. Berawal dari kecurigaan operator alat-alat berat proyek tersebut yakni pada saat akan mulai melakukan aktifitasnya selalu mendapati jarum pada ampere meter tidak dalam posisi waktu selesai operasional alias menunjukkan kekurangan isi. Oleh pengawas proyek jalan PT Delta Marga, kejadian yang kerap terjadi dilaporkannya ke polsek setempat. Dari laporan tersebut akhirnya petugas melakukan pengintaian, dan pada Senin (1/12) sekitar pukul 01.30 kedua penjaga alat berat yang sedang melaksanakan penjagaan yang lokasinya di jalan baru Desa Ujungaris kedapatan mengambil solar dari sebuah unit becho. Dengan sigap petugas yang memergoki kedua penjaga tersebut langsung melakukan penangkapan, dan keduanya tidak berdaya dan tidak dapat mengelak dari sergapan petugas. Saat digelandang petugas, dari tangan tersangka berhasil diamankan barang bukti dua buah derigen yang berisi penuh solar, selang berukuran dua meter, kunci Inggris dan lampu senter. Dipaparkan Kapolsek Widasari AKP Bendi Ujianto kepada Radar, modus operandi yang dilakukan kedua tersangka yakni dengan cara membuka tutup tangki solar becho yang jumlahnya bautnya sebanyak dua belas buah dengan tidak merusak bagian lainnya. Dihadapan petugas, Tar mengaku melakukan perbuatan tersebut untuk menambah kekurangan biaya pernikahan adiknya, tapi apapun alasannya tersangka tetap saja tindakan yang dilakukannya melanggar hukum. “Awalnya dari laporan yang disampaikan pengawas proyek, karena sering terjadi penyusutan solar dengan tidak ada bagian lain yang dirusak. Selanjutnya kami melakukan pengintaian dan akhirnya dapat membekuk dua tersangka beserta barang buktinya,” jelas Bendi kepada Radar, kemarin di ruangannya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Preman Terjaring Razia Polisi


JATIBARANG—Upaya kepolisian sektortif Jatibarang dalam menciptakan suasana aman dan tertib di masyarakat, dengan terus memberantas penyakit masyarakat (pekat). Adanya laporan dan keluhan warga atas keberadaan para preman yang selalu meresahkan dan mengganggu kamtibmas, jajarannya secara maksimal menindaklanjutinya sekaligus melakukan langkah-langkah konkrit dalam upaya pemberantasan premanisme. Senin (1/12) siang petugas Polsektif setempat menyisir ruas jalan di wilayah hukumnya, yang beberapa diantaranya jalan Siliwangi, Ahmad Yani hingga Mayor Dasuki yang sering digunakan para preman dalam menjalankan aksinya. Hasilnya, sebanyak 6 preman berhasil terjaring razia yang dilakukan petugas tersebut, tiga diantaranya preman sebagai pengamen di kendaraan umum, Ras (27) warga Desa Kebulen, Ajs (23) warga Desa Bangkaloa Ilir dan Mua (31) warga Desa Bulak. Ketiganya berhasil digaruk petugas saat razia di sepanjang jalan Ahmad Yani – Mayor Dasuki Jatibarang. Dan tiga lainnya yakni Ags (27), Fah (43) dan Arf (29) semuanya warga Desa Jatibarang Baru yang kedapatan oleh petugas sedang melakukan aktifitasnya sebagai tukang parkir di sepanjang jalan Siliwangi. “Pemberantasan premanisme yang merupakan bentuk pelayanan dari pengaduan atas keluhan warga yang juga perintah langsung Kapolri, dan apapun bentuknya yang termasuk dalam tindakan premanisme akan diberikan tindakan tegas,” terang Kapolsektif Jatibarang AKP Sumari SH didampingi Kanit Reskrim Ipda Ahmad Nasori dan Kanit Patroli Aiptu Khalil saat dikonfirmasi Radar, kemarin di kantornya. Sementara itu, keenam preman yang terjaring razia tersebut oleh petugas diberikan pengarahan untuk tidak melakukan tindakan yang dapat menimbulkan keresahan bagi masyarakat. “Sementara ini keenam tersangka preman kami berikan pembinaan, dan bagi warga yang mengetahui adanya pelaku tindakan premanisme dan tindakan melanggar hukum lainnya diharapkan segera melaporkannya ke polsek. Kami akan menindaklanjutinya sesuai prosedur dan hukum sebagai pelayanan kepolisian kepada masyarakat,” pungkasnya. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Pelajar Dianiaya Pacar Hingga Kritis



JATIBARANG—Lagi, remaja usia belasan tahun bersensasi dengan cara yang sangat memprihatinkan, korbannya dianiaya hingga tak sadarkan diri dan dalam kondisi kritis ditemukan warga sekitar pukul 15.15, Minggu (30/11). Kejadiannya menimpa Maesaroh (16) warga Desa Segeran Kecamatan Juntinyuat yang tercatat sebagai siswi kelas XI sebuah sekolah swasta di Segeran, yang konon dianiaya pacarnya sendiri yakni Agu (16) warga Kertasemaya yang juga sebagai pelajar kelas XI sebuah sekolah swasta di Jatibarang. Berdasarkan keterangan yang dihimpun Radar di lokasi kejadian, bermula ketika seorang tukang rumput Sudadi (45) warga Blok Como Desa Pilangsari Kecamatan Jatibarang mencari rumput di sebuah kebun warga di samping lapangan sepak bola desa setempat. Baru beberapa saat mencari lokasi rerumputan yang disuka kambing peliharaannya, tiba-tiba Sudadi dikejutkan dengan teriakan orang minta tolong. Kaget, takut bercampur was-was didekatinya asal sumber suara tersebut, betapa terkejutnya Sudadi ketika di sebuah kebun warga di seberang lapangan bola mendapati seorang perempuan yang sedang sekarat disamping sebuah sepeda motor Yamaha Mio Soul nopol E 3641 RZ. Tidak berani sendirian, akhirnya diapun berlari mencari pertolongan warga sekitar. Bersama warga lainnya, korban yang tidak sadarkan diri dengan luka memar bercampur darah langsung ditandu ke rumah warga. Korban yang sudah tidak berdaya tersebut oleh warga diberikan pertolongan pertama seadanya. Sementara itu, warga yang kasihan melihat kondisi korban, bersama-sama menutup semua akses jalan yang dipandang dapat digunakan untuk kabur pelakunya. Selang kurang dari 30 menit, warga yang mengepung menggunakan sepeda motor melihat seorang pemuda di pinggir jalan pantura yang mencurigakan. Oleh warga ditanya dari dan mau kemana, jawabannya membuat penasaran warga dan yang lebih mencurigakan lagi pakaian pemuda tersebut tampak kotor berlumpur. Akhirnya oleh warga dibonceng dengan dikawal warga lainnya untuk dihadapkan pada korban. Setelah sampai dihadapan korban, dari mulut korban langsung mengiyakan bahwa pemuda tersebut yang bersamanya di sebuah kebun dekat lapangan bola Blok Como Desa Pilangsari. Kemarahan warga yang tidak terbendung dan sulit dikendalikan, akhirnya ditumpahkan dengan bogem mentah kearah pemuda tadi. Beruntungnya, petugas Polsektif Jatibarang yang mendapat laporan warga segera melakukan pengamanan terhadap tersangka dari amukan massa yang kian menjadi-jadi. Tersangkapun mendapat pengamanan ketat petugas saat akan dibawa ke Mapolsektif setempat. Sementara itu, Maesaroh yang dilarikan ke RSI Zam Zam menggunakan mobil ambulan milik RS tersebut langsung mendapat pertolongan tim medis di ruang UGD. Dan hasil pemeriksaan tim medis, korban mengalami luka bengkak dan memar diseluruh bagian muka dan kepala. Hingga berita ini ditulis, korban masih dalam perawatan tim medis dan tersangka telah diamankan petugas Polsek setempat. “Tersangkanya masih dalam proses pemeriksaan, dan sementara ini yang dapat kami jelaskan baru barang bukti berupa handpone milik korban yang terdapat di saku celana tersangka,” papar Kapolsektif Jatibarang AKP Sumari SH saat dikonfirmasi Radar, kemarin. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Polisi Ringkus Preman Dan Penjudi


WIDASARI—Upaya kepolisian sektor Widasari dalam menciptakan serta mewujudkan situasi yang kondusif di masyarakat, terus membuahkan hasil sebagai keberhasilan atas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab di wilayah hukumnya. Patroli rutin yang juga dilakukan pada malam hari dengan menyusuri seluruh wilayahnya hingga ke pelosok desa, Kamis (27/11) malam sekitar pukul 23.30 berhasil menggaruk penjudi remi yang sedang asik bermain disebuah pos ronda. Dari keempat penjudi, polisi berhasil menangkap satu penjudi dan tiga lainnya kontan kabur melarikan diri dari sergapan saat mengetahui kedatangan petugas. Sut (67) warga Blok Girang Desa Tegalgirang Widasari diamankan petugas di sebuah pos ronda yang tidak jauh dari tempat tinggalnya, dan petugas berhasil mengamankan barang bukti berupa satu set kartu remi dan uang sejumlah Rp 40 ribu yang terselip di sebuah lembar buku yang digunakan dalam system permainan judinya. Dan ketiga penjudi yang berhasil lolos dari sergapan, oleh petugas identitasnya sudah dikantongi. Sementara itu, pada hari sebelumnya jajaran Polsek Widasari juga berhasil menggiring dua orang yang diduga sebagai preman dengan pangkalannya di simpang tiga Widasari. Sug (45) dan Ars (25), kedua pria bertato ini setelah menjalani proses pemeriksaan, oleh petugas diberikan pembinaan dan memberikan pernytaan untuk tidak melakukan perbuatan yang meresahkan masyarakat seperti halnya memalak maupun tindakan melanggar hukum lainnya. Menurut Kapolsek Widasari AKP Bendi Ujianto, harapan warga dengan keberadaan preman yang meresahkan dapat menimbulkan gangguan keamanan dan ketertiban di masyarakat. Dan tidak menutup kemungkinan yang bersangkutan membawa senjata tajam (sajam) yang dapat membahayakan orang lain. “Kami terus menyisir tempat-tempat yang disinyalir sebagai tempat preman serta pelaku tindak kejahatan lainnya, melalui sweeping dan patroli yang rutin dilaksanakan tidak lain untuk mengantisipasi timbulnya tindak kejahatan yang dapat mengganggu kamtibmas. Dan bagi masyarakat untuk tidak mencoba-coba melakukan tindakan melanggar hukum, karena bagi pelakunya kami akan memberikan tindakan tegas dan bagi yang mengetahui adanya tindakan melanggar hukum harap segera melaporkan untuk dilakukan tindak lanjut oleh polisi,” tegas Bendi kepada Radar, Jum’at (28/11). (tar)

sumber : Radar Indramayu

Warga Panik Semburan Gas Liar


KERTASEMAYA—Warga Blok Tengah Desa Larangan Jambe Kecamatan Kertasemaya, Kamis (27) dibuat panik dengan munculnya letupan dan kepulan asap yang menyerupai semburan gas liar. Berdasarkan penelusuran Radar, lokasi yang menghebohkan dan mengejutkan bagi warga sekitar berada di sebuah pekarangan rumah warga setempat Rukaya (70) di Blok Tengah RT 5/2 Desa Larangan Jambe. Kabar menghebohkan tersebut bermula ketika beberapa anak-anak bermain di sekitar lokasi, sekitar pukul 16.00 kemarin sebuah kubangan kecil berukuran sekira 50 centimeter persegi yang berisi air hujan tampak seperti air mendidih. Namun, beberapa saat kemudian muncul asap yang semakin lama semakin banyak mengepul dan di sebelahnya yang berjarak 2 meter dari lokasi munculnya asap, permukaan tanahnya dalam kondisi panas. Kecurigaan warga dengan rasa takut dan was-was terjadi kemunculan semburan gas liar di desanya kian menjadi, dan atas inisiatif seorang warga kejadian tersebut dilaporkannya ke pemerintah desa setempat. Bersama polisi, warga dengan rasa penasarannya menggali lokasi kubangan air yang terus mendidih dan berasap. Setelah beberapa saat muncul kecurigaan, bahwa yang sebelumnya diduga semburan gas liar tersebut tepat berjarak dua meter yakni tanah yang dalam kondisi panas langsung digali. Ternyata, dari hasil galian tersebut membuahkan hasil dengan putusnya sebuah kabel yang tertanam di dalam tanah, dan setelah putusnya kabel tersebut kubangan air tidak lagi mendidih dan berhenti mengeluarkan kepulan asap. “Mulainya ba’da duhur kemarin, airnya seperti mendidih dan mengeluarkan asap. Yang pertama tahu anak-anak kecil yang lagi pada bermain, saya langsung takut dan pergi meninggalkan rumah. Sampai-sampai karena takut terjadi apa-apa saya tidur di rumah anak saya,” tutur janda tua penghuni rumah sederhana Rukaya (70) yang tinggal berdua dengan cucunya saat ditanya Radar, Jum’at (28/11) di lokasi. Sementara itu, Kapolsek Kertasemaya AKP Mashudi SH saat dikonfirmasi Radar membenarkan tentang peristiwa yang sebenarnya terjadi, yakni tidak ada kemunculan semburan gas liar. “Awalnya warga menduga kejadian tersebut adalah munculnya semburan gas liar, tapi setelah dilakukan olah TKP ternyata ditimbulkan oleh kabel yang digunakan warga sebagai kabel masa (arde/ground penguat tegangan listrik) yang ditanam di dalam tanah,” jelas Mashudi kepada Radar, kemarin. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Gara-Gara Ditilang Polisi Truk Hantam Truk 4 Tewas Mengenaskan



*) 20 ekor sapi, 3 mati 2 kabur
JATIBARANG—Peristiwa kecelakaan lalu lintas luar biasa kembali terjadi di jalur pantura Jatibarang, Kamis (27/11) sekitar pukul 05.30 tepatnya di Blok Kempluk Desa Pilangsari. Berdasarkan keterangan di lokasi kejadian, peristiwa yang merenggut 4 nyawa manusia tersebut bermula ketika sebuah truk Mitsubishi Fuso nopol AD 1370 MA bermuatan 20 ekor sapi sedang berhenti di badan jalan sebelah kiri, mendadak dihantam keras dari arah belakang oleh truk Mitsubishi colt disel nopol W 9039 UA bermuatan buah mangga yang diduga melaju dalam kecepatan tinggi. Akibatnya, truk fuso terdorong dengan kuat sekitar 20 meter hingga terperosok ke selokan di sisi bahu jalan. Hantaman keras tersebut menimbulkan korban jiwa Kastaman (35) warga Desa Kedungklinter Cangguh Mojokerto Jawa Timur tewas tergencet dasbor yang merupakan sopir colt disel dan saat kejadian yang mengemudikan adalah keneknya. Namun, keneknya yang menurut informasi bernama Sudiyo (33) warga Mojokerto Jawa Timur selamat dari maut memilih mengamankan diri dan tidak ada di lokasi kejadian. Sedangkan, 3 korban yang tewas mengenaskan lainnya yakni sopir truk pengangkut sapi Maryono (33) warga Joyotakan RT 04/02 Serengan Surakarta merupakan korban yang terakhir dievakuasi, karena untuk mengangkatnya warga dan petugas menemui kesulitan dengan separuh badan korban yang terlindas ban belakang sebelah kanan. Keneknya, Suranto (36) warga Desa Klepu RT 02/02 Donorejo Jawa Timur tewas di kolong mobil, dan pengawalnya Loso Susanto (37) warga Desa Pranan RT 02/03 Polokarto Sukoharjo tewas terlindas ban belakang sebelah kiri. Sementara itu, satu pengawal truk pengangkut sapi lainnya yakni Walidi (22) warga Ngumbaan RT 01/04 Beton Kulon Sukarejo Jawa Timur yang juga adik korban Loso Susanto selamat dari peristiwa naas tersebut. Karena, menurut Walidi, pada saat kejadian tersebut dirinya berada di dalam mobil. Dan ketiga korban yang tewas sangat mengenaskan tersebut sedang berada di luar mobil. Dikatakannya, ketiga korban yang turun tersebut karena salah satunya harus menghadap petugas patroli yang melakukan penilangan, dan dua lainnya memeriksa ban dan ikatan sapi serta memeriksa pintu belakang mobil. Seketika, saat dirinya seorang diri di dalam mobil sontak kaget ketika mobil yang ditumpanginya mendapat hantaman keras dari arah belakang. Dan peristiwa tersebut terjadi beberapa saat setelah petugas patroli melakukan penilangan. “Mobil yang saya naiki diberhentikan petugas patroli, alasannya karena lampu belakang mati sebelah. Dan pada saat sopir, kenek dan kakak saya masih berada di luar mobil yang saya naiki dihantam sangat keras dari arah belakang. Saya ga menyangka kalau hal ini terjadi dan menimpa orang-orang yang semobil dengan saya,” tuturnya kepada Radar, kemarin di lokasi kejadian. Selain itu, beberapa sumber di TKP menyebutkan bahwa kejadian tersebut diduga berawal dari penilangan yang dilakukan petugas patroli pantura saat pagi buta, sehingga memaksakan truk pengangkut sapi berhenti dan dihantam kendaraan lainnya dari arah belakang yang melaju kencang. “Waktu terjadinya kecelakaan, saya sedang berada di dalam rumah dan mendengar suara benturan yang sangat keras. Setelah dilihat ternyata posisi dua kendaraan sudah seperti ini, dan korbannya tergeletak terpisah antara satu dengan lainnya,” kata warga setempat Suhari (27) saat ditanya Radar, kemarin di TKP. Sedangkan 20 ekor sapi yang diangkut dari Solo Jawa Tengah yang rencananya akan dikirim ke Mampang Jakarta Selatan menjadi terhambat, dan akibat peristiwa tersebut 2 ekor sapi kabur yang diduga stress dan 3 mati terinjak-injak sapi lainnya. Dan arus lalu lintas jalur Cirebon – Jakarta ditutup hingga proses evakuasi korban dan kendaraan selesai, dan jalur sebaliknya mengalami kemacetan karena terbagi untuk dua arus. Hingga berita ini ditulis, insiden kecelakaan maut yang merenggut 4 nyawa manusia di jalur panrtura Pilangsari Jatibarang kasusnya ditangani Unit Laka Lantas Polres Indramayu. (tar)

sumber : Radar Cirebon - Radar Indramayu

1 Tewas Tertimpa Pohon Tumbang



JATIBARANG—Hujan lebat yang mengguyur Jatibarang dan sekitarnya, Rabu (26/11) siang menelan korban jiwa seorang pengguna jalan di jalur Pantura Pilangsari Jatibarang. Naas bagi Abdul Rohim (20) warga Gang Pendowo Desa Jatibarang Baru yang dibonceng Ikin Sodikin (36) dengan mengendarai sepeda motor Suzuki Smash nopol E 3436 RS, dalam perjalanan pulang sehabis mengantar barang ke Bandung tertimpa sebuah pohon kersem berukuran besar. Berdasarkan keterangan yang dihimpun Radar, kronologis kejadiannya bermula ketika hujan lebat yang disertai angin kencang kemarin, sepeda motor yang dikemudikan Ikin Sodikin melaju dari arah Widasari kearah simpang tiga Pilangsari. Saat itu sekitar pukul 12.15, keduanya memilih melangsungkan perjalanan walaupun sedang hujan karena kediamannya tidak lebih dari satu kilometer. Memiliki keinginan untuk cepat sampai di rumah, tiba-tiba dalam jarak sekitar 100 meter dari simpang tiga Pilangsari keduanya sama sekali tidak menyangka sebuah pohan kersem yang berdiri tiga meter disisi badan jalan mendadak tumbang dan langsung menimpa keduanya serta sepeda motor yang digunakan. Tak ayal, dalam cuaca hujan deras dan angin kencang tersebut kedua warga Jatibarang Baru dan sepeda motor tidak tampak oleh pengguna jalan lainnya karena tertutup rimbunan dedaunan pohon yang menimpanya. Beruntung, Sunadi (31) seorang tukang becak warga Gang H Dariyah Desa Jatibarang Baru yang melihat kendaraan mulai macet di jalur Jakarta – Cirebon terhalang batang pohon yang tumbang, lalu berniat akan memindahkan batang pohon berukuran besar tersebut. Namun, sesampainya di batang pohon itu, Sunadi dikejutkan dengan dilihatnya dua orang dan sepeda motor di balik rerimbunan daun yang menutupinya. Sontak saja Sunadi mencari bantuan warga lainnya untuk segera mengeluarkan korban dari himpitan batang pohon. “Waktu saya lihat mobil macet, ga taunya ada pohon yang menghalangi jalan. Pas saya mau minggirin pohon, saya kaget dibawahnya ada orang dan motor. Setelah dapat dikeluarkan, saya langsung bawa pake becak saya ke zam zam,” terangnya kepada Radar, kemarin di lobi RSI Zam Zam Jatibarang. Usaha maksimal seorang tukang becak untuk dapat menyelamatkan nyawa Abdul Rohim ternyata sia-sia. Korban saat tiba di ruang UGD RS langsung mendapat tindakan tim medis, tapi nyawanya tetap tidak tertolong. Keterangan tim medis, Abdul Rohim tewas karena menderita hematum dan luka robek pada bagian mata kiri, pendarahan hebat pada hidung, oedema dan luka di bagian leher. Dan Ikin mengalami hematum (bengkak) pada paha kanan. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Senin, 08 Desember 2008

Pengendara Keluhkan Terowongan KA Widasari


*) Selalu Rendam Kendaraan Saat Hujan

WIDASARI—Pengguna jalan mengeluhkan genangan air yang kerap merendap badan jalan di terowongan KA jalur pantura Widasari, tidak dipungkiri pula saat hujan turun kendaraan langsung mogok saat melintai jalan tersebut.

Terbukti saat hujan yang turun Minggu (23/11) malam hingga Senin (24/11) dini hari, genangan air di tempat tersebut bisa mencapai ketinggian 50 centimeter. Entah tersumbatnya saluran atau memang kondisi tempat tersebut yang cekung, sehingga pengguna jalannya sangat mengeluhkan kondisi tersebut.

Selain mogok yang dapat menimpa kendaraan pengguna jalan, juga menimbulkan ketidak nyamanan pengguna jalan yang menggunakan sepeda motor. Pasalnya, ketika melintasi jalur tersebut oleh kendaraan yang dikendarai sendiri maupun pengguna jalan lainnya dapat mengotori pakaian dan tubuh pengendara. Apalagi pada saat akan berangkat sekolah atau bekerja, pakaian dan tubuh bisa kotor dan dapat mengganggu aktifitas. “Jalur itu harus mendapat perhatian pihak terkait, dan harus segera mendapat perbaikan agar pada saat hujan tidak terjadi lagi genangan air yang sangat mengganggu aktifitas pengguna jalan,” ucap seorang karyawan perusahaan swasta di Jatibarang Tolib (43) kepada Radar, kemarin.

Hal serupa dikatakan warga lainnya, Supriyatna (30) warga Desa Ujungaris yang kesibukannya banyak menggunakan jalur tersebut sangat menyayangkan jika jalur tersebut luput dari perhatian pihak terkait. “Pengendara juga kan bayar pajak, jadi sudah seharusnya dalam menggunakan jalan juga mendapat kenyamanan bukan malah sebaliknya,” dituturkannya sambil nyelonong pergi. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Massa Luruk Kantor Camat


JATIBARANG—Seratusan warga Desa Bulak mendatangi kantor Camat Jatibarang dengan membentangkan poster yang bertuliskan beragam tuntutan atas pemotongan BLT beberapa waktu lalu, Sabtu (22/11).

Berdasarkan pantauan Radar, aksi massa yang terjadi tersebut dikarenakan warga setempat merasa dirugikan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab masalah BLT, dan tidak suka dengan dipimpinannya warga oleh pemimpin yang dalam hal ini kuwu yang korupsi dana BLT.

Dalam orasinya, pendemo menuntut pihak yang melakukan pemotongan dana BLT agar diadili dan diproses sesuai dengan hokum yang berlaku. Bahkan warga yang datang tidak hanya warga berusia remaja dan dewasa, tapi banyak terdapat pendemo yang masih berusia anak-anak. Sehingga, yang sangat dikhawatirkan akan bermunculan bibit-bibit pendemo yang dalam melakukan aksinya tidak didasari dengan norma dan sangat riskan terhadap anak-anak yang seharusnya mendapat bimbingan dan pembelajaran hal-hal yang baik.

Setelah berorasi, akhirnya sebanyak 8 warga sebagai perwakilan pendemo diperbolehkan memasuki kantor camat dan diterima oleh muspika yang terdiri dari Camat Dudung Indra Ariska SH MH, Kapolsektif AKP Sumari SH, Danramil Kapten (Inf) Wahnun.

Dalam kesempatan itu, wakil pendemo menyampaikan aspirasi mayarakat tentang adanya dugaan penyalahgunaan dana BLT yang dilakukan pihak pemdes Bulak pada pencairan tiga bulan lalu. Juga adanya pemotongan yang dilakukan di tengah jalan maupun dirumah warga, dengan alasan untuk dikumpulkan dan dibagikan kepada warga yang berhak namun tidak mendapatkannya.

Camat Jatibarang Dudung Indra Ariska SH MH dihadapan para wakil pendemo menyampaikan keprihatinan yang terjadi, dan kalaupun hal tersebut memang benar terjadi maka hal tersebut jelas melanggar ketentuan. “Sejak awal adanya BLT saya sudah sering sampaikan bahwa adanya pemotongan adalah menyalahi aturan dan ketentuan, walaupun sebelum pemotongan sudah dilakukan musyawarah terlebih dulu,” jelasnya.

Lebih lanjut dikatakannya, pemerintah kecamatan tidak membenarkan adanya pemberian BLT dari hasil pemotongan, dan apapun bentuk dan alasannya pemotongan tetap salah karena tidak sesuai dengan ketentuan. “Untuk menyampaikan aspirasi oleh mayarakat tidak ada larangan, tapi dalam menyampaikannya harus melalui prosedur sehingga tidak mengganggu warga lain,” paparnya.

Sementara itu, Kaplsektif AKP Sumari dan Danramil Kapten (Inf) Wahnun mengatakan, menyampaikan aspirasi tidak ada larangan dengan ketentuan menyampaikannya harus sesuai prosedur agar tidak mengganggu kamtibmas, dan coordinator aksinya harus ada sebagai penanggung jawab jika terjadi sesuatu hal yang menimpa pendemo. “Kalau tidak ada penanggung jawab aksinya, apabila dalam perjalanan ada seseorang yang mengalami musibah akibat kendaraan yang lewat siapa yang akan bertanggung jawab,” tanya Sumari.

Ditegaskannya, pihak kepolisian siap menerima laporan adanya pelanggaran hukum, dan untuk kebenarannya harus melihat fakta-fakta hukum yang selanjutnya dilakukan penyidikan untuk proses hukum. “Kami dari pihak kepolisian tidak menghalang-halangi warga untuk melaporkan setiap adanya tindak pelanggaran hukum, dan tetap mengutamakan asas praduga tak bersalah” tegasnya.

Sedangkan camat meminta kepada warga untuk dapat memperlihatkan data dan bukti agar masalah yang ditimbul dari pembagian BLT tiga bulan lalu itu dapat segera diproses untuk memenuhi tuntutan warga. “Kami akan memanggil terlebih dahulu orang-orang yang bersangkutan untuk diklarifikasi sesuai tuntutan dan keterangan yang warga sampaikan,” tandas Dudung.

Setelah mendapat penjelasan dari camat, massa langsung membubarkan diri dengan tertib dan aman. (tar)

sumber : Radar Indramayu

Pembunuhan Sadis

Tewas Dibacok Mantan Suami

*) Dua Kali Kawin Cerai, Ditolak Minta Rujuk Kembali

SUKAGUMIWANG—Aksi yang dilakukan Romeo dalam kisah film Romeo dan Juliet memang menyita perhatian penontonnya, sedangkan yang dilakukan pelaku terhadap mantan istrinya kemarin apakah meniru adegan film tersebut?

Mukidi (32) warga blok Boros desa Gunungsari kecamatan Sukagumiwang tega menghabisi nyawa wanita yang pernah dinikahinya sebanyak dua kali. Anisah (30), yang masih satu desa tewas mengenaskan dengan luka bacok di bagian kepala, leher, punggung dan kaki.

Keterangan yang dihimpun Radar di Tempat Kejadian Perkara (TKP), kejadiannya Sabtu (30/8) sekitar pukul 19.30, berawal saat Anisah sedang duduk di depan warung milik orang tuanya Kasan (50) yang terletak di desa setempat Rt.01/04. Seketika datang Mukidi secara tiba-tiba dan langsung mengayunkan golok yang sengaja dibawanya dari rumah berulang kali ke tubuh Anisah. Korbanpun langsung terkapar tak berdaya menerima hujaman senjata tajam pelaku hingga dilarikan ke RSUD Arjawinangun Cirebon. “Saat kejadian saya lagi ngobrol sama tamu di dalam, tiba-tiba ada suara teriakan orang minta tolong. Setelah saya lihat keluar ternyata anak saya tergeletak dengan banyak darah, dan Mukidi sedang berusaha menusukkan golok ke arah perutnya”, jelas Kasan kepada Radar, kemarin sambil menunjukkan tempat jatuhnya Anisah.

Setelah dilakukan pertolongan medis di RSUD Arjawinangun, ternyata nyawa korban tidak dapat tertolong karena beberapa luka bacok sangat parah dalam jumlah banyak. Dan Mukidi yang berusaha bunuh diri setelah menghabisi nyawa korbannya dapat dihentikan warga, sehingga Mukidi yang nyawanya urung melayang sia-sia juga harus mendapat pertolongan tim medis. Tapi, berbeda dengan korbannya, Mukidi menjalani perawatan tim medis RS Bhayangkara Indramayu dengan tambahan borgol yang mengikat kedua tangannya.

Sumber di TKP mengatakan, Mukidi dan Anisah pernah melakukan pernikahan sebanyak dua kali dan pernikahan yang kedua dilakukan 2006 silam. Dari perkawinan pertamanya sekitar 12 tahun yang lalu, pasangan tersebut telah dikaruniai seorang anak yang kini duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Mukidi yang dikenal warga sekitar sebagai peminum minuman keras dan kerap melakukan perjudian, pada perceraiannya yang kedua berusaha untuk meminta rujuk kembali dengan mantan istrinya.

Namun karena ketidak senangan mantan istri dan keluarganya dengan sikap serta perilaku mabok dan judi pelaku, usahanya untuk dapat rujuk kembali tetap tidak menunjukkan hasil yang diharapkan. Sehingga pelaku nekad untuk melakukan aksi pembunuhan dan mencoba bunuh diri. Hal tersebut dilihat dari tulisan tangan pada selembar kertas yang bercambur noda darah, yang isinya menyebutkan “Mukidi – Anisah pegat paksa sampe dua kali, daripada pisah karo Anisah bagen mati suka mati loroane” yang artinya Mukidi – Anisah cerai paksa sampai dua kali, dari pada pisah dengan Anisah lebih baik mati harus mati dua-duanya.

Pada saat melakukan aksinya, pelaku menggunakan sebilah golok yang sengaja di bawanya dari rumah dan kedapatan membawa dua buku surat nikah atas nama Mukidi dan Anisah.

Setelah menjalani perawatan di RS Bhayangkara, pelaku digiring ke Mapolsek Kertasemaya guna dilakukan pemeriksaan dan korban tewas sekitar pukul 09.00 Minggu (31/8) pagi dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat. (tar)

Sumber : Radar Indramayu